YOU ARE MY DESTINY

RATED : M

PAIRING : ITASAKU – PAININO

GENRE : DRAMA-ROMANTIC

DISCLAIMER : Belong to ®MASSASHI KISHIMOTO

.

.

.

Summary : kawan menjadi lawan, apakah itu sebuah lelucon? Yah Sakura dan Ino mengalaminya dua sahabat sejoli berubah menjadi musuh setelah ia mengenal apa itu artinya Cinta. Mereka menjadi musuh saat mengenal sesosok pria idaman yang mereka sukai satu sama lain. Lika-liku cinta terjadi dalam kisah beberapa anak manusia itu yang haus akan cinta."kalau kau ingin tahu, aku sudah hamil 2 minggu. Apa kau mau menerimaku apa adanya, senpai?"

WARNING : berhubung ini Ratednya M , diharapkan diperhatikan kembali umur anda. Karena ini mengandung usur Lemon(gak kecut banget sih) jadi untuk yang masih dibawah umur silahkan klik Back. Jika tidak, emm itu kembali lagi pada diri anda.

AU, typo(s) tersebar dimana-mana dan beberapa kalimat gak nyambung

.

.

Oh iya sebelumnya saya mau ucapkan terimakasih sama AyaLollipop yang udah bantuin nemu ide yang gak disengaja ini buat bikin Fic.

Don't like? Don't read !

.

.

.

YOU ARE MY DESTINY

Flashback

"Kau berani sekali menyentuh Itachi kun"

"kau gila ... dia itu kekasihku mana mungkin pria itu mau menerimamu."

"apa ? sampai akhir hayat pun aku tak akan menyerahkan dia padamu. Lagian mana sudi Itachi kun berpacaran dengan wanita jalang sepertimu"

"kau, jaga bicaramu itu Sakura, kau yang jalang telah merebut dia dariku. kami sudah berpacaran 2 tahun, apa kau tidak mengetahuinya , Hah !"

PLAKK ...

"brengsek ... !"

Beberapa makian keluar dari mulut kedua wanita itu. entah tamparan, jambakan, dan tendangan menghampiri mereka. Kini wanita cantik bersurai soft pink itu meneteskan air mata.

"Ino sebenarnya aku tidak mau persahabatan kita menjadi seperti ini hanya karena seorang laki-laki. Aku ingin seperti dulu lagi" cucuran air mata gadis musim semi itu semakin mengalir membasahi pipinya yang putih itu.

"..." gadis blonde dikuncir satu itu terdiam. Mengingat sejenak masa lalunya namun amarahnya kembali terhentak saat mengingat kembali perbuatan temannya itu, ia mengepalkan tangannya.

"omong kosong ! aku tetap membencimu Sakura !"

End of Flashback

.

.

.

[Sakura]

Namaku Haruno sakura, umurku 18thn. Aku seorang siswi Konohagakure kelas XI. Teman? Yah aku mempunyai banyak teman disekolahku. Diantaranya Ten-Ten , Hinata, Shion,dan Ino. Hmmm Ino yah, bisa dibilang dia sahabat terdekatku, tapi dulu. Kalau sekarang mungkin bisa dibilang musuh terbesarku. Kenapa dia menjadi musuhku? Mungkin jika dijelaskan ini memang memalukan sekali sih hanya soal cowok , kami menjadi musuh. Gak elit banget kan. Kini persahabatanku dengan Ino sudah hancur, aku sangat menyayangkan sekali karena hanya dia yang mengerti aku, dia yang selalu ada buat aku. Dan cowok itu adalah Itachi san. Dia senpai ku di sekolah, aku menjalani hubungan dengannya. Belum lama sih kalau di hitung-hitung baru dua bulan lebih mungkin. Yah semenjak aku berpacaran dengan Itachi-san , aku dengan Ino mulai bermusuhan. Aku memang tahu Ino itu kekasihnya Itachi-san namun aku tak bisa menahan hasratku untuk mencintai Itachi san. Karena dia pun mencintaiku juga dengan setulus hatinya. Apa aku salah jika menerima cinta dari seorang laki-laki yang aku cintai selama ini? Aku memang bodoh, aku memang jahat merebut kekasih orang lain. Tapi wanita sepertiku masih haus akan cinta, ingin sekali merasakan kasih sayang salah satunya dari Itachi san.

[Ino]

Aku Ino, lengkapnya Ino Yamanaka. Sebagian tentangku sudah disebutkan oleh Sakura. Oke gadis forehead itu memang tidak tahu diri, sudah jelas Itachi san itu kekasihku. Tak kusangka sahabatku sendiri melakukan hal seperti ini, dia menusukku dari belakang. Dan lagi kenapa Itachi kun juga mau meladeni wanita jalang itu? Yah dia tidak salah sih karena Sakura selalu menggoda Itachi san, mana ada kucing menolak daging segar kalau sudah ada dihadapannya. Aku sudah memperingatkan dia supaya tidak mendekati Sakura lagi karena hubunganku dengannya sudah hampir 2 Tahun.

.

.

.

"ah sial sepertinya aku akan terlambat datang ke sekolah" wanita bersurai soft pink itu kini tengah berlari tergesa-gesa menuju tempat dimana ia menuntut ilmu, Konohagakuen High School.

Tiba-tiba mobil hitam berhenti mendadak dihadapan Sakura

"butuh tumpangan, gadis cantik" ucap pria berambut dikuncir kuda mengeluarkan setengah badannya dibalik pintu mobil pada gadis pinky. Ia turun dari mobil mewahnya itu dan segera membuka kan pintu mobil Ford Hitam miliknya.

"I-Itachi san, kenapa lewat sini. Jalan sini kan sangat jauh dari rumah mu menuju sekolah"

"ayolah masuk, apa kau ingin terlambat. Hmn"

"baiklah" ia memasuki mobil tersebut dan menuju sekolah.

Sakura memandangi pria yang ada disebelahnya itu. Sesekali ia tertawa kecil saat memperhatikan pria pujaannya.

"hihi"

"kenapa tertawa, apa aku terlihat lucu?" ujar pria itu yang diketahui Itachi namun tak menoleh pada lawan bicaranya. Ia tetap fokus dalam menyetir.

"yah, kau sangat lucu. Namun ada seseorang yang lebih lucu darimu"

"siapa?"

"adikmu."

Ckiittt... mobil itu terhenti mendadak. Bukan karena ada lampu merah namun itu karena ucapan Sakura yang membuat Itachi sedikit envy. Ia terlihat senang sekali menggoda kekasihnya seperti itu.

"k-kenapa berhenti?"

Itachi tak menjawab pertanyaan Sakura, namun ia jawab dengan perlakuan yang sangat manis.

Deg ...ia mendekatkan wajahnya pada gadis pinky itu. CUP ... Itachi mencium bibir sakura secara lembut.

Nampaknya muka Sakura sekarang menjadi seperti kepiting rebus.

"dasar gadis nakal, apakah aku kurang manis menurutmu?"

"t-tentu saja saja sangat manis, bahkan itu mengalahkan madu sekalipun" ucap Sakura terbata-bata. Ia tak bisa menyembunyikan perasaannya saat itu dan mencoba menggoda lagi sang pacar.

"aku mencintaimu, Sakura"

"aku lebih mencintaimu"

.

.

Teng Tong ...

Bel berbunyi pertanda masuk kelas dan pelajaran pun dimulai. Mereka memasuki kelasnya masing-masing. Itachi ke kelas XII-A dan Sakura ke kelas XI-B. oh yah Sakura pun sekelas dengan Ino.

"Ah ... kau tahu Ten-Ten !" ujar wanita pirang dengan suara lantang

"ya Ino." Ucap gadis bercepol dua, ia adalah teman sebangku Ino saat ini. dulu dengan Sakura.

"aku sangat senang sekali kesekolah dengan menaiki mobil, apalagi dengan pacar orang lain" kali ini Ino menaikan nada suaranya. Kalimat sindiran itu terdengar sangat jelas sekali, buat siapa lagi kalau bukan untuk Sakura.

BRAKKKK ...

Sakura menggebrak meja , ia merasa terganggu oleh omongan Ino. Apalagi dengan suaranya yang sengaja dikeraskan itu.

"apa maksudmu Ino." Ia menghampiri Ino yang sedang duduk bersama Ten-Ten.

"hey kenapa kau ini? kalau tidak merasa kenapa harus marah" ucap Ino dengan tatapan sinis

"aku mengerti dengan perkataanmu itu untuk ku, iya kan."

"tchh .. aku pikir dengan sindiran saja tidak cukup jera untuknya" ucap Ino mendecih sambil memalingkan mukanya

"brengsek !"

"awwwww"

"dasar Ino Babiiiiiiiiiiii"

Dan terjadilah keributan dikelas itu, aksi jambak menjambak antara Sakura dan Ino kini meriuhkan suasana didalam kelas itu. bukannya dilerai, muridnya yang lain malah mensorakinya.

"yeaahhh Sakura Chan lawan dia terus-ttebayo" teriak cowok berambut kuning jingkrak menyemangati teman sekelasnya, Naruto.

"hajar terus Ino, lawan dia sampai mati" (loh siapa itu yang teriak)

"tendang bokongnya Sakura Chan-ttebayo"

"Inoo Inoo Inoo..." kata cowok bertubuh tambun yang mulutnya selalu terisi penuh dengan makanan ringan, Chouji.

Beberapa menit kemudian

"sampai kapan kalian bertingkah seperi anak kecil , hah? Kalian berdua sudah kelas sebelas(XI) sebentar lagi ke kelas XII lalu ujian dan tingkah laku kalian masih seperti ini" ujar pria bertubuh besar yang memiliki bekas luka di dahinya, kini tengah menasehati kedua murinya. Lebih tepatnya memarahi. Kita sebut pria itu Ibiki Sensei, guru bimbingan konseling.

"Ino yang mulai, Sensei"

"tidak, Sakura yang membuat kekacauannya"

"diam ! kalian tahu ini sudah keberapa kalinya kalian berdua dipanggil keruang BP karena selalu membuat keributan"

"maaf pak" kata mereka bareng

"ini kesempatan yang terakhir, jika membuat ulah lagi saya tak segan menghukum kalian. Cepat masuk ke kelas"

Lalu Sakura dan Ino keluar dari ruangan itu dan menuju kelas.

.

.

.

Saat itu Sakura tengah berada di kantin sekolah karena ini waktunya jam istirahat. Terlihat ia sendirian saja, tidak seperti dulu saat belum terjadi masalah dengan Ino ia selalu bersama-sama. Nampak diwajah gadis musim semi itu terlihat sedih. Ia tengah memimun minumannya. Bukannya diminum namun hanya memainkan sedotan.

"hai Sakura Chan" tiba-tiba seorang laki-laki menghampiri Sakura dan duduk disebelahnya.

"eh Senpai?" Sakura dikejutkan dari acara melamunnya dengan kedatangan laki-laki berambut merah menyala itu.

"kau sendirian saja? Mana teman-temanmu?"

"aku tidak tahu" Sakura menjawab dengan suara sangat pelan dan pandangannya kembali ke minuman itu.

"kenapa? Ada masalah ya. Ah biar kutebak pasti Itachi lagi kan" Ujar pria itu menjentikan jarinya. Yah dugaanya sangat tepat sekali. Pria bermata hazel itu diketahui bernama Sasori. Dia senpainya Sakura juga. Tak heran jika ia tahu karena dia teman sekelas Itachi.

"..." Sakura hanya terdiam. Sasori mengerti, tidak dijawab pun ia sudah tahu jawabannya.

"sudahlah kau jangan bersedih, Sakura yang ku kenal sangat ceria" ujar pria itu berusaha membujuk Sakura.

"Nee .. Sasori senpai aku mau bertanya sesuatu padamu"

"hmn .. tentu"

"apa saat ini ... ada seorang wanita yang senpai sukai?" Tanya Sakura ragu-ragu.

Sasori sedikit terkejut dengan apa yang baru saja ia dengar.

"panggil aku kakak saja, kau tak usah memanggilku dengan embel-embel itu"

"ah i-iya , maksudku ada wanita yang kakak sukai?"

"ada" Sasori menjawab dengan mantap

"nah sekarang coba kakak bayangkan wanita itu berpacaran dengan kakak tapi wanita itu sudah mempunyai pacar. Nah pertanyaannya, apa yang akan lakukan?"

"aahhh soal itu rupanya..."

Sakura terlihat sangat mengharapkan jawaban senpainya itu

"yaahh biarkan saja dia bersama pacarnya. Karena aku sudah tahu kalau dia akan meninggalkanku. Dan setelah itu aku tinggal menunggu cinta lain datang karena aku sangat yakin ada seseorang disana yang sedang menantiku"

Sakura mengernyitkan sebelah alisnya. Ia tak paham sama sekali apa yang diucapkan Sasori

"aku tidak mengerti yang kakak katakan"

"hahahahaha... kau ini sangat polos sekali, Sakura." Sasori sedikit tertawa mendengar jawaban yang dilontarkan Sakura. Lalu ia mendekatkan posisi duduknya yang kini semakin dekat dengan Sakura.

"begini ya, dengarkan aku Sakura. Jika aku disuruh memilih antara mencintai dan dicintai maka aku akan memilih dicintai karena mencintai itu menyakitkan. Tidak seperti dicintai, kita tinggal menerimanya saja. Kau mengerti?"

"hmmmm ... jadi selama ini aku salah telah mencintai Itachi san, begitu?. Tapi memang benar selama aku pacaran dengannya aku banyak merasakan sakit ketimbang bahagia. Tapi kak aku sangat mencintai dia" Sakura kini menatap pria yang ada dihadapannya itu.

Sasori terdiam dan membalas tatapan gadis pinky itu.

"Sakura, sepertinya kau harus dicintai, bukan mencintai. Semua yang kau katakan itu sama seperti yang aku rasakan saat ini. Aku juga mencintai seseorang dan rasanya sangat sakit sekali"

"Kakak..."

Keadaan sekarang berubah menjadi begitu sangat serius. Keduanya nampak terlihat ambigu. Pandangan keduanya semakin menajam sampai salah satu darinya ada yang membuka suara.

"jadi aku harus melupakan Itachi san?"

Sasori hanya menjawab dengan senyuman manisnya

"kakak ... jika aku melupakan dan terus meninggalkannya akan ada seseorang yang mencintaiku?"

"tentu saja ada"

"siapa ?"

"nanti kau tahu sendiri. Oh ya cepat habiskan minumanmu aku pergi ke kelas dulu ya" Sasori beranjak pergi dari tempat itu dan meninggalkan Sakura

"ahh tunggu kak" Sakura mencoba mengerjarnya namun ia kembali lagi duduk "aku tidak mengerti apa yang dia katakan, ah sudahlah" ia bergumam sendiri.

.

.

.

Kini ia berjalan menyusuri koridor sekolah. Berniat menghampiri kekasihnya di kelas lain. Beberapa siswa laki-laki lain mencoba menggoda Sakura. Laki-laki mana yang tak tertarik dengan pesona wanita cantik nan ayu macam Sakura. Tak heran ia banyak digemari laki-laki lain. Saat tiba dikelas yang menjadi tujuannya, mata Sakura terlihat terbelalak atas apa yang ia lihat. Laki-laki pujaannya kini tengah bercumbu dengan seorang gadis yang tak asing lagi baginya. Yah saat ini jam pelajaran sekolah memang sudah selesai jadi anak-anak sebagian sudah ada yang pulang.

Kaki Sakura dihentakan begitu keras, ia mencoba meluapkan amarahnya. Walaupun saat ini Sakura tak bisa menyembunyikan mukanya yang tengah memerah padam.

"hey apa yang kau lakukan ?"

"berciuman" ucap Ino tanpa ragu

"k-kau .. brenngsek"

"hey apa salahnya aku berciuman dengan pacarku?"

"sudahlah Ino, maafkan aku Sakura maaf aku-"

Pembicaraan Itachi terhenti karena Sakura menamparnya, ia sudah tak bisa membendung amarahnya lagi.

Plaakkk ...

"hey forehead, kenapa menampar Itachi san?" kata Ino.

"diam kau ! aku tidak berbicara denganmu. Dan sekarang aku sangat marah padamu"

Sakura pergi berlari meninggalkan mereka. Tangisan yang hanya bisa ungkapkan saat itu. terdengar samar-samar suara laki-laki itu memanggil namanya, seakan tuli, Sakura terus berlari.

Kini ia tengah berada disebuah bukit, dimana tempat yang bisa mengerti akan keadaan Sakura saat ini. suasana yang tenang jauh dari keramaian. Angin sejuk bertiup menerpa rambut gadis bersurai soft pink itu.

"kenapa kita harus bertemu? Kau membuatku merasa sakit. Sakiit sekali. Hey kau mendengarnya..." Sakura berteriak ditempat sepi itu. seakan meluapkan amarahnya. Beberapa kali menyebutkan nama sang pujaan hatinya.

"heyyy ITACHIIIIIIIIII aku sangat mencintaimu, kau dengar ituuuu... dan mencintaimu hanyalah sebuah ilusi ! aku bencii kauu tapi aku cinta kauuuuu. Aku ingin melupakan segalanya tentangmuuu" teriakan itu memang sangat membuat telinga sakit. Perasaan yang berkecambuk antara benci dan cinta memang sangat menyiksanya. Dan satu ucapan terlontar dari mulutnya dengan intonasi rendah. "jika aku bisa..fiuhhh"

"benarkah itu , Sakura" secara misterius, seseorang kini sudah ada ditempat itu. tepatnya dibelakang Sakura.

"yah benar, aku akan melupakannya" jawab Sakura tanpa menoleh kebelakang.

"sepertinya kau tidak akan sanggup"

"aku sanggup, karena aku sudah melupakannya"

"hey tengok dulu kebelakang"

Saat Sakura menoleh kebelakang, tanpa ba bi bu ia langsung memeluk laki-laki itu. Seakan ada sandaran untuk mencurahkan semua perasaanya. Tangisan Sakura tumpah dipelukan sang pria itu, Sasori.

"kakak benar, mencintai itu memang sangat menyakitkan" ucap Sakura diiringi tangisannya

"hey sudahlah kau jangan menangis, aku tak sanggup jika melihat seorang wanita menangis." Sasori semakin mengeratkan pelukannya.

"aaku-aku.. sangat mencintai dia, dan dia akan meninggalkanku"

"kau percaya takdir?"

"..." Sakura terdiam dan melepaskan pelukannya.

Sasori menghapus air mata Sakura yang terus mengalir dari iris Emerlandnya.

"jika kau mempercayainya, semuanya akan terwujud. Kau percaya bahwa itachi itu adalah takdirmu?"

Sakura hanya terdiam, ia masih didera kesedihan.

"kau ingat kata-kataku, percayalah dengan takdir."

"yah aku-aku .. akan mempercayainya"

"baiklah kau jangan menangis lagi ya. Aku mengantarmu pulang" Sasori mengganddeng tangan Sakura meninggalkan tempat itu.

.

.

"oh ya kenapa kakak tahu aku ada ditempat itu?" ucap Sakura yang kini sedang naik motor sport merah milik Sasori.

"aku tahu semua tentang kau"

Sakura hanya tersipu malu. Seandainya Sasori bisa melihat Sakura tersenyum mungkin ia akan semakin tertarik.

To be continue

Berawal dari ketidak sengajaan, tiba-tiba sebuah ide terus menghantui Mei dan akhirnya jadi seperi ini. oh iya bagi yang tidak suka Pair nya mohon maaf karena ini demi berlangsungnya certia. Dan satu lagi berhubung Mei Akatsuki lovers jadi Mei berniat membuat tokoh Akatsuki menjadi sweet-sweet gitu deh(maksa). Soalnya Mei banyak bikin Fic humor yang selalu nistain mereka sih, jadi Mei merasa berdosa sama mereka. #huweeeee.. Pain : Dasar Author nista.

Jangan lupa klik review yah, Mei harap mendapat saran dan kritik insyallah Mei terima deh, gak papa dapet kripik pedas pun Mei terima soalnya itu makanan Fav Mei #loh.

next or delete?

Oke babay di Chap selanjutnya.