Summary: Alfred F. Jones. Arthur Kirkland. Hari Minggu. Kencan. Dan, apa hubungannya dengan Lukas Bondevik?
Warning: shonen-ai, bad EYD, gaje, typo, OOC, totally!crack pair, bahasa kasar sumpah!
.
.
.
.
FIRST DATE © Yuki Marui
Hetalia – Axis Powers Hidekaz Himaruya-sensei
.
.
.
.
CHAPTER 1
.
.
.
.
Hetalia Academy. Kawasan Gedung A. Jam istirahat I.
Sebuah langkah yang cepat berasal dari pemuda pirang berkacamata.
Beberapa kali seruan menyertai setiap gerakan pemuda berkebangsaan America itu.
"Artie, tunggu!"
Dan, sebuah tarikan diluncurkan pemuda itu untuk menjangkau pemuda British di depannya. "Apa, git? Aku tak punya damn fucking time untuk mendengarkan ocehanmu." Sebuah seruan kasar dilancarkan sang pemuda British.
Sang pemuda America sejenak terkejut akan perkataan kasar pemuda yang berada dalam genggamannya –padahal sepertinya sudah biasa, kan?
Tapi entah kenapa rasanya berbeda.
Apalagi setelah kau melakukan sebuah kesalahan pada si young-British.
"Aku tak bermaksud untuk mengacaukan harimu. Sungguh, aku minta maaf." Kata Alfred F Jones dengan wajah bersalah.
Arthur Kirkland menatap pemuda berkacamata di depannya itu dengan tatapan kesal.
Bagaimana tidak?
Seminggu sudah ia mengerjakan tugas presentasi mereka dengan susah payah –tentunya dengan bantuan si hamburger freak itu.
Tapi, apa jadinya sekarang?!
Si pemuda America tak tahu diri itu malah meninggalkan tugas presentasi mereka yang merupakan file floopy disk di fucking rumahnya.
Untung saja Madam Athea (*Ancient Greek) memberikan kesempatan mereka sampai besok pagi untuk mengumpulkan tugas presentasi itu di mejanya.
"Katakan itu setelah kau menyesali apa yang kau lakukan, U 'SS!" kata Arthur sambil melepaskan tangannya secara kasar dari genggaman tangan Alfred.
"Artie—"
Alfred menatap kepergian Arthur dengan wajah bersalah.
Bodohnya dia!
Alfred sama sekali tak menggubris tatapan dari murid-murid lain yang berlalu lalang di koridor. Menatapnya dengan berbagai pandangan yang berbeda.
Iba—
-bingung—
Dan sebagainya.
Oke, tinggalkan dia sendiri!
.
.
.
.
Klek…
Sebuah kepala dengan rambut berwarna light blonde itu melongok dari pintu di atap Gedung A Hetalia Academy. Mata biru dalam menatap keadaan di atap yang sangat sepi.
"Anko uzai tak ada di sini, ya?" gumam pemuda itu dengan lirih. Sedikit –INGAT! Hanya sedikit- kekecewaan tersirat di wajah manis pemuda Norwegian itu.
Lukas Bondevik hendak angkat kaki dari tempat itu sebelum dia mendengar sebuah suara sesenggukan.
Tubuhnya terlonjak sedetik setelah ia menyadari suara itu berasal dari atap.
'Hantukah?' batinnya dengan –sedikit- ngeri.
Memang dia bisa melihat hal-hal gaib semacam makhluk astral dan lainnya—
-tapi kalau bertemu dengan yang seperti 'itu' di tempat sepi begini dan dalam keadaan sendirian.
Entah kenapa dia merasa –SEDIKIT- takut.
Lukas hendak benar-benar angkat kaki dari tempat itu sebelum ia mendengar—
"Hiks…Artie pasti sangat membenciku sekarang…apa yang harus kulakukan—"
Serasa kenal dengan suara ini—
Dengan penasaran, Lukas –kembali- melongokkan kepalanya ke atap sekolah yang masih sepi.
Sebelum matanya menangkap sosok tinggi dengan indikasi—
Apakah itu pose terjun bebas dari atap sekolah—atau justru takut dengan ketinggian, ya?
Soalnya, si American memang ada di luar pembatas atap, namun jemarinya terlalu kuat memegang teralis pembatas atap.
Apalagi ia menampakkan gerak gerik semacam 'jadi-terjun-gak-ya?'
Lukas menaikkan sebelah alisnya ketika ia menyadari siapa sosok bodoh itu. "Alfred F Jones—" bisiknya sebelum keluar dari persembunyiannya.
"Alfred." Lukas memanggil Alfred dengan nada datar.
Menyebabkan Alfred berjingkat kaget dan kehilangan keseimbangannya—
-dan jatuh—
.
.
.
.
.
.
Tapi sayangnya, si America terlalu cepat merespon dan menautkan kembali tangannya yang sempat terlepas dari teralis pembatas atap.
"JANGAN MENGAGETKANKU, LUKAS!" teriak Alfred dengan wajah pucat pasi dan bersimbah ? keringat dingin.
Oke, nyawanya dipertaruhkan tadi!
Lukas mengerjap sekali. "Justru aku mengagetkanmu agar kau cepat jatuh." Kata Lukas dengan nada datar tanpa rasa belas kasih.
Alfred sweatdrop. 'Tak ada gunanya bicara dengannya.' Batin Alfred lalu sambil berpindah ke tempat yang lebih aman daripada di pinggir atap.
Gak jadi terjun deh—
-tinggi, bro.
Alfred bahkan mengutuki pemikirannya.
"Apa yang kau lakukan?" tanya Lukas sambil menatap Alfred dengan tak tertarik. "Suicide?"
"Tidak, aku hanya melakukan 'uji-coba-gaya-gravitasi-bumi'—" kata Alfred random. "BUKANLAH! Kau juga tahu itu!" potong Alfred.
Lukas hanya mengendikkan bahunya acuh. "Baiklah. Kalau begitu semangat." Kata Lukas sambil berthumbs-up.
"Kau menganggapku serius?!" tanya Alfred frustasi. Kalau digambarkan seperti ini w( 0A0)w
Si American tak habis pikir dengan jalan pikir sang Norwegian.
…
By the way—soal si Norwegian—
"Lukas, boleh aku minta bantuanmu?" tanya Alfred dengan HHC –Harap Harap Cemas.
Lukas mengangguk. "Boleh, asal bukan untuk masalah –piipp- dan –piiip- saja." Kata Lukas dengan penuh sensoran.
Alfred sweatdrop. "Tidak akan ada yang mau minta tolong padamu soal itu, Lukas." Kata Alfred mencoba lebih sabar.
Entah perasaannya saja atau memang bicara dengan SELURUH murid yang berasal dari benua Eurasia membutuhkan kesabaran di luar batas kewajaran, ya?
Ujung-ujungnya kalau gak paham—ya pasti gak ngerti. (#author: sama aja, nak)
"Aku ingin kau membuatkanku 'Ramuan Cinta'!" Kata Alfred dengan berapi-api.
…
Krik…
…
…
Hening.
…
…
"Apa?" tanya Lukas mengkonfirmasi.
"Ramuan—cinta?" kata Alfred tak yakin.
…
Hening lagi.
…
"Tak ada yang seperti itu."kata Lukas mematahkan semangat membara milik Alfred dalam sedetik.
"T-tapi kan kau—" perkataan Alfred dipotong. "Kau tanya di toko manapun juga tak ada obat yang bermerk 'Ramuan Cinta'. Lagipula, kalau adapun itu pasti sudah di copy rightkan." Jelas Lukas.
Alfred speechless.
…
"Bukan itu maksudku!" seru Alfred semakin frustasi.
Sepertinya ide untuk 'uji-coba-gaya-gravitasi' terdengar menarik sekarang.
"Lalu?" tanya Lukas dengan nada datar.
"Buatkan aku ramuan cinta agar Artie suka padaku." Kata Alfred sambil pundung di pojokan atap.
Terserah Lukas mau mengerti atau tidak.
Dia sudah tak peduli dengan apa yang akan terjadi selanjutnya.
The HELL shit 'bout WOLRD!
JUST FUC**** DISAPPEAR NOW!
"Aku tak bisa. Lagipula, bukankah Arthur akan tahu lebih dulu soal ramuan cinta itu?" tanya Lukas dengan –cukup- waras kali ini.
ARGHHH!
JUST LEMME DIE!
Alfred kolaps di lantai atap dengan keadaan mengenaskan. Terlihat sebuah bayangan tipis macam asap ? keluar dari mulutnya yang terbuka.
Arwah.
Lukas yang melihat itu –agaknya- memiliki perasaan iba juga.
"Tapi ada cara lain." Katanya memecah keheningan.
Arwah Alfred langsung kembali ke raganya. Dia lalu menatap Lukas dengan wajah yang oh-so-menyilaukan sekali.
"Thank's, Lukas~. Love you!" seru Alfred sambil memeluk Lukas yang jauh lebih kecil darinya dengan erat. "A-Alfred…n-nafas…"
Kasihan pada sang Norwegian.
.
.
.
.
Klek…
…
Alfred terlalu tenggelam pada dunia cerianya sampai tidak menyadari jika pintu menuju atap telah dibuka dari arah dalam.
Yang pertama kali sadar adalah Lukas.
Si Norwegian melebarkan matanya—
Sosok pemuda tinggi tegap yang baru saja datang itu terdiam di tempatnya berdiri –dengan tangan yang masih memegang kenop pintu.
Tak bisa berkata apapun.
"Apa—" si pemuda yang masih memegang kenop pintu itu bersuara. "—yang kalian lakukan?" tanya pemuda yang masih satu benua dengan Lukas Bondevik itu.
.
.
.
.
.
.
TBC
.
.
.
.
Hasil SKS –Sistem Kebut Semalam. =_="
Saya minta maaf kalo ada kesamaan cerita atau apapun yang ada di sini, karena setting sekolah di hetalia itu banyak sekali. Tapi saya jujur kalo ini adalah pemikiran murni saya.
Review anda sangat author nantikan.
Keep S-M-I-L-E,
Yuki_Marui.
