Hey Misaki!

by Shirayuki Misaki

Setelah mengerjakan cerita Nikoh! Ni-kun!, sekarang aku berniat membuat sebuah mahakarya (idih, norak banget!) yang aku idam-idamkan. Yeah, mulai ah!

Prolog: A Girl Who Wants To Be a Soccer Player

Siang yang cerah di Nankatsu. Tapi cerah yang satu ini cerah yang rada gokil mengingat banyaknya isu global warming yang bikin resah masyarakat. Biarpun enggak panas-panas amat, tapi orang yang cuman berdiri disitu pasti dengan cepat buru-buru berteduh.

Di sebuah pohon beringin yang agak tinggi, ada cewek berambut pendek cowok yang lagi ngindar dari sinar matahari yang enggak jelas panas banget atau enggak. Dari baju sekolahnya yang dengan model sailor suit warna merah, keliatan banget kalo dia siswi SMP Nankatsu, SMP legendaris yang salah satu alumninya adalah pahlawan olahraga masa kini, Tsubasa Ozora.

Dengan bermodal nekat, cewek itu berjalan pulang. Baru sekitar 20 langkah, ada suara seseorang yang hinggap di kupingnya.

"Ryou-chan!!" panggil temannya itu.

"Ah, Nami." panggil cewek yang udah diketahui identitasnya. "Gak pulang lo?"

"Belum, baru mau kok." jawab Nami enteng.

"Gue udah mau pulang. Udah yah, bye!" Ryou mulai meninggalkan temannya itu.

"Hey, masa tim sepakbola ditinggal juga?!" Nami mulai berteriak keras seakan-akan kayak orang nyasar di hutan.

Ryou Misaki, itulah nama cewek boyish itu. Anak dari pemain Jubilo Iwata, Taro Misaki itu emang berbakat di bidang olahraga, terutama sepakbola. Jago beladiri Taekwondo serta Aikido yang semuanya udah mencapai dan 3 Internasional serta dan 2 Nasional. Cewek tinggi itu berlari hingga sampai di depan sebuah rumah bertingkat 2.

Disitulah rumah keluarga Misaki.

"Aku pulang, Bunda." Ryou mengucapkan salam sambil melepas sepatunya.

"Ah, anak emas Bunda datang.........." sang mama yang sering dipanggil Bunda oleh Ryou memeluk putri semata wayangnya itu. "Bunda buatin yakiniku spesial untukmu dan Ayah."

Ryou mengangguk kecil. "Jadi Ayah juga dikasih yah?"

"Ya iya dong! Masa ayahmu sendiri gak dikasih? Kesian dong."

Sekali lagi Ryou mengangguk. Dia tau sendiri sifat Bunda, paling sayang sama Ayah dan kalo bikin breakfast, lunch, atau dinner pasti dispesialin buat Ryou dan Ayah saja, sedangkan Bunda makan yang biasa-biasa saja.

(Gitu tuh rasa cinta yang kuat!)

"Ryou, kau sudah siap-siap berkemas?"

"Berkemas?" mata Ryou mulai melotot. Yakiniku yang baru masuk mulut jadi nyantel di bibir. "Emang mau kemana?"

"Ayahmu akan ditransfer ke Consadole Sapporo di Hokkaido. Kamu kan pengen kesana, ya kan?"

Ryou mulai manyun, dia mulai garuk-garuk dagu biarpun dagunya gak gatel. Masa sih? Kok dadakan? Ke Hokkaido, negeri salju impiannya? Ruaar biasa...

"Beneran, Bunda?"

"Bunda gak bohong kok, sayang. Besok lusa kita akan berangkat."

Ryou segera pergi ke kamarnya. Perasaannya rada fusion alias campur-aduk diantara bingung, senang, sedih, en pokoknya gado-gado rasanya. Nampaknya hanya tinggal dua hari untuk ngucapin 'sayonara' pada kota Nankatsu.

--------------------------------------

"Hah? Kamu pasti bohong!" seru Nami shock berat saat dikasih tau Ryou melalui telepon rumah.

"Iya, besok lusa aku akan pindah ke Sapporo. Paham?" jawab Ryou sambil ngemil snack kentang Lays di kamarnya yang penuh dengan suasana socceraholic yang dia punya.

"Idih, aku sedih tauk!" balas Nami. Di telepon suara Nami mulai pecah gak karuan karna sesengukan.

"Gokil cuy! Telepon gue lo kasih ingus!" sentak Ryou rada lucu setelah sadar kalo sohib baiknya udah nangis duluan.

"Aku kan sedih selaku manajer tim SMP Nankatsu."

Ryou hanya bergumam "hum-hum-hum" pertanda paham nginget mulutnya udah penuh sama keripik kentang Lays.

"Kamu paham gak sih?!"

"Enggak." jawab Ryou spontan.

"Nggak pahaaaaaaaaam???!!!"

Ryou segera menjauhkan telepon yang nangkring di kupingnya. Dia tau bener, Nami itu suaranya nyaring banget kalo lagi teriak. Bisa ancur kaca jendela kalo dia teriak di kamar kesayangannya.

"Ampun deh! Gue paham kok! Lo kayak abis diputusin sama gebetan lo!"

"Bilang dong dari tadi..." balas Nami lembut. Suara cempreng gokil itu berubah jadi suara cewek imut yang Ryou anggap rada gombal.

"Cih! Udah yah! Gue ada urusan!!" seru Ryou sambil buru-buru tutup telepon. Sambil garuk-garuk kepala, dia segera keluar kamar. Di ruang TV, dia menemukan Ayah sedang menonton TV.

"Ayaaaaaaaaah!!!" dengan sigap dia meloncat dan memeluk ayahnya yang bener-bener ganteng dan imut.

"Wah Ryou...., anak ayah semakin lama semakin puber yah!" cetus ayahnya kagum.

"Ayah, beneran kita akan pindah?" tanya Ryou gak ngeladenin pujian dari Ayah. "Itu bener?"

"Iya, sayang. Ayah udah terikat kontrak disana. Lagipula kamu kepengen kesana kan?"

Ryou kembali ke ekspresi semula, ekspresi gado-gado ala Ryou. Ayah mulai nangkap kata-kata dibalik ekspresi gado-gado itu.

"Kita pasti bisa kembali ke Nankatsu, kan disini karir Ayah dimulai sebagai pemain sepakbola."

Ryou malah makin carut-marut perasaannya. Malahan dia gak bisa ngomong apa-apa.

--------------------------------------

Hari kepindahan telah tiba. Di stasiun dekat SMA Nankatsu, Ryou menemui sohib-sohib terbaiknya terutama Nami. Satu persatu mereka menyalami Ryou dan ngucapin kalimat perpisahan. Ada yang nangis bak sinetron, ada yang muram, bahkan ada yang mukanya rata.

(Kagak ada mata, hidung, de el el bukan?)

"Baik-baik ye disane, You! Aye doain biar selamet di perjalanan! Lu inget kite-kite ye!" kata Jamal, cowok keturunan Betawi yang tinggal di Nankatsu. Dia ngomong bahasa Jepang dengan logat Betawi yang medok.

"Gua kagak ngarti maksud lo......." Ryou mulai berkilah. "Ya udah, gue berangkat yah!!"

"Hati-hati...................!!"

Setelah masuk ke kereta dan udah dapet tempat duduk, Ryou segera natap pemandangan di jendela. Tepat hari ini juga, ini adalah hari terakhir dia ngeliat pemandangan Nankatsu yang begitu indah. Wajah muramnya mulai muncul.

"Tenang saja, kapan-kapan kita pulang lagi ke Nankatsu." hibur Ayah.

Ryou hanya diem sambil nimang-nimang benda-benda kesayangannya yang baru dia dapet dari sohib-sohibnya.

Bola sepak plus sepatu merek Adidas terbaru.

-----------------------------------------------

Prolog – owari –

Note: Bahasanya rada kacau yah! T_T Sebenernya ini kebalikannya dari Nikoh! Mi-kun! yang bahasanya EYD mode. Kutunggu kritik saran ke PO BOX .com!! (Becanda ketang, emang ada alamat kayak gitu?)

Ini dia profil tokoh utama kita!

Nama: Ryou Misaki

Nickname: Ryou-chan, You, Misaki-chi

Tinggi/Berat: 168 cm/59 kg

Golongan darah: A

Status: Pelajar SMP kelas 3

Makanan favorit: Yakiniku, snack kentang, takoyaki, ubi rebus

Minuman favorit: paling seneng susu coklat

Kelebihan: jago olahraga, jago beladiri, pendirian yang kokoh

Kelemahan: seneng ngerjain orang, jahil, kadang-kadang amit-amit

Tokoh favoritnya: Taro Misaki (Ayah)

Ryou Misaki......., cewek boyish yang dari fisik lebih unggul boyish daripada girly-nya. Anaknya badung abis, kebahagiaannya bakal ada kalo dia iseng ngerjain orang lain. Ryou paling sayang sama Ayah karena sang ayah yang ngajarin dia sepakbola. Kehidupannya serba kecukupan namun penampilannya tetap sederhana jadinya dia enggak keliatan seperti orang yang ekonominya menengah keatas. Sering ngebela kaum miskin sehingga jadi idola setiap teman-temannya, dia sendiri juga berani ngelawan Furukami, anak berandalan di sekolah barunya. Shutaro Matsuyama nganggap cewek ini jadi pesaingnya padahal Ryou enggak terlalu antusias buat ngeladenin Shutaro yang sikapnya dingin. Ryou juga enggak tau kalo sebenarnya Shutaro mulai menyimpan perasaan pada Ryou.

Note:

Awalnya aku bingung mau ngasih nama tokoh utama yang boyish dan badung. Namun akhirnya setelah baca komik Otomen (dari Animonster) akhirnya kuberi nama Ryou Misaki. Ini terinspirasi dari Ryou Miyakozuka dari Otomen. Dan kupikir nama Ryou cocok buat cewek boyish. Yeah, gitu deh!!