Disclaimer : Masashi Kishimoto

Masih abal, banyak kekurangan, tolong kritik dan sarannya. thanks udah read, salam kenal ghwen :)

Naruto duduk dengan lesu di depan kontrakannya, menatap jalan yang sepi dengan perasaan hampa dan Hinata masih dengan setia duduk menemaninya. Dia terlihat murung karena gagal mengikuti audisi sebagai actor dalam sebuah drama.

"Hey, tidak apa. Masih banyak kesempatan lain" kata Hinata meraih tangan naruto Naruto.

Naruto menoleh lemah pada Hinata yang ada di sampingnya, Hinata hanya tersenyum lembut.

"Hey Hinata, sudahlah. Kau tidak bosan selalu bersama orang seperti dia? kau tidak malu eh, bersama orang yang berkata suatu saat dia akan menjadi bintang terkenal? tapi sampai sekarang tidak ada bukti nyata. Dia hanya anak yatim piyatu dan seorang pembual Hinata" cibir Deidara senior Hinata, yang berdiri angkuh dengan melipat ke dua tangannya di depan dada sambil melirik sinis pada Naruto.

Naruto menghempaskan tangan Hinata dengan kesal dan berbalik hendak pergi masuk ke dalam kontrakan karena geram melihat tingkah meremehkan dari Deidara.

Hinata yang terkejut dengan perkataan seniornya itu, dan merasa tidak terima karena Naruto di remehkan membuat Hinata terbakar emosi . Dia berdiri dengan kasar tepat di depan Deidara menatap Deidara penuh keyakinan.

"T-tidak! N-Naruto tidak seperti itu! A-aku yakin, suatu saat dia akan jadi bintang terkenal! D-dan sampai saat itu tiba, aku akan selalu bersamanya. M-melindungi cita – citanya karena…"

"K-karena aku…"

"M-mencintainya" Kata Hinata tegas dan penuh percaya diri.

Hati Hinata terasa menghangat, kata – kata yang selama ini hanya bisa dia pendam akhirnya dapat dia keluarkan juga. Naruto yang belum pergi jauh dari Hinata hanya melirik Hinata dari ekor matanya, tertegun dan tidak percaya atas pendengarannya. Walau begitu terlihat kesungguhan di setiap kata yang Hinata ucapkan, membuat Naruto sadar bahwa Hinatalah yang dia butuhkan. Walau dunia membencinya, asalkan ada Hinata sudah cukup baginya. Walau masih membatu tanpa berganti posisi, senyum Naruto yang semula menghilang pun mengembang.

Deidara hanya mendecih kesal dan berlalu pergi, tidak suka dengan perkataan Hinata yang menurutnya tidak akan terjadi. "cih, melindungi cita – citanya ? memuakkan" cibir Deidara berjalan angkuh meninggalkan dua orang yang terlihat menyebalkan yang masih berdiri di depan kontrakan kecil itu.

Hinata bernafas lega melihat Deidara pergi.

'Greep' Tiba – tiba Hinata merasakan seseorang telah mengenggam tangannya dengan erat. Hinata yang terkejut pun menoleh ke belakang, ke arah kontrakan Naruto.

Terlihat Naruto tersenyum tulus padanya "Terimakasih, kau membuatku tetap bertahan dan percaya pada cita – citaku yang hampir ku tinggalkan" Ucap Naruto.

"Sampai saat itu tercapai, tetaplah di sisiku Hinata. Aku janji tidak akan melepaskan tanganmu!" Janji Naruto membuat Hinata bersemu merah

"I-iya, A-ayo berusaha bersama Naruto" Desis Hinata

3 tahun kemudian,

Hinata telah menjadi heiress Hyuga yang cantik dan anggun, sementara Naruto telah mencapi cita – citanya. Naruto berhasil menjadi bintang terkenal dan tampan, banyak gadis – gadis mengidolakannya. Walau begitu, Naruto tetap pada pendiriannya. Menggenggam tangan gadis mungil yang selalu bisa membuatnya tenang dan merasa berharga, Hyuga Hinata.

Sekarang tanggal 27 Desember, hari special untuk Hinata kekasih rahasianya.

Naruto ada di sebuah toko perhiasan untuk membeli cincin pernikahan.

"Hari ini aku akan melamarnya dan mengenalkannya pada dunia, aku tidak ingin terus menyembunyikan keberadaannya lagi. Semoga keseriusanku ini akan menjadi kado terindah untuknya. Hinata, aku mencintaimu" Pikir Naruto bahagia.

"Hemm, yang itu bagus. Tolong di ukir inisial NH ya.." Kata Naruto menunjuk sepasang cincin.

"Pilihan yang bagus, tunggu sebentar ya.." Kata penjaga toko ramah.

Sambil menunggu pesanan, Naruto pun menelfon kekasih tercintanya.

"Hay Hinata, kau di mana?" Tanya Naruto menyeringai.

'A-aku di butik Hyuga, K-kenapa Naruto?' Tanya Hinata.

"Jadi, seperti itu sambutan untuk kekasihmu keh?" Goda Naruto.

'B-bukan B-begitu' Rajuk Hinata merasa bersalah.

"Kau sudah bosan padaku heh?" Sahut Naruto.

'N-naruto.. kenapa bicara seperti itu?' Jawab Hinata kecewa, membuat Naruto semakin puas.

"Akh… aku lelah Hinata" Kata Naruto di buat – buat sedingin mungkin.

'N-naruto…' Desis Hinata.

"Ini pesanan anda" Kata penjaga toko menyerahkan pesanan Naruto, Naruto hanya mengangguk dan memeriksa pesanan sambil menyeringai mendengarkan suara Hinata yang terdengar gelisah dan gugup di telefon.

'N-naruto, sebenarnya A-ada apa denganmu? K-kenapa kau bicara seperti I-itu?' Cicit Hinata.

Sedikit rasa bersalah tersemat di hati Naruto karena membuat Hinata khawatir.

'Tetapi ini bagian dari rencananya kan? Setelah Ini aku akan menghampiri Hinata dengan taburan bunga dan memasangkan cincin di jari manis gadis itu. Jadi, bertindak jahat sedikit tidak apa kan? Toh, ini hanya pura – pura' Pikir Naruto memantabkan Hatinya.

"Hemm maaf Hinata, sebaiknya kita pu-"

'Kyaa… itu Uzumaki Naruto kan? Artis terkenal itu kan?' Terdengar teriakan fans girls yang menyadari keberadaan Naruto, membuat Naruto menggantung kata – katanya dan melihat ke arah teriakan mengerikan itu berasal. Naruto membulatkan matanya melihat para fansnya yang entah sejak kapan sudah menggerombol, memandangnya dengan takjub.

'Kyaa… dia tampan sekali'

'Kya… itu dia, di toko cincin'

Para fan's pun berlarian kearah Naruto, Naruto yang menyadarinya hanya mendelik kesal dan berlari pergi dari tempatnya untuk menghindar.

'Kya… Naruto... Uzumaki Naruto ' Teriakan itu semakin menggema.

'N-Naruto? K-kau baik – baik saja' Tanya Hinata di seberang telp. dengan khawatir.

"Hinata, kita bicara lain kali" Sahut Naruto meringis ketakutan sambil mematikan telp.

'Naruto apa dia baik – baik saja? Bagaimana ke adaanya? Tadi berisik sekali, toko cincin?' Pikir Hinata tidak mengerti, mencerna setiap kata yang tadi di dengar dari tlp dengan samar – samar.

'Di mana dia? Tuhan jagalah Naruto, di manapun dia berada' Batin Hinata khawatir.

Naruto terus berlari dari kejaran para fans girls yang terlihat siap menerkamnya, dia merasa menyesal hari ini pergi sendirian tanpa pengawalan. Satu – satunya tujuannya sekarang hanya mobil putihnya yang dia parkir agak jauh di seberang tempatnya sekarang.

"Bodoh, kenapa aku memarkir mobil begitu jauh" Umpat Naruto kesal.

Naruto terus berlari dari fans – fansnya dan hendak menyabrang, sampai sebuah mobil berwarna pink melintas tiba – tiba dan tidak sengaja menabraknya.

"Kyaa…" Teriak seorang gadis turun dari mobil. Naruto hanya terkulai lemah di aspal setelah mencium kasar mobil pink sang gadis.

"Hai, kau tidak apa?" Tanya gadis bersurai merah muda itu, mengguncang pelan tubuh Naruto yang terpejam tidak sadarkan diri.

Karena panic gadis itu membawa masuk Naruto ke mobilnya, membawa sang actor menuju rumah sakit sebelum para fans atau pengguna jalan yang lain melihatnya dan menuduhnya membunuh Naruto.

Gadis bersurai merah muda itu terlihat mondar - mandir dengan raut wajah cemas di depan pintu UGD.

Setelah lama menunggu, seorang dokter keluar dari ruang UGD. Ruang di mana Naruto berada masih tak sadarkan diri.

"Dokter, bagaimana keadaan Naruto Uzumaki?" Tanya gadis itu khawatir.

"Actor itu cukup kuat, tenanglah. Kita lihat hasil pemeriksaan selanjutnya" Kata Dokter itu berlalu pergi. Gadis bersurai merah muda itu hanya menatap kepergian sang dokter dengan penuh harap.

Hampir 24 jam Naruto tak sadarkan diri, membuat gadis bersurai merah muda itu semakin khawatir dan tidak tenang. Gadis bersurai merah muda itu hanya bisa duduk di samping Naruto atas ijin dokter, berdoa dan terus berharap Naruto segera sadar.

'N-Naruto, S-sadarlah.. A-aku M-menunggumu' Terdengar suara halus yang tidak asing di kepala Naruto. Membuat pemuda itu membuka matanya perlahan.

"Ngg… dimana aku?" Desis Naruto meremas lemah rambut kepalanya.

"Kau? Kau sudah sadar?" Tanya gadis bersurai merah muda itu bersemangat dan berlari mencari dokter.

"Jadi, kau tidak ingat apapun Naruto?" Tanya dokter yang duduk di dekat Naruto, melihat catatan pemeriksaan Naruto. Naruto hanya menggeleng lemah.

"Dokter bagaimana ini? Apa yang terjadi?" Tanya gadis bersurai merah muda cemas berdiri di sisi lain dokter itu.

"Menurut catatan, Naruto terkena amnesia. Tetapi tidak ada luka yang cukup serius dan membahayakan nyawanya" Terang dokter sambil membolak - balik catatan yang ada di tangannya.

"Jadi, apa dia tidak akan ingat apapun selamanya?" Tanya gadis bersurai merah muda itu menatap Naruto penuh penyesalan, Naruto hanya terdiam ragu.

"Tidak selamanya, ini hanya amnesia sementara. Mungkin dengan mengingatkannya pada masa lalu atau hal – hal kecil yang istimewa akan mempercepat penyembuhannya" Terang dokter sambil mencatatkan beberapa resep dan terapi yang akan di ikuti Naruto untuk penyembuhan.

Selama 3 hari, gadis bersurai merah muda yang di ketahui bernama Haruno Sakura itu selalu telaten menjaga Naruto. Setelah 3 hari di rumah sakit Naruto di ijinkan keluar.

"Hay Sakura, kenapa banyak orang mengenaliku ?" Tanya Naruto polos memandang gadis cantik yang sedang memapahnya dengan hati - hati menuju mobil Sakura, karena hari ini Naruto telah di ijinkan keluar dari rumah sakit.

"Haha… kau ini actor, bisa di bilang kau ini bintang terkenal Naruto. Kau juga memiliki banyak fans tahu" Jelas Sakura bersemangat.

"Dan aku termasuk fans forever mu" Batin Sakura Bangga.

"Umm, dan kenapa tidak ada yang menjengukku selain kau?" Tanya Naruto membuat Sakura tertegun.

"Kau… dari SMA kau ini yatim piyatu dan tidak memiliki banyak teman" Terang Sakura menerawang jauh.

"Kenapa? Apa karena aku menyebalkan?" Tanya Naruto penasaran.

"Bukan, kau sangat ramah dan baik. Sangat baik menurutku, tapi semua meragukanmu. Kau yang tidak memiliki apa – apa, ingin menjadi bintang terkenal" Cerita Sakura.

"Aku mengerti" Sahut Naruto tersenyu miris.

"Tapi aku berhasil kan Sakura?" lanjut Naruto menggenggam tangan Sakura yang di sampingnya. Berusaha menghapus kesedihan di mata gadis itu dengan menunjukan bahwa Naruto baik – baik saja.

"Sepertinya kau banyak tahu tentangku, kau pasti gadis yang spesial bagiku. Apa kau kekasihku?" Tanya Naruto sambil tersenyum hangat, membuat Sakura menghentikan langkahnya dan tersenyum penuh harap. Entah kenapa keegoisan menyelusup dalam hatinya.

"Y-ya, M-mungkin" Desis Sakura tergagap, Naruto hanya tertawa lebar melihat tingkah Sakura.

"Tidak salah lagi, kau pasti gadis yang aku sukai. Mulai sekarang kita pacaran, kau mau kan Sakura?" Tanya Naruto penuh semangat.

Sakura terbelalak kaget mendengarnya, tentu saja. Itu bagai impian terbesarnya, bersama orang sekaya dan terkenal bahkan tampan dan juga idola baginya. Manamungkin dia menolak?

"Di sini rumah sakit ini, akan menjadi saksi bisu akan hubungan kita" Jawab Sakura mantap, tersenyum ke arah Naruto penuh keyakinan.

...

Sudah berhari - hari Hinata mencari kesana – kesini keberadaan Naruto yang seakan lenyap di telan bumi. Telpnya yang tidak dapat di hubungi, apartemennya yang selalu kosong. Bahkan managernya yang kebingungan atas menghilangnya Naruto membuat Hinata tidak tenang. Dia tidak bisa tidur bahkan makan kalau Naruto belum di temukan.

Seperti biasa, Hinata pergi ke apartemen Naruto untuk memastikan dia sudah kembali atau belum.

Secercah kebahagiaan merasuki hati Hinata saat mengetahui pintu apartemen tidak di kunci, dengan perasaan bahagia Hinata masuk tanpa permisi.

"Naruto… " Panggil Hinata dengan suara bergetar, menahan perasaan bahagia yang tak dapat dia sembunyikan.

Sampai pemandangan pahit tergambar jelas di depan matanya, terlihat Naruto yang merangkul seorang gadis cantik bersurai merah muda yang kini menatapnya penuh tanya. Hinata hanya dapat berdiri kaku di ambang pintu, berpegang erat pada knop menahan perasaannya yang tak menentu.

"N-naruto ? K-kau sedang apa ?" Tanya Hinata mencoba tetap tenang, menahan air matanya agar tidak menerobos keluar. Menahan perasaan perih yang menggores hatinya.

"Kau siapa ?" Tanya Naruto polos, sukses menghujam jantung Hinata. Hinata tersenyum miris dan melirik gadis di samping Naruto

"M-mungkin, A-aku bukan S-siapa – siapa" Jawab Hinata berlari pergi, membanting pintu apartemen dengan kasar. Naruto melihatnya penuh penyesalan , entah kenapa separuh hatinya merasa ingin mengejar gadis yang asing baginya itu. Tetapi melihat Sakura di sampingnya, perasaan itu pun lenyap seketika.

"Mungkin dia fansmu, kau sangat terkenal di sini" Sahut Sakura tersenyum ramah saat Naruto memandangnya dengan ekspresi yang sulit di artikan.

Hinata berlari pergi dengan genangan air mata yang menyelimutinya, dia sangat terluka melihat kekasihnya. Hinata terus berlari dan berlari tidak perduli lagi dengan sekelilingnya atau siapapun yang ada di sana, tidak perduli lagi pada dunia atau siapapun yang memandangnya.

"Jadi, sesakit inikah melihat kenyataan?" Desis Hinata sinis, masih terus berlari.

Hinata berlari ke parkiran mobilnya hingga tanpa sengaja dia menabrak seorang pengusaha muda yang terkenal "Uchiha Sasuke"

"Kau-"

"Maaf-" Potong Hinata berlari pergi, Sasuke hanya terdiam melihat Hinata berlari menjauhinya.

Hinata terlihat seperti sesosok gadis mungil yang rapuh bagi Sasuke.

"-menangis ?" Batin Sasuke.

...

Maaf bila alur kecepetan, semoga tidak terlalu membingungkan. tunggu kelanjutannya ya... thanks

Maaf sudah mengecewakan Author tanpa nama, tapi Ghwen sedang berusaha memperbaiki, hehe maklum kalau sudah kebiasaan susah di hilangkan. Kalau untuk diskripsi, Ghwen akui memang belum bisa mahir menggambarkan yang Ghwen pikirkan dalam bentuk tulisan, ternyata rasanya sangat susah. Tapi Ghwen akan tetap mencoba lebih baik. thanks ya masukannya :)

Thanks Narutouzumaki.42 NaruHina enggak ya? hemm? gimana ya? hehe... tunggu aja kelanjutannya, masih bimbang ma endingnya nih, hehe :p