JE T'AIME
Pairing : Yunho x Jaejoong
Genre : Romance/Friendship/A little humor
Rate : M
Disclaimer : they are not mine but this story is mine
Warning : kesalahan ejaan dan pemilihan kata, miss typo, penceritaan ngebut.
Mohon dimaklumi kalau ada banyak kesalahan dari kosakata dan dari segi cerita. Saya newbie disini jadi masih perlu banyak belajar. Hehehe ...
Terima kasih buat teman saya inggar dan adeknya yang sudah membantu banyak dalam proses pembuatan FF ini.
Enjoy! ^_^
Untuk pria berusia 27 tahun tidak banyak prestasi dan kebanggaan yang dimiliki oleh seorang Kim Jaejoong. Band yang dia bangun saat kuliah dimana dia adalah vokalisnya kandas ditengah jalan karena banyaknya konflik dan usaha jaejoong yang setengah-setengah. Kuliahnya berantakan dan jaejoong tidak tertarik untuk mecapai karir yang tinggi. Sikap dan perbuatanya masih suka seenaknya layaknya remaja senior high school. Ayahnya sudah muak dengan anaknya yang dianggap sebuah aib, secara tidak langsung mengusirnya dari rumah dan akhirnya dia pun kabur dari rumahnya di Gwangzu tanpa berbekal apapun.
Berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain dan dari teman ke teman lain yang bernasib tidak jauh berbeda darinya tanpa adanya penghasilan membuatnya mencari bantuan teman baik semasa high school yang telah bekerja di Seoul, Park Yoochun. Jaejoong dikagetkan dengan kenyataan bahwa temannya semasa senior high school yang terkenal dengan pribadi yang flamboyan saat ini telah menikah dan memiliki keluarga dengan kekasihnya bernama Kim Junsu. Hal tersebut membuat seorang kim jaejoong merasa putus asa dan tidak dapat berfikir untuk menemukan jalan keluar lain hingga ia meminta alamat sahabatnya semasa high school, sahabat yang telah jaejoong tolak cintanya tanpa perasaan, Jung Yunho.
.
Jaejoongpun tiba di gedung apartemen yunho, berdiri di depan gedung tersebut dapat membuatnya menilai kesuksesaan yang telah diraih seorang jung yunho.
Ruang lobi yang luas bagai hotel bintang lima dan lantai marmer serta doorboy yang setia membukakan pintu 24 jam, dapat menggambarkan betapa mewah fasilitas yang diperlihatkan oleh gedung apartmen yang menjadi tempat tinggal sahabatnya. Membuat jaejoong memanut dirinya atas penampilannya saat ini sangat terlihat out of place berada di sana, dia mengenakan celana jeans belel dengan warna yang sudah pudar dan robek dibagian lutut dengan jaket hoodie yang kusut dan rambut pirang berantakan. Seorang office boy melihatnya dengan tatapan bingung dan curiga saat dia memasuki gedung, namun dia tetap cuek, terbiasa dengan pandangan yang diberikan padanya.
Setelah tiba di depan pintu apartemen yunho, jaejong menghembuskan napasnya dengan panjang untuk menghalau keraguan yang ada dalam dirinya. Setelah bertahun-tahun berpisah dari sahabatnya, bisa saja yunho yang sekarang bukan lagi yunho yang pernah dia ingat dan, bisa saja yunho sudah tidak mencintainya lagi. Namun berteman dengan yunho sejak junior high school cukup baginya untuk meyakini bahwa yunho pasti akan membantunya. Karena dia adalah kim jaejoong, pria yang yunho cintai sejak lama. Dunia bisa berubah, tapi cinta yunho padanya tidak akan pernah berubah.
Jaejoong menekan bel pintu sekali namun tidak ada yang menyahut ataupun keluar, setelah dia tekan lagi beberapa kali akhirnya dia menyerah. Jam masih menunjukkan jam 6 sore, mungkin yunho sedang dalam perjalanan pulang dari kantornya. Akhirnya dia menunggu di depan pintu apartemen sambil duduk menyandar. Tanpa disadari kelelahan melandanya, sebenarnya sudah 2 hari lebih dia tidak makan dengan layak, begitu lelahnya hingga matanya memejam lalu tertidur begitu saja.
Menjelang malam yunhopun tiba di apartemen miliknya dengan mobil mewah yang ia kendarai. Dengan pembawaan yang penuh wibawa dan tenang yunho berjalan memasuki gedung apartemen yang ditempatinya sambil menjinjing tas kantornya.
Sesampai disana mata musangnya terpaku pada satu sosok yang begitu ia rindukan, perasaan terkejut melihat sosok itu datang kembali dan duduk bersandar di depan pintu apartmenya, dengan penampilan yang berbeda dilihat dari pakaian lusuh yang digunakannya tidak membuat seorang kim jaejoong terlihat buruk dimata seorang jung yunho. Sebersit ingatan ketika masa senior high school yang dilewati bersama membuatnya mengingat kembali rasa sakit yang dirasakannya..
"jae? Apa yang kau lakukan disini?" batinya bingung. Namun jujur hatinya bahagia bisa kembali melihat wajah impian hatinya. Jaejoong telah mengambil hatinya sejak dia remaja hingga sekarang.
Mungkin jaejoong kemari untuk mengembalikan hatiku yang dia ambil, pikirnya. Lalu dia tertawa dengan kalimat gombal yang tercetus di kepalanya. Tawanya terhenti saat memerhatikan wajah tirus jaejoong yang sedikit kotor, pakaian yang tidak layak dan tubuh yang sangat kurus. Yunho membayangkan apa saja yang telah jaejoong lalui.
Tanpa berpikir dua kali, yunho membawa jaejoong masuk kedalam apartemenya dan menidurkanya diatas kasurnya yang luas. Tak berapa lama, jaejoong akhirnya terbangun dan sedikit bingung. Yang pertama kali jaejoong lihat saat matanya terbuka adalah yunho yang sedang duduk disampingnya. Mereka hanya saling menatap beberapa saat, mencoba menyelami pikiran masing-masing.
"kau mau makan?" tanya yunho sambil tersenyum "aku sudah menyiapkan bubur untukmu, atau kau ingin makan yang lain?"
Jaejoong hanya memperhatikan yunho lalu menjawab "aku makan bubur saja"
Suasana kamar yunho menjadi begitu hening, jaejoong yang telah menyelesaikan makananya duduk di pinggir kasur dan yunho duduk di atas sofa menghadap jaejoong. Jaejoong terlihat gugup sambil meremas ujung bajunya dengan kedua tanganya seolah ingin mengatakan sesuatu, sedangkan yunho hanya memperhatikan makhluk indah di depanya.
"yun/jae" mereka bicara berbarengan.
"kau duluan saja" ucap yunho. Jaejoong terlihat sedikit ragu.
"yun… apa kau masih mencintaiku?" tercetuslah pertanyaan dari mulut merah jaejoong dengan lantang, matanya memandang kuat pada yunho, mencoba menutupi keraguan dari pertanyaanya. Yunho terdiam sejenak, wajahnya sedikit terkejut.
"ya, masih" jawab yunho jujur. Yunho menerka-nerka akan kemana arah pembicaraan ini.
"maafkan aku yun, tapi aku membutuhkan bantuanmu saat ini" ucap jaejoong, dadanya berdetak cepat, menunggu jawaban dari sahabat tampanya. Yunho hanya tersenyum padanya.
"akan kulakukan apapun untukmu…" ucap yunho.
"bisakah kau ceritakan apa yang terjadi padamu?" Tanya yunho akhirnya.
"aku kabur dari rumah, tapi bisa dibilang aku juga diusir dari rumah."
"Hahaha.. menggelikan bukan, aku masih melakukan hal yang sama saat senior high school" jawab jaejoong sarkastis.
Yunho hanya tersenyum lalu jaejoong meneruskan "aku tidak punya pekerjaan dan kuliahku berantakan. Ayahku sudah muak dengan kelakuanku dan tidak sudi lagi untuk melihatku di rumahnya"
"itu tidak benar, tidak ada orang tua yang membenci anaknya" tukas yunho.
"setelah aku pergi mereka bahkan tidak pernah mencariku sekalipun, mereka pasti lega beban mereka sudah lenyap" lanjut jaejoong menatap yunho tajam.
"usiaku 27 tahun dan aku tidak punya apa-apa, hanya baju yang melekat pada tubuhku yang aku punya"
Yunho tidak tega menatap jaejoongnya yang begitu indah dan cemerlang berubah menjadi seperti sekarang. Rasanya ingin sekali dia peluk tubuh ringkih dan pucat di depanya penuh sayang. Namun dia tahan sekuat tenaga karena jaejoong tidak akan menyukainya.
"kau bisa tinggal disini" akhirnya yunho bersuara.
Jaejoong tersenyum manis "itu yang kusuka darimu, yun.." sambil mengelus bahu kiri yunho.
"terima kasih.." lanjutnya.
Yunho merasa berada di langit ketujuh bisa merasakan kembali sentuhan sahabatnya. Matanya berbinar mendengar penuturan jaejoong membuatnya merasakan kupu-kupu dalam perut.
Setelahnya jaejoong membersihkan diri di kamar mandi yunho yang merupakan kamar mandi termewah yang pernah jaejoong gunakan. Lantai dan dinding pualam bersinar di sekitarnya, dia dapat mencium aroma nyaman yang tersebar. Membuat jaejoong ingin berlama-lama mandi disana. Saat jaejoong baru keluar dari bathtub, tiba-tiba yunho masuk untuk membawakan handuk baru. Sempat kaget melihat pemandangan di depanya, yunho langsung menunduk seakan-akan tidak seharusnya dia melihat tubuh jaejoong yang telanjang.
"ah.. jae, handuknya aku taruh di dekat wastafel ya.." ucapnya masih menunduk dan segera keluar. Meskipun hanya sekejap, namun yunho masih mengingat tubuh jaejoong yang baru ia liat. Dan yang membuatnya sedikit sedih adalah begitu kurusnya tubuh jaejoong dia bahkan bisa melihat tulang rusuk jaejoong mencuat di dalam kulitnya. Matanya bergetar, merasa sangat kasihan pada jaejoong.
Karena jaejoong tidak memiliki baju lain, dia menggunakan kaus yunho yang kedodoran di tubuhnya, lubang kepalanya merosot di bahu jaejoong memperlihatkan kulit putihnya. Dan dia pun tidak malu untuk meminjam boxer yunho. Yunho sudah terbiasa dengan jaejoong yang cuek seperti ini, namun penampilan jaejoong saat ini membuatnya merasakan nafsu.
Yunho memberikan kamar tamu untuk jaejoong. Sebenarnya kasurnya sudah sangat cukup luas untuk dipakai berdua. Namun yunho takut akan berbuat yang tidak-tidak pada jaejoong di malam hari. Pikiran yunho melayang pada masa lalunya bersama dengan jaejoong.
Pertama kali yunho berkenalan dengan jaejoong ketika duduk di junior high school, rumah mereka hanya berbeda satu blok dan mereka satu kelas. Kesan pertama yunho saat melihat jaejoong adalah bahwa seorang laki-laki tidak seharusnya memiliki wajah seindah jaejoong dan yunho takjub padanya. Berbeda dengan yunho, banyak hal yang membuat jaejoong iri saat pertama berkenalan dengan yunho,iri dengan tinggi badan yunho dan takjub bahwa dia bisa menguasai beladiri hapkido.
Hampir setiap hari mereka pergi dan pulang sekolah bersama. Mereka menjadi dekat bukan karena hobi yang sama, pergaulan merekapun berbeda. Yunho termasuk siswa berprestasi, atlet hapkido dan memiliki kepribadian yang ramah pada semua orang. Sedangkan jaejoong adalah siswa yang cukup nakal dan malas, dia menyadari wajahnya yang tampan dan juga cantik, dia suka menjadi pusat perhatian sehingga suka berbuat ulah. Mereka dekat karena bisa merasa nyaman satu sama lain, meskipun mereka tidak mengerti alasanya.
Namun semuanya semakin berbeda saat mereka menginjak senior high school, yunho semakin berprestasi baik dalam akademik maupun hapkido. Semua orang kagum padanya, dan jaejoong yang sangat menyukai image bad boy hanya mengencani gadis-gadis populer dan bergabung dalam band sekolah. Terlihat urakan memang, namun yunho dan jaejoong masih menjaga persahabatan mereka. Meskipun mereka telah sibuk dengan dunia masing-masing, mereka masih sempat untuk bermain ke rumah satu sama lain.
Ada satu hal lagi yang telah berubah, pandangan yunho terhadap jaejoong. Semenjak memasuki masa puber yunho menyadari bahwa perasaannya terhadap jaejoong bukanlah rasa suka biasa antar teman, melainkan rasa tertarik yang biasa terjadi antar lawan jenis. Kadang yunho tertangkap sedang memandang jaejoong sendu, namun jaejoong hanya menanggapinya dengan senyum jahil. Terlalu cuek dan urakan, itulah jaejoong. Dan yunho pun menyukai itu, tidak ada satu bagian dari jaejoong yang dia benci.
Walaupun jaejoong seorang dengan pribadi yang kurang peka dan terlihat tidak peduli pada orang disekitarnya, akan tetapi hal itu tidak berlaku untuk yunho, jaejoong sadar akan arti dari sikap dan tatapan mata yang diperlihatkan yunho untuknya buka untuk seorang sahabat melainkan untuk seorang yang dicintai. Sampai saat ini jaejoong masih menganggap bahwa apa yang yunho rasakan padanya tidak akan berpengaruh sama untuknya, karna jaejoong merasa hal itu tabu untuk seorang bad boy sepertinya.
Hal itu berlangsung hingga saat kelulusan senior high school, yunho tiba-tiba mengungkapkan perasaan cintanya pada jaejoong. Saat itu yunho memang tidak berharap jaejoong akan menerima cintanya. Namun membayangkan dirinya akan berpisah dari jaejoong setelah lulus, membuat yunho tidak dapat memendam terus perasaanya. Yunho ingin jaejoong tau bahwa perasaan cintanya tulus dan bukanlah perasaan sesaat. Seperti yang sudah yunho kira, jaejoong mengatakan bahwa dia hanya menganggap mereka sebagai sahabat dekat. Dan jaejoong tidak ingin kejadian ini merusak hubungan baik keduanya. Kemudian mereka berpisah menapaki jalan masing-masing, tanpa berkomunikasi kembali.
Jaejoong masih sama, tidak berubah setelah bertahun-tahun lamanya. Dan yunho akan menerimanya dengan tangan terbuka, baik itu kelebihan maupun kekurangan jaejoong.
Pagi harinya adalah hari sabtu, dan yunho tidak akan pernah menyangka bahkan dalam mimpinya sekalipun jaejoong membuatkan sarapan untuknya.
"ah, kau sudah bangun?" ucap jaejoong kikuk.
"aku tidak tau kau suka sarapan apa, jadi aku hanya membuatkan telur mata sapi dan roti panggang" lanjutnya.
"kau tidak perlu melakukanya jae, aku tau kau tidak bisa memasak.." ucap yunho hampir tertawa.
"hei! aku kan hanya ingin membantumu sebisaku.." jaejoong mempoutkan bibirnya.
Aaaahhhh.. yunho benar-benar merindukan wajah jaejoong seperti ini.
Saat mereka sarapan, yunho mulai memperhatikan penampilan jaejoong.
"hmm.. sepertinya kita harus membelimu baju. Baju-bajuku semuanya terlalu besar untukmu. Dan kau tidak bisa selamanya memakai baju lamamu.." ucap yunho.
Jaejoong menatapnya dengan mata berbinar, dia sangat suka belanja.
"berhubung sekarang hari sabtu, bagaimana kalau kita belanja ke mall?" lanjut yunho.
Jaejoong hanya mengangguk sambil tersenyum lalu menjawab "ya!"
Mereka pergi dengan mobil mewah yunho ke mall terbesar di seoul.
"yun, kau benar-benar telah sukses. Yah, tapi aku sudah menyangkanya kau selalu pintar di sekolah dan masuk ke universitas bergengsi" ucap jaejoong bangga "aku benar-benar bangga punya teman sepertimu"
Yunho hanya tersenyum menatapnya tanpa berkedip seakan takut jaejoong akan menghilang dari matanya.
"pasti banyak wanita-wanita cantik yang mengincarmu. Kau terlihat sangat mapan dan maskulin tadi malam" ucap jaejoong sambil menengadah menatap pria yang lebih tinggi darinya.
Ya, jaejoong sempat mengagumi bagaimana penampilan yunho tadi malam yang terlihat elit. Dan bisa dibilang yunho memang termasuk kalangan elit sekarang. Jaejoong kembali membayangkan penampilan yunho dengan jas dan coat musim dingin. Dan jaejoong sempat menengok koleksi jam dan sepatu mahal di lemari yunho.
"apa kau tidak punya pacar?" tanya jaejoong, dia juga sedikit penasaran.
"kami baru putus sebulan yang lalu" jawab yunho menatap ke depan, senyuman luntur dari wajahnya. Semenjak berpisah dari jaejoong, yunho memang mencoba menjalin hubungan dengan beberapa wanita, namun dia masih tidak bisa melupakan jaejoong. Setiap berkencan dengan mereka, hati yunho seperti tidak pernah berada di tempatnya.
"oh, maafkan aku.." jaejoong cukup menyangka. Pria dewasa seperti yunho pasti sudah pernah berkencan dengan beberapa wanita, atau mungkin pria.
"bagaimana denganmu?" tanya yunho balik.
"untuk menopang hidupku sendiri saja aku tidak bisa, bagaimana aku bisa punya pacar" jawab jaejoong malas.
"hmm.." balas yunho.
Setelah selesai berbelanja yang hampir menghabiskan waktu lima jam, merka memutuskan kembali ke apartemen yunho. Satu hal yang perlu yunho catat, dia kapok untuk menemani jaejoong berbelanja. Tubuhnya bisa remuk jika harus melakukanya lagi.
"terima kasih, yun.." ucap jaejoong setelah dia memakai baju barunya. Dia senang sekali, dia tidak pernah sebahagia ini lima tahun terakhir.
"terima kasih banyak, aku tidak tau bagaimana membalas kebaikanmu.." jaejoong menunduk, tidak mau menunjukkan wajah nanarnya pada yunho. Namun yunho menarik dagunya hingga mata mereka saling bertatapan.
"tidak perlu. Anggap saja kau adalah kucing liar yang kutemukan di depan pintu rumahku, yang kemudian kupelihara. Kemudian kurawat dengan sayang hingga kucing itu tumbuh menjadi kucing yang cantik dan mempesona.." ucap yunho tulus menatap dalam mata jaejoong. Menunjukkan cintanya lewat matanya, berharap jaejoong mengerti.
Jaejoong menatap takjub akan kata-kata yunho. Dia tahu bahwa yunho tulus dengan kata-katanya. Yunho selalu berhati baik pada siapapun, terutama dirinya. Hatinya sedikit merasa bersalah karena berniat memanfaatkan perasaan yunho padanya.
"Ya! Apa maksudmu menyamakanku dengan kucing liar?! Dasar kurang ajar!" teriak jaejoong tiba-tiba sambil memukul-mukul punggung yunho dengan bantal sofa. Yunho tertawa melihat jaejoong kesal. Setelah kejadian kemarin malam bolehkah yunho berharap cintanya akhirnya terbalas setelah sekian lama?
TO BE CONTINUED
Gimana reader-deul? Kalau ada yang pengen ditanyakan silakan PM saya. Saya selalu welcome. Review dari kalian akan jadi penyemangat buat saya ...
