Title : KHR! Versi Varokah

Disclaimer : Katekyou Hitman Reborn by Amano Akira

Warning : Ramadhan!AU, BL nyerempet, OOC parah, humor gagal, EYD level ambureghul, typo(s), dsb.

Hope you like it~

.

.

Prolog

.

.

"Nah," Luce menepukkan kedua tangannya, puas dengan seluruh masakan yang berhasil dibuatnya seorang diri dan telah tertata rapi di atas meja, "dengan begini beres deh," katanya.

"Wah, banyak sekali sepertinya, Luce," kata Reborn sembari menarik kursi dan mendudukkan bokongnya di sana.

"Iya tuh, kora!" sahut Colonello membenarkan sembari duduk di bangkunya.

"Jangan banyak komentar, masih bagus Luce mau memasak untuk sahur hari pertama ini," cetus Lal tajam.

"Terima kasih mau bangun lebih pagi ya, Luce. Kalau kau butuh bantuan, jangan sungkan ketuk pintu kamarku," kata Fon menawarkan bantuan.

"Terima kasih untuk itu Fon, aku sangat menghargainya. Tapi, hari ini aku dibantu Viper," jawab Luce sembari tersenyum lebar.

"Muu, ini kubantu karena aku bangun lebih pagi tadi," sergah Viper.

"Tumben sekali Viper-senpai mau membantu, hahaha!" tawa Skull.

"Mau kucekik lehermu, Bocah Kencur?" ancam Viper seraya menjulurkan sebelah tangannya.

"Viper, bahasamu," peringat Luce.

" … Iya, muu."

Fon tertawa. "Mau kubantu, Viper? Biar kubawakan piring-piringnya, kau bawa saja sendoknya," kata si kempoka sembari kembali berdiri dari bangkunya dan mendekati sang ilusionis.

"Eh, sebentar," Luce menatap semua rekannya, menyadari adanya ketidakhadiran satu eksistensi diantara mereka. "Di mana Verde?"

Tak ada jawaban.

"Astaga, dia pasti ketiduran. Colonello, bisa kau bangunkan Verde?" pinta Luce seraya menatap pria pirang itu.

"E- eh, k- kenapa aku, kora—" Colonello membelalak horror, syok karena dialah yang dimintai tolong sang shaman.

"Memang kenapa?" tanya Luce tak mengerti.

"Bu- bukan gitu sih, kora … cuma—"

"Jangan banyak alasan. Sana bangunkan dia!" titah Reborn bak seorang raja.

"Daripada menyuruh orang, lebih baik kau sendiri saja sana, kora!" sembur Colonello keras.

BRAAKK!

"JANGAN BERTENGKAR! CEPAT SANA BANGUNIN KEPALA RUMPUT ITU! MAU IMSAK NIH!" Teriakan Lal Mirch segera membahana.

.

.

.

Sebenarnya Verde memang cukup termasuk makhluk yang sulit dibangunkan. Mau ada ledakan nuklir, mercon Gokudera, piring pecah, pintu dibanting, dan segala macam bunyi berisik lain, pria rumput itu sama sekali nggak peka, tetap adem ayem molor dengan cantiknya. Anehnya, dari semua itu, sang ilmuwan dapat dibangunkan dengan menggunakan suara cempreng milik seorang stuntman abadi yang paling polos—goblok sebenarnya—diantara mereka semua.

Namun, bukan itu yang membuat seluruh makhluk yang tergabung dalam I Prescelti Sette (sekarang Arcobaleno karena jauh lebih pendek)—minus untuk Luce yang memang tak tahu atau pura-pura tak tahu—menolak keras membangunkan pria rumput ini. Ada hal lain—dan jauh lebih menyeramkan dibanding membuat Skull yang notabene adalah makhluk paling mudah di-bully oleh yang lain menjadi peka bahwa dia tengah ditaksir samwan.

Colonello menarik napas panjang, komat-kamit berdoa dalam hati semoga ia masih selamat sudah memasuki kamar sang ilmuwan yang masih terlelap yang horror-nya nyaris mirip dengan lubang buaya.

BRAKK!

"OI! VERDE! BANGUN WOI! UDAH MAU IMSAK NIH, KORA!"

duuutttt

"ANJIR! JANGAN KENTUT LO ELAH!"

duuutttt … duuutt …

Colonello tak tahan lagi, jika ia menghirupnya lebih dari ini, bisa dipastikan ia tak akan mampu bergerak dalam jangka waktu sepuluh jam. Dengan slow motion, pria pirang itu terjatuh ke lantai dingin yang menjadi tempat paling horror versi tujuh orang terkuat di dunia.

GEDUBRAK!

"MAYDAY! COLONELLO TUMBANG! COLONELLO TUMBANG!"

"ANJIR! VER, BANGUN NGAPA SIH LO! LO MAKAN APA AJA SIH SELAMA INI?!"

Verde bergerak-gerak dibalik selimutnya, membuat alarm SOS di seluruh makhluk yang sejak tadi bersembunyi di dekat kamar sang ilmuwan dan menunggu Colonello masuk duluan berdering dengan nyaring.

"TUTUP HIDUNG KALIAN, MUU! GELOMBANG KETIGA AKAN DATANG!"

duuuuuutttttt …

"VERDE CEPET BANGUN ANJIR! KITA BELOM PADA SAHUR NIH! SKULL LAGI BANTUIN LUCE DI DAPUR ELAH!"

Yap, inilah penderitaan para Arcobaleno hari pertama di bulan Ramadhan.

.

.

.

.end prolog.

.

.

.

A/N : Iya, tadinya itu saya mau publish ini pas puasa, eh, lupa /plak. Ternyata setelah saya selidiki FFn juga dibolehin buat fic yang nyinggung agama SARA gini, yaudah saya bikin /apa. Semoga nggak ada yang tersinggung ya ;;w;; saya cuma pengen buat aja biar nuntasin penasaran saya sama buat lucu-lucuan doang kok, nggak ada maksud lain orz Btw, ini juga nggak lama-lama kok, paling cuma 5 atau 7 chapter doang, atau mungkin kurang :"))

Terima kasih yang sudah meluangkan waktu membaca ini /o/ kotak review untuk yang mau cuap-cuap, saran, komentar, tambahan, kritik, atau titip salam (tolong terakhir dicoret) saya persilahkan penuhin, saya tunggu lho /kedip modus/ /gak. Sampai jumpaaaa~! /o/

-Salam-

Profe Fest