DESCLAIMER: NARUTO PUNYA MASASHI KISHIMOTO TAUUU
Ini fanfic yang kesekian tapi masih ngga bisa bikin Summary?! Kebangetan! Enjoy reading minna!
PARALLEL
Wanda Grenada
2015
PROLOG
Senin lagi senin lagi. Lagi-lagi senin. Senin... Oh my God Senin...
Hari dimana aku harus memulai 6 hari monoton sebagai seorang murid yang sering dibully. Hari senin memang tidak pernah akrab denganku.
Aku mematut diriku di cermin. Menatap sesosok gadis kelas 2 SMA dengan Rambut pink aneh lengkap dengan tatanan rambut khas bangun tidur dan mata emerald setengah sayu yang masih agak berat untuk kubuka.
Bukan hanya diriku yang kulihat dicermin. Quote yang sengaja kusematkan di cermin juga tak luput dari pandanganku. Entah sejak kapan Quotes itu bersemayam di cermin ku. Quotes yang berisi motivasi-motivasi yang mudah untuk dikatakan namun sulit dijalani.
Bully.. Kata itu seperti sudah melekat di setiap inci diriku. Rambut, Kaca mata tebal, bentuk tubuhku, sikapku dan apapun itu mereka selalu saja punya cara dan alasan untuk bisa membully-ku.
Memang tidak seisi sekolah ini jahat padaku. hanya 1 orang, beberapa antek-anteknya dan puluhan pion-nya yang siap menjadikanku sasaran empuk, selebihnya adalah orang netral yang tidak memperdulikanku.
Aku masih agak beruntung saat ini karena aku punya satu dua teman disekolah ini. Tidak seperti dua tahun lalu saat aku masih SMP.. Satupun tidak ada yang masuk daftar sebagai Temanku. Saat perpisahan SMP aku berdoa dan berjanji untuk berubah menjadi yang lebih baik dari sebelumnya. Tapi sialnya, orang yang suka membully-ku berada di SMA yang sama denganku. Bahkan kroni-kroninya tambah banyak saja karena dia punya reputasi di sekolah ini.
Tapi kali ini aku berhasil punya teman. Namanya Yamanaka Ino. Bisa dibilang ia orang yang sama culunnya denganku. Tapi dia tetap lebih baik dariku. Dia cantik, dari keluarga terpandang, dan kupastikan dia bisa saja bergabung dengan para Bullyers.. Hanya saja dia kurang percaya diri dan sangat pemalu. Sangat berbeda denganku yang hanya hidup sendiri, tinggal di rumah wasiat ayah dan ibuku yang telah wafat, dan bersusah payah untuk mendapat Reputasi disekolah. Tapi aku bersyukur, ternyata masih ada orang yang rendah hati seperti Ino
Aku berusaha mati-matian agar keberadaanku diakui disekolah ini. Belajar dengan tekun agar menjadi murid yang punya reputasi setidaknya dalam bidang pelajaran. Tapi itu saja tidak cukup. Di jaman yang serba dinamis ini, Pintar saja tidak cukup. Kau harus kaya, cantik, dan pandai bergaul agar bisa menjadi murid yang selalu disapa setiap satu langkah.
Jam 6. Aku harus bersiap untuk ke sekolah
.
.
.
.
.
"Terlalu banyak omong kosong!"
Pria itu terus saja mengumpat kesal sambil sesekali memegang keningnya yang terasa pening dan mengacak-acak rambutnya
"Tidak waras! Aku bahkan belum lulus sekolah dan aku sudah ditetapkan menjadi ahli waris! Jangan bercanda Natsu. Aku tidak siap, atau tepatnya tidak akan pernah siap" bentak Neji pada pembantunya
"Itulah yang dikatakan tuan Hiashi padaku, Neji" jawabnya dengan santai
Lagi-lagi sikap ayahnya membuat Neji kerepotan. Pewarisan harta, perjodohan, uang, bisnis, keuntungan, merek, saham... Omong kosong apalagi yang harus ia terima sebagai Anak pertama sekaligus Boneka hidup ayahnya. Tidak bolehkah ia bercita-cita?. Lagipula apa maksud ayahnya menggunakan perantara pembantu untuk membicarakan hal pribadi seperti ini?. Dia terlalu serakah untuk meraup keuntungan sebanyak-banyaknya sampai-sampai untuk bicara empat mata antara anak dan ayah dirasa sangat sulit.
Memang Neji dari kecil sudah dimanjakan dan dibesarkan dengan segala kelebihan. Harta, tahta, tampang, dan isi kepala. Namun ia sama sekali tidak tertarik untuk menggeluti dunia Bisnis. Baginya dunia bisnis terlalu licik untuk dijalani. Dimanfaatkan atau memanfaatkan. Ekosistem yang menjijikkan.
Ia lebih suka menghabiskan waktunya untuk bermain-main dengan perempuan abstrak, menjalankan akivitasnya sebagai anak Band dan yang paling ia sukai, mengintip wanita yang sedang mandi.
"Aku tidak akan menerima ini ayah. Ini terlalu berlebihan. Kau tau aku belum lulus sekolah" Neji dengan segala caranya menghasut ayahnya untuk segera merubah pikirannya. Walau memang tidak mudah menghasut si bangka yang keras kepala ini
"Ini lebih baik daripada pekerjaan mengintipmu itu" balas ayahnya
"Oh ayolah.. Kenapa ayah hanya melihat sisi buruknya. Aku punya pekerjaan positif, Aku senang menghibur..."
"Sudah cukup!" potong ayahnya "ayah sudah muak dengan kelakuanmu. Perjodohan yang kau tolak, perjanjian saham yang kau hancurkan.. Dan kau ingin menolak pewarisan harta ini? Akan makan apa kau kelak? Untuk kali ini tolong jangan bersikap egois" Ayahnya bangkit dari tempat duduknya dan merapikan jasnya. Sikap anaknya kali ini sudah tidak bisa di tolerir lagi
"Ayah tak merasa begitu? Ayah selalu mengatakan apa yang harus kulakukan. Ayah tidak pernah menanyakan apa yang ingin aku lakukan" Suasana ayah dan anak itu sudah makin dingin dan tidak jelas juntrungannya
"Jangan anggap ini lelucon. Ayah tak punya waktu untuk berdebat denganmu" ayahnya kemudian berjalan menuju pintu
"Oh ya? Memangnya kapan ayah punya waktu untukku?" Neji berkata sambil menaikkan volume suaranya dan dengan nada sinisnya. Ayahnya hanya berhenti sebentar lalu kembali melangkahkan kakinya.
.
.
.
.
Sakura mengunci pintu rumahnya. Rumah kecil peninggalan ayah dan ibunya. Setidaknya ini lebih baik daripada menyewa apartemen kan? Jadi Sakura hanya mencari uang untuk biaya hidupnya sehehari-hari. Sakura tidak bilang itu cukup, namun ia harus bersyukur atas apa yang ia punya.
Tak peduli apakah ia harus makan-makanan yang sudah expied atau harus makan makanan yang berkali-kali dipanaskan, yang penting perutnya terisi. Buktinya, ia masih sehat-sehat saja sampai sekarang.
Tatapan dari orang-orang yang melihatnya sangat menyakitkan baginya. Anak sial, sumber sial, biang sial, pembawa sial.. Semua yang berhubungan dengan kesialan berhak untuk Sakura. Ayahnya meninggal karena kecelakaan saat mengantar ibu Sakura yang akan melahirkan Sakura ke rumah sakit. Sedangkan ibunya meninggal karena pendarahan yang dialaminya saat melahirkan Sakura. Maka dari itu orang-orang menjulukinya anak Sial. Kerabatnya pun tidak ada yang mau merawatnya
Sakura anak yang baik, ia bekerja di sebuah toko buku yang berada di dekat sekolahnya. Ia sering menyisihkan uangnya untuk disumbangkan ke Panti asuhan dekat rumahnya. Tapi karena berlabel anak sial, pihak panti asuhan malah menolaknya dan takut akan kena sial. Alasan macam apa itu. Akibatnya, Sakura mendonorkan tanpa sepengetahuan pihak Panti. Karena ia sangat tau bagaimana hidup tanpa orang tua
Ia berjalan melewati pohon-pohonan yang sama dengan namanya. Musim semi yang indah selalu terlihat kelabu dimatanya. Saat semua orang ber-Hanami. Sakura hanya bisa duduk di bawah pohon Sakura yang ia tanam sendiri di depan rumahnya sambil mempercayai mitos bahwa "jika menangkap bunga Sakura yang jatuh sebelum menyentuh tanah dengan satu tangan mu, maka keberuntungan akan menghampirimu". Sakura sangat mahir dalam hal itu. Namun ia masih bersahabat dengan julukan lamanya
Sambil melamun memikirkan nasib sialnya yang tak berkesudahan, ia melihat seorang nenek tua yang kesusahan membawa barang-barang beratnya. Hati Sakura tergerak untuk membantunya. Namun jam ditangan sudah tidak bisa lagi diajak kompromi. Tidak ada alasan untuk membantu orang, pikir Sakura
"Biar ku bantu nek.." tawar Sakura sambil mengangkat tas dan karung yang dibawa nenek itu
"Terimakasih nak.." jawabnya
"Kemana nenek akan pergi?" tanya Sakura sambil membetulkan kacamatanya dengan kesusahan karena barang barang yag ia gotong
"Ke stasiun" jawab nenek itu
Stasiun memang sudah dekat, namun berjalan dengan Wanita tua pasti akan memakan waktu. Sakura berbincang-bincang banyak dengan Nenek itu. Setelah Sakura mengantar Nenek itu ke Stasiun, Sakura pamit untuk menuju ke sekolah. Tapi sebelumnya Nenek itu berterimakasih dan memberikan Sakura sebuah kalung berbentuk Bunga sakura.
"Kau anak yang baik, Sakura" kemudian nenek itu menghilang tertutup pintu kereta. Sakura malah menatap kepergian kereta sampai gerbongnya habis. baru ia tersadar bahwa ia harus datang kesekolah secepatnya. saat itu juga Sakura menggendong tasnya yang ia taruh di samping kakinya dan berlari secepat mungkin menuju sekolah
.
.
.
"Permisi sensei, apa aku masih boleh masuk?" Sakura meminta izin sensei-nya untuk mengizinkannya masuk. semua orang yang dikelas sekarang menatapnya.
"Lagi-lagi kau terlambat Sakura. duduklah, jangan menghambat proses belajar. Temui aku lagi saat jam istirahat" jawab Genma-sensei
"Arigatou sensei"
Disana ada Shikamaru, si Bodoh yang selalu berbuat hal-hal konyol duduk bersama Choji, orang paling pintar dikelasnya. ada juga Sasuke si Playboy yang senang menggoda Sakura. Menma, si Pangeran yang irit bicara. dibelakangnya ada Hinata, si pembully ulung dan Sai, orang yang selalu membanggakan gambarnya yang pas-pasan. Lee dan Tenten yang keduanya sama sama aneh. Sakura duduk bersama Ino
ya, beginilah jadinya. kesialan selalu menimpa Sakura saat ia menjadi anak yang baik. namun ia tidak pernah merasa bahwa ia sial karena perbuatan baiknya. buktinya, hari ini ia Sedikit beruntung karena masih diizinkan masuk kelas. biasanya ia akan dibiarkan diluar dan disuruh berdiri di depan tiang bendera
Selesai menemui Gurunya, Sakura langsung menuju ke kelas. Ia Hanya disuruh mengerjakan essay sebanyak 150 soal. untungnya otak Sakura cukup encer untuk mengerjakan soal-soal tersebut. Ia langsung menuju kelas dan mengisi kekosongannya dengan mengerjakan soal-soal yang belum dibahas bersama Ino
Saat Sakura sedang mengerjakan soal, tiba-tiba matanya tertarik pada suatu Objek. Objek yang selama ini ia idam-idamkan. Menma. Ia teman sekelas Sakura yang mempunyai rambut Hitam jabrik dan 3 garis di kedua pipinya semakin mebuatnya lebih tampan. belum lagi sikap Cool-nya yang membuat Sakura, atau bahkan semua gadis tergila-gila padanya.
Saat itu juga Sakura melihat Hinata, sang pem-Bully ulung yang sengaja merangkul Menma sambil melirik dan menyeringai ke arah Sakura. ia juga membuat gerakan mulutnya yang bisa terbaca oleh Sakura adalah "Jangan coba-coba" sambil membuat Gestur ingin mencekik Sakura. Sakura menghela nafas, ia lebih memilih mengalah daripada di tampar lagi di WC oleh Antek-antek Hinata.
Sepertinya harapannya terlalu muluk. Menma adalah Laki-laki terpopuler di sekolahnya, sahabat dari Sasuke si Playboy dan Gebetan Hinata Hyuuga. selangkah mendekatinya habislah riwayatmu dihabisi sang Hyuga Indigo
Tentunya dari segala arah Sakura akan kalah dari Hinata. Hinata cantik, punya Dada besar yang selalu ia pamerkan dengan membuka 3 kancing seragamnya dan Hinata anak dari Pemilik perusahaan terkenal. Tidak ada Harapan yang perlu ia Harapkan
"Sakura, a-apa kau baik-baik saja?" Tanya Ino sambil memperhatikan wajah Sakura yang terlihat sedih
"Apa yang kau pikirkan Ino? aku hanya mengantuk karena aku bekerja shift malam minggu ini" Jawab Sakura berbohong. "Ayo, kita lanjutkan lagi"
Sakura sering berfikir, apakah Menma tertarik padanya? apakah Menma pernah memikirkannya? minimal, apakah Menma mengenal Sakura? dan Sakura menjawabnya sendiri dengan kata Tidak. Belum lagi saingan utamanya adalah Hinata. tidak mungkin anak Culun seperti Sakura bisa.. minimal membuat Menma meliriknya barang 5 detik saja.
Sakura hanyalah anak yang sering diselengkat, sering dilempari sampah, sering diejek, anak sialan.. bisa apa dia?
Sudah satu jam pelajaran namun Guru belum juga datang. Sepertinya hari ini akan jadi pelajaran kosong. Mungkin itu adalah kebahagiaan paling mutlak yang diterima oleh para murid, namun sebuah bencana bagi Sakura. daripada ia menjadi sasaran bully disuruh bersih bersih kelas yang dikotori para murid padahal bukan jadwalnya ia piket kelas, lebih baik ia pergi ke perpustakaan.
BRUGG
Saat ia berjalan menuju ke perpustakaan, Kakinya diselengkat oleh seorang murid hingga ia jatuh tersungkur
"HAHAHAHAHH. dasar bodoh!" ooh, ternyata itu si Kiba.. Anak kelas sebelah yang merupakan antek-antek Hinata
"Minggir kau kitty.. Jangan beraninya dengan Gadis"
Suara Bass dan nada sinis itu. Sakura tau benar siapa pemiliknya. Menma. apa dia baru saja membelanya?. Kiba yang diejek Kitty oleh Menma langsung pergi sambil melengos. setelah Kiba pergi, Menma mengulurkan tangannya untuk membangunkan Sakura. Sakura bukannya menyambut tangan Menma, dia malah menatap keanehan pada tangan Menma
"Seberapa nyaman sih duduk disitu?" Karena jengah menunggu Sakura yang terlalu banyak berfikir, akhirnya Menma menarik tangan Sakura.
"Terimakasih ya, Me-Menma.." Sakura merasa jantungnya berdetak sangat kencang dan loncat ke tenggorokannya sampai sampai untuk sekedar mengatakan terimakasih saja membutuhkan tenaga yang besar
"Kau lemah" Menma menatap Sakura dengan tatapan sinis "Kau tidak pernah berontak dari mereka"
"Aku hanya tidak ingin mencari masalah"
.
.
.
BRAK
"Jangan coba-coba mendekati Menma-kun dasar kau Jalang berdada rata!" Begitu mengetahui laporan dari Kiba, Hinata beserta puluhan pasukannya mengerubungi meja Sakura. tangan mereka nampak sudah gatal untuk menampar Sakura bolak balik. Hinata tak perlu lagi repot repot ber-argumen antara sesama gadis, ia hanya perlu menjentikkan tangannya dan pasukannya sudah siap bergerak
Sakura seperti sudah kebal menghadapi ini. ia tidak bilang rasanya tidak sakit, namun diperlakukan seperti ini memang sudah seperti ekosistem alami.
.
.
.
.
.
Hari ini neji bukannya menuju ke sekolahnya di desa Ame, ia malah pergi ke Studio musik untuk menenangkan dirinya. Gitar, keyboard, drum.. semua ia coba tapi tak ada yang bisa menenangkan hatinya. pikirannya benar-benar buntu. tidak ada yang ia pikirkan selain urusan bisnis yang mengikatnya. Ia menyetir kendaraannya asal-asalan. bukan dalam pengaruh alkohol namun ia tidak bisa mengendalikan pikirannya yang terus melayang-layang. sesekali ia memaki menyumpah serapahi keluarganya dan memukul stirnya. tak tau mau kemana dan mau apa dia sehabis ini.
.
.
.
Pulang sekolah.. ya. Momen yang paling menguntungkan Bagi Sakura. tapi tidak lama karena sehabis ini ia langsung bekerja dan mengerjakan PR-nya yang teramat banyak. belum lagi rasa sakit yang masih bertengger di pipi dan kepalanya tidak kunjung hilang.
Diperjalanan ia berpapasan dengan Hinata dan Menma. Hinata seperti sedang mengejar Menma yang kesal selalu diikuti oleh Hinata. tanpa melihat kanan kiri Hinata langsung menyebrang. Dari arah depan Sakura sudah menyadari bahwa ada Mobil sedan putih yang menyetir dengan Ugal-ugalan. Reflek Sakura menarik Hinata dan membuat dirinya sendiri tertabrak oleh mobil itu
BRAKK... CIIIIT
semua orang disana kaget melihat seorang Gadis yang terplanting dan Mobil yang baru saja menabraknya kehilangan kendali dan menabrak Pohon. semua orang disana langsung mengerubungi Sakura. Pandangan Sakura memudar, hanya sayupan suara yang ia dengar.
.
.
.
Gelap. Sakura berada di tempat yang sangat gelap. Apakah ia mati? Sakura berada dimana ia bersyukur atas apapun yang akan terjadi. jika ia mati, ia bersyukur beban Hidupnya diangkat dan jika ia belum mati, ia akan memperbaiki kesalahannya dan menjadi pribadi yang lebih baik.
Tiba-tiba sebuah cahaya muncul yang menyilaukan matanya. Sakura sedikit menyipitkan matanya. ia melihat bayangan seorang wanita Cantik. Lama-kelamaan wanita itu mendekat ke Sakura
"A-Amaterasu.." Kata Sakura setelah melihat wanita itu dari dekat. ternyata benar, dia sudah mati. Wanita itu tersenyum tulus kepada Sakura
"Kau anak yang baik Sakura.. kau telah menyelamatkan nyawa temanmu. kau kuberi kesempatan Hidup untuk sekali lagi. Tapi dengan Syarat.." Wanita itu lebih mendekat ke Sakura
"Apa yang bisa kulakukan?"
"Bisakah kau membantuku menyelamatkan nyawa Satu orang lagi?"
sekarang ia bingung, apakah ia harus memilih untuk mati Saja agar lepas dari beban Hidupnya? Tapi Itu tindakan yang egois, Ia memang akan terbebas dari beban hidupnya, namun ia tidak menyelamatkan siapapun. Mungkin saja orang itu punya sesuatu yang belum ia selesaikan, atau bahkan beban hidupnya lebih berat daripada Sakura. lagipula ini adalah kesempatan yang bagus untuknya agar bisa memperbaiki diri sekali lagi. Sakura akhirnya mengangguk setuju
"Siapa dia?"
"Neji Hyuuga"
AN: JIAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAH. Ini ficnya sorry alur kecepetan dan cara penulisannya ngga dantauuuu. Ini alur awalnya sengaja gue buat semua karakternya kayak yang di road to ninja :v pastilah ada maksud tertentu dibalik itu semua. aku terlalu bingung pokoknya. kalo ada kekurangan, kritik dan saran mohon review biar bisa diperbaiki lagi
*Wanda Grenada
