VOCAL
Don't Like Don't Read
Just Masturbate Activity
It just my delution, Hope you like it.
enJOY~
.
.
.
Seperti biasa, Sungmin menjadi orang pertama yang sampai di kelasnya pagi ini. Bukannya ia mau sok rajin, hanya saja rumahnya yang jauh dan hanya ada kereta pukul enam pagi yang harus ia naiki jika tidak ingin terlambat sekolah membuatnya mau tak mau harus terkenal dengan label siswa teladan. Kenapa bisa begitu? Sederhana, karena ia tak pernah terlambat sekolah.
Jika saja Sungmin tak memaksa diri untuk masuk sekolah dengan taraf elite bagi dirinya yang biasa-biasa saja –menurutnya, tentu bisa bersantai seperti teman-teman sekitar tempat ia tinggal. Bukan tanpa alasan namja pendek itu mau bersusah payah mengikuti tes yang menyita seluruh waktu bermainnya hanya untuk belajar dan terus belajar demi diterima disekolah impian.
Music Art High School memang pantas mendapat pengorbanannya.
Sungmin menghela nafas menghirup udara yang menguar dari kelasnya. Sepertinya petugas kebersihan sekolah ini selalu melaksanakan tugasnya dengan baik. Oh tentu saja, ini sekolah kalangan atas! Aroma pinus menyenangkan melingkupi ruang berkapasitas dua puluh empat siswa itu. Membuat siapapun pasti betah berlama-lama didalamnya.
Namja yang memakai tas punggung warna hitam itu segera beranjak menuju kursi di baris kedua dekat jendela. Posisi yang strategis menurutnya. Mungkin ini keuntungan datang pagi hari, ia bisa memilih tempat favorit yang tak pernah berubah dari awal ia masuk kelas. Tentu saja, memang siapa yang mau datang sepagi itu hanya demi sebuah tempat duduk?
Bunyi gesekan kursi terdengar cukup keras Sungmin tarik sebelum ia duduk dan langsung merebahkan kepalanya pada meja. Helaan nafas berat dan menguap menjadi aksi namja itu selanjutnya. Setidaknya, masih ada setengah jam lagi sebelum kelas mulai ramai. Mungkin ia bisa tidur sebentar? Kemarin malam matanya kembali tak bisa terpejam.
Setelah Sungmin melepaskan jaket dan meletakkan di bangku sebelah, ia membuka resleting tas dan mengeluarkan MP3. Remaja berparas manis itu memastikan headset terpasang pada benda pemutar musik lalu ditautkan pada telinganya.
Sedikit ragu, akhirnya ia menguatkan hati dan menekan tombol play. Alunan drum dan liuk instrumen gitar yang menghentak segera merasuk indera pendengarnya. Menjadi friksi tersendiri yang membuat jantung Sungmin berdebar-debar.
GX. pemuda dengan identitas misterius yang baru saja mengeluarkan album solonya dan digilai remaja Korea, termasuk dirinya. Alunan permainan gitar dari lihainya jemari ditambah suara bass yang dimilikinya. Perpaduan yang sempurna.
Sungmin memutar lagu itu hampir setiap hari. Selain musik yang nikmat didengar, alasan lain Sungmin tak pernah bosan karena..
Suara itu!
Lagu Masquarade kini tengah berputar. Salah satu dari sekian track bergenre pop-rock dari album GX.
Pembuka penuh semangat ia dengar setelah berbagai nada tak berkata tadi. Pastinya, sudah sangat Sungmin hafal lirik yang akan dinyanyikan setelahnya. Mulutnya tak tinggal diam ikut bergumam.
Oh tidak, suara itu benar-benar bagaikan candu. Entah kenapa hati Sungmin selalu berdebar saat mendengar suara sang vokalis. Badannya turut menegang, sensasi aneh menyenangkan yang selalu ia rasakan saat memutar lagu kesayangan.
Sungmin memejamkan mata menghayati lagu. Ditilik dari liriknya pun semua orang tahu lagu itu adalah lagu sedih. Namun yang jadi pertanyaan adalah kenapa ia malah terangsang dengan kefrustasian dari yang suara itu ingin sampaikan? Ini aneh, sangat.
Tak berlebihan memang, musik yang dibawakan soloist indie yang kini tengah naik daun itu benar-benar seleranya. Satu album terus ia putar siang malam menemani harinya. Tanpa ia sadari, eargasm yang sering ia dengungkan perlahan berubah menggelitik syaraf, menuntut pelepasan tentu karena suara bass itu.
Minat sudah bergeser dari musik. Terfokus pada dalamnya vocal sang soloist.
"T-tidaak.. tidak lagi.." racaunya dalam gelap. Semakin erat ia menutup mata, sensasi yang membuat bulu kuduknya meremang menjadi-jadi. Sialnya aliran darah namja berstatus pelajar itu mengarah satu titik diantara dua paha, kejantanannya. Sungmin berusaha menekan hasrat, mengabaikan ketegangan dibawah sana.
Tangannya mulai terulur mengelus kemalunnya dari luar. Ditekannya bagian diri yang mampu memberi nikmat itu. Tidak, Sungmin tidak akan gila melakukan itu disini, meskipun ia sangat yakin takkan ada yang melihat perbuatannya.
Tapi sepertinya akal sehatnya kembali goyah saat suara itu merasuk lagi setelah intro dari gitar dan drum yang menggerakkan hati. Musik mereka benar-benar ajaib mempermainkan pikirannya. Persetan dengan tempat Sungmin berada kini. Suara menggoda sang vokalis benar-benar membuatnya tak kuasa memanjakan diri,
Cekatan Sungmin membuka resleting celana dan mengeluarkan junior yang akhirnya bisa bernafas lega setelah dikeluarkan dari underwear ketat menyiksa itu. Benda tegak itu semakin mengeras saat tangan kiri Sungmin melingkari penuh dan mulai meremasnya.
"Ohh.. Ohh.. Ohh.. Ssshh.." remasan Sungmin kini telah berubah. Ia mengurut kejantanannya naik turun, membuat bagian dalam perutnya kini mulai dipenuhi sesuatu yang asing dan bergejolak disana.
Persetan dengan latar tempat kini ia berada!
"Shit! Oohh.. Ahh.. GX.. Sshh.." Dibawah sadar nama itu keluar. Nama dari orang yang memiliki suara menggila bagi Sungmin. Membuat Sungmin terjatuh dalam tarikan vocal yang menguasai denyut kejantanan miliknya.
Masa bodoh dengan suara yang nyatanya adalah milik seorang pria!
"Aku.. ohh.. aaahh.." frekuensi kocokan junior ditangannya sendiri kini menjadi semakin cepat. Seolah mengejar klimaks bersamaan akhir lagu yang sebentar lagi selesai.
Dan saat suara itu meneriakkan bagian akhir dengan lengkingan yang bisa membuat siapapun ternganga, Sungmin mendapatkannya. Namja manis itu mendapat orgasmenya.
Kenikmatan dobel yang ia rasakan. Musik yang memuaskan telinganya, dan tentu suara sosok yang ia ketahui bernama panggung GX –dari majalah yang ia baca- mampu memuaskannya. Terserah kalian mau berkomentar apa, yang jelas sepertinya Sungmin telah jatuh hati pada suara itu.
Lima menit. Cepat sekali bukan? Yah, wajar saja. Sepertinya namja manis itu terlalu larut dengan hasratnya.
Harusnya Sungmin tak mendengarkan musik itu pagi ini!
Hal yang biasa terjadi saat ia bergelung dalam kasur sebelum tidur saat memutar playlist mp3. Entah dimana nyali ciutnya saat rangsang menguasai dirinya. Masa bodoh jika ada yang melihat. Tapi Sungmin yakin keadaan seratus persen aman.
Sungmin menikmati pasca orgasmenya, lutut dan kakinya terasa lemas setelah mengeluarkan sari tubuhnya. Lelehan putih kental masih terlihat memenuhi permukaan tangannya. Jika ingin menyapa Sungmin, nanti dulu! Setidaknya, biarkan ia bernafas dengan baik dulu.
Namun rupanya hal itu tak berlaku bagi namja berkacamata yang tengah melihat Sungmin bernafas berat dan masih setia menutup mata. Sepertinya perkiraan aman Sungmin tak mencapai angka seratus. Ada kesalahan perhitungan.
Jujur, sosok itu terlalu shock saat mendapati apa yang tengah dilakukan teman sebangkunya itu. Hingga ia hanya bisa diam menatap sampai namja yang lebih tua beberapa bulan darinya itu selesai dengan aktivitasnya. Niatnya untuk mengagetkan terbentur kenyataan yang terpampang dihadapannya.
"S-sungmin-hyung.." ucap pemuda itu tergagap.
DEG!
Bolehkah jantungnya berhenti sekarang juga Tuhan? Itu yang batin Sungmin teriakkan saat suara bass yang familiar itu terdengar. Sontak ia membuka mata lebar-lebar dan mendongak ke arah asal suara. Disana, berdiri namja berkulit putih pucat yang lebih tinggi darinya menatap tak percaya.
"K-kyuhun-ah!" Sungmin tergagap. Setengah terpekik ia menyambar jaket dan menutup daerah terlarangnya.
.
.
.
Hai! Maaf, ini cuma sekedar pelepasan saya.
Sungmin, lagi banyak masalah ya? *sighs
Bias, yang sabar ya.. /puk2
