Junmyeon itu tampan, semua orang pasti akan memuji senyum khas malaikatnya itu.
Junmyeon itu kaya, siapa yang tidak tahu tentang apartement anak pemilik perusahaan mobil 'Hyundai' itu. Lalu fakta bahwa golf adalah olahraga favoritnya hanya akan menambah daftar kekayaannya.
Junmyeon itu pintar, masuk 50 besar peringkat sekolah yang bertaraf internasional sudah menjadi langganannya setiap tahun.
Junmyeon itu rendah hati dan tidak sombong, sudah tak terhitung berapa kali ia dengan sukarela meminjamkan kartu kreditnya pada Sehun dan Tao.
Junmyeon itu tukang selingkuh. Kyungsoo pasti akan menjadi orang pertama yang menuntut ke meja hijau jika ada yang menentang fakta Junmyeon yang satu ini.
.
.
.
Title : Dasar Tukang Selingkuh!
Author : Ben-Xing
Pairing : KyungMyeon, slight FanXing, KaiHun, LuMin
WARNING : BL, typo(s) bertebaran, EYD amburadul
Pemainnya milik diri mereka masing-masing, tapi fic ini milik Ben-Xing
.
.
.
Kyungsoo memijat pelipisnya pelan, matanya sudah terasa sangat perih. Jujur saja ia masih menyayangi matanya, tapi kenyataan bahwa ia sedang berada di ruang karaoke dengan Junmyeon yang tengah menyanyikan salah satu lagu dari boyband EXO yang tengah naik daun itu hanya bisa memupuskan harapannya untuk menyembuhkan matanya.
Kyungsoo masih ingat, ia pernah berkata pada Junmyeon meski ia adalah seorang yang bekerja di bidang bisnis, suaranya cukup enak untuk didengar, tapi Kyungsoo masih ingat bahwa ia juga sudah menyarankan agar Junmyeon menjadi pengisi suara atau menyanyi di radio saja. Karena Kyungsoo bersumpah saat Junmyeon menyanyi, apalagi saat lagu slow dan bernada tinggi, ia terlihat sangat jelek sekali. Urat-urat yang nampak di leher dan pipinya malah menambah daftar bahwa ia semakin terlihat seperti grandpa.
'Please, Soo. Jangan bersedih.' Alasan Junmyeon menyanyikan lagu yang berjudul Baby Don't Cry itu. Ia tidak mau Kyungsoo bersedih tentang masalah yang baru saja menghampiri hubungan mereka, karena Junmyeon baru saja katahuan jalan-jalan dan pergi shopping dengan seorang yeoja dari jurusan musik, Park Chorong.
Salahkan saja The Beagle Line, ChanBaekChen yang tidak sengaja melihat atau lebih tepatnya membuntuti mereka di salah satu distrik perbelanjaan terbesar di Seoul dan langsung melaporkannya pada tuan besar mereka, Kyungsoo. Sebenarnya jadwal Kyungsoo malam ini adalah menonton film horror tentang boneka-boneka yang bisa hidup yang baru ia copy dari temannya kemarin. Tapi salahkan Sehun yang sedang asyik karokean di ruang sebelah karena termakan bujuk rayu Junmyeon agar mau mengajak Kyungsoo keluar.
"Sudah selesai? Aku mau pulang!" Kyungsoo beranjak dari duduknya, ia tidak mempedulikan Junmyeon yang menatapnya kaget.
"Soo, kau masih marah ya?" Junmyeon mengejar Kyungsoo yang baru keluar ruangan. Sejak tadi kekasihnya itu tidak tersenyum atau memberi komentar sama sekali pada lagu-lagu yang ia nyanyikan. Bisa gawat jika Kyungsoo masih marah padanya, ia itu tipikal kekasih yang manja. Kalau Kyungsoo marah, ia 'kan jadi tidak bisa bermanja-manja.
"Sehun ayo pulang! Ini sudah malam!" Kyungsoo tidak memperhatikan Junmyeon, ia malah menarik adiknya itu keluar dari ruangan yang sukses mendapat protes dari sang adik tercinta.
"Hyung, ini masih jam 10. Malam apanya? Biasanya hyung dan Junmyeon-hyung pulang jam 2 saja aku tidak pernah protes."
"Soo, jangan pulang dulu. Sehun benar, ini masih jam 10. Kau masih marah tentang masalahku dengan Chorong. Aku berani sumpah, aku tidak melakukan apa-apa dengannyaa. Aku hanya mengantarkan dia belanja. Mungkin tadi dia hanya sempat mencium pi- ups!" Junmyeon sudah berdiri di tengah pintu untuk menghalangi Kyungsoo keluar dengan tangan yang menutupi mulutnya, merutuki mulutnya yang tidak bisa diajak berbohong di depan Kyungsoo.
Junmyeon kadang berpikir, apa bibirnya itu tahu pada siapa biasanya ia 'menempel'. Sehingga saat ia 'menempel' pada yang lain pasti akan melapor pada Kyungsoo. Junmyeon pernah berpikir untuk memotong bibirnya yang tukang mengadu itu, tapi ia menepis pikirannya itu jauh-jauh. Selama ini bibir itu juga yang ia gunakan untuk 'menikmati' Kyungsoo. Kalau ia memotong bibirnya, bagaimana ia bisa 'menikmati' Kyungsoo?
"Aku tidak peduli dengan masalahmu dengan Chorong. Aku sudah kebal jika kau itu suka selingkuh. Mataku hanya perih saja melihatmu bernyanyi tadi. Aku masih menyayangi mataku." Junmyeon hanya bisa sweetdrop. Kalimat kedua Kyungsoo benar-benar menusuk hatinya, ia jadi merasa menjadi orang yang paling jahat karena terlalu sering selingkuh. Tapi kalimat selanjutnya malah membuat ia semakin sadar bahwa ia tidak mungkin menjadi leader boyband terkenal yang sudah ia cita-citakan sejak kecil.
.
.
.
Kyungsoo mengunyah cookies buatannya sambil menikmati drama yang menceritakan perang antar saudara pada zaman India dulu. Sedangkan Junmyeon sedang sibuk bermain "Let's get rich!" dengan paha Kyungsoo sebagai alasnya. Ia akan selalu menciumi perut atau paha Kyungsoo saat kalah.
"Ahh! Game sialan! Tak usah kau ajak main pun aku sudah terlanjur kaya!" Junmyeon meremas kuat smartphonenya saat mendapat pemberitahuan bahwa ia kalah. Sebenarnya ia lebih ingin membanting benda berbentuk persegi panjang itu, tapi ia masih sadar ia tidak mau mendapat semprotan dari Kyungsoo karena dianggap membuang-buang uang.
"Salahmu sendiri, hyung! Kenapa kau main permainan tidak bermutu itu!" Jongdae yang juga tengah asyik menikmati serial berdurasi tidak lebih dari setengah jam itu ikut berkomentar. Baekhyun dan Chanyeol yang juga penggemar serial itu sudah mengatakan bahwa waktu hidup terpenting mereka adalah 30 menit saat mereka menonton serial India tersebut. Dan Junmyeon sukses merusak waktu terpenting mereka dengan gamenya itu. Sejak tadi Junmyeon selalu kalah dan mereka lelah mendengarkan Junmyeon yang pada dasarnya memang tidak akan pernah menang dalam bermain game apapun.
"Aku hanya tidak ingin dikatakan sombong. Aku tidak mau dianggap hanya mau kaya dalam kenyataan dan tidak mau kaya dalam angan-angan." Sifat rendah hati Junmyeon kembali keluar yang sukses mendapatkan pukulan sayang dari tutup toples cookies Kyungsoo. Sedangkan sang pemilik toples hanya menggerutu karena sejak tadi Junmyeon benar-benar mengganggu konsentrasinya pada Syakhir Syeh yang siap memanah itu.
"Aku pulang!" Suara cempreng Sehun langsung memenuhi ruangan saat lelaki berambut soft brown itu masuk. Ia langsung mengambil tempat di samping Kyungsoo, meletakkan beberapa tas belanjaannya di samping sofa. Maklum saja, ia baru saja mendapat kartu kredit pinjaman dari Junmyeon karena telah membantunya berbaikan dengan Kyungsoo.
"Hyung, ini ada titipan dari Ryeowook-sunbaenim." Junmyeon hampir saja terjungkal dari sofa karena ucapan Sehun.
Heol! Semua orang tahu bahwa Ryeowook adalah salah satu fanboy terberat Kyungsoo. Lalu apa maksud lelaki tua itu mengirimkan hadiah pada orang yang jelas-jelas di atas kepalanya sudah bertengger tulisan kasat mata "JUNMYEON'S!"
"Kau jangan ikut-ikut, hyung! Awas saja sampai kau aneh-aneh!" Kyungsoo mewanti-wanti Junmyeon yang wajahnya sudah merah itu. Ia mengancam Junmyeon bukan tanpa alasan. Pernah waktu itu ia mendapat hadiah sebuah buku note kecil bergambar paroro dari salah satu sunbae-nya. Dan demi Tuhan ia langsung menampar Junmyeon beberapa jam kemudian dengan Apple Macbook Pro yang Junmyeon berikan saat itu. Ia tidak peduli dengan tatapan mata yang melihat sayang pada benda elektronik itu. Yang jelas Kyungsoo benar-benar kesal pada kekasihnya yang terlanjur kaya itu.
Belum sampai genap satu bulan setelah kejadian itu, Kyungsoo harus kembali mengelus dadanya sabar. Baru saja ada hoobae-nya yang mengirim sekotak kue kepadanya. Saat Junmyeon tahu tentang masalah itu, besok paginya Kyungsoo harus menetralkan jantunganya ketika mendengar bahwa Junmyeon membeli semua roti beserta toko dimana kemarin hoobae-nya membeli itu.
Satu minggu yang lalu juga hampir membuat Kyungsoo mematahkan leher kekasihnya sendiri itu. Saat Junmyeon tahu bahwa ada seorang teman Kyungsoo yang menghadiahkan dompet padanya, tidak sampai 24 jam Junmyeon langsung memberikan Kyungsoo sebuah dompet yang bentuknya hampir sama. Bukan masalah bentuk dompetnya bagi Kyungsoo. Tapi dalam dompet yang Junmyeon berikan itu sudah dipenuhi beberapa kartu kredit pemberian Junmyeon. Dan ucapkan selamat pada Sehun yang berhasil menemukan dan menggunakan dompet beserta isinya itu dengan sangat baik karena Kyungsoo langsung menolak mentah-mentah dan membuang pemberian Junmyeon itu.
.
.
.
Junmyeon itu perayu ulung dan sangat romantis. Kyungsoo tidak mengingkari sifatnya yang satu itu. Buktinya sekarang Junmyeon tengah mengajak Kyungsoo makan malam di sebuah restoran mewah yang hanya ditempati mereka berdua dan 'Tim sukses' Junmyeon. Junmyeon menyewa seluruh restoran itu hanya untuk ditempati mereka berenam. Hanya saja Kyungsoo ingin menambahi, "Junmyeon itu romantis saat ia ketahuan selingkuh!"
Kyungsoo tidak habis pikir bagaimana Junmyeon 'menyuap' teman-temannya itu hingga mau membantunya agar membawa Kyungsoo ke sebuah restoran yang mewah itu. Ia hanya bisa melirik ke arah pojok, dimana The Beagle Line dan adik kesayangannya tengah sibuk menghabiskan hidangan yang tersedia di meja mereka.
Kadang ia berpikir kenapa adiknya itu sangat sayang dan patuh pada Junmyeon. Padahal yang mengetahui bahwa Junmyeon kemarin pergi clubbing bersama seorang yeoja dari jurusan dance dan hampir berakhir di hotel adalah Jongin, kekasih Sehun. Tapi sekarang yang menjadi pembela Junmyeon malah kekasih Jongin sendiri, adik Kyungsoo sendiri pula.
Kalau ada yang bertanya bagaimana Junmyeon bisa berselingkuh dengan orang-orang yang satu universitas dengan Kyungsoo. Sebenarnya Junmyeon adalah alumni dari universitas yang sama dengan Kyungsoo, Junmyeon mengambil jurusan bisnis, sedangkan Kyungsoo mengambil jurusan Sastra Asing. Junmyeon sudah lulus sejak tiga tahun yang lalu, sedangkan Kyungsoo sedang menjalakan tahun terakhirnya.
"Soo, jangan marah ya? Aku bersumpah aku tidak melakukan apa-apa, aku kemarin pulang bersama Jongin." Junmyeon mulai memegang tangan Kyungsoo. Mengelusnya pelan agar membuat hati lelaki di hadapannya itu kembali lembut. Tidak mendidih seperti tadi pagi saat Junmyeon datang ke rumahnya.
"Iya. Aku percaya. Jika tidak ada Jongin mungkin kau sudah membobol gadis itu habis-habisan!" Kyungsoo memang tidak memasang ekspresi marah. Wajahnya masih datar seperti biasanya. Tapi Junmyeon berani bersumpah ucapan Kyungsoo itu lebih pedas dari keripik yang biasanya dibeli Chanyeol dengan level tertinggi sekalipun.
"Lihat! Kenapa kau selalu berpikir negatif padaku!" Kyungsoo mengabaikan Junmyeon yang tengah mengerucutkan bibirnya. Ingatkan Kyungsoo kalau dulu ia pernah berkata bahwa Junmyeon itu akan terlihat tampan jika ia diam. Bahkan bagi Kyungsoo, ketika Junmyeon tertawa itu juga terlihat jelek.
"Siapa yang tidak berpikir negatif kalau kekasihnya asyik clubbing dengan yeoja lain saat yang di rumah sedang menunggunya untuk makan malam." Junmyeon menyadari sifat pelupanya. Kyungsoo itu bukan tipe orang yang suka menunggu. Dan kemarin malam ia telah membuat Kyungsoo menunggu semalaman, jadi tidak salah juga jika Kyungsoo marah padanya. Ditambah lagi alasan ia lupa datang ke rumah Kyungsoo karena acara clubbingnya dengan selingkuhannya itu.
"Maaf, Soo. Aku kemarin benar-benar lupa. Aku kira kau istirahat. Katamu seharian kemarin ada acara di kampus. Makanya aku tidak datang."
What the? Lalu siapa kemarin yang merajuk untuk dimasakkan sushi dengan alasan hanya masakannya yang bisa masuk ke perutnya? Setan yang berwujud Junmyeon? Atau memang pada dasarnya Junmyeon itu setan?
Untung saja Kyungsoo masih tahu sopan santun di depan publik. Seandainya saja mereka sedang berada di rumah, sudah habis mungkin wajah tampan Junmyeon itu.
"Kau tahu 'kan, Soo? Tidak ada yang bisa menggantikanmu. Kau itu sudah seperti oksigen untukku. Kalau kau tidak ada, aku pasti akan mati."
"Ya sudah. Mati saja sana!" Junmyeon hanya bisa tersenyum kecut. Merayu Kyungsoo jika sudah terlanjur marah itu sulitnya mengalahkan ujian nasional dia yang bertaraf internasional waktu SMA dulu. Kalau disuruh memilih antara mengerjakan skripsinya dan merayu Kyungsoo, pasti ia memilih menghadapi sidang skripsinya itu duluan. Karena Junmyeon itu percaya bahwa setiap pertanyaan itu pasti ada jawabannya. Tapi jika sudah menyangkut masalah tentang Kyungsoo, ia pasti akan terbawa angin kemana-mana. Karena Kyungsoo itu memang selalu menyesatkan namun 'memabukkan.'
"Soo, aku berjanji. Ini yang terakhir kali, tapi jangan marah lagi ya?" Junmyeon mulai merajuk. Ia menulikan pendengaran dan penglihatannya pada 'Tim Sukses'-nya yang tengah tertawa. Karena menurut mereka Junmyeon itu memang badboy dan playboy cap ikan peyek. Jika sudah berhadapan dengan Kyungsoo, dia itu akan layu seperti disiram sayur.
"Kau sudah berjanji seperti itu berapa kali, hyung? Semakin sering kau berjanji, semakin sering pula kau melanggarnya." Lihat! Ucapan Kyungsoo itu benar-benar pedas, membuat Junmyeon semakin merasa bersalah saja.
"Please, Soo! Kemarin itu hanya salah paham. Aku tidak ada niat apa-apa dengan Krystal." Junmyeon kembali menggenggam tangan Kyungsoo. Ia ingin menyakinkan Kyungsoo bahwa hanya pada Kyungsoo ia kembali. Meski ia pergi dan 'singgah' kemana-mana, tapi tetap saja 'rumah'-nya adalah Kyungsoo.
"Siapa yang tahu niat hati orang sebenarnya, hyung? Kita hanya bisa melihat dan mendengar apa yang diucapkan, kita tidak bisa melihat isi hati mereka secara langsung." Junmyeon semakin merasa terpojok. Kyungsoo sejak tadi berhasil membuat jantungnya hampir berhenti karena ucapannya yang terlalu menyakitkan itu, membuat ia merasa begitu jahat.
"Please, Soo! Beri kesempatan aku sekali lagi. Aku berjanji tidak akan mengingkarinya. Jika sampai aku mengingkarinya, kau berhak memberiku hukuman apa saja." Junmyeon sudah kehabisan akal. Ia tidak bisa hidup tanpa Kyungsoo. Seandainya diibaratkan uang, Kyungsoo itu sudah seperti nominalnya, sedangkan Junmyeon hanyalah kertasnya. Ia tidak akan berarti tanpa ada Kyungsoo di sampingnya.
"Kau sendiri hyung yang bicara. Aku akan memberimu kesempatan, tapi jika kau masih mengingkarinya. Mungkin memang kita harus berakhir sampai disini." Junmyeon langsung tersenyum lebar. Ia langsung menciumi tangan Kyungsoo berkali-kali. Ia juga tidak melewatkan senyum Kyungsoo yang terlampau indah itu.
Sedangkan keempat lelaki yang menonton drama tadi hanya bisa bernafas lega setelah menahan nafas meraka selama beberapa menit. Mereka takut jika Kyungsoo dan Junmyeon benar-benar berakhir. Sehun tidak bisa membayangkan ia tidak bisa lagi berbelanja sesuka hatinya. Sedangkan ChanBaekChen tidak bisa membayangkan bagimana nasib hidup mereka, karena selama ini Junmyeonlah yang sering mentraktir makan ataupun main mereka.
Hubungan Junmyeon dan Kyungsoo itu sudah menjadi obyek mereka sehari-hari. Mereka akan selalu membuntuti Junmyeon saat selingkuh, lalu melaporkannya pada Kyungsoo. Kemudian saat Junmyeon berusaha meminta maaf kepada Kyungsoo, mereka akan membantu Junmyeon dengan imbalan yang tidak terhingga.
.
.
.
"BLAM!"
Sehun hampir saja mengiris tangannya sendiri karena suara debuman pintu yang terlalu keras itu. Ia menyumpahi siapapun orang yang menutup pintu itu tidak akan bertambah tinggi se-centi-pun. Apa dia tidak tahu Sehun sekarang sedang belajar mati-matian agar bisa memasak. Salahkan saja ibu Jongin yang menuntut memiliki menantu yang pandai memasak. Awas saja sampai ia gagal menikah dengan Jongin, ia juga berdoa agar orang itu tidak akan pernah menikah.
"BLAM!"
Untung saja Jongin dengan sigap memegang tangan Sehun, kalau tidak. mungkin air panas yang baru saja Sehun angkat itu akan mengubah kekasihnya yang berkulit tan itu menjadi putih seketika. Heol! Sehun itu suka yang coklat-coklat. Menurutnya yang coklat-coklat itu seksi, Jongin contohnya.
"Itu suara siapa yang menutup pintu seperti orang kesetanan? Bukankah disini hanya ada kita berdua?" Sehun menuangkan air panas ke dalam dua cangkir yang ada di hadapannya. Ia berencana memasak sebenarnya, tapi salahkan saja orang yang menutup pintu tadi karena merusak moodnya.
"SOO! BUKA PINTUNYA! KITA BISA BICARAKAN INI BAIK-BAIK!"
"Bukankah itu suara Junmyeon-hyung?" Sehun menatap Jongin bingung. Itu memang suara Junmyeon. Seingat Sehun tadi Kyungsoo berpamitan akan ke apartement kekasihnya itu, tapi kenapa sekarang malah Junmyeon yang ada disini?
Oh tidak, jangan sampai mereka bertengkar lagi. Apa mereka tidak bosan? Sehun yang melihatnya saja bosan, yah walaupun mendapat keuntungan juga.
Jongin menarik Sehun ke ruang tengah. Hingga Sehun bisa melihat Junmyeon yang tengah meggedor-gedor pintu kamar Kyungsoo. Tidak sadar bahwa ini sudah cukup malam untuk mengeluarkan suara seperti tiu. Ck! Jadi ia dari tadi menyumpahi hyungnya sendiri? Oh, ampuni Sehun, Tuhan.
"Soo, bukakan pintunya. Ayolah, dengarkan penjelasanku dulu." Junmyeon masih mengetuk pintu kamar Kyungsoo. Wajahnya sudah seperti orang yang hampir kehabisan nafas. Penampilannya yang berantakan dengan bajunya yang dipakai terbalik itu membuat Sehun yakin pasti baru saja terjadi masalah yang besar.
"DASAR MANUSIA SRIGALA! TUKANG SELINGKUH! PLAYBOY CAP PEYEK! TIDAK PUNYA PERASAAN!"
Sehun berani bertaruh bahwa Junmyeon pasti baru saja melakukan kesalahan yang besar. Ia berani bersumpah, hyungnya itu tipe orang yang sabar. Ia tidak pernah mengamuk dengan tingkah kekasihnya yang suka selingkuh itu. Dan sekarang Junmyeon benar-benar berhasil membangunkan singa tidur yang ada dalam diri Kyungsoo.
"Ayolah, Soo! Biarkan aku menjelaskannya sebentar." Wajah Junmyeon terlihat sangat melas. Bahkan lebih melas dari biasanya saat ia merayu Kyungsoo agar memaafkannya, salah satu hal yang disukai Sehun.
"TIDAK MAU! DASAR KAU MANUSIA PENDOSA! BAJINGAN TUA! KIM JUNMYEON BRENGSEK! KURANG AJAR! KITA PUTUS!"
Sehun hampir saja tersedak ludahnya sendiri? Apa dia tidak salah dengar? Hyungnya menyatakan putus? Memang apa yang dilakukan orang terlanjur kaya itu hingga membuat hyungnya mengamuk seperti sapi akan disembelih.
.
.
.
***TBC***
Oke, sebelumnya maafkan Ben yang sudah lama tidak muncul. Terimakasih untuk para reader yang berkenan membaca fic yang tiadak karuan ini. Fic ini sebenarnya sudah selesai dan terlalu lama berada di dalam laptop saya, sejak zaman masih hitsnya film Mahabarata dulu. Karena saya pikir fic ini terlalu panjang, jadi saya memutuskan untuk mebaginya menjadi dua atau tiga chapter. Saya juga ingin mengetahui bagaimana kesan para reader terhadap fic ini agar saya bisa memperbaiki beberapa kesalahan di chaper selanjutnya. Saya tidak akan banyak bicara karena saya juga bingung akan bicara tentang apa, jadi menurut kalian bagaimana?
