Hey! I'm Gonna Eat You!

.

Disclaimer: Masashi Kishimoto

Rated: M

Pair: NaruSasu, Slight: Narux...

Warning: AU, Typo(s), OOC, BL, Multi-chapter #NaruSasuDay2016, lil-bit gore, #Myth. #Horror

A/N:

Yuhuu! Cerita baru lagi dari ane buat merayakan NaruSasu day~ Maafkan ane karena tidak bisa mengupdate seluruh chapter sekaligus. Ane kehilangan feel dan stuck di dua chap terakhir T_T

Saya sudah lama tidak membuat cerita. Mungkin ceritanya agak kaku dan aneh. Harap dimaklum, ya!

\(^o^)Enjoy reading! (^o^)/

.


[Privesa Forest]

.

"Naruto." Seruan wanita terdengar. Intonasinya genit dan menggoda. Sang pemilik nama mematung ditempat. Padahal acara buang air kecilnya belum selesai. Naruto berusaha menghiraukannya dan kembali melanjutkan kegiatan yang sempat tertunda. Dia pasti salah dengar. Ya pasti!

"Naruto~" lebih nyaring daripada tadi.

Kepala Naruto seketika menengok ke berbagai arah. Udara sekitar berubah berat bersamaan dengan beberapa burung yang berhenti berkicau. Mendapati tidak ada siapapun selain dirinya, bulu kuduk Naruto meremang. Berbagai pemikiran negatif muncul. Terbayang sosok bersurai hitam panjang, berbaju putih, serta muka hancur. Seiring detak jantung yang bertambah cepat, bibir Naruto komat-kamit membaca mantra yang ia hafal.

Sungguh, daripada melihat mahluk astral. Naruto lebih memilih berhadapan dengan ratusan bandit atau ditelan Cerberus saja. Sepuluh, dua puluh detik, suara wanita itu tidak terdengar lagi. Naruto membuang nafas yang sempat ia tahan. Namun kelegaannya tidak berlangsung lama, karena sepasang tangan mulus telah mendekapnya dari belakang.

"ARRRGGGGHHHH!" Naruto spontan berteriak.

Matanya terpejam serta tidak berani menoleh ke belakang. Tubuh tegap besar berbanding terbalik dengan nyalinya yang kecil. Tangan Naruto gemetaran saat mencoba melepaskan pelukan erat itu dari pinggangnya. Beberapa kali mencoba, tetap tidak membuahkan hasil. Dekapannya begitu kuat. Seolah satu kali tekanan saja dapat menghancurkan tubuhnya.

"Kyaa! Ja-jangan yang disana!" Naruto memekik mirip wanita. ketika ada jari-jemari nakal menyentuh lancang Naruto junior yang belum dimasukan kedalam sangkar. Geram akan tingkah mahluk dibelakangnya, Naruto berkonsentrasi sejenak sambil memfokuskan sejumlah mana pada bagian punggung.

"[Flaming embrace][Explosion!]"

Boom!

Ledakan muncul diantara mereka. Tubuh Naruto terpental cukup jauh. Tercipta kawah sedalam satu meter dari tempat Naruto tadi berdiri. Asap pekat mengepul, menghalangi jarak pandang diantara kedua mahluk berbeda mereda. Menampilkan Naruto yang bertelanjang dada beserta luka di tubuh yang sudah kembali pulih.

Netra Naruto membulat. Disana terpaut jarak sekitar lima puluh meter darinya. Ada sesosok mahluk, meringkuk kesakitan karena efek ledakan sihir. Tatapan Naruto beralih pada bagian bawah tubuh sang pria yang menyerupai ekor ular. Bersisik hitam dan terkulai lemah sepanjang enam meter.

I-itu lamia,kan?

Iblis setengah ular yang dirumorkan suka memakan bayi. Tapi mengapa lamia tersebut malah lelaki? Seharusnya kan perempuan! Naruto sukses melongo. Mungkin karena gender yang berbeda juga, membuat Naruto tidak berhasil mendeteksi keberadaan lamia dari baunya sejak awal.

Geraman rendah membuyarkan pemikiran Naruto. "Elf sialan!" Suaranya berubah menjadi lelaki.

Lamia mendongakkan kepalanya. Terpancar kilat benci dari sepasang mata onyx-nya. Dia membuka mulut sangat lebar, seketika ratusan ular berukuran sedang keluar dari sana. Menyerang cepat kearah Naruto.

Naruto bergerak lihai, menghindari serbuan ular hitam. Untuk serangan penutup, Naruto memilih menggembungkan mulutnya. "[FlameThrower]!"

Blar!

Semburan api berukuran besar menyerang telak lamia. Membakar, menghanguskan seluruh tubuh lamia, hingga menjadi abu dalam sekejap.

.

.

Naruto menatap sisa abu lamia dalam diam. Tidak berapa lama, setitik energi muncul, dan perlahan membesar. Membentuk roh halus. Dari ketiadaan rangka tercipta, dilapisi daging dan otot. Raga fisiknya lalu mengeluarkan asap kebiruan.

Naruto mundur, berupaya menjaga jarak. Setelah menyaksikan kejadian itu, Naruto dapat menyimpulkan satu hal. Yakni musuhnya dapat hidup kembali. Sayangnya, Naruto bukan tipe penyihir yang menguasai sihir penyegelan. Akan menjadi pertarungan alot bila mereka kembali bertarung. Yang lebih parah, Naruto akan berakhir kehabisan mana dan tidak dapat beregenerasi lagi.

"Hmhm-hahahahaha!"Lamia mendadak tertawa terbahak-bahak. Tubuh telah pulih sempurna. Naruto mengernyit, memangnya ada yang lucu?

"Ternyata ada juga elf yang bisa membuatku mati." senyum jenaka terukir. "Untuk kali ini aku akan membiarkanmu lolos!" lanjutnya sebelum menghilang dari pandangan Naruto.


[Slytern Cave]

.

Krek!

Suara dari patahan tulang leher menggema di dalam gua. Korban mati tanpa perlawanan yang berarti. Ekspresi tenang ditunjukan oleh pelaku seolah telah terbiasa. Seekor lamia dewasa bersurai hitam panjang pun memulai acara makannya.

Menggigit dan menelan beberapa bagian tubuh korban sekaligus. Dimulai dari betis, perut dan terakhir tangannya. Menghentikan acara makan sejenak. Lidahnya yang panjang menjulur keluar untuk menjilat sisa darah korban yang sempat memenuhi bibir. Jangan salahkan dirinya, dimangsa atau memangsa itu sudah hukum alam. Seluruh mahluk hidup selain rasnya, tidak lebih dari bahan pengisi perut. Mindset mengerikan yang sudah tertanam di semua otak lamia sejak dini.

Tangannya kemudian merobek perut elf semudah merobek kertas. lantas mengambil organ dalam yang ia sukai. Yakni jantung dan hati. Setelah puas, ia sengaja menyisakan kepala, dada bagian atas serta organ dalam perut lain untuk adiknya.

Boof! Kepulan asap muncul, menampilkan lamia berekor hitam yang telah menyerang Naruto di hutan.

"Sepertinya kau tidak berhasil, Sasuke." Lamia dewasa menyambut kecewa kedatangan sang adik. Ia melemparkan kepala elf buruannya dan berhasil ditangkap oleh Sasuke.

"Hn." Sasuke mengigit daging pipi elf lalu menelannya bulat-bulat. "Dia tidak selemah yang kau bilang, Itachi."

"Lalu, kau mau menyerah begitu?"

Sasuke membatalkan niat untuk mengangguk ketika mendapat tatapan tajam dari lamia sulung. Sasuke sadar, bahwa ia telah melakukan kesalahan besar. Tapi salahkah bila Sasuke ingin pulang dalam keadaan hidup? Walaupun dia bisa hidup kembali, tetapi merasakan sakitnya kematian serta berkurangnya setengah mana sangatlah menyebalkan. Sasuke paham betul dimana batas kemampuannya.

"Kenapa diam? Jadi kau mengakui bahwa dirimu memang lebih lemah darinya?" Salah satu sudut bibir Itachi terangkat, membentuk senyuman sinis. Itachi bergerak mendekati Sasuke.

A! Jangan senyuman itu lagi!

Sasuke sontak menjatuhkan makanannya. Insting hewannya menjerit, memperingati Sasuke akan bahaya. Seolah mengerti pikiran Sasuke, Itachi mengeluarkan tatapan absolutnya. Lari? Maka bersiaplah untuk mendapat konsekuensi yang lebih berat dari kematian itu sendiri.

"Kau mau kemana, Sasuke?" Pertanyaan bernada ringan dikala suasana yang tegang, Itachi keluarkan.

Grab!

"I-itachi le-lepas!" Sasuke meringis, kedua tangannya berupaya melepaskan cengkraman Itachi dari kepalanya.

"Kau berani memerintah kakakmu?" Kuku tajam Itachi semakin menancap. Kekuatannya terlalu berlebihan, seperti ingin menghancurkan tengkorak Sasuke.

Dalam proses pendisiplinan, kekerasan lebih efektif daripada ucapan. Selama ini paham keji tersebut dianut oleh Itachi. Bertujuan menciptakan rasa takut dan jera, sehingga target tidak pernah berani mengulangi kesalahannya.

Pupil Sasuke mengecil, takut akan apa yang selanjutnya Itachi lakukan. "A-aku minta maaf! A-aku berjanji akan membunuhnya! Ku-kumohon ja-"

Grak!

Dan benar saja, hanya berselang dua detik, Itachi telah mewujudkan mimpi buruk Sasuke. Kepala Sasuke hancur beserta isi otak yang terburai. Itachi mengibaskan tangan yang berlumuran darah sembari melirik dingin tubuh Sasuke yang sudah menjadi mayat.


[Guild. Leaf Village]

.

"Na-ru-to~"

Lamia semakin gencar menggoda. Ia mengalungkan kedua lengannya mesra. Bibir ranumnya mendekat, bermaksud meminta kecupan hangat dari Naruto.

Naruto menatap ke arah lain, berusaha keras untuk tidak memandang sepasang mata onyx yang menampilkan kilat predator penuh gairah disana. Cerminan hasrat dan nafsu.

"Kau malu? Bukankah kita sudah sering melakukannya?" bisik Lamia, ia tersenyum penuh arti. Tangannya yang terampil beralih membuka kancing kemeja Naruto. Sedangkan ekor ularnya yang panjang, membelit tubuh sang dominan agar tidak memberontak.

Naruto meneguk air liurnya gugup. "T-tapi ti-tidak sekarang juga!"

Lamia menjilat bibirnya sensual. "Benarkah? Yakin tidak mau?" Lalu dengan sengaja menggesekan pinggulnya yang ramping ke bagian selangkangan Naruto. Gerakan pinggulnya yang erotis, hampir membuat sang Uzumaki menerkam lamia sekarang juga.

"A-aku-"

.

.

"NARUTO!"

"Huh?" sang Uzumaki tersentak, ia melihat sekelilingnya bingung. "A-ada apa ya?" tanyanya polos.

Shion mendesah lelah. Semenjak dua minggu lalu, perangai Naruto berubah. Menjadi pendiam, kurang fokus serta kerapkali tertangkap basah sedang melamun. Shion yakin Naruto menyembunyikan sesuatu darinya.

"Laporan misi."

Naruto gelalapan. Ia segera merogoh tas coklat yang terpasang disabuknya. Mengeluarkan gulungan misi darisana. Shion kemudian memeriksanya, alisnya tertekuk tajam saat Naruto hanya mampu membunuh sedikit monster.

"Aku memberimu waktu lima hari dan kau hanya bisa mengalahkan lima belas harpy?" Tukas Shion kecewa. Padahal dari segi kekuatan serta pengalaman, Naruto seharusnya dapat mengalahkan seratus harpy dalam waktu serempat jam saja.

"Ya begitulah, hehe~" Naruto menyengir lebar. Tidak lupa kebiasaanya ketika canggung muncul, yakni menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Hentikan cengiranmu! Seharusnya kau sadar diri dan lebih profesional dalam bekerja! Kau sudah berjanji akan menuntaskan misi sesulit apapun ketika masuk ke guild ini!" bentak Shion kesal.

"Maaf." Ujar Naruto pada akhirnya. Naruto belum sanggup untuk menceritakan masalahnya, termasuk ia yang malah melamunkan lamia sialan itu didepan Shion. Bila dia tahu, Naruto pasti berakhir menjadi pecahan es balok untuk jus apel kesukaannya.

"Kata maaf tidak selalu menyelesaikan masalah, Naruto! Mungkin kau harus diberi libur sejenak, aku akan bicara dengan ketua." Putus Shion sembari memberikan lima keping emas pada Naruto. Langkah Shion terhenti tatkala Naruto mendadak mencekal lenganya.

"Jangan! Aku tidak butuh liburan Shion, yang kuperlukan sekarang adalah mendapat banyak misi." Semakin dia sibuk, semakin besar pula kesempatan Naruto untuk melupakan lamia tersebut.

"Lalu berakhir dengan kegagalan lagi, begitu?" Shion skeptis.

"Kumohon! Beri aku satu misi lagi dan aku berjanji akan menuntaskan misi itu secara total!" Sesaat Shion mencari binar kesungguhan dimanik safir Naruto, dan Shion menemukannya. Mencoba mengalah, Shion mengeluarkan gulungan misi baru untuk Naruto.

"Baiklah, Buktikan ucapanmu, Naruto!"

Naruto menerima gulungan misi dari Shion. Membukanya sejenak, dan membaca sederet tulisan yang tercetak disana. Hanya membunuh satu naga. Rupanya, misi sekarang cukup mudah. Imbalannya pun sangat banyak, yaitu dua puluh ribu keping emas. Bila misi ini berhasil, Naruto bisa hidup mewah selama satu tahun.

"Oke!" Ia kecup dahi Shion sebelum sosoknya ditelan oleh kobaran api.


[DarkVia Lake]

.

'Cukup mudah' itulah yang sempat Naruto pikirkan. Namun, tatkala ia telah sampai ditempat tujuan. Naruto tidak bisa menahan diri untuk terperangah. Memang hanya satu naga. Tetapi jenisnyalah yang membuat Naruto ingin membatalkan misinya.

Mimpi apa dia semalam hingga harus berhadapan dengan Hydra? Naga yang memiliki sembilan kepala, terkenal akan racun mematikan dan kemampuan beregenasinya yang super cepat. Mati satu tumbuh seribu. Mengerikan sekaligus Merepotkan.

"AWAS!"

Belum sempat berkedip, Naruto merasakan tubuhnya terlempar dan berakhir menabrak puluhan pohon. Naruto segera bangkit tanpa mendapat luka berarti. Amarahnya pupus, begitu melihat wujud pelaku yang telah melemparnya.

Ekor ular yang panjang, surai hitam dan wajah yang cukup rupawan itu...

Netra Naruto terbelalak, akhirnya dia mengingat mimpi semalam! Mimpi bercinta bersama lamia. Sosok laknat yang sempat menyerangnya di hutan. Mahluk yang selalu menghantui pikirannya sampai Naruto sering melamun serta tidak fokus. Kalau ingatannya tidak salah, lamia itu pernah memperkenalkan namanya dialam mimpi, Selfi? Samsu? Err..sepertinya bukan! Su-sule? Sasuke? Hmm.. Ah iya itu!

Mimpi tersebut bukan sekali, tapi bahkan sampai enam kali! Astaga.. dari sekian banyak wanita yang ada, kenapa harus pria yang datang?! Naruto yakin dirinya masih normal. Dan sialnya, sekarang Naruto malah bertemu lagi dengan Sasuke.

"Berhenti melamun dan bantu aku telinga runcing!" Teriak Sasuke, ia sibuk menghindari semburan nafas beracun serta gigitan Hydra.

Naruto mengangguk pasrah. Sempat merutuk karena mereka terpaksa harus bekerjasama . Yah bagaimanapun juga, ini adalah misinya. Naruto menarik senjata dari udara. Kemudian Naruto berteleport ke atas Hydra. Berputar tiga ratus enam puluh derajat, sembari mengayunkan kapak besarnya untuk membelah kepala sampai keleher Hydra.

"GROOARRGGH!"

Cairan merah kehijauan menyembur. Bau darahnya menyebar sampai ke tempat Sasuke. Mirip perpaduan antara bau amis,telur busuk ditambah sejenis sulfur. Naruto menahan diri untuk tidak muntah. Dua kepala Hydra menjadi korban ketajaman kapak Naruto. Namun, dalam interval waktu lima detik, empat kepala baru menyeruak keluar dari luka menganga di leher. Naruto mengumpat, ia telah memotong kepala yang salah.

"Kau bodoh! Cari kepala aslinya!"

Dahi Naruto berkedut kesal. Tersinggung oleh perkataan mahluk yang lebih menjijikan darinya. Bila tidak percaya, lihat saja ekornya yang bersisik dan sedikit berlendir! "Ya aku tahu! Tapi mereka semua mirip!"

Naruto berkelit dari serangan Hydra yang semakin agresif. Nafas beracun Hydra mencemari udara dengan warna ungu. Sebenarnya Naruto percaya pada kekuatan regenerasi tubuh, yang dapat menetralkan racun. Tetapi jika terlalu banyak, Naruto terpaksa harus sering menahan nafas.

"Matamu rabun ya?"

"Diamlah!" Naruto balas membentak disela susahnya bernafas.

Byur!

Lengah, Naruto pun terjatuh ke dalam danau setelah terkena hempasan ekor Hydra. Air danau yang dingin menusuk tulang Naruto. Ia segera berenang ke permukaaan meskipun agak sulit karena arusnya kacau akibat pergerakan Hydra.

"Didekatmu ada kepala Hydra yang lehernya lebih besar, giginya lebih banyak! Matanya pun sipit! Itu pasti yang asli!"

"Darimana kau tahu?" Tatapan Naruto beralih menyelusuri seluruh bagian Hydra. Memang ada sih, tapi selalu dilindungi oleh tiga kepala Hydra lain. Justru Hydra itulah yang sering menyemburkan nafas beracun.

"Insting!"

Naruto facepalm. Bila begitu sama saja dengan taruhan. Haruskah ia menuruti kata lamia itu? Walaupun resiko kesalahannya cukup besar?

TBC(?)

A/N:

Terimakasih sudah membaca. Layak dilanjut/ tidak, nih? #Nyengir

Silahkan utarakan pendapat kalian baik berupa kritik/saran, di kotak Review. Setiap rev/fav/follow dari kalian, memberikan saya semangat untuk menulis. (^O^)/