Barisan Para Mantan

Ihik kali ini sumber fic bukan dari bias-bias Ayumu, tapi dari para bias temennya Ayumu. BTS. Bukan Buku Tahunan Sekolah ya *plak* dan MV yang Ayumu culik adalah I Need U. gak tau? Silakan googling dan liat MV-nya. Inspiratif sekali, terutama buat referensi bagi manusia-manusia bosan hidup *heh* dan Ayumu mau nanya, nih fic masuk rate apa ya? M atau T? buat chap ini kayaknya taro di rate T aja deh, ntar kalo naik rate ya Ayumu pindahin nanti. Liat sikon aja dulu deh (nih author kepalanya lagi gak beres ato apa? Nanya jawab sendiri =_=)

Ini fic bener-bener gak nyambung sama judul. Kenapa judulnya Barisan Para Mantan? Itu gara-gara liat meme K-Pop ada screenshot MV dengan tulisan 'barisan para mantan'. Yaudah daripada pake judul lagu yang keliatannya malah melenceng jauh Ayumu pake aja judulnya begitu. Wekekekekek. Dan pas pertama liat MV-nya ada buletan angka 19 di sudut kanan atas. Ayumu kira 19 gara-gara ada adegan anu-anu(?)nya, ternyata cuma pada bunuh diri sama ngebunuh toh…

Oh ya, bakal ada 1 OC yang ikutan atas permintaan Doi-kun. Doi-kun! Nih OC spesial Ayumu tampilin buatmu! Sori kalo Ayumu nistain ya kyahaha

Yak sudah, selamat membaca~!


Disclaimer: 1. Vocaloid milik pengembang masing-masing

2. BTS beserta lagu-lagunya milik label yang membentuk. Ayumu cuma pijem lagu seuprit

Warning: abal, gaje, nistah, maksa, judul gak nyambung sama isi cerita, tata cara bunuh diri yang baik dan benar(?), awas typi galak! OC numpang lewat dan ikutan main. All chara death. Penistaan karakter sehina-hinanya. Gak suka mohon maaf, tombol back dan tanda silang masih tersedia.

Selamat menikmati~!


Chapter 0; Prologue

Ketujuh pemuda itu berlari. Langkah-langkah mereka bergesekan dengan aspal menembus gelapnya malam. Saling menarik, mendorong diselingi tawa dan cacian yang terlontar. Selagi langkah terus membawa menuju tujuan, mereka saling berteriak, menghina, sumpah-serapah dan mencaci . entah pada siapa. Saat ini ketujuh pemuda itu hanya ingin berteriak. Mengekspresikan apa yang terpendam dalam hati masing-masing. membebaskan diri mereka sebebas-bebasnya. Seakan hidup tak lagi berarti, mereka terlus berlari. berteriak sekerasnya mengoyak sepinya malam. Hingga langkah kaki membawa mereka ke sudut kota. Ke basement sebuah gedung tua kosong yang tak lagi berpenghuni.

"Yoh, kurasa ini tempat yang sempurna" seorang pemuda tinggi bersurai ungu panjang menepukkankedua tangannya. Ia kemudian merogoh saku. Mengeluarkan sebuah pemantik.

Bagai aba-aba, keenam pemuda yang lain juga membongkar barang bawaan masing-masing. Kembang api, berlembar-lembar kertas berisi coretan, tumpukan foto, botol minyak dan korek api. Lembaran-lembaran kertas dan foto direnggut dan dirobek kecil-kecil. Kemudian dihamburkan, dilempar ke segala arah diselingi tawa dan teriakan hinaan dan cacian. Seorang pemuda pendek berambut putih dan seorang lagi tinggi berkacamata membuka botol berisi minyak tanah. Menuangkannya di tengah-tengah mereka. Seorang pemuda pirang kuncir ponytail kecil beserta si pendek berkacamata melemparkan serakan kertas dan foto ke tengah genangan minyak. Sesekali kalimat sumpah-serapah disertai tawa meluncur dari mulutnya. Dua pemuda yang lain –satu bersyal biru dan satu lagi berambut pink menyalakan korek dan pemantik. Dengan santainya keduanya melempar sumber api ke tengah tumpukan kertas yang tergenang minyak.

Bruuuuusssshhh

"Ahahahahaha"

Lembaran-lembaran itu dengan cepat terbakar. Keenam pemuda itu saling melempar tawa, sesekali hinaan dan cacian. kembang api dinyalakan, hanya sebagai peramai suasana.

"Hei-hei, apa hanya dengan ini semua selesai?" pemuda bersyal merangkul pemuda berkacamata yang lebih pendek darinya. pemuda mungil berjaket biru gelap itu menatap kosong ke arah tumpukan kertas yang terbakar.

"Oh, tentu tidak" seorang pemuda pink di dekatnya tersenyum lebar.

"Malam masih panjang. Masih banyak waktu bersenang-senang sebelum besok tiba" si rambut putih tertawa sambil memainkan kembang api di tangannya.

Pemuda ungu yang juga memperhatikan tumpukan kertas menghela napas, "Besok ya…" gumamnya pelan.

"Hei, sudahlah kalian. Kalian membuat suasana farewell ini gak asik" si jangkung berkacamata kembali menuangkan minyak ke tengah api, membuat kobarannya membesar.

Si pendek yang tadi terdiam melepaskan rangkulan pemuda di sebelahnya, "Yah yah"

"Hei, kudengar beberapa preman dekat café ada yang sempat mengganggumu, Eun?" si rambut pink yang sedari tadi terdiam angkat bicara. Menatap pemuda mungil yang kini tengah memainkan pemantik di tangannya.

"Yah begitulah. Tapi tak apa, aku menghajar balik mereka" pemuda bernama lengkap Choi Kang Eun itu hanya menatap si rambut pink datar.

"Ah, ini membosankan. Dan aku lapar" pemuda pirang kuncir ponytail di dekatnya menguap bosan, "Ayo pergi dan cari makan" ucapnya.

Yang lain setuju. Mereka segera angkat kaki dari basement, kembali menyusuri jalanan pinggir kota. Mampir di sebuah restoran fast food 24 jam yang tampak sepi. Memesan beberapa porsi yang cukup untuk mereka dan saling berebut. Lagi, kembali tawa terdengar. Beberapa kali terlontar ejekan di antara masing-masing, bahkan hingga saling lempar French fries.

Setelah cukup lama nangkring di restoran,ketujuh pemuda itu pergi. Tentu saja setelah membayar patungan. Kembali langkah mereka menyusuri jalan yang mulai kosong. Berlarian bebas di tengah jalan sambil berteriak sekerasnya. Tertawa, saling melontarkan ejekan dan sumpah-serapah. Mereka merasa bebas. Lepas. Seakan memang kebebasanlah yang menjadi tujuan hidup mereka. Seakan tak ada lagi aturan yang mengekang. Mereka bebas, berlaari, hingga ke sudut kota. Berteriak pada langit bertabur bintang. Melepas semua yang terpendam dalam diri masing-masing.

Hingga disinilah mereka. Di atap sebuah gedung tua tak berpenghuni. Duduk berjajar dalam diam. Menikmati pemandangan kota yang terang dengan gemerlapnya lampu. Kembang api yang masih tersisa beberapa dinyalakan. Berputar-putar dimainkan di tangan membentuk pola-pola acak. Seakan melukis di atas hamparan langit yang cerah berhias bintang. Indah.

"Dengan ini, farewell kita berakhir" pemuda tinggi berkacamata itu menghela napas.

To be continued


#CatatanAuthor

Um… mungkin disini gak keliatan ada yang aneh ya ._. pendek pula. Gak jelas lagi. ah, sudahlah. makasih ya buat Readers yang udah mau baca. Review ditunggu.

Oh, ya. Disini ke-7 member fic (?) udah Ayumu kasih clue. Yang pasti 1 udah ketauan. Yup, OC-nya Ayumu, Choi Kang Eun! Dia ini visualisasi character dari namja chingu-nya Ayumu. Pendek, kecil (Doi-kun: Ayumu jahat! Lu juga pendek woy!) unyuk, berkacamata. Yah kalo mau bayangin versi 2D-nya Ayumu berpikir dia mirip Hiyama Kiyoteru tapi versi kecilnya(?). ah sudahlah lupakan saja. Toh dia cuma karakter numpang lewat yang jadi tokoh utama dadakan di chap berikutnya.

Anyway, Readers pasti udah bisa nebak dong siapa aja member yang lain?

Terakhir, Review plis *neko eyes*