...
Keep It
Chapter 01: Prologue
...
Semua pekerjaan adalah sama, melelahkan. Pria dengan telinga peri itu termasuk dalam kategori orang-orang yang lelah karena bekerja. Itu tidak masalah baginya, sama sekali. Prinsip yang dia bawa sangat sederhana, lebih baik lelah karena bekerja daripada tidak. Maksud yang terkandung juga terbilang sederhana karena lelah yang kau dapat dari bekerja akan membuahkan hasil yang bermanfaat, sedangakan lelah tanpa bekerja bahkan tidak akan menumbuhkan sepucuk daun
Dia, Park Chanyeol melepas dasinya agar oksigen dari paru-parunya dapat keluar dengan mudah. Matanya bergerak menatap sekeliling rumah, menunggu seseorang datang kepadanya untuk mengucapkan selamat datang sambil mengecup punggung tangannya. Hatinya terus menghitung detik-detik yang berlalu dengan tenang, masih mengharapkan kedatangannya
Hitungannya terhenti pada angka 60 dan dia masih belum muncul, Chanyeol mengartikan itu dengan maksud tidak biasa. Pada detik ke-62 yang tidak terhitung, Chanyeol bergegas ke kamarnya untuk memastikan keadaan 'rumahnya' baik-baik saja
Mata bulat bak kelereng itu terkedip beberapa kali untuk memastikan kekosongan di hadapannya adalah tidak nyata. Dia menggeleng, menepis segala fikiran negatif yang muncul dibenaknya. Chanyeol menghembuskan nafasnya pelan sambil kaki-kakinya berjalan ke arah pintu berbahan kaca disudut ruangan, mendorongnya pelan sebelum melepaskan matanya untuk memerhati keadaan didalam kamar mandi
kosong.
Dia mengerang, berbalik paksa untuk keluar dari kamar sebelum mata bulatnya menangkap secarik kertas yang terjatuh diatas nakas. Kaki-kakinya bergerak untuk mempercepat pergerakan tangannya merampas kertas kecil itu
Aku tidak dirumah, tidak juga di Seoul dan Korea. Ini bukan salahmu melainkan aku -Joohyun
"JOOHYUN" Dia meremas kertas itu seperti cara untuk menghapus dosa, hingga benda tipis berwarna putih itu lebih layak dipanggil abu. Matanya memerah, tangannya bergerak cepat untuk mencari kontak diatas benda pipih berlayar kaca
DRRT DRRT DRRT
Chanyeol menurunkan benda pipih itu dari telinganya ketika suara getaran pada nakas lebih menarik perhatiannya
Dia tidak membawa ponsel?
Nafasnya tercekat bersamaan dengan fikirannya yang mulai waras untuk menebak bahwa dia tidak lagi dirumah. Dalam arti yang tidak ingin dia ucapkan, Joohyun telah meninggalkannya
...
"Kau Byun Baekhyun?"
Mata seindah sabit itu terkedip, keningnya ikut berkerut untuk menghantar arti kata bingung pada pria tinggi dihadapannya
"Iya"
"Kita perlu bicara"
Oktafnya hampir naik ketika tangan besar pria tinggi itu menariknya tanpa ragu, ketika dia baru saja akan menolak permintaan yang tinggi
"Maaf tuan, saya tidak mengenali anda"
"Ini penting, Baekhyun-ssi,"
Wajah yang hampir menjejaskan nilai permohonan itu sedetik membuat Baekhyun luluh dan tanpa perintah mengikuti ajakan pria itu saat yang tinggi kembali bersuara
"Ini tentang istriku, Bae Joohyun"
...
Pertama-tama, aku meminta maaf atas ketidak lanjutan NEPHEW, ini bukan karena aku tidak menghormati kalian yang membaca ceritaku, tapi ini karena perasaanku juga ideku yang semakin terbatas untuk melanjutkannya. Jadi maaf yang sebesarnya, ini bukan salah kalian, ini hanya kekurangan yang dialami oleh setiap author, ide terbatas serta ide baru. Maka disini aku memilih opsi ide baru. Aku sempat berfikir bahwa ide baru juga lambat laun akan menjadi ide terbatas, itu pasti. Tapi aku bukan siapa-siapa untuk menentukan apa yang akan terjadi besok, mungkin saja ide terbatas bisa menjadi ide luar biasa.
Ini adalah cerita baruku, bagi kalian yang berminat untuk membacanya, itu akan menjadi lebih baik jika kalian merespon dengan sebuah komen. Itu juga akan menjadi lebih bagus jika kalian yang tidak berminat membaca cerita lalu memberiku saran di kolom yang tersedia. Aku hanya berharap ceritaku tidak menjadi bagian dari yang tidak terlihat. Bukannya sebuah impian untuk menjadi author terbaik, tapi setidaknya ceritaku bisa dibaca dan diterima. Aku masih jauh dari kata profsesional, dan kalianlah yang sebenarnya adalah pembaca profesional karena merespon sebagaimana seharusnya.
Yang terakhir, kelanjutan cerita ini terletak pada tangan kalian sendiri, berdasarkan kepada segala respon yang kalian luahkan.
Terima kasih dan maaf jika terdapat kata-kata yang menyinggung.
