She, Between He and Me

Love Live! School Idol Project

Pair : Male! Umi x Eri

WARNING : AU! OOC! Alur Cepet! Typo(s)

Love Live! Is not mine!

Mohon maaf bila ada kesamaan cerita.


Part 1, "Pertemuan"

Seorang gadis sedang berjalan sendirian di alun-alun kota yang ramai akan manusia, gadis itu bernama Ayase Eri. Eri merupakan gadis blasteran Jepang dan Russia. Eri merupakan murid kelas 2 di SMA Otonokizaka, ia cukup terkenal di kalangan siswa maupun siswi di sekolah tersebut.

Eri yang sedang berjalan di alun-alun tersebut tiba-tiba dihadang oleh tiga orang pria berandalan.

"Hey, manis…" Ucap salah satu berandalan tersebut.

Eri yang dihampiri oleh para berandalan pun sedikit ketakutan.

"Nona, ayo temani kita main, kita-kita kesepian, nih!"

"Wuiihh… Lihat bodynya!"

"Mantep, bos! Blasteran lagi."

"Tidak, terima kasih." Jawab Eri sambil mecoba melangkah pergi.

"Ayolah, hanya sebentar saja." Ucap berandalan tersebut kemudian memegang bahu Eri.

'Berani-beraninya dia…' Batin Eri kesal.

"Nee-san..." Teriak seorang laki-laki kepada Eri.

"Eh?" Eri bengong karena dia tidak punya adik laki-laki dia hanya memiliki adik perempuan.

"Nee-san, sedang apa disini?! Semuanya sudah menunggu." Ucap laki-laki berambut biru tua tersebut.

"E-Eh?! M-Maaf, aku tadi tersesat." Jawab Eri mengikuti alur pembicaraan laki-laki tersebut.

"Begitu, ya? Ya sudahlah, ayo kita pergi!" Laki-laki tersebut mengulurkan tangannya.

Eri menerima uluran tangannya. "U-Unn…"

"Woi, tunggu dulu!" Ucap berandalan tersebut.

"Maaf, hari ini kami ada urusan keluarga." Ucap laki-laki misterius tersebut.

"Aku tidak peduli!"

Salah satu berandalan tersebut mencoba memukul laki-laki berambut biru tua tersebut. Namun, dengan mudahnya laki-laki itu menahan pukulan tersebut dan memukul balik berandalan itu hingga terkapar.

"Sudah kubilang kami ada urusan keluarga!" Ucapnya dengan nada tinggi. "Ayo, senpai!" Laki-laki itu menarik Eri pergi.

Setelah cukup jauh berlari dan sampai disebuah taman mereka pun berhenti.

"Te-Terima kasih…." Kata Eri pelan.

"Sama-sama. Aku permisi dulu, senpai." Ucap pemuda tersebut kemudian berlalu.

Eri mencoba menahannya namun laki-laki tersebut pergi dengan cepat sehingga Eri tidak sempat untuk menahannya.

"Dia… tatapan matanya…" Entah kenapa Eri begitu tersipu saat menatap laki-laki tadi. Wajahnya sangat merah. "Tunggu, tadi dia bilang 'senpai'. Jangan bilang dia adik kelasku? Hah! Kenapa aku tidak mengenalnya." Rutuk Eri kesal.

'Kuharap aku akan bertemu dengannya lagi." Batin Eri.


Pagi hari di SMA Otonokizaka.

Eri mengambil sepatu indoor-nya di dalam loker.

'Jika dia memang adik kelasku biodatanya pasti ada di dalam buku daftar siswa. Baiklah, aku akan mencarinya.' Batin Eri sambil menggantik sepatunya.

"Sonoda-kun, tadi dicariin tuh sama ketua klub Kyuudo." Saut seorang gadis.

"Baiklah, aku akan segera kesana." Jawab laki-laki bermarga Sonoda itu.

Eri kaget mendengar suara tersebut. Eri kenal dengan suara tersebut, itu suara laki-laki yang menyelamatkannya kemarin. Eri pun menoleh untuk memastikannya. Benar saja, Eri yang melihat laki-laki itu spontan langsung memanggilnya.

"A-Ano…. Sonada!" Panggil Eri kemudian menghampirinya.

Laki-laki itu melihat kearah Eri. "'Sonada'? Aku?" Tanyanya sambil menunjuk dirinya sendiri.

"Iya, kamu!" Jawab Eri.

"Tapi namaku itu Sonoda." Jelasnya sambil menggaruk kepalanya.

Medengar hal tersebut Eri tersipu malu karena telah salah menyebut namanya.

"Go-Gomen…" Eri meminta maaf dengan wajahnya yang sudah merah.

Umito tertawa kecil. "Daijoubu, daijoubu... Jadi, ada perlu apa, senpai?" Tanya Umito kemudian.

"Ah… Sonoda! Apa yang kau lakukan?! Ayo cepat ke dojo!" Perintah seorang gadis yang merupakan Ketua Klub Kyuudo.

"Baik." Jawab Umito. "Maaf, senpai, sampai jumpa!" Umito berlalu.

"Ah… Tu- S-Sampai jumpa." Eri sedikit kecewa.


"Ohayou…" Eri duduk dikursinya dengan wajahnya yang lesu.

"Ohayou, Eri-cchi…" Jawab Nozomi yang merupakan teman karib Eri.

"Nee, Nozomi, kamu tau anak kelas satu yang namanya Sonoda?" Tanya Eri.

"Sonoda? Umm… Ya aku tau sedikit, sih. Dia anak dari keluarga klan Sonoda, namanya Sonoda Umito. Dia itu Ace dari klub Kyuudo." Jelas Nozomi.

"Sonoda Umito… Ace Kyuudo, ya? Pantas saja dia di uber sama Akagi-san." Kata Eri

"Ini pertama kalinya kamu membicarakan laki-laki. Jatuh cinta pada pandangan pertama?" Tanya Nozomi sekenanya.

Wajah Eri langsung merah. "Hah? B-Bukan! Aku hanya ingin berterima kasih karena dia telah menolongku kemarin!" Eri yang entah kenapa menjadi salah tingkah.

"Lalu kenapa wajahmu merah? Terus kenapa juga kamu sampe salting, gitu?" Nozomi nyengir.

"Baka!" Rutuk Eri. "Aku akui! Aku memang sedikit tertarik padanya." Eri menutup wajahnya.

Nozomi tersenyum. "Tuh, 'kan? Hihihihi….." Nozomi tertawa kecil. "Eri-cchi , sainganmu itu banyak, lhoo… ini rumor sih, katanya si Sonoda itu pacaran sama ketua klub Kyuudo."

"Nozomi, aku masih belum yakin dengan perasaan ini. Aku tertarik padanya bukan berarti aku menyukai bahkan mencintainya, ok? Ngerti?" Jawab Eri.

"Dasar gengsian! Pantesan sampai sekarang masih jomblo." Ujar Nozomi.

"Nozomi! Ohayou~" Teriak seorang laki-laki sambil memeluk Nozomi.

"Nico-cchi, Ohayou." Balas Nozomi sambil memeluk Nico.

"Apa kalian harus melakukannya setiap pagi?" Kata Eri yang sudah bosan.

"Berisik ah, bilang aja iri! Mending cari pacar aja deh, sana!" Jawab Nico sinis.

"Nico-cchi, sebenarnya Eri sedang jatuh cinta, lho…"

"Nozomi!" Eri gelagapan.

"Oh, benarkah? siapa dia?" Nico antusias.

"Sonoda Umito, anak kelas 1 yang jadi Ace Kyuudo itu." Jelas Nozomi.

"Waah… Seperti biasa, seleramu tinggi, Eri."

"Sudah kubilang aku hanya tertarik padanya! Bukan berarti aku menyukainya!" Seru Eri dengan wajah yang sudah merah.

"Iya, Iya…" Jawab Nozomi dan Nico bersamaan.


Pada saat jam istirahat, koridor kelas 1 mendadak menjadi ramai. Hal tersebut dikarenakan adanya Eri yang sedang keliling, maksud Eri keliling di koridor kelas 1 adalah untuk mencari Sonoda Umito. Nico bilang Umito itu anak kelas 1-1, Eri yang mendapat informasi dari Nico saat pagi pun langsung bergegas menuju kelas tersebut pada saat jam istirahat.

"Permisi…" Ucap Eri seraya masuk ke kelas 1-1.

Siswa-siswi yang melihat Eri mendadak menjadi histeris. Dan Eri pun dikerubungi oleh semua siswa baik laki-laki maupun perempuan.

"Ayase-senpai?! Ada perlu apa kemari?" Ucap seorang siswa laki-laki.

"Ada yang bisa kubantu, Ayase-senpai?"

"Ayase-senpai, Daisuki!" Sebuah teriakan yang entah berasal darimana.

Eri yang dikerubungi menjadi sedikit risih.

"Hey, Jangan bikin keributan di pintu masuk! Kalian menghalangi jalan, tau!" Ujar seorang pria yang hendak masuk kelas.

Semua mata tertuju padanya, ya, dia adalah Sonoda Umito.

"Ah! Sonada kebetulan, Aku mencarimu!" Kata Eri.

Umito menghela nafas pelan. "Sonoda."

"Gomen. Ah, Itu tidak penting! Ayo ikut aku!" Eri menarik Umito pergi dari kelas tersebut.

"Senpai! Mau kemana? Jam pelajaran bentar lagi dimulai." Umito melepaskan pegangan tangan Eri.

Eri menatap mata Umito. "Sebentar saja, ok? Please…." Ucap Eri memelas.

"B-Baiklah…"

Eri tersenyum. "Ayo!" Kemudian ia kembali menarik tangan laki-laki berambut biru tua tersebut.


Eri membawa Umito kehalaman sekolah.

"Jadi ada perlu apa denganku, senpai?" Tanya Umito sambil tersenyum.

Senyuman Umito nyaris membuat Eri jantungan. Senyumannya begitu mempesona, wajah Eri sangat merah sekarang. Entah apa yang membuat Eri tertarik kepada laki-laki dihadapannya ini. Dikarenakan senyuman tersebut Eri hanya bengong saja.

"Senpai?"

Panggilan Umito sukses membuyarkan lamunan Eri.

"GomenNee, Sonoda, sepulang sekolah ada waktu?" Tanya Eri sambil memainkan jarinya.

"Hmm… ya hari ini aku kosong, sih. Memangnya ada apa?"

"Aku ingin mentraktirmu. Ya anggap aja sebagai ucapan terima kasih tempo kemarin."

"Umm… Senpai, gak usah repot-repot, aku menolongmu karena aku muak pada kelakuan berandalan itu." Jelas Umito.

"Aku tidak terima tolakan!" Potong Eri tegas.

"Eh?"

"Pokoknya kamu harus mau! Aku tunggu di depan sekolah sepulang nanti. Bye!" Ucap Eri kemudian pergi meninggalkan Umito.

Umito hanya bisa tersenyum melihat tingkah senior yang baru dikenalnya tesebut.


Sepulang sekolah. Eri yang sebenarnya ingin cepat-cepat menemui Umito dan pergi bersamanya gagal dikarenakan Eri dipanggil oleh guru untuk membantunya menginput sebuah dokumen. Eri yang sudah gak sabaran ingin pergi bersama Umito pun mengerjakan tugas tersebut dengan sangat cepat, ia takut membuat Umito menunggu terlalu lama diluar. Eri mengerjakan tugas itu sambil terus memasang wajah yang menyeramkan dan mengocehkan hal-hal yang tidak jelas.

Sementara itu Umito sudah berdiri selama hampir 45 menit di depan sekolah menunggu kedatangan gadis yang ingin mentraktirnya. Umito hanya bisa menghela nafas dan melihat sekitar untuk memastikan Eri datang.

'Entah kenapa sifat dan perilaku Ayase-senpai mengingatkanku padanya' Batin Umito.

1 jam telah berlalu. Eri yang sudah menyelesaikan tugas dari guru tersebut kemudian langsung lari sekuat tenaga menuju tempat pertemuannya dengan Umito. Sesampainya di depan sekolah Eri celingukan untuk mencari Umito namun tidak ada siapa-siapa disana, sekolah sudah sangat sepi.

'Sudah kuduga dia pulang.' Batin Eri. 'Lagian mana ada orang yang akan menunggu selama satu jam. aku akan meminta maaf besok, kuharap dia tidak membenciku.'

"Oh, senpai…" Ucap Umito tiba-tiba datang.

Eri kaget saat melihat Umito. Ia mengira Umito sudah pulang namun ternyata dia masih disini.

"Sonoda!" Eri kaget.

"Maaf… Tadi abis ngambil buku yang ketinggalan." Umito garuk kepala.

"Tidak! Seharusnya aku yang minta maaf karena udah membuatmu menunggu!" Seru Eri.

"Tidak apa-apa." Umito tersenyum.

"Tapi-"

Eri yang ingin meminta maaf dikejutkan oleh tindakan Umito. Umito mengelap keringat Eri menggunakan sapu tangannya. Eri hanya bisa diam dengan wajahnya yang sudah memerah layaknya tomat.

"Kamu keringetan, senpai. Abis lari, ya?" Ucap Umito sambil terus mengelapnya dengan lembut.

"UnnA-Arigatou." Eri mengangguk dengan wajahnya yang memerah.

"Sip, selesai." Umito tersenyum kembali. "Ayo!" Ajak Umito.

"Unn…" Eri mengangguk kembali dengan wajah yang masih merah.

Mereka berdua pun pergi bersama. Eri tampak bahagia, meskipun sudah menunggu selama 1 jam Umito tetap menunggunya bahkan dia melakukan hal yang membuat Eri mematung.

To be continued...


Yosh… FF ke-3 kali ini bukan oneshoot! Saia kepikiran untuk buat projek FF yang rada panjang, hihihi….

Untuk kali ini saia buat FF dengan pari EriUmi (OTP no-2 #plakk) yah walaupun dipertengahan chapter bakal terjadi konflik yang lumayan greget. #setdah.

Konsep cerita ini udah selesai tinggal dituangkan kedalam sebuah cerita aja, ya cuman dikarenakan kesibukan saia di semester 2 ini (Kelas 12) jadi FF ini mungkin bakal lambat update-nya. Tapi pasti di update, kok.

Semoga cerita-nya menghibur para pembaca sekalian. Kritikan dan masukan sangat diterima karena saia masih belajar juga. xD

Sekian, Terima Kasih.

Xenotopia7