Title : Mon Affaire
Desclaimer : Hetalia (c) Hidekazu Himaruya
Rating : M
Pairing : China/France, France/Uk. China/Russia + Hongkong
Summary : Ini adalah permainan membohongi perasaan. Semua ini bohongan tapi ada secercah harapan aku ingin mendapatkanmu. Hatiku menjadi milikmu seutuhnya. Kau tahu? Kebohongan ini bukanlah mimpi. Mon Affaire. China/France, FrUk, RoChuu, plus Hongkong.
Note: My Fave Pairing... enakan endingnya gimana yaaaa XDDDD teka-teki XDDD... 3 POV karena pengarang akhir2 ini mulai ga waras jadi cerita milik pengarang agak2 ga waras juga... maaf XDDD
.
.
.
Chapter 1 China POV : It's Just Entertaint To Me
Aku tahu semua ini adalah salah. Aku tahu semua ini tidak benar. Aku tahu semua ini akan menimbulkan masalah. Namun aku sudah terlanjur melakukannya. Aku yang menawarkan diri kepadanya dan akulah yang melibatkannya dalam jurang ini.
Negara penuh cinta, itulah julukan dirinya kepada semua Nation-Nation lainnya. Ia sangat genit dan playboy bahkan dia suka sekali mengelus bokong orang. Aku tidak mencintainya, begitu pula dirinya. Dirinya sudah mempunyai kekasih yang amat sangat ia cintai. Walau hubungannya dengan kekasihnya tidak berjalan mulus, namun ia sangat setia dengan kekasihnya. Begitu juga diriku pada kekasihku. Aku juga sangat setia pada kekasihku seperti kekasihku setia kepada diriku.
Aku hanya merasa bosan dengan kehidupan ini. Umurku sudah lebih dari ribuan tahun. Berkali-kali melihat hal yang pahit, yang menyenangkan dan bahkan hampir semuanya kurasakan. Menderita akibat Hongkong dan Macao yang direbut paksa, menelan opium sehingga aku tidak kuat menahan sakitnya, diperkosa Jepang dan dibantai habis-habisan, dibenci blok barat, disuruh America untuk bertarung padahal aku sudah tua sekali dan lainnya sudah kualami, kecuali satu, merebut pacar orang.
Ya! Aku telah merebut pacar orang tanpa ada rasa suka didiriku. Aku hanya merasa bosan dengan kehidupanku yang dipermainkan banyak orang. Semua tidak lebih dari itu. Bahkan orang itu menerima tawaranku dengan mudahnya. Kami melampiaskannya dengan hubungan sex. Itulah kebodohan yang kami lakukan tanpa ada yang mengetahuinya. Ah, tidak—, hanya satu orang yang mengetahui semua ini dan dia adalah adikku, Hong Kong.
Kejadian ini bermula pada saat itu. Saat itu aku melihat pria dengan alis tebal dan pria dengan janggut lebat sedang berargumentasi hingga akhirnya bertengkar sangat dahsyatnya seperti biasanya. Yah aku mengenal mereka berdua, begitu juga pacarku. Semua juga mengenal mereka berdua yang selalu bertengkar disetiap masa. Aku bahkan pernah dendam kesumat dengan pria beralis tebal dan berjanggut itu karena mereka dengan enaknya memaksaku memakai opium. Tapi itu sudah lama berlalu. Yang sudah biarlah sudah, tidak perlu dibahas kembali dendam tidak menyenangkan itu. Sungguh menyakitkan hati.
Aku terdiam melihat pertengkaran romantis itu. Bagaimana tidak? Pertengkaran pasangan bodoh itu selalu terlihat romantic karena mereka selalu bertengkar berdamai lalu bertengkar lagi lalu berdamai kembali. Menurutku itu sangat romantis. Aku dan pacarku tidak pernah seperti itu, kami selalu sangat harmonis, walau terkadang bertengkar. Namun pertengkaran kami tidak seperti pertengkaran mereka. Kami saling mengerti satu sama lainnya dan terkadang salah satu dari kami mau mengalah. Bukan karena aku iri dengan hubungan dua orang itu, aku malah mensyukuri hidupku bersama dengan kekasihku.
Pertengkaran ini terjadi beberapa menit yang lalu dan aku tahu siapa yang salah. Setelah beberapa menit yang lalu, barulah terjadi adegan kekerasan. Pria beralis tebal itu kini tengah menampar pria berjanggut lebat itu dengan kencangnya dan penuh amarah. Kurasa itu sakit sekali. Bagaimana tidak? Pria berjanggut lebat itu tersungkur ketanah. Pria beralis tebal itu segera pergi dari pria berjanggut lebat itu dengan penuh dumelan. Pria yang tersungkur itu kini sedang menangis meneriaki nama kekasihnya.
Aku mendekati pria yang berjanggut itu lalu memberikan tissue padanya.
"Mau minum sake ditempatku?" ajakku sambil melihat kearah tempat pria beralis tebal itu berjalan semakin jauh. Pria berjanggut itu menyetujui ajakanku sambil mengangguk menangisi kejadian barusan. Kami minum bersama di rumahku. Ia minum layaknya orang kerasukan.
"Apa kau tidak bosan dengan semua yang terjadi pada dirimu?" tanyaku dengan tenang tanpa ekspressi. "Sejak kecil, kalian selalu bertengkar, berdamai, bertengkar lagi, bahkan ia tidak segan-segan menghajar tubuh indahmu"
Pria itu menatapku dengan matanya yang sembab.
"Aku tahu kau mencintainya" lanjutku lagi. "Apa kau yakin ia mencintaimu?"
Dia tampak tersentak dengan pertanyaanku. "Apa kau pernah mendengar kalimat cinta yang ia ucapkan padamu?"
Pria berjanggut ini kembali menunduk. Ia makin menangis deras mendengar ucapanku. Ia memelukku dan menangis histeris.
"Aku tidak pernah mendengar kalimat cinta darinya" ucapnya terisak-isak. "Selama ini akulah yang selalu meneriakkan kalimat-kalimat cinta padanya. Aku ingin mendengarnya, China! Aku ingin mendengarnya! Aku ingin tahu apa yang ia pikirkan tentang diriku. Aku ingin tahu apakah ia cinta padaku!"
Aku terdiam mendengarkan tanpa peduli bajuku basah terkena airmatanya, tanpa peduli bajuku lengket kena ingusnya. Setan sudah merasuki diriku. Aku capai dengan kehidupanku yang seperti ini. Aku segera memeluk pria itu dan mengkecup jidatnya.
"Kau ingin tahu seberapa besar dia mencintaimu? Kau ingin tahu apakah pria itu benar-benar mencintaimu?"
Dia mengangguk kecil dengan lemasnya. "Hei, France"
"Kau tahu Love Affair?" mau jadi rekanku?"
Ia tersentak kaget dengan kalimatku. Ia tersentak kaget karena ini pertama kalinya aku mengatakan hal yang tidak pernah kulakukan. Ia jelas-jelas kaget sekali.
"Ka—kau apa?" tanyanya dengan mata yang bulat.
"Maukah kau jadi rekanku? Jujur saja aku bosan dengan kehidupanku. Aku ingin sebuah hiburan dan menurutku hiburan seperti ini menyenangkan" ucapku tersenyum sinis.
"Kau gila" ucapnya. "Kau sudah punya Russia, kan? Dan aku sudah punya England!"
"Ya aku tahu karena itu aku ingin menjalin Love Affair ini" lanjutku dengan santainya. "Ini rahasia kita!"
"Baiklah. Aku terima jadi rekanmu, MON AFFAIRE" ucapnya tersenyum lembut. Ia menyentuh wajahku seperti ia menyentuh England, pacarnya. Begitu juga dengan diriku menyentuh wajahnya dengan lembut. Kami memulai ciuman pertama kami. Bibirnya dan lidahnya terasa lembut dan manis rasa sake.
Sejak itu kami melakukan hubungan terlarang ini tanpa ada yang tahu kecuali adikku yang kusuruh untuk diam.
.
.
Chapter 1 France POV : I Agree and deal about it!
Aku pacaran dengannya sejak dulu. Hubungan kami tidak seharmonis Austria dan Hungary ataupun Russia dan China namun perasaan suka kami tulus. Ah, atau lebih tepatnya perasaanku tulus. Walau aku sangat suka semuanya, tapi dia orang yang special dihatiku. Sejak pertama kali kami bertemu, aku benar-benar jatuh hati padanya.
England, Mon Cher, Je suis en amour avec vous! m'aimes-tu?*
Aku menyatakan cintaku pada pria itu. Saat itu wajahnya tampak memerah padam dan menganggukkan ajakan kencanku. Kami melalui hari-hari pacaran kami seperti biasa, Namun perasaanku begitu dalam padanya. Kami berciuman, tidur bersama, mandi bersama dan seperti pasangan-pasangan lainnya kami lakukan. Tapi aku meragu dengan cintanya. Ia tidak pernah mengatakan rasa sayangnya padaku dan aku memakluminya. Aku pikir ia mungkin malu karena dia seorang tsundere. Tapi, apabila ini terus terjadi, aku akan merasa sedih. Seakan cintaku selalu bertepuk sebelah tangan. Setiap ada hari special, akulah yang selalu memberikan sesuatu kepadanya, seperti valentine, white day, Christmas, dan lainnya. Aku mulai meragu.
Selalu seperti ini. Kita bertengkar karena masalah hal sepele. Dan ia selalu menghajar tubuh indahku dengan kencangnya. Aku sedih, kenapa dia lakukan hal itu padaku? Hanya padaku! Aku begitu sedih, ia tidak pernah mengucapkan mantra cinta kepadaku. Apakah aku hanya selingan saja? Apakah ia lebih menyukai America dibanding diriku? Hatiku sakit, hancur tapi perasaanku tidak dapat kuubah. Aku begitu takut untuk melepaskanmu, aku begitu takut untuk kehilangan dirimu, Mon Cher. Ingin kuteriakkan perasaan sukaku yang berlimpah itu, ingin kubuktikan berapa dalam rasa sukaku padamu, ingin sekali kudekap dirimu dengan erat tanpa melepaskanmu, tapi semua tertahan. Tertahan karena dirimu yang menolakku secara tidak langsung.
"Laosh**i" panggil seseorang anak remaja di depanku. "Ada tamu yang ingin bertemu dengan Laoshi"
"Bertemu denganku?"
Aku memandang pria dengan sebutan Laoshi itu. Ia adalah Mon Affaire. Dia mengajakku untuk melakukan hubungan ini dengan entengnya. Pria ini sudah mempunyai pacar seperti diriku. Hubungannya dan pacarnya juga sangat harmonis, tapi kenapa ia mengajakku untuk melakukan hubungan ini? Ia berkata padaku bahwa ia 'bosan', tapi apakah itu bisa jadi alasan yang masuk akal? Kurasa tidak.
"Apa kabarmu, Mon Cher? Aku datang karena rasa rindumu padaku, Mon Affair"
"Hong, cepat kau buang jauh-jauh pria ini atau kita akan hamil!" ucapnya sembari menunjuk kearah keluar dengan wajah datar.
"Be— bercanda! Bercanda!" ucapku histeris. "Apaan tuh kata hamil itu?"
"Aku bawa kue untuk kalian" ucapku sambil menggaruk leherku yang tidak gatal. Tentu saja mereka langsung menerimaku masuk kedalam ruang makannya.
Kami makan kue tersebut bertiga. Ah sebenarnya lebih tepatnya China dan Hongkong-lah yang memakannya sedangkan aku hanya tersenyum melihatnya.
"Jadi hari ini kenapa?" Tanya China dengan wajah datar. Pertanyaan itu membuat hatiku sakit kembali. Hal yang ingin kulupakan jadi teringat kembali. Kembali aku menangis.
"Kau tahu, China? England—England—dia—"
"Dia lagi?" ucap China dan Hongkong berbarengan dengan pucat seakan mereka tahu tujaunku datang kesini. Tapi memang seperti itulah kedatanganku kesini. "Dia menamparku dengan sangarnya dan menghajarku di depan umum!"
"Kali ini masalahnya apa?"
"Aku jalan bareng dengan Spain untuk mencari hadiah ulang tahun untuknya, lalu ia memergokiku dan langsung menghajarku tanpa basa-basi" aku kembali menangis mengingat kejadian itu. "Ia bahkan tidak mengacuhkan aku dan alasanku"
China terlihat pucat mendengar ceritaku, begitu juga dengan Hongkong. Apa mungkin England sudah tidak menyukaiku? Apa mungkin England memang lebih sayang terhadap America? Aku tidak dapat mengerti semua ini. Aku tidak mengerti jalan pikirnya. Aku tidak mengerti walau aku sudah lama mengenalnya. Perasaanku sakit setiap berhadapan denganmu.
BRAK. Suara meja terpukul keras. Kami kaget mendengar suara itu. Hongkong naik pitam. Ia membanting tangannya ke meja dan berdiri. Ia menatapku sinis tidak seperti biasanya.
"Tuan France, kumohon anda jangan menyentuh Laoshi!" teriaknya padaku. Ia tampak amat sangat marah. Wajahnya yang imut itu tampak menakutkan. Mengingatkanku pada pria beralis tebal itu. "Aku tidak akan memaafkan anda apabila anda menyentuh Laoshi! Anda sudah punya Tuan England dan anda mencintainya, kan?"
"Hongkong?"
"Setiap kau datang untuk curhat, kau pasti meniduri Laoshi! Karena itu dengan sangat hormat saya memohon pada anda untuk tidak menyentuh Laoshi lebih dari ini!" ucapnya lantang. Wajahnya tampak sedih. Menurutku benar katanya. Aku mencintai England sepenuh hatiku tapi aku menjalin hubungan terlarang dengan China padahal aku tahu China sudah mempunyai Russia. Perkataannya menusuk hatiku. Sangat menusuk. Perasaanku sakit sekali.
"Tidak apa-apa, Hongkong" ucap China sambil memegang pundaknya. Ia tersenyum kepada adiknya dengan tanpa berdosa.
"Tapi Laoshi sudah punya Tuan Russia!"
China meneguk teh miliknya dengan perlahan demi perlahan. "Tenang saja, tidak ada perasaan cinta diantara kami"
"Benar" ucapku tersenyum pahit. "Aku masih mencintai England, begitu juga China yang mencintai Russia"
Hongkong menatap kami sendu. Ia kesal namun ia tidak bisa berkata-kata. Aku tahu perasaannya. Ia begitu sayang kepada kakaknya, ia tidak ingin kakaknya celaka, tapi inilah yang diinginkan oleh pria asia yang berumur 4000tahun.
"Asal kamu tidak bicara ke Russia dan semuanya" lanjut China dengan tenangnya. Ia menepuk rambut Hongkong dengan lembut sambil tersenyum. "Terimakasih sudah mengkhawatirkan diriku, Hongkong"
Malam itu, seperti biasa, kami tidur bersama dan menikmati malam kami. Wajahnya tampak cantik sekali. Begitu mirip dengan England. Begitu mirip. Aku begitu kecanduan pada pria itu hingga saat melihat China disetiap malam kami jadi terlihat mirip dengan England.
.
.
vous êtesma drogue, mon cher. Intoxiqué, accro à toi. Comprenez-vousmon sentiment?***
.
.
.
Chapter 1 Hongkong POV: I Cry But Don't Cry
Aku tahu, dan aku tidak ingin tahu. Aku tahu tapi aku hanya bisa diam. Aku tahu dan aku tidak bisa bicara. Aku tahu ini akan sangat gawat. Tapi aku hanya diam tanpa bicara pada siapapun termasuk saudaraku, Macau.
Ide ini karena Laoshi merasakan bosan dikehidupannya. Ia ingin mencari hiburan dalam hidupnya. Aku tahu ini salah dan aku sudah menasihatinya, namun Laoshi tidak peduli dengan nasihatku yang ini.
'Laoshi akan kulindungi!' begitulah pikirku sejak aku pulang kerumah ini. Aku selalu berusaha melindungi Laoshi dari nation-nation yang ingin memanfaatkannya. Sejak aku pulang dari rumah tuan England, aku membuat perjanjian dengan Laoshi. Dan barang siapa yang ingin bertemu Laoshi harus melalui diriku. Aku tidak ingin Laoshi jatuh kembali, aku tidak ingin Laoshi mengalami penderitaan yang menyakitkan lagi. Aku tidak ingin! Karena aku tahu betapa beratnya hidupnya selama ini.
Aku memang tidak begitu menyukai tuan Russia tapi bukan berarti aku tidak menyetujui hubungannya dengan Laoshi. Aku bahkan merestui hubungan mereka berdua karena tuan Russia berbeda dengan nation-nation lainnya yang berusaha menjatuhkan Laoshi. Sejak dulu, tuan Russia adalah teman yang baik pada Laoshi dan aku mempercayainya setulus hatiku.
"Aku bosan" ucap Laoshi sambil tidur-tiduran menatap pohon bonsai yang ia rawat selama ini.
Aku yang sedang duduk disebelahnya menatap Laoshi. Aku menghentikan aktifitasku yang sedang menjahit tatakan meja yang pernah diajarkan oleh tuan England.
"Aku ingin sekali melakukan satu hiburan" ucapnya kembali. "Selama 4000tahun ini, aku sudah mengalami berbagai hal dan semua memang sudah kualami"
Ia lalu merebahkan dirinya. Aku melanjutkan aktifitasku.
"Apa ya yang belum pernah kualami?" tanyanya pada dirinya sendiri. Ia menatap langit-langit rumah sambil memikirkan semuanya. "Love Affair"
Aku tertusuk jarum jahitku seketika saat mendengar ucapan Laoshi. "Ach—"
"Ya! Aku akan melakukan itu! cinta terlarang! Gregetan sekali rasanya" ucapnya semangat.
"Laoshi, Nǐ shì yúchǔn de ma?****" ucapku. "Kau tidak akan melakukan hal bodoh itu, kan?"
"Hong, ini adalah rintangan! Ini adalah ujian! Ini adalah tantangan!" ucapnya. "Aku akan mencari rekan yang mau bekerja sama denganku!"
"Tapi Laoshi sudah punya tuan Russia!" ucapku. "Bie, Laoshi! Bù zhèyàng zuò!*****"
"Jangan bilang-bilang pada Russia nanti tidak ngegregetin!" ucapnya.
Aku berkali-kali menasihatinya untuk tidak melakukan hal terlarang itu, tapi Laoshi benar-benar nekat mengambil keputusannya yang seperti itu. tidak lama setelah kejadian ini, Laoshi menemukan rekannya, tuan France.
Aku bukan membenci tuan France yang menjadi rekan Laoshi, tapi ini benar-benar sudah diluar batas normal. Mereka menjadi abnormal!. Tuan France yang masih mencintai tuan England dan Laoshi yang masih mencintai tuan Russia. Kedua orang ini begitu nekad. Aku tidak tahu harus bagaimana lagi.
Laoshi menyuruhku untuk diam tanpa berkata, tapi aku tidak ingin Laoshi bahkan tuan France celaka. Terutama oleh tuan Russia.
Apa yang dipikirkan Laoshi? Ia berubah. Ia sudah bukan Laoshi yang kukenal. Aku sedih sekali. Aku ingin menangis. Ingin bersama Laoshi yang selama ini kukenal. Laoshi yang tulus mencintai orang yang ia sayangi.
.
.
.
. TBC
Note terjemahan:
Mon Cher, Je suis en amour avec vous! m'aimes-tu? : MyDear,I am in lovewith you!do you love me?
.
Laoshi: Teacher
.
vous êtesma drogue, mon cher. Intoxiqué, accro à toi. Comprenez-vousmon sentiment?: you aremy drug,my dear.Addicted,addicted to you.Do you understandmy feeling?
.
Laoshi, Nǐ shì yúchǔn de ma?: Teacher, are you stupid?
.
Bie, Laoshi! Bù zhèyàng zuò!: NO! Don't do that, Laoshi!
