Summary : Sehun percaya pada kisah cintanya dan Luhan adalah nyata. Tapi apakah dia akan tetap percaya ketika tahu semua yang Luhan lakukan adalah Manipulasi?/"Kebohongan yang kau buat, akan melukai. Sebanyak kau melukai, sebanyak itu pula kau akan terluka."/HunHan/Action/Drama/"Ini Dark World. Di tempat inilah orang seperti kita lahir."/"Pernahkah kau memikirkan kehidupan lain?"/Warn:Bloody story/
Oh Sehun
Xi Luhan
Crime and Romance Action and Drama
Boys Love
Mature
Ichie Kurosaki
Proudly Presents
Mirror in our Knife
9.00 PM
Busan, Korea
Sekelebat bayangan berlari cepat menembus kegelapan. Kecepatanya tidak bisa dilihat jelas oleh mata. Dalam gedung tua tidak terawat itu kelebatan-kelebatan bayangan berkelebat. Terlihat sesosok orang yang berjubah biru gelap berkibar. Tidak terlihat wajahnya karena dia mengenakan masker yang setengahnya bermotif tengkorak bagian rahang dan setengahnya bertanda lingkaran dan segitiga. Tanda Kematian.
Dalam satu kedipan mata, sesosok orang sudah berdiri di belakangnya dan merangkulnya dari belakang. Sosok itu mengenakan jubah hitam kecoklatan dan maskernya memiliki tanda lingkaran dan garis kebawah. Tanda Pemakaman.
"Wie gets, Herr Blue Shadow?" tanya sosok yang melepas tudungnya dan rambutnya yang berwarna coklat madu itu tertiup angin. Matanya yang bulat menyipit sedikit.
(Apa kabar, Tuan Blue Shadow?)
"Gut, Danke. Wie heiβt du?" jawab Blue shadow dan menyeringai di dalam maskernya saat melihat Katana sang Dark Flash yang mengancam leher jenjangnya.
(Baik, Terima kasih. Siapa kau?)
"Ich bin Dark Flash. Do you know, you bothering my bussiness" Sesosok yang dipanggil Dark Flash itu terdorong ke belakang saat Sang Blue Shadow hampir menusuk perutnya dengan Dagger.
(Aku Dark Flash. Apa kau tahu, kau menggaggu bisnisku)
Cling!
Katana dan Dagger mereka beradu. Jubah mereka berkibar saat keduanya dengan cepat melompat dan berusaha untuk melukai lawannya. Yang terlihat dari keduanya hanya kilatan-kilatan hitam di kegelapan.
"I don't know, Dark Flash. But you know that's my job for wathcing you, The Tourist" mata tajam Blue Shadow menatap langsung mata bulat milik Dark Flash yang menyipit karena menyeringai keji di balik maskernya.
(Aku tidak tahu, Dark Flash. Tapi tugasku mengawasimu, turis)
"So funny, Blue Shadow. This is Dark World. The Freedom Kingdom under every country, includely, South Korea, right?" Dark Flash melompat ke atas bangku dan berdiri di sana tanpa kesulitan keseimbangan. Seolah dia bisa melayang.
(Lucu, Blue Shadow. Ini dunia hitam. Negara bebas di bawah semua negara, termasuk, Korea selatan, bukan?)
"I know you come from Britania with Lady Victoria. But you have to know, this is my place. And you will know what gonna happen if you play with it. I know you have power as strong as my power. So watch it untill you make me angry. And one thing, you bothering me first" sang Blue Shadow melompat dan berdiri di sisi jendela gedung. Kemudian dia menjatuhkan dirinya ke belakang keluar jendela.
(Aku tahu kau datang dari Inggris dengan Lady Victoria. Tapi ketahui saja, ini daerahku. Dan lihat apa yang akan terjadi jika kau bermain-main dengan hal itu. Aku tahu kau sama kuatnya denganku. Waspadai itu hingga kau menggangguku. Dan satu lagi, kau yang mengusikku dulu.)
Sang Dark Flash tersenyum, "Anata wa hidoi, Blue Shadow-kun. (Kau Kejam, Blue Shadow)".
Saat itulah seseorang dengan berpakaian hitam-hitam masuk. "Master, our job is done. We get the Diamond".
(Tuan, kerja kami selesai. Kami mendapatkan berliannya.)
"Well done. Go first!" ujarnya dan melompat anggun turun dari bangku dan tanpa bisa dilihat bawahannya dia sudah menghilang. Dan beberapa detik kemudian dia mendarat di bawah gedung belasan lantai itu.
(Bagus. Pergi!)
"We will meet again, Blue Shadow" bisiknya. Senyum mengembang dibalik maskernya.
(Kita akan bertemu lagi, Blue Shadow)
ΩΩΩ
Seoul, South Korea
"Aku tahu umurku masih 19 tahun. Tapi, misi membosankan apa ini!?" pemuda yang memiliki rahang tegas itu melempar begitu saja map berisi dokumen itu ke lantai.
"Astaga! Berhenti bersikap kekanakan Sehun-ah! Kau tahu kita sedang kesulitan karena Minseok baru saja diculik!" seruan namja bermata mirip panda karena kantung matanya itu membuat Sehun mendengus.
"Karena itu aku harusnya menolong Minseok" Sehun menatap tajam Kris. Namun Kris malah menyipitkan matanya yang kecil untuk mengancam Sehun. Dia tetap santai duduk di bangku di ruang kerja Sehun.
"Dengar, Wu Sehun. Jongdae sudah mencari data untukmu di dalam map itu. Baca sampai selesai, baru kau mulai tugasmu untuk menolong Minseok," Kris yang sedang duduk di bangkunya berdiri dan menarik namja bermata mirip panda bernama Tao untuk keluar dari ruangan itu.
Target :
Byun Baekhyun
-17 jahre alt (17 tahun)
-Shon von Byun Baekhan und Byun Chanhyun (Anak dari Byun Baekhan dan Byun Chanhyun)
-Schüller in Seoul Senior high School (Murid di SMA Seoul)
-Zwei klasse (Kelas dua)
Mision :(Misi)
-Protecting son of President South Korea. (Melindungi putra Presiden Korea Selatan)
Informasion include :(Informasi terkait)
Lady Victoria
Leader from Britania Mafia(Ketua dari Mafia Inggris)
Knight Assassins : Xi Luhan
Kidnapped Kim Minseok(Menculik Kim Minseok)
Target :
-Unknow(Tidak diketahui)
Xi Luhan
-Unknow
"Sial! Aku tidak tahu harus apa!" Sehun mendengus dan melempar map itu ke atas meja. "Dasar bodoh! Kenapa pula aku harus sekolah! Sudah tahu aku mengalami percepatan enam tahun! Kenapa aku harus benar-benar sekolah? Cih! Kelas satu?"
ΩΩΩ
Sehun melangkahkan kakinya masuk ke sekolah berstandar International itu. Ini adalah tempat di mana targetnya berada. Sehun melangkah santai memasuki sekolah itu. Kebetulan ini adalah awal semester jadi Sehun akan jadi murid kelas satu. Mungkin itu akan cocok untuknya karena kebetulan dia yang paling muda di antara yang lainnya.
Tapi Sehun paling benci dibodoh-bodohi seperti ini. Karena dia harus jadi junior juga di antara kakak kelas yang bodoh. Jangan lupa, Sehun sudah menamatkan sekolahnya lima tahun lalu melalui percepatan. Seorang assassins harus jauh lebih cerdas dari anak-anak biasa.
Dia menoleh saat melihat seseorang dengan rambut pirang berjalan di sebelahnya dan menatapnya dari atas ke bawah. Ekspersi ragu-ragu pemuda itu membuat Sehun mengangkat alisnya. Dan Sehun tersentak mundur sedikit saat namja itu mendekatinya.
'Sial! Namja ini mengagetkanku!' pikir Sehun terkejut.
"Apa kau tahu di mana ruang guru? Bisa tolong antarkan aku? Kumohon! Aku tahu kau pasti kelas satu 'kan? Aku kelas dua dan baru saja pindah ke Korea. Sebelumnya aku tinggal di Chiba. Onegaisimasu! (Aku mohon!)" keluh namja itu dan dia menarik-narik lengan sweater yang Sehun kenakan.
"Ah! Kankenai! (Bukan urusanku!)" balas Sehun kesal dan menarik lengannya. Namun dia menyesalinya saat semua orang melihatnya ketika namja bermata bulat seperti rusa itu ingin menangis. "Wakatta! Baka no senpai! (Baiklah! Kau itu kakak kelas bodoh!)" keluh Sehun dan menarik tangan namja itu.
Sehun terkejut sebentar saat menyadari bahwa jari-jari tangan namja itu lebih kecil dan lebih lentik darinya. Seperti tangan seorang gadis. Dia kemudian mengamati wajah namja itu sambil berjalan bersisian. Wajah oval kecil namja itu, di sertai bibir tipis dan kulit wajah yang putih, dia seperti yeoja!
"Kau bisa bahasa Jepang, Kohai? Hebat! Apa kau belajar bahasa Jepang?" tanya pemuda itu sambil tersenyum pada Sehun.
"Kau berisik!" jawab Sehun sambil mengacuhkan namja itu. "Kau tahu, kau salah minta bantuan padaku! Aku bukan contoh orang baik di Korea yang bisa kau ajak berteman!" Sehun berhenti dan menatap mata namja itu. "Jadi, jangan bicara padaku lagi!"
Namja itu mengerjap-kerjapkan mata bulat besarnya. "Sore demo... Anata wa daredesuka?" (Tapi, siapa namamu?)
"Kankenaiyo!" Sehun berbalik dan ingin meninggalkan namja itu. (Bukan urusanmu!)
"Tunggu! Di mana ruang gurunya?" tanya namja itu panik.
"Di atas kepalamu!" seru Sehun tanpa berbalik. Namja itu sadar dan dia sudah ada di depan ruang guru.
"Arigatou gozaimasu! Watashi wa Luhan desu!" seru namja itu dan tersenyum senang dengan mata bulatnya yang berkerlap-kerlip. (Terimakasih! Aku Luhan!)
ΩΩΩ
Baekhyun berjalan melintasi koridor dan langkahnya terhenti saat seorang namja berambut abu-abu menghalangi langkahnya. Sepertinya dia kelas satu mengingat warna dasi yang dikenakannya. Saat itulah Baekhyun mematung ketika mereka bertatapan. Mata tajam namja tinggi itu membuat Baekhyun takut.
Namun Baekhyun dapat bernapas lega saat namja itu melewatinya. Dia kembali melangkah ke kelas, dia duduk di bangkunya dan menghela napas. Tidak memiliki teman satu orang pun memang satu paket dengan menjadi anak presiden. Baekhyun mengetahuinya dan hanya bisa pasrah. Dia lebih baik tidak memiliki teman dari pada memiliki teman bermuka dua.
"Chanyeol! Kau kemana kemarin?" suara temannya terdengar dan terlihat seorang namja tinggi memasuki kelas. "Kau itu sering sekali tidak masuk sekolah!"
Beberapa yeoja mendekati Chanyeol ketika namja jangkung itu duduk di sebelah Baekhyun. Chanyeol suka sekali duduk di sebelah Baekhyun walaupun mereka jarang mengobrol. Baekhyun diam saja karena tahu itu lebih baik dari pada dia duduk sendiri.
"Aku kan sakit. Ibuku suka begitu! Hahaha! Dia memaksaku tidak masuk sekolah. Dia akan mengancam membawaku ke rumah sakit jika aku sekolah! Hahaha!" Chanyeol tertawa bersama teman-temannya. Dia tidak melirik Baekhyun yang suka menatapnya ketika dia tertawa. Baekhyun akui, dia menyukai Chanyeol.
ΩΩΩ
"Hoy! Sehun!" seru seorang namja berkulit tan. "Ayo main basket!" namja itu merangkul Sehun yang menatapnya terkejut.
"Kau! Bagaimana mungkin!" Sehun mendorong namja itu. "Apa yang kau lakukan di sini!?"
"Hahaha! Wajahmu lucu sekali!" kata namja itu dan menarik Sehun ke lapangan basket yang kosong. "Aku cuma lebih tua beberapa bulan darimu. Kau pikir aku tidak ingin menyelamatkan sepupuku? Aku akan mencekik sang Lady" seringai muncul dari wajah tampan namja itu. "Panggil aku Jongin!"
Sehun menangkap bola yang dilempar namja bernama Jongin itu. "Jangan sok kau Kim Jongin! Cih! Kau kan lebih lemah dariku" Sehun mulai mendribble bolanya dan melakukan dunk. Keduanya bermain bola basket di lapangan sepi itu. Mereka membolos pelajaran pertama.
"Memang kau dapat tugas apa dari Kris Baba?" tanya Jongin. Dia melepas jasnya dan melipat siku kemejanya.
"Aku? Melindungi anak president. Aku kan ketua council. Kalau kau?" Sehun kembali memainkan bolanya.
"Aku harus menangkap seseorang. Dia ada di sekolah ini dan dia mengetahui keberadaan Umin hyung. Dia terjebak dalam Dark World. Aku masih tidak tahu tentang orang ini. Dia seperti bukan orang jahat" Jongin mengangkat bahunya. Meski sirat khawatir masih ada di wajahnya.
"Kau tidak akan tahu sampai kau mengenalnya. Sebaiknya jangan, kalau dia wanita kau bisa jatuh cinta seperti di film-film" ejek Sehun. Dia menghindar ketika Jongin menimpuknya dengan bola.
"Kris Baba kan sudah bilang, kau jangan terlalu banyak menonton!" seru Jongin kesal.
"Itu salah Baba sendiri. Kenapa dia memberiku banyak waktu senggang?" Sehun acuh dan melangkah pergi.
"Kau mau ke mana?" tanya Jongin dan menyusulnya.
"Kelas" jawab Sehun. Namun dia malah mengarah ke kantin.
ΩΩΩ
"Namamu siapa?"
Itu adalah pertanyaan yang jarang ditanyakan orang pada Baekhyun. Namun sepertinya itu masih wajar jika yang bertanya adalah namja asal Jepang seperti Luhan yang merupakan murid baru di kelasnya.
"Watashi wa Baekhyun desu. Yoroshiku, ne, Luhan-kun" Baekhyun tersenyum manis. Selagi Luhan masih mau berteman dengannya, kenapa tidak? Toh, hanya sebentar sebelum Luhan menjauhinya seperti anak-anak lain. (Aku Baekhyun. Salam kenal)
"Wah, Baekhyun! Kau bisa bahasa jepang juga. Apa kau mau ke kantin? Aku tidak tahu jalan ke kantin" Luhan menarik-narik lengannya. Baekhyun mengikuti saja. Sampai mereka di kantin, ternyata beberapa siswa sedang menonton guru yang memarahi murid.
"Kalian baru murid kelas satu saja sudah bikin ulah! Kalian ini niat sekolah atau tidak, hah? Jawab!" seru guru itu marah. Ternyata ada dua murid kelas satu yang sedang di marahi.
"Tidaak!" jawab kedua murid itu dengan wajah santai dan berpura-pura lugu.
"Kalian ini benar-benar! Kalian tahu berapa uang yang orang tua kalian habiskan untuk menyekolahkan kalian berdua di sini? Kalian ini kembar kan? Kim Sehun! Kim Jongin!" guru itu benar-benar geram. "Sekarang kalian lari keliling lapangan basket 50 kali! Cepat!" guru itu memukul bokong Sehun dan Jongin dengan penggaris membuat Sehun dan Jongin segera melarikan diri.
Murid-murid yang menonton tertawa. Baekhyun membeku saat tahu bahwa salah satu namja itu adalah namja yang menatapinya tajam di koridor. Namja itu Kim Sehun. Namja itu menyadari kehadiran Baekhyun karena ketika namja itu lari, namja itu meliriknya dengan tajam.
"Ooh, jadi namanya Kim Sehun? Hebat!" seru Luhan senang. "Kau lihat Baekhyun-kun! Tadi dia melihat ke sini! Dia pasti melihatku!"
Baekhyun menoleh cepat pada Luhan yang matanya berkerlap-kerlip. Baru kali ini Baekhyun menemukan mata seindah mata Luhan. Namun Baekhyun lebih merasa khawatir setelah mendengar apa yang Luhan ucapkan.
"Apa kau menyukai namja itu, Luhan-ah?" tanya Baekhyun hati-hati. Karena dia menyadari, dia bukan saja akan dijauhi Luhan, namun juga dibencinya.
"YA! Namja itu sangat keren! Dia yang membantuku mencari ruang guru. Kyaa! Dia juga jago bahasa jepang sepertimu, Baekhyun-kun! Pokoknya aku suka Sehun-sama!" jawab Luhan dan berputar-putar. Beberapa orang melihat tingkah konyolnya dan tertawa geli.
Kalau begini jadinya, Baekhyun yakin Luhan akan sangat membencinya.
ΩΩΩ
"Kau Byun Baekhyun, bukan?" sebuah suara berat mengejutkan Baekhyun membuatnya menjatuhkan buku-bukunya. Baekhyun berbalik dan mengumpat karena orang ini adalah orang yang paling tidak ingin ditemuinya.
"Ka-kau siapa dan ada perlu apa?" tanya Baekhyun dan memungut buku-bukunya. Namja yang memiliki rahang tegas itu ikut membantunya memungut buku-bukunya.
"Aku Kim Sehun. Aku boleh minta nomer ponselmu?" Sehun tidak hanya menatapnya tajam, namun juga memberikan senyuman miring. Senyuman yang membuat wajah namja di hadapannya ini terlihat begitu mempesona.
"Kalian sedang apa?" sebuah suara lain membuat Baekhyun kembali menjatuhkan buku-bukunya. "Baekhyun?"
"Ah, tidak ada, Chanyeol-ah" Baekhyun kembali memunguti buku-bukunya. Dia mengerutkan dahinya saat Sehun menaruh buku-buku yang sudah diambilnya dan melangkah pergi begitu saja. "Namja freak!"
Chanyeol membantunya berdiri dan entah ada apa tetapi tatapan namja itu padanya berbeda. "Aku lihat Luhan, dan ada di belakangmu tadi".
Mata sipit Baekhyun membola dan dia benar-benar terkejut. "Luhan? Apa dia melihatku bersama namja tadi?"
"Ya, sejak kau menjatuhkan buku-bukumu" jawab Chanyeol membuat dada Baekhyun mencelos. Baekhyun yakin, dia akan jauh dibenci lebih dari sebelumnya.
ΩΩΩ
