Tsurugi Kyousuke terpatung diam ditempatnya. Ia sedang berada di depan sebuah coffee shop, dan Ia sedang memegang sebuah sapu.
Dan untuk kesekian kalinya untuk hari ini, ia berpikir,
'Gue ngapain disini?'
"Oi, Tsurugi! Udah selesai belum nyapunya?"
Pemuda navy yang lagi bengong itu langsung terkejut ada yang memanggilnya. "E-eh! Shindou! Iya ini dikit lagi selesai, tenang sabar..."
Orang yang dipanggil Shindou itu menghela nafas tanda tidak puas. "Yasudah! Kalau sudah buang sampah yang di dapur ya!"
"Iye mak," sahut Tsurugi sambil melanjutkan acara menyapunya. Yang dikatai pun langsung menengok kembali dengan marah, "Kau bilang apa?"
"Nggak bilang apa-apa."
Shindou membuka mulutnya untuk membalas teman berambut navynya itu, tapi ia menutupnya dan masuk kembali kedalam restoran. Setelah sang maestro Raimon tersebut kembali, Tsurugi menghela nafasnya. "Dasar emak-emak," gumamnya.
Sebenarnya kenapa ini semua bisa terjadi? Kita flashback dulu ke beberapa hari yang lalu...
Part Time!
Disclaimer : Kalau InaIre GO! Jadi punya saya, dunia udah kiamat kali. /dor
Warning : OOC parah, kealay-an dan kelebayan yang tidak dapat dibayangkan, hints of Shonen-ai, mungkin ada typo, dan bermacam-macam hal lainnya.
Jika anda tidak kua, silahkan melambaikan tangan anda ke kamera.
Flashback
"Oi Tsurugi! Elo nyembunyiin album JKT48 (A/N: emang udah keluar?) Gue ya? Balikin!" Teriak seorang pemuda berambut teal kepada teman berambut navynya.
"Cih, ngapain gua ngambil-ngambil," kata Tsurugi acuh. "Mendingan gue beli sendiri, itu juga kalo gue demen. Gue kan kaga demen!"
"Alah!" Kariya melambai-lambaikan tangannya. "Aslinya lo kan sering ngeliatin Ayana (re: personel JKT48) kan? Gue tau lo punya banyak fotonya di hape lo! Lo pasti ngambil gara-gara mau lo foto kan Ayananya? Udah balikin deh!"
Nadi Tsurugi mulai kelihatan. "Bukan gue yang ngambil! Kan gue udah bilang mending gue beli sendiri!"
"Gausah banyak cing-cong (?) Lu! Balikin ga?"
"Udah gue bilang gue gak nggak ngambil!"
"Balikin!"
"Gak ngambil!"
"BALIKIN!"
"NGGAK NGAMBIL!"
Mulailah pertengkaran antara seorang pemburu (?) Dan seorang ksatria pedang (?). Teriakan terdengar menggema diruangan itu, ludah pun mulai tersembur-sembur akibat jampe-jampenya Shinsuke (lho?) Dan tampak anak-anak kelas 2 yang nggak mau ikut-ikutan sedang piknik di ujung ruangan.
"Sudahlah, Kariya-kun, mungkin memang bukan Tsurugi-kun yang mengambil...," ucap Hikaru yang tiba-tiba datang seperti cahaya keajaiban yang akan menyelamatkan Tsurugi.
"Nggak! Pasti dia yang ngambil! Disini gak ada lagi yang suka JKT48 kecuali gue sama dia!" Kariya menunjuk-nunjuk orang yang didepannya itu.
"Dih, orang bukan lo sama gue doang kok! Tuh, is pedofil Sangoku juga suka!" Sahut Tsurugi dengan sewotnya menunjuk-nunjuk sang goalkeeper senior. Yang ditunjuk juga ikutan sewot, "Woi, apa-apaan lu Tsurugi!"
"Lah, iya kan? Lo suka sama anak umur 12 tahun yang baru lulus SD sementara lo udah mau masuk SMA!"
"Tsurugi, kamu lebay banget," ucap Tenma tiba-tiba. "Itu kan cuma beda 3 tahun. Aku aja sama Yuuichi-san bedanya 5 tahun."
Krik. Suasana langsung menjadi awkward maksimal. Tsurugi menatap mantan kekasihnya, eh salah, teman baiknya itu dengan tatapan 'omaigat-lo-pasti-bercanda-kan' yang sangat lebay. Ia dengan gemetarnya menunjuk ke arah si pemuda Pegasus itu. "Tenma….. kau… dan kakakku…..?"
"Eh? Aku dan kakakmu mengapa?" katanya dengan polos. Belum sempat Tsurugi melanjutkan kata-katanya, tiba-tiba Hikaru dengan histerisnya berteriak,
"OH EM JI! TENMA LO PACARAN SAMA KAKAKNYA TSURUGI? TRIPLE WHAT?"
"Hah? Enak aja! Kata siapa? Gossip tuh, gossip!" kata Tenma dengan santainya hanya melambai-lambaikan tangannya. Mendengarnya, Tsurugi menghela nafas lega dan mengelus-elus dadanya, 'bisa gawat gebetan gue pacaran sama kakak gue sendiri,' batinnya.
Suasana menjadi normal. Dengan Tsurugi dan Kariya yang masih terus berseteru akibat sebuah album berisi lagu-lagu sebuah group idol yang personelnya unyu-unyu sampai berlumurah ludah (A/N: EWWH) gara-gara Shinsuke tiba-tiba ditengah ruangan jampe-jampe sambil melakukan aksi debus, Tenma dan Hikaru yang jadinya malah bergossip ria, anak-anak kelas 3 yang tiba-tiba meramaikan ritual yang dilakukan Shinsuke, dan anak-anak kelas 2 yang dengan bahagianya tidak-tidak ikutan sambil piknik di ujung ruangan.
"Udah! Tsurugi lo mendingan jangan ngalihin pembicaraan terus deh! Balikin album gue sekarang!"
"Gue kan udah bilang kalo gue nggak ngambil!"
"Lo pasti ngambil! Lo tau gak sih itu gua nabung 2 bulan buat beli tuh kaset!"
"Terus salah gue? Salah temen-temen gue? Salah kakak gue? Salah keluarga gue? Salah pembantu gue? Salah pacar gue?"
"Ya salah lo lah! Kan lo yang ngambil! Eh emang lu punya pacar? Kok nggak bilang bilang?"
"Eh, keceplosan deh, hush itu rahasia!"
"Tsurugi lo ngekhianatin gue? Ini nggak mungkin!" sahut Tenma yang tiba-tiba join bareng.
"Eh, nggak gitu, bukan-bukan!"
"Eh kok lo gak balik-balikin album gue, gi?"
"Kan gue tadi udah bilang gue nggak ngambil."
"Tapi kan pasti lo yang ngambil! Kan yang rambutnya kayak bawang kelainan warna cuma lo doang!"
"Terus apa hubungannya?"
"Ya jadi pasti lo yang ngambil!"
"BUKAN GUE!"
Zrekk. Tiba-tiba pintu klub terbuka, membuat semua orang yang ada diruangan itu melihat ke arah orang yang masuk tersebut. "Oh, sudah pada datang ya? Berarti aku cukup terlambat dong," sahut orang itu sambil berjalan perlahan menuju lokernya. Rambut pinknya yang diikat dua itu berhembus sedikit akibat hembusan angin saat membuka loker (lebay banget). Ia tiba-tiba mengeluarkan sesuatu dari tasnya.
"Oh, iya, Kariya! Nih, album JKT48 mu kukembalikan, makasih ya udah mau minjemin! Stella memang imut!"
Sekali lagi suasana menjadi hening. Seorang tealnette yang berada disana menjadi gugup dan gemetaran. "Oh, iya! Sama-sama …. Kirino-senpai…"
"DASAR ANAK ALIEN! DEATH SWORD! LOST ANGEL!"
Buru-buru Kariya berlari dari ruangan itu, menghindari hissatsu yang mengarah kepadanya yang diberikan oleh teman berambut navynya. Ya, semua berlangsung didalam ruangan, dan kita bisa menebak apa yang akan terjadi selanjutnya.
"Tsurugi, stop! Kau membakar ruang klub!"
End of Flashback
Pemuda navy itu menghela nafasnya. Yah, memang sebagian dari hal itu adalah salahnya. Tapi yang benar-benar salah disini adalah Kariya. Begitulah pikirnya.
Ia melihat sekelilingnya, tidak ada sampah lagi. Mengangkat sapunya, ia beranjak kembali masuk kedalam coffee shop tersebut.
Ya, gara-gara kejadian itu, Ia dan anak-anak kelas 1 lainnya kecuali Shinsuke dan Aoi –karena Shinsuke belum selesai melakukan ritualnya dan Aoi lagi liburan di Zimbabwe-, dan dibantu oleh Shindou dan Kirino, -karena Shindou adalah kapten idaman semua orang mau dia perempuan atau laki-laki, dan karena jika Kirino tidak mengatakan kalau ia meminjam album Kariya, Tsurugi tidak akan mengeluarkan hissatsunya-, akhirnya mengambil part time di sebuah Coffee Shop bernamakan "Warung Kopi Mas Minamisawa" agar bisa mendapatkan uang untuk mengganti rugi ruangan klub mereka.
Yap, pemilik Coffee Shop ini adalah Minamisawa Atsushi, mantan teman setim mereka yang sungguh luar biasa rasa narsisnya dan sayangnya ia memang berwajah cukup bagus.
"Tsurugi! Kau sudah selesai? Tolong bawa keluar sampahnya ya!" ucap Shindou mengingatkannya lagi. Ia hanya mengangguk dan dengan malas pergi ke dapur.
"Aah, akhirnya selesai juga hari ini!"
Tenma melepaskan apron coklatnya yang sedari tadi ia pakai. Posisinya di Coffee Shop tersebut adalah seorang pelayan, bersama Hikaru. Shindou adalah seorang Coffeemaker sementara Kirino adalah tukang Kasir. Sementara Tsurugi dan Kariya? Mereka juga seorang pelayan.
Seragam mereka juga tidak begitu kreatif, malah kalau dilihat sama dengan mbak-mbak dan mas-mas yang ada di S***b*ck* Coffee. Ya bisa dibilang Coffee Shop milik Minamisawa ini cuma kw-annya.
"Eh masa tadi ada pelanggan yang mirip Endou-kantoku!" ucap Hikaru tiba-tiba. Kariya yang mendengarnya mendekatinya, "Mungkin dia stress makan di rumahnya makanya ia kabur."
"Hah masa sih?" tanya Tenma. "Gue hapal kok semua muka pelanggannya, nggak ada ah yang mirip Endou-Kantoku!"
"Ih ada tau!" tukas Hikaru ngotot. "Tadi namanya siapa ya? Depannya 'Ka' nya gitu deh!"
"Ka? Kambing?" celetuk Kirino tiba-tiba.
"Bukan! Pasti namanya Kacebong!" kata Kariya.
"Kecebong kali yang bener," sahut Tsurugi ikut-ikutan. Teman berambut teal nya itu meneouk dahinya. "Oh iya lupa."
"Kandang! Pasti namanya Kandang!" teriak Tenma. Yang lain hanya menatapnya heran. "Kandang?"
"Iya! Singkatan dari 'Kang Dadang!"
"Emang dia orang sunda?" tanya Shindou.
"Nggak ah," Hikaru melambai-lambaikan tangannya. "Dia pasti orang betawi! Mukanya aja jawa gitu!"
"Namanya Kanon tau!" ucap Minamisawa yang tiba-tiba muncul ditengah-tengah mereka bagaikan setan. "Orang jepang! Bukan orang betawi, orang sunda, orang jawa, ataupun orang irian!"
"Ah masa sih orang jepang? Gak percaya ah!" kata Kirino. Yang lain juga mengangguk, termasuk Tsurugi, tanda tak setuju. "Dia pasti orang Manado!" kata mereka semua berbarengan.
"Ah au ah! Gelap!" sahut sang pemuda berambut ungu itu. "Ngomong-ngomong, besok adalah hari anniversary dari Coffee Shop ku ini lho."
"TRIPLE WHAT? !" teriak Tsurugi yang disambut oleh sikutan maut dari Tenma. "Ih, lebay banget sih lo, Tsurugi."
"Hore! Berarti kita libur dong?" kata Kariya dengan mata yang berbinar-binar. Mendengar kata libur, semua yang ada disitu minus Minamisawa langsung cerah hatinya. Background mereka mulai berbunga-bunga.
Tapi si pemilik Coffee Shop itu melambai-lambaikan tangannya. "Siapa bilang? Malah kalian wajib masuk tahu!"
Merasa di-php (re: pemberi harapan palsu) kan, mereka semua kembali ke ekspresi asal. Bosan, kelelahan, dan malas.
Dan tiba-tiba Minamisawa tersenyum licik.
"Dan akan ada event special untuk merayakannya."
Entah mengapa mendadak semua part-timer Coffee Shop itu langsung berperasaan tidak enak.
To be Continued…..
Kenapa saya malah bikin fic multi-chapter baru dan malah nggak ngupdate The Life After Death? Ada tiga alasan.
Satu, saya nggak tau.
Dua, saya suka liat Tsurugi lebay dan OOC.
Tiga, saya merasa udah nggak bersemangat buat ngelanjutin The Life After Death (singkat, TLAD.) dan saya juga ngerasa kayak udah banyak yang nggak berminat. Nggak, bukan saya ilang ide buat ngelanjutin, saya justru masih banyak idenya dan udah ditetapkan bagaimana akhirnya, tapi itu aja. Saya merasa nggak ada semangat lagi. Hampir ada rencana mau ngedrop dan discontinue aja, tapi kan nggak lucu kalau masih ada yang nungguin update. Jadi saya disini mau nanya, mau dilanjutkan apa nggak? Kalau mau dilanjutkan akan saya lanjutkan, kalau tidak, ya tidak….
Tapi saya yakin meskipun cerita ini gaje, saya tidak akan pernah mendropnya! Jadi saya tunggu semuanya reviewnya dan pendapatnya minna-san!
