My Hero Academia belongs to Horikoshi Kouhei

Genre: Drama, Romance, Humor

Warnings: BL! TodoBaku, TodoMido! Playboy Todoroki! OOC! Simple Story! Typo!

Don't like? Just click/touch back button.

Thank you.

.

Boyfriends?

1

.

"Hey, Bakugo." Sapa Todoroki setelah bel masuk berbunyi. Mereka ada di lorong sekolah menuju kelas.

"APA! Kau mau berkelahi denganku hah? Siapa takut akan kuledakkan kau manusia setengah-setengah!"

"Tidak."

"Jadi untuk apa kau memanggilku, dasar Todoroki teme!"

"Pulang sekolah nanti temui aku di atap sekolah." Jawab Todoroki berlalu meninggalkan Bakugo yang kebingungan.

"HAH? Untuk apa kau menyuruhku ke atap sekolah hoi Todoroki! Hoi! Hoi! Apa kau tuli woy! Dengarkan aku sialan!" Ucap Bakugo dengan sumpah serapahnya di pagi hari yang tidak diindahkan oleh telinga Todoroki yang asik melenggang masuk kelas.

.

.

Sreekk blam!

Korban pertama Bakugo. Pintu geser milik kelas 1-A dibanting dengan indahnya membuat menghuni kelas mencolot kaget.

"Mood-mu pagi jelek sekali hey Bakugo." Sapa Kirishima yang sengaja menggoda Bakugo.

"Itu bukan urusanmu rambut aneh!" Jawab Bakugo dengan aura gelap yang menyelimuti.

Semua penghuni kelas langsung mingkem tanpa ada yang menambahi kalimat Kirishima. Termasuk Iida si ketua kelas. Hanya Kaminari dan Sero yang berbisik-bisik.

"Mungkin tadi pagi dia salah makan."

"Mungkin dia lagi kesambet."

"Mungkin kepalanya terkena ledakannya sendiri."

Mereka berbisik sambil menertawakan Bakugo dengan nada super pelan. Alih-alih Bakugo mengacau di kelas.

Tapi diam-diam Todoroki memperhatikan Bakugo. Dia berpikir, apa Bakugo mau pergi ke atap sekolah melihat respon Bakugo yang marah-marah seperti itu. Todoroki jadi berpikir ulang. Apa dia salah mengajak Bakugo soal keatap tadi? Tapi memang Bakugo suka marah-marah kan? Bagaimana kalau Bakugo menolak ajakan Todoroki untuk pergi ke atap sekolah? Mendadak pikiran Todoroki menjadi kritis seperti Midoriya.

Eh tunggu dulu.

Midoriya?

Mata heterocrom Todoroki beralih memperhatian Midoriya yang duduk di kursi depan. Dari ujung rambut sampai ujung sepatu dia perhatikan.

'Kurasa, Midoriya manis juga.

'Rambutnya yang sedikit berantakan itu, matanya yang lebar itu, bintik-bintik dipipinya yang tembem itu, senyumannya yang hangat itu.' Todoroki jadi memikirkan Midoriya dengan segala kemanisannya?

Tapi bagaimana dengan Bakugo?

Bakugo juga manis tapi sedikit galak. Bukan sedikit sih, tapi memang Bakugo itu galak. Kepala Todoroki jadi pusing memikirkan dua laki-laki yang akan eerrr tusukkan panah cintanya. Todoroki jadi memikirkan skenario untuk acara nembaknya. Dia rasa belum siap. Apa ditunda saja?

.

.

Tidak terasa pelajaran dari Aizawa sensei sudah berakhir. Siswa kelas 1-A diperbolehkan untuk istirahat makan siang. Sebagian siswa keluar dari ruang kelas termasuk Todoroki. Bukan untuk menyantap makan siang tapi pergi ke toilet karena panggilan alam. Mata Bakugo mengikuti gerakan Todoroki sampai menghilang dari pandangan.

Bakugo bingung dan penasaran, kira-kira apa yang akan dilakukan Todoroki nanti diatap sekolah. Bakugo ingin menolak pikiran itu tapi entah kenapa tidak mau hilang. Perkataan Todoroki tadi pagi membuat Bakugo kepikiran dan tidak nafsu makan.

.

.

Toilet akademi U.A memang bersih, putih, wangi dan elit. Hanya produk bermerk yang bisa lolos dari staff purchasing akademi U.A.

Namun mata Todoroki mendadak melotot karena kaget. Ada Midoriya di toilet. Sendirian. Sejak kapan Midoriya pergi ke toilet.

"Midoriya?"

Panggilan alam Todoroki menghilang seketika.

"Todoroki-kun?"

"Sejak kapan kau berada disini Midoriya?"

"Barusan. Aku hanya mencuci tangan."

Todoroki berpikir dalam hati. Hanya mereka berdua disini. Bagaimana ini apa langsung katakan saja? Kalau ditolak bagaimana? Tapi kesempatan ini harus segera dimanfaatkan.

Perlahan Todoroki mendekati Midoriya yang sedang mengelap tangannya dengan tissu.

"Midoriya, ada yang ingin kukatakan padamu."

"Ada apa Todoroki-kun? Apa yang akan kau katakana padaku? Apa harus seserius ini?" jawab Midoriya dengan nada gugup gemetar sampai mengeluarkan keringat. Padahal ini toilet ber AC.

"Aku menyukaimu."

Perkataan Todoroki yang mendadak mengenai perasaannya, sepertinya tidak sampai pada otak Midoriya yang tiba-tiba susah diajak berpikir. Dan meminta Todoroki untuk mengulang kembali perkataannya untuk memastikan.

"Aku menyukaimu, jadilah pacarku, Midoriya."

'APAAAA? Bagaimana ini? Todoroki-kun, Todoroki-kun menyukaiku. Laki-laki paling tampan di kelas menyukaiku dan ingin aku jadi pacarnya. Apa aku tidak salah dengar? Aku harus bagaimana? Apa yang harus kukatakan? Apa yang harus kujawab pada Todoroki-kun? All might tolong akuuu.'

"Midoriya kau baik-baik saja? Wajahmu terlihat pucat."

"Be-benarkah?"

Mendadak Midoriya membasuh mukanya dengan wastafel. Cipratan airnya terlalu keras membuat lengan dan kerah seragam Midoriya basah kuyup dan sukses membuat Todoroki mundur satu langkah.

Melihat tingkah aneh Midoriya, Todoroki menjadi merasa bersalah.

"Midoriya, maafkan aku."

Dan sedetik itu juga Midoriya berhenti dari kegiatan memboroskan air kran.

"Kenapa kau minta maaf, Todoroki-kun?"

"Karena, mungkin aku sudah membuatmu tidak nyaman dengan perkataanku. Maafkan aku ya, Midoriya."

Melihat tatapan mata sedih Todoroki membuat Midoriya merasa bersalah.

"Tidak! Bukan itu maksudnya Todoroki-kun. Aku hanya bingung mau menjawab apa."

"Tidak apa-apa Midoriya, aku mengerti."

Todoroki berbalik membelakangi Midoriya. Kakinya melangkah keluar dari toilet akan meninggalkan Midoriya. Tapi lengan Todoroki dicengkram oleh tangan Midoriya yang masih basah kuyup. Todoroki yang terkejut akan reaksi Midoriya langsung membalikkan badan dan melihat Midoriya dengan wajah merah padam.

"Jangan pergi Todoroki-kun."

Todoroki tidak menjawab. Dia bingung dengan perkataan Midoriya yang terkesan menggantung. Todoroki menunggu Midoriya untuk mengucapkan kalimat selanjutnya.

"Aku hanya bingung apa yang harus kukatakan padamu. Maksudku, kau laki-laki paling tampan dikelas dan yang pasti banyak yang menyukaimu. Tapi tiba-tiba kau mengatakan menyukaiku. Itu membuatku gugup sekali."

"Midoriya aku tidak mengerti apa yang kau bicarakan. Lebih baik sekarang kita keringkan wajahmu dan bajumu. Nanti kau sakit."

Tidak diprediksi oleh Todoroki, Midoriya memeluknya dengan erat sambil menangis. Membuat rasa dingin dan hangat menyatu bersamaan.

"Midoriya?"

"Aku juga menyukaimu, Todoroki-kun."

.

TBC

.

Next chap Todoroki nembak Bakugo.

Fav? Follow? Review? Silent Readers?

Arigato Gozaimasu..