"Chanyeol sialan itu benar-benar sialan yang sialan!"
. .
.
Baekhyun tidak suka musim panas karena kulitnya akan terbakar
Baekhyun tidak suka musim gugur tapi ia suka saat melihat daun-daun berguguran
Baekhyun tidak suka musim semi karena bau bunga yang membuatnya mual
Baekhyun tidak suka musim dingin tapi ia suka salju
Tapi dari itu semua ada satu hal yang paling-
"Baekhyun, Baekhyun, Baekhyun, Baekhyun, Baek-"
Paling-
"Baek, Baek, Baek-"
Paling Baekhyun benci!
"Park fuckin' Chanyeol, bisakah kau menjauh dari telingaku? Lebih bagus dari hidupku?" Baekhyun merotasi matanya
Ya, Park-sialan-idiot-Chanyeol, segala sesuatu dari sumber kebencian Baekhyun. Tidak ada toleransi, Baekhyun benci rambutnya, matanya, hidungnya, bibirnya, suaranya, napasnya, bahkan partikel terkecil yang menempel ditubuh pria idiot itu
Chanyeol meniup telinga Baekhyun dengan sengaja lalu berbisik dengan suara terendahnya "Sepertinya tidak bisa, wajahmu selalu meminta untuk diganggu, sih"
Tanpa menunggu apapun Baekhyun segera melayangkan pukulannya telak diwajah Chanyeol, membuat pria yang masih memakai pakaian tebal didalam kelas itu terdorong jauh, punggungnya menabrak tembok dan- uh! Itu pasti sakit sekali
Informasi tambahan, di tembok itu bahkan sampai timbul retakan. Beruntung karena kelas sudah sepi sejak bel pergantian kelas berbunyi, jadi tidak ada keributan lain selain bunyi tubrukan antara punggung Chanyeol dan tembok
Baekhyun memperbaiki irama hembusan napasnya yang tidak karuan lalu ia pergi keluar kelas, tentu saja setelah mengacungkan jari tengahnya pada Chanyeol yang mengerang kesakitan
Pertikaian mereka sudah terjadi sejak puluhan tahun lalu, saat Baekhyun pertama kali menginjakan kakinya ditanah Korea karena sang Ayah yang tidak bisa lagi menanggung beban sakitnya terbayang masa lalu, Ibunya, Istri dari Ayahnya harus meregang nyawa di negara kelahiran mereka karena para manusia yang murka setelah mengetahui mereka adalah keluarga tidak biasa
Saat itu Baekhyun belum tahu rasa sakitnya karena ia masih sangat muda, tapi saat ia melihat teman sekolahnya bersenda gurau bersama Ibu mereka, barulah Baekhyun tahu, kalau kehilangan Ibu juga sama seperti kehilangan separuh persediaan kantung darahnya
Ditahun pertama hubungan Baekhyun dan Chanyeol masih biasa saja, mereka hanya sebatas tahu kalau masing-masing dari mereka adalah vampire yang tinggal dilingkungan manusia, bahkan mereka pernah beberapa kali menghabiskan waktu istirahat bersama, tapi saat Chanyeol tahu kalau Baekhyun berasal dari ras Silver, Chanyeol mulai berulah
Tidak ada hari tanpa mengganggu Baekhyun baginya, pagi, siang, sore bahkan malam hari, tidak ada waktu yang ia lewatkan
Bukankah itu terdengar rasis?
Memangnya apa yang salah dari Silver? Baekhyun tidak merasa ada hal ganjil dari keturunannya. Bahkan Ayahnya berteman baik dengan ketua kelompok Red, ras vampire Chanyeol
Yang membuat Baekhyun lebih tidak nyaman adalah ketika Chanyeol menjadi sangat ramah saat bersama orang lain dan berubah menjadi petaka saat berada disekitarnya. Bukannya Baekhyun ingin diperlakukan baik oleh Chanyeol, tidak, karena itu tidak mungkin, tapi bukankah itu aneh? Melihat Chanyeol tertawa seperti anak kecil saat makan bersama Jongin dan tertawa seperti penjahat kelas atas saat berhadapan dengan Baekhyun?
"Oh ayolah Baek, kalian sudah sangat sering bertengkar dan kenapa baru kali ini kau terlihat sangat marah?" Jongdae menepuk pundak Baekhyun beberapa kali
Rasanya sangat asing saat melihat temanmu yang hanya akan mengumpat atau berteriak terlihat sangat murka dihadapanmu, Jongdae sampai lupa bagaimana cara menenangkan seseorang
Baekhyun mengusap wajahnya dengan kasar "Chanyeol sialan itu benar-benar sialan yang sialan!"
Jongdae sampai kehilangan kata-kata "Uh, ya, begitulah"
Lengan Baekhyun mengepal diatas meja "Aku akan membunuhnya saat aku benar-benar lupa dengan nama Ayahku"
Jongdae adalah sahabatnya, seorang vampire dari keturunan Grey, sebenarnya ada satu lagi sahabatnya bernama Yixing, ia manusia. Terkadang Baekhyun dan Jongdae merasa sangat bersalah karena sudah membohongi Yixing selama ini, tapi mereka juga takut saat Yixing tahu kebenarannya ia malah tidak mau berteman dengan mereka lagi
Bicara tentang Ayah Baekhyun, beliau terlahir dengan nama Drac, ia adalah vampire dari keturunan asli yang sangat di agungkan, semua hal yang beliau lakukan akan tercatat sebagai sejarah juga karena ia terlahir dari keturunan Silver, ras yang paling langka
Hal itu juga berdampak pada Baekhyun, ia menjadi primadona, semua ras vampire menginginkannya (kecuali Chanyeol) tapi Baekhyun belum juga menemukan tambatan hati di usianya yang kini sudah menginjak seratus delapan belas tahun
Beruntung karena Ayahnya tidak pernah memaksa Baekhyun untuk segera memiliki kekasih ataupun menikah
"Baekhyun, kau kenapa?" Yixing tiba-tiba sudah duduk disamping Baekhyun
Baekhyun mendorong pundak lelaki itu "Jangan dekati aku!"
Yixing mengerucutkan bibirnya "Jadi di saat Jongdae memelukmu ketika kau terlihat tidak baik, aku malah tidak boleh berada didekatmu?"
Baekhyun mengabaikannya, ia hanya tidak ingin terlihat buruk seperti ini
"Baekhyun!" Baekhyun mendongak karena panggilan itu "Uh, kau membakar wajahmu?" Kyungsoo menaikan sebelah alisnya "Karena Chanyeol si pengganggu, huh?"
Baekhyun berdecih "Kenapa memanggilku?"
Kyungsoo vampire dari ras Black
Selain Chanyeol, Baekhyun, Jongdae dan Kyungsoo masih ada beberapa vampire yang bersekolah disini. Joonmyeon dari ras White dan Kris dari Black sama seperti Kyungsoo, juga Jongin yang setengah vampire dan setengah manusia, Ibunya dari ras White
Kyungsoo menggidikan bahunya "Ada pesta dirumah Kris nanti malam, kau mau datang?"
"Oi!" Jongdae berseru "Kenapa hanya Baekhyun yang kau ajak?"
Kyungsoo terkekeh "Yah, kalian semua, mau datang?"
"Aku juga?" Yixing menunjuk wajahnya sendiri
Kyungsoo merotasi matanya lalu mengangguk "Iya, Yixing, kau juga"
Baekhyun bergumam "Jika Ayahku mengizinkan aku pergi, aku akan datang"
"Baiklah, aku harap kau datang, dan juga kalian" Kyungsoo tersenyum "Jam sembilan malam pestanya baru akan dimulai" lalu ia melangkah pergi
"That bitch" Jongdae bergumam
Baekhyun memukul lengan Jongdae "Aku yakin Kyungsoo mendengar itu"
Dan benar saja karena tiba-tiba Kyungsoo kembali berjalan ke arah mereka lalu melempar gulungan tisu ke wajah Jongdae
"Ppffftttt... Hahahahah" ini suara tertawa Yixing, bukan Baekhyun, sungguh
.
Dengan langkah tergesa, Baekhyun keluar dari kelas setelah dosen terakhir menyampaikan pesan perpisahan dengan membuat daftar tugas yang harus mereka kerjakan
Bukan tanpa alasan sebenarnya Baekhyun melakukan ini, ia benar-benar tidak ingin melihat Chanyeol di hari paling cerah sejak seminggu belakangan terjadi badai salju
"Hei, kenapa buru-buru sekali?"
Baekhyun menoleh, hampir terjatuh karena tersandung kakinya sendiri dan menyesal dengan apa yang ia lakukan saat matanya melihat Chanyeol berdiri sejauh beberapa langkah dari tempatnya dengan sebuah apel yang ia jadikan mainan ditangan kanan
Baekhyun mendengus "Tidak dicuaca sebagus ini"
Chanyeol menggigit apelnya "Kau tidak akan meminta maaf atas apa yang kau lakukan padaku tadi?"
Baekhyun ingin mengabaikannya dan pergi tapi saat ia memutar badan, Chanyeol sudah ada dihadapannya, bersandar pada pohon besar yang dahannya mengering karena udara yang sangat dingin, kaki-kaki panjangnya menghalangi akses jalan Baekhyun
"Kau itu bodoh atau apa? Bagaimana kalau ada yang melihatmu melakukan itu?" Baekhyun berdesis
Chanyeol malah terkekeh "Perhatian sekali" ia kembali menggigit apelnya
Baekhyun merotasi matanya, berjalan melangkahi kaki Chanyeol sambil mengumpat menggunakan bahasa Perancis. Baru beberapa langkah menjauh, Chanyeol sudah menarik lengannya, membuat Baekhyun kembali melangkah mundur, kali ini berdiri sejajar dengan Chanyeol
Baekhyun mendesah lelah "Serius, apa maumu?"
Chanyeol menggidikan bahu "Aku hanya suka melakukan ini, mengganggumu"
Baekhyun menggigit bibir bawahnya, amarah sudah ada dipuncak kepala, ia mendongak bahkan sampai menjijit untuk mensejajarkan tinggi mereka karena Chanyeol jauh lebih tinggi darinya (Bukan Baekhyun yang pendek, Chanyeol yang terlalu tinggi)
Baekhyun menunjuk hidung Chanyeol sebanyak tiga kali "Don't waste my time, dude! Aku tidak punya waktu untuk meladeni tingkah kekanakanmu" setelah puas melakukannya, Baekhyun kembali berdiri dengan normal
Tunggu- Baekhyun kembali mendongak, baru sadar dengan warna merah di rambut Chanyeol
Baekhyun ternganga
"Kenapa? Ini hebat 'kan?" Chanyeol menyisir rambutnya ke belakang dengan jari-jari tangan
Baekhyun berjengit "Kau terlihat seperti obor berjalan, omong-omong"
Salah satu alis Chanyeol terangkat "Memangnya kau pikir kau bagus dengan rambut warna perak seperti itu?"
"Apa? Setidaknya aku memang terlahir dengan warna rambut seperti ini!"
Satu alis Chanyeol terangkat "Dan mata abu-abumu sangat jelek, tidak bisakah kau menggunakan lensa kontak?"
"Wah, aku tidak percaya ada orang yang menghina warna mata yang sangat di inginkan semua orang" Baekhyun berkacak pinggang "Kau pikir mata merahmu bagus?"
"Tentu, aku membuat ribuan gadis tergila-gila padaku hanya dengan menatap mereka"
Baekhyun berdecih, ingin pamer huh?
Kebetulan, saat Baekhyun tidak menemukan kalimat pas untuk membalas ucapan Chanyeol, Jongdae berjalan ke arahnya seorang diri, saat Jongdae sudah sangat dekat Baekhyun segera menarik lengannya
"Jongdae-ya" Baekhyun tersenyum lebar "Pulang bersamaku, ya?"
Kening Jongdae merengut "Uh, baiklah"
Yang membuat Jongdae bingung adalah arah rumah mereka 'kan berlawanan
Chanyeol terkekeh ditempatnya "Bodoh"
Baekhyun menulikan pendengarannya meski wajahnya sudah sangat merah karena menahan malu, ia tetap melanjutkan langkahnya bersama Jongdae yang tengah berusaha menahan sesuatu dalam dirinya yang membuat bagian selatan tubuhnya mengeras
Mereka berpisah saat keluar pagar Universitas, Baekhyun jadi berjalan seorang diri menuju rumah karena Yixing yang biasa pulang bersama karena satu arah dengannya harus mengikuti kelas tambahan
Baekhyun memakai topi mantelnya sampai menutupi mata karena hari ini matahari sangat cerah, kalau saja Baekhyun mau menoleh mungkin ia akan melihat Chanyeol yang mengikutinya beberapa langkah dibelakang
.
Baekhyun membuka lemari kayu tempat Ayahnya menyimpan kantung darah dengan tangan gemetar, ia sampai lupa kalau seharian ini ia belum menyentuh satupun dari mereka karena terlalu sibuk menyumpahi Chanyeol. Baekhyun langsung meminum habis satu kantung darah itu dalam satu tenggukan dan rasa lemas yang tadi menguasai tubuhnya hilang seketika
"Baby, pelan-pelan ok?"
Baekhyun terbatuk saat mendengar suara Ayahnya tepat dibalik punggungnya, ia menoleh lalu tersenyum lebar saat melihat sang Ayah juga tengah tersenyum ke arahnya
"Dad, usiaku sudah lebih dari seratus tahun. Jadi stop memanggilku baby" Baekhyun membuang kantung darah itu ke tempat sampah
Drac tertawa sambil mengusap surai perak Baekhyun yang selembut kapas "You'll always still be my baby"
Baekhyun tertawa "Terserah kau saja, Dady" ia tiba-tiba teringat pesta yang Kyungsoo bicarakan "Um Dad, temanku mengadakan pesta malam ini, apa aku boleh ikut?"
"Siapa? He or she?" ke dua alis Drac terangkat, ia terlihat sangat antusias
Baekhyun tersenyum canggung "He's Kris, kita tidak terlalu dekat tapi ia berteman dengan temanku, yahh semacam itu"
Drac mengangguk "Datanglah, itu juga pestamu. Kau pasti akan marah jika aku tidak mengizinkanmu pergi ya 'kan?"
Baekhyun meringis "Aku sudah sangat siap dengan kalimat pembelaan jika kau berkata tidak"
"Hati-hati disana, Ainslay"
Setelah mengantongi izin dan berganti pakaian, Baekhyun berlari ke lantai paling atas rumahanya lalu meloncat dari sana dengan sangat semangat karena sudah sangat lama ia tidak terbang. Sebelum tubuhnya menyentuh tanah, ia sudah berubah menjadi kelelawar kecil dan mengepakan sayapnya agar terbang lebih tinggi
Baekhyun hanya mengandalkan insting untuk sampai di kediaman Kris yang ternyata sudah ramai, suara musik juga sudah terdengar sampai halaman depan. Baekhyun mencari celah agar bisa masuk ke dalam sana dan mencari tempat aman untuk merubah wujudnya kembali
Baekhyun menyelinap masuk lewat jendela yang terbuka dan terbang dengan ketinggian sangat rendah, Baekhyun pikir kamar mandi adalah satu-satunya tempat teraman jadi ia memilihnya
Baekhyun sudah tidak lagi menjadi kelelawar, ia merapihkan rambutnya yang sedikit berantakan dan juga pakaiannya
"Uh wow, senang melihatmu" kalimat ini sama sekali tidak terdengar
Baekhyun tersedak liurnya sendiri saat mendengar suara Chanyeol yang sangat dekat dengan telinganya, ia menoleh dan dada Chanyeol yang terbungkus kemeja berwarna biru muda menjadi hal pertama yang ditangkap indra penglihatannya
Baekhyun mendorong Chanyeol agar sedikit memberinya ruang
"Kenapa kau disini?" Baekhyun bertanya hampir berteriak
Chanyeol menggaruk ujung alisnya "Tentu saja karena Kris mengundangku"
"Bukan itu maksudku bodoh! Kenapa kau disini? Dikamar mandi?!" Baekhyun menggeleng prihatin
Kening Chanyeol mengerut tajam "Memangnya apa yang biasa orang-orang lakukan dikamar mandi?"
Baekhyun menghela napas, Chanyeol ini memang tidak bisa diajak bicara. Baekhyun tidak lagi menanggapi, ia segera pergi dari sana menuju ruangan dimana pesta diadakan
Bau alkohol dan rokok menyeruak ke seluruh penjuru saat Baekhyun tiba, tangannya tiba-tiba ditarik oleh Kris yang tengah mengobrol dengan beberapa teman, Kyungsoo ada diantara mereka
"Kau datang, Baek!" Kyungsoo tertawa setelah mengatakannya, Baekhyun cukup pintar untuk mengetahui kalau Kyungsoo sudah dikuasai alkohol
Lengan Kris berpindah ke pinggangnya "Nikmati pestanya, pretty" ia berbisik
"What the" Baekhyun menjauhkan lengan Kris dari pinggangnya dengan tatapan jijik, ia berjalan menjauh, mencari siapapun yang ia kenal ditengah kekacauan orang-orang yang menari ditengah ruangan
Baekhyun menangkap siluet Jongdae tapi ia tengah bersama dengan Minseok dan Jongdae pasti tidak akan senang jika ia diganggu
Yixing tidak datang karena kakak tertuanya tidak mengizinkan
"Jadi aku akan menghabiskan waktu disini seorang diri? Oh come on!" Baekhyun memasukan kembali ponselnya ke dalam saku celana, ia lebih memilih untuk berdiri didekat dinding dari pada harus ikut segerombol orang yang tengah menggila dilantai dasa karena pengaruh alkohol
Tidak jauh dari tempatnya berdiri, ia melihat Chanyeol yang dikelilingi wanita berpakaian minim, serius?
Apa untungnya mereka mengenakan baju seperti itu di saat udara sedang dingin-dinginnya?
Baekhyun hampir mati bosan, ia hanya berdiri disana selama setengah jam sambil memainkan resleting jaket kulitnya
"Kenapa kau hanya berdiri disana?"
Baekhyun menengokan kepalanya kesana kemari untuk mencari orang lain yang mungkin sedang di ajak bicara orang ini, tapi tidak ada siapapun kecuali Baekhyun disana
"Aku?" Baekhyun menunjuk dirinya sendiri
Ia tertawa "Siapa lagi?"
"Ahh" Baekhyun mengangguk canggung
"Namaku Xi Luhan" ia mengulurkan lengannya
Baekhyun menerima uluran tangan itu dengan senang hati "Namaku Ain- uh, Baekhyun"
"Kita satu Universitas tapi berbeda jurusan, aku sering melihatmu di kantin dan perpustakaan tapi aku tidak pernah sempat mengajakmu bicara" Luhan berdiri disamping Baekhyun
Baekhyun tidak perlu mendongak untuk menatap wajahnya karena perbedaan tinggi mereka yang tidak terlalu jauh "Tapi aku baru melihatmu hari ini" ia tertawa canggung
Luhan tersenyum "Mungkin karena aku mahasiswa jurusan akhir"
Rasa bosan Baekhyun sedikit terobati karena kehadiran Luhan, mereka banyak mengobrol, meski baru bertemu hari ini rasanya seperti mereka sudah berteman sangat lama
"Benarkah?"
"Iya, aku pernah-"
Tiba-tiba pergerakan Luhan dan seluruh isi rumah Kris terhenti, Baekhyun tahu pasti siapa pelakunya tapi ia sedang tidak ingin berdebat dengannya, Baekhyun hendak menormalkan keadaan agar seperti semula tapi Chanyeol (sang pelaku) malah menarik lengannya menjauh dari sana, Baekhyun berontak tapi Chanyeol tidak bergeming sama sekali
Saat mereka sampai dihalaman depan, barulah Chanyeol melepaskan tangannya
"Apa-apaan?!" Baekhyun berteriak
Chanyeol tersenyum miring "Sebenarnya aku tidak ingin melakukan itu jika hanya melihatmu"
Kening Baekhyun mengerut tajam
"Kris tadi ingin menghampirimu dan memukul seseorang yang bersama denganmu, dan terjadi perkelahian dan kekacauan dan kau akan menyesali itu seumur hidupmu" Chanyeol berdecih "Seharusnya aku sudah bersenang-senang dengan salah satu wanita-"
"Terimakasih"
Dengan cepat Chanyeol menoleh pada Baekhyun yang sekarang tengan menatap rumput "Apa katamu?"
"Aku tidak akan mengulangnya"
Tanpa peduli ada yang melihat, Baekhyun kembali merubah wujudnya menjadi kelelawar, sebelum ia menjauh Chanyeol kembali bersuara
"Kau telanjang saat terbang?"
"KAU JUGA, BODOH!"
"Hei tunggu aku!"
"Mana sudi aku menunggumu!" Baekhyun terkekeh, mengepakan sayapnya lebih cepat
Chanyeol terbang dengan kecepatan setara dengan Baekhyun disampingnya, mereka terus mendorong satu sama lain dan Baekhyun mulai jengah dengan tingkah Chanyeol. Saat Chanyeol kembali ingin mendorongnya, Baekhyun terbang merendah dan itu berhasil membuat Chanyeol menabrak jendela salah satu rumah
"Bye, idiot!"
. .
Baekhyun merapatkan mantel tebalnya, setelah seharian kemarin cuaca sangat cerah, hari ini badai salju kembali terjadi, jika cuaca tidak kunjung membaik, bukankah seharusnya Universitas diliburkan?
Baekhyun berdengus
"Hei, Baekhyun?"
"Oh, Luhan-ssi" Baekhyun tersenyum saat Luhan berjalan dengan cepat ke arahnya
Luhan merengut "Jangan panggil aku dengan sebutan formal itu, kau bisa panggil aku hyung"
Baekhyun terkekeh "Ah, baiklah Luhan hyung. Apa ada sesuatu?"
Luhan menggeleng "Aku hanya ingin mengajakmu ke kelas bersama, hari ini kau ada kelas sastra 'kan?"
Baekhyun mengangguk, sebenarnya agak aneh karena Luhan sampai tahu jadwal kelasnya "Kau juga?"
"Iya, ini kelas pertamaku, untuk nilai tambahan buku laporan"
Baekhyun menganggukan kepalanya beberapa kali, mulai kembali melangkah kali ini dengan Luhan disisi kirinya
"Kemarin kenapa kau tiba-tiba pergi?"
Baekhyun terbatuk "Itu, temanku memintaku untuk ke rumahnya semalam"
"Padahal aku menunggumu, aku kira kau hanya pergi ke toilet" Luhan mengulum bibir bawahnya
Apa hanya Baekhyun yang berpikiran seperti ini, tapi sungguh Luhan itu sangat tampan
Bibir Baekhyun perlahan bergerak naik membuat segaris senyum, hampir sebenarnya, jika saja sebuah apel tidak medarat dipipi kanannya
"Ah! YAH!" Baekhyun berteriak
Seseorang yang tengah duduk dibangku taman Universitas tertawa, siapa lagi kalau bukan Chanyeol
Chanyeol mengusap ujung matanya yang berair "Kau seharusnya lihat bagaimana jeleknya wajahmu" ia kembali tertawa, lebih heboh dengan ke dua tangannya yang bertepuk-tepuk tidak karuan
Baekhyun menarik napas dalam-dalam, ia tidak mau emosinya terpancing, ini masih sangat pagi untuk emosinya berada dipuncak dan ada orang lain disampingnya yang tengah memperhatikan. Baekhyun memungut buah apel yang disalah satu sisinya sudah sedikit hancur karena barusan jatuh, ia melempar apel itu kuat-kuat dan yasss itu tepat mendarat dimulut Chanyeol yang sekarang bungkam
Baekhyun tertawa keras-keras "Hah! Harusnya kau lihat seberapa jeleknya wajahmu, jerk!"
Baekhyun menarik lengan Luhan, menghindar dari segala macam kemungkinan balas dendam yang akan Chanyeol lakukan. Mereka berhenti berlari saat sampai dikelas, ke duanya bernapas dengan sangat cepat karena lelah berlari
Luhan menggenggam lengan Baekhyun yang masih menggantung dilengannya "Lenganmu sangat dingin, kau tidak apa-apa?"
Baekhyun menarik lengannya lalu menyembunyikan itu disaku mantelnya "Ini, ini memang selalu seperti ini" ia meringis
.
"Baekhyun!"
Baekhyun ikut melambaikan lengannya saat melihat Yixing melakukan hal yang sama sambil tersenyum cerah "Kelasmu belum dimulai?"
Yixing menggeleng "Dosenku terlambat datang jadi kelas ditunda sampai jam makan siang"
"Jongdae tidak masuk hari ini, sepertinya karena hang over semalam" Baekhyun menggidikan bahunya
"Hello, apa aku mengganggu?" suara Luhan menginstrupsi mereka
Yixing dan Baekhyun menggeleng serempak
Baekhyun menatap Yixing "Yixing, ini Xi Luhan, ia mahasiswa jurusan akhir Bisnis"
Yixing tersenyum semakin lebar sampai dimple dipipi kanannya terlihat "Luhan hyung, aku Zang Yixing, nice to meet you"
"Mee too, Yixing-ah" Luhan sedikit membungkuk "Sayang sekali aku punya jadwal pertemuan dengan Dosen pembimbingku, lain waktu aku ingin menghabiskan lebih banyak waktu bersama kalian, bye!"
Baekhyun tersenyum sangat lebar saat Luhan berjalan menjauh setelah melempar senyum ke arahnya (sebenarnya Luhan juga tersenyum pada Yixing)
"Dia tampan ya, Yixing"
"Eh?" Yixing menggaruk pipinya "Tapi Luhan lebih terlihat cantik dari pada tampan, menurutku"
.
.
.
[Tbc]
Maaf Sweet lies ga bisa update- lagi karena aku sedikit sibuk dan beberapa hari belakangan juga ga enak badan
Gantinya, aku publish ZING lebih cepat dari rencana awal. Semoga kalian suka ^^
