Prolog
.
.
Disclaimer: NARUTO by Masashi Kishimoto
Rate: T
Genre: Supranatural, Hurt/Comfort, Romance, Family, Angst
Summary: Kata ayahku, aku adalah aib baginya. Kata ibuku, dia menyesal telah melahirkanku. Kata keluargaku, aku adalah noda hitam dalam sisilah keluarga mereka. Kata teman-temanku, aku hanyalah orang merepotkan yang tidak berguna.
Hidupku sungguh suram, aku kesepian, tanpa seorang temanpun. Hingga akhirnya gadis cantik berambut biru itu datang padaku dan bersedia menjadi temanku.
Pairing: Itachi x Konan
Warning: OOC, typo, EYD berantakan, no bashing chara
.
.
.
.
'Mind'
"Talk"
Bold: tulisan Itachi di notebooknya
.
.
.
.
Don't like, don't read
.
.
.
.
Happy reading
.
.
.
.
Konoha, 9 Juni 1994
Disebuah rumah sakit tampak beberapa orang sedang berkumpul di depan sebuah ruangan bersalin. Mereka sedang menunggu kerabat mereka yang sedang berjuang didalam ruang bersalin itu, melahirkan sang pewaris dari salah satu keluarga terkenal di Jepang, Uchiha.
Seorang pria muda tampak sedang mondar-mandir di depan pintu ruang bersalin itu.
"Duduklah Fugaku, Mikoto pasti akan baik-baik saja disana." Ujar seorang pria paruh baya berambut hitam panjang yang agak jabrik, Uchiha Madara.
"Aku tidak bisa santai-santai ayah, Mikoto sedang berjuang sendirian didalam sana." Sahut pria yang dipanggil Fugaku itu. "Dan sudah lebih dari satu jam Mikoto didalam." Lanjutya.
"Tenanglah dulu, sebentar lagi pasti persalinanya akan selesai." Ujar Madara lagi. Tepat setelah Madara menyelesaikan ucapannya, pintu ruang bersalin terbuka, menampilkan seorang dokter cantik berambut pirang panjang, Senju Tsunade.
"Putra anda sudah lahir Uchiha-san, dan istri anda selamat." Ujar dokter Tsunade sambil mencoba tersenyum.
"Boleh saya melihatnya dokter?" tanya Fugaku.
"Tentu, silakan masuk." Dokter Tsunade mempersilakan keluarga Uchiha untuk memasuki ruangan.
Madara sempat terdiam sesaat sebelum memasuki ruangan. 'Anak itu sudah lahir? Tapi kenapa tidak ada suara tangisan bayi ya? Dan ekspresi dokter itu tampak aneh.' Batin Madara, kemudian ia ikut memasuki ruangan.
.
.
.
.
Didalam ruangan tampak Mikoto yang sedang menggendong seorang bayi mungil nan lucu. Fugaku mendekatinya dan mengecup pucuk kepala istrinya. "Terima kasih Mikoto." Ucap Fugaku lembut.
"Sama-sama anata." Sahut Mikoto sambil mengelus lembut pipi bayinya. "Dia tampan kan anata?"
"Ya." Sahut Fugaku.
Bayi itu memang tampan dengan kulit putih mulus serta rambut hitam ravennya. Dan saat ia membuka mata, tampaklah bola mata hitam onyx yang mempesona. Benar-benar tampan.
"Akan kau beri nama siapa dia, anata?"
"Itachi, Uchiha Itachi. Bagaimana menurutmu?"
"Nama yang bagus." Sahut Mikoto sambil mengecup lembut pipi putranya.
Sebuah nama yang bagus untuk seorang bayi mungil yang tampan dan menggemaskan seolah tanpa cela di paras rupawannya, tapi . . .
.
.
"Oh iya, dokter Tsunade." Ujar Mikoto yang seperti teringat akan sesuatu.
"Ya, nyonya Uchiha." Sahut dokter cantik itu.
"Kenapa waktu baru dilahirkan putraku tidak menagis seperti bayi-bayi lainnya?" tanya Mikoto penasaran.
Deg . . .
Suasana seketika hening mendengar pertanyaan Mikoto. Semua orang-orang yang ada disana membenarkan ucapan Mikoto, kenapa bayi itu tidak menangis sejak dilahirkan?. Semua mata yang ada disana memandang dokter Tsunade, meminta penjelasan.
Tsunade menghela napasnya perlahan. "Hal ini memang jarang terjadi, dan bisanya bayi yang tidak menangis saat baru dilahirkan akan . . ." ucapan Tsunade menggantung, seakan tidak sanggup untuk melanjutkan ucapannya.
"Akan apa dokter?" tanya Mikoto tidak sabaran.
"Akan mengalami kebisuan, dan biasanya akan dibarengi dengan tidak bisa mendengar atau tuli." Ujar Tsunade lirih.
Mikoto membeku seketika, ia bahkan hampir melepaskan gendongannya pada sang bayi yang untungnya segera ditangkap oleh Chiyo, kepala pelayan di keluarga Uchiha. "Tidak mungkin. Dia pasti bukan anakku." Ujar Mikoto sambil memandang tajam Itachi kecil yang berada digendongan Chiyo.
"Tenanglah Mikoto." Ujar Mei Terumi, istri Madara.
"TIDAKK . . . DIA BUKAN ANAKKU." Teriak Mikoto histeris.
Fugaku mendekati istrinya dan memeluknya erat. "Tenang dulu Mikoto."ujarnya, lalu ia menoleh ke arah Chiyo. "Chiyo, bawa anak itu keluar."
Chiyo tersentak. "Tapi Fugaku-sama . . ."
"Cepat bawa keluar." Ujar Fugaku dingin.
"Baik." Ujar Chiyo seraya membungkukkan badannya dan berjalan keluar.
.
.
.
.
Sementara itu Mikoto masih meraung-raung didalam dekapan Fugaku. "Maafkan aku, anata. Aku tidak bisa memberi anak yang terbaik untukmu." Ujarnya sesenggukan.
Fugaku mengelus rambut istrinya lembut. "Ini bukan salahmu Mikoto."
"Ya, ini bukan salahmu Mikoto. Tapi tetap saja, dia tidak mungkin menjadi pewaris Uchiha dengan kondisinya begitu." Ujar Madara tenang.
"Ya, aku mengerti." Sahut Fugaku datar.
"Dengan kata lain, kita harus menunggu anak keduamu untuk mendapat pewaris Uchiha berikutnya." Ujar Madara.
"Ya."
"Terima kasih ayah, masih mau memberiku kesempatan." Ujar Mikoto yang dibalas anggukan dari Madara.
"Satu hal lagi, rahasiakan keberadaan anakmu itu dari publik. Aku tidak mau nama Uchiha tercoreng karena kehadirannya." Ujar Madara. "Kalau perlu, jangan berikan nama Uchiha padanya." Lanjut Madara dingin.
"Baik, ayah." Ujar Fugaku dan Mikoto bersamaan.
.
.
.
.
Sementara itu Chiyo sedang berjalan menuju atap rumah sakit guna mencari udara segar setelah mencuri dengar pembicaraan tuannya tentang nasib bayi tampan tak berdosa yang kini ada dalam gendongannya.
Kini ia telah berdiri diatap rumah sakit bersama sang bayi manis dipelukannya. Ia berniat memberi udara segar untuk bayi bernama Itachi itu sebelum bayi mungil itu mulai menjalani hari-hari sulit yang akan menimpanya di kemudian hari.
Chiyo memandang bayi itu sendu, bahkan setitik air mata kini mulai menggenang dipelupuk matanya. "Sabar ya Itachi-sama, sepertinya hari-hari yang akan kau lalui kedepannya akan sangat sulit, mereka bahkan tak mengijinkanmu memakai marga Uchiha itu. Padahal kau hanya seorang bayi kecil yang tak tahu apa-apa, tetapi kau sudah harus menaggung beban seberat ini. Tapi aku yakin, kau pasti akan bisa melaluinya. Kau harus jadi anak yang kuat ya, Itachi-sama." Ujar Chiyo lirih dengan air mata yang mulai mengalir dipipinya.
Itachi kecil memandangi Chiyo dengan mata onyxnya yang berbinar polos, dan seperti mengerti dengan apa yang diucapkan Chiyo, bayi mungil itu ikut mengalirkan air matanya, walau tanpa suara tangisan.
.
.
.
.
.
Sementara itu disebuah tempat yang serba putih berdiri seorang gadis cantik berambut biru sepundak yang memakai hiasan mawar kertas dirambutnya. Gadis itu memakai dress selutut bewarna baby blue, dan sepatu balet bewarna biru. Dihadapannya berdiri seorang pria tua berambut putih panjang yang agak jabrik dengan sebuah sayap putih dipunggungnya.
"Ada apa andan memanggil saya kemari, Jiraiya-sama?" tanya gadis berambut biru itu.
"Aku punya tugas baru untukmu, Konan." Sahut pria tua berambut putih itu yang diketahui bernama Jiraiya.
"Saya siap Jiraiya-sama." Ujar gadis yang diketahu bernama Konan itu.
"Kamu akan menjadi guardian angel untuk seorang anak manusia yang baru saja lahir kedunia." Ujar Jiraiya, ia menjentikkan jarinya dan muncullah sebuah layar yang memnggambarkan seorang nenek tua yang sedang menggendong seorang bayi mungil diatap sebuah rumah sakit.
"Bayi itu bernama Uchiha Itachi, dan mulai hari ini kau akan bertugas menjadi seorang guardian angel untuknya. Kau mengerti?" jelas Jiraiya.
"Saya mengerti, Jiraiya-sama."
"Satu lagi, anak itu akan menjalani kehidupan yang berat karena ia tidak bisa berbicara ataupun mendengar, jadi sepertinya tugasmu sedikit lebih berat."
"Itu tidak masalah, Jiraiya-sama."
"Bagus. Kau boleh mulai menjalankan tugasmu, Konan."
"Baik. Kalau begitu saya permisi." Ujar Konan sambil membungkukkan tubuhnya.
Gadis itu berbalik, dan tak lama muncullah sepasang sayap bewarna putih bersih dipunggungnya. Gadis itu mulai mengepakkan sayapnya dan terbang menuju bumi, tempatnya bertugas. Ia terbang menuju atap rumah sakit tempat calon anak asuhnya itu berada.
Konan memandang bayi mungil yang berada dalam gendongan seorang nenek tua itu dan tersenyum lembut. "Salam kenal, Uchiha Itachi."
.
.
.
.
To be continued
.
.
.
.
A/N:
Hai.. ketemu lagi dengan saya Kazuki Yuki di fic baru saya ini.
Padahal fic-fic yang sebelumnya juga belum complete, ini malah udah bikin fic baru lagi. Tapi berhubung sang ide lagi dateng jadi mending saya tuangkan aja daripada mubazir, iya gak.
Oke, semoga pada suka ya..
.
.
.
.
Akhir kata
.
.
.
.
REVIEWW PLEASEEE
.
.
.
.
