Haiiii minna-san, aku datang dengan fic baru, yahaaa O.o

Ini fic straight pertamaku loh, tapi masih ke SasuNaru kok, aku belum bisa buat dengan pair lain T.T

Ya sudahlah, enjoy it.

Disclaimer:

Chiraeru el Zuwet#bugh

Ehem, maksudku Masashi Kishimoto

Pair:

SasuFemNaru

"Apa? Kalian pikir aku takut pada kalian karena kalian itu laki-laki? Jangan harap ya, ayo sini maju," tantang seorang gadis berambut pirang pendek, sambil menggulung lengan seragam putihnya dan memasang kuda-kuda untuk menyerang.

"Hey nona, tubuh sekecil itu mana mampu mengalahkan kami," ejek salah satu pemuda diantara ketiga orang itu.

Bugh

Tiba-tiba saja sebuah pukulan melayang kearah wajah pemuda yang mengejeknya dan membuatnya oleng kebelakang.

"Kalian jangan meremehkan aku, ya. Biarpun tubuhku kecil aku juga pandai berkelahi, jadi ayo keluarkan kemampuan kalian."

"Cih, kami tak bertarung dengan seorang wanita, lagipula kami tak punya urusan denganmu."

"Apa kalian bilang? Tapi kalian telah mengganggu temanku, jadi ini juga merupakan urusanku."

"Baiklah kalau itu maumu, ayo habisi cewek kurang ajar ini," ucap seorang pemuda yang tadi terkena pukul dan merupakan ketua dari kumpulan pemuda itu. Namun gerakan mereka terhenti ketika datang seorang pemuda berambut raven dan langsung membawa cewek itu dipundaknya.

"Gah, lepaskan aku Teme! Aku belum selesai dengan mereka," ujarnya sambil memukul punggung pemuda yang menggendongnya, namun teriakan dan pukulan itu tak menghentikan langkahnya untuk membawa sang gadis pergi meninggalkan tempat itu.

XOXOXOXOXO

Bugh

"Ough," rintih seorang gadis berkulit tan itu ketika dengan kasar tubuhnya dihempas kearah sofa diruang OSIS itu.

"Aku tak suka jika kau berkelahi seperti tadi, Dobe," ujarnya dengan nada dingin sambil mengunci tubuh kecil itu diantara sofa dan tubuhnya.

"Memangnya kenapa? Aku tak suka cara mereka menggangu Hinata kemarin," ujarnya membela diri.

"Tapi, tak perlu berkelahi seperti itu, kan?" ditekannya lebam yang terdapat dipipi yang memiliki tiga garis halus diwajahnya itu dengan jari telunjuknya dan membuatnya meringis kesakitan,"bahkan yang ini pun belum sembuh dan kau sudah ingin berkelahi lagi, mau jadi seperti apa wajahmu nanti, lagipula kau ini cewek, Dobe-"

"Memangnya kenapa kalau aku cewek? Apa karena aku cewek, aku harus terlihat lemah? Heh, aku bukan cewek seperti itu, dan kau sungguh menyebalkan, Teme," didorongnya tubuh pemuda dihadapannya menjauh darinya dan pergi meninggalkan ruang OSIS dengan langkah disentak. Dan terdengarlah suara pintu yang ditutup dengan kasar.

"Hhh, kenapa kau tak ada manis-manisnya menjadi wanita, Dobe," ujarnya lirih sambil memijit dahinya.

XOXOXOXOXO

"Hei, katakan padaku siapa yang berani-beraninya bilang pada Sasuke kalau aku berkelahi?" tanyanya sambil memukul meja guru yang berada dikelas 3-B itu dan membuat penghuni kelas itu kaget dan menghentikan kegiatan mereka, "Hei, ayo jawab! Jangan pada diam saja," lanjutnya ketika mendapati tak ada satu orang pun yang menjawab pertanyaanya.

Namun tetap saja tak ada yang membuka suara, mereka takut jika harus bicara dengan seorang Uzumaki Naruto yang sedang dilanda emosi. Mungkin Naruto sangat bersahabat jika moodnya sedang baik, namun jangan coba-coba mendekatinya jika dia sedang emosi seperti saat ini, bisa-bisa kau terkena tinjunya, karena meskipun dia seorang cewek dan bertubuh kecil kemampuan berkelahinya tak bisa diremehkan.

"Hey apa kalian tak punya mulut?" ujarnya sarkastik.

"Hey, harusnya kau jangan melimpahkan kekesalanmu pada kami, kami tak tahu apa-apa," jawab seorang wanita berambut pirang panjang yang diikat tinggi.

"Jadi kau yang mengadu?" tuduh Naruto sambil berjalan mendekati Ino. Ino yang merasakan tanda bahaya mulai mengeluarkan keringat dingin, ketika dilihatnya sang Uzumaki berjalan mendekatinya. Setelah sampai didepan Ino, Naruto pun mencengkaram baju depannya, belum sempat melakukan hal yang diinginkannya, baju belakangnya telah ditarik seseorang dan membawanya pergi keluar kelas. Ino yang sudah takut jika Naruto menghancurkan wajah cantiknya, langsung menghela napas lega saat seseorang membawa Naruto pergi dan terduduk lemas dilantai. Teman-temannya yang melihat itu langsung mendekati Ino dan membantunya kembali duduk ditempatnya serta tak lupa menghiburnya.

Dan disudut kelas terlihatlah seorang wanita yang menunduk dan merasa bersalah akan apa yang telah dilakkannya.

XOXOXOXOXO

"Sebenarnya maumu itu apa, Dobe?"

"Aku tak mau apa-apa, aku hanya mau menghajar lelaki tadi dan juga orang yang telah mengadukanku padamu hingga aku gagal menghajar orang-orang itu," ujarnya kesal.

Sesaat hanya ada keheningan dan desiran angin diantara mereka, dan kini mereka tengah berada diatap sekolah KHS. Setelah tak sengaja mendengar sang kekasih yang mengeluarkan emosinya dengan teman sekelasnya, Sasuke pun langsung membawanya pergi sebelum terjadi hal yang tidak diinginkan. Kekasih? Ya, Uzumaki Naruto, seorang gadis yang dibilang tomboy dan tak terlihat seperti seorang wanita dikarenakan rambutnya yang pendek menyerupai seorang pria adalah kekasih Uchiha Sasuke, seorang pemuda tampan yang sangat dikagumi oleh siswi KHS maupun siswi sekolah lain.

"Sudahlah, Dobe. Tak usah berkelahi lagi, itu hanya akan merugikanmu," ucapnya memecah keheningan diantara mereka, kemudian menggenggam tangan tan disampingnya. Naruto yang merasa tangannya digenggam langsung mengalihkan wajahnya kearah pemuda disampingnya, dan terlihatlah wajah Sasuke yang menatapnya lembut.

"Tapi Teme, a-," belum selesai kata itu terucap, Naruto pun menghentikan perkataanya ketika sebuah telunjuk menempel dibibirnya.

"Ya, aku paham jika kau kesal, tapi tidak dengan berkelahi, Dobe. Jika kau butuh pelampiasan untuk kekesalanmu, kau bisa memukulku, tapi aku minta kau tidak berkelahi lagi, karena aku tak ingin wajah manismu rusak dengan lebam yang mereka torehkan diwajahmu," ucapnya sambil menempelkan dahi mereka, Naruto yang mendengar itu pun langsung merasa bersalah dan terharu karena Sasuke jarang sekali berbicara romantis seperti itu. Sasuke pun langsung memeluk tubuh mungil itu erat.

"Sa-Sasuke, maafkan aku," ujarnya sambil membalas pelukan Sasuke dan menyamankan dirinya didada sang kekasih, tanpa terasa sebutir cairan bening meluncur turun dari mata sapphire itu.

"Hn," kembali dieratkan pelukannya, tak akan ada kata yang terucap untuk beberapa menit kedepan, yang ada hanya pelukan hangat yang tercipta diantara mereka untuk menyadari betapa pentingnya keberadaan satu sama lain.

XOXOXOXOXO

"Kudengar, kekasihmu itu berkelahi lagi, kali ini dari sekolah mana?" Tanya seorang pemuda berambut coklat panjang dan mempunyai mata lavender tak berpupil.

"Entahlah, aku tak bertanya."

"haha, kekasihmu lucu juga ya."

"Apa maksudmu?" tanyanya sambil memberikan death glare kearah pemuda itu.

"Haha, jangan marah dulu Sasuke, aku tak akan merebutnya darimu. Aku hanya kagum saja melihat wanita semungil dia sanggup berkelahi."

"Hn. Tapi, aku tidak suka melihatnya berkelahi."

"Kenapa? Bukankah bagus, jadi kau tak perlu khawatir kalau dia diganggu orang, karena aku yakin orang itu akan lari tunggang langgang melihat kehebatannya."

"Hn, tapi tetap saja aku tak suka. Aku bahkan pernah berpikir kalau dia itu seorang laki-laki yang dikutuk menjadi seorang gadis."

"Haha, ada-ada saja kau ini. Kalau kau tak suka gadis seperti Naruto, lalu gadis seperti apa yang kau suka?"

"Entahlah, aku juga tak tahu. Mungkin seperti Sakura," ujarnya yang ditujukan pada dirinya, namun hal itu masih mampu didengar Neji dan seseorang dibalik pintu OSIS itu.

TBC

Bagaimana minna-san, lanjut tidak?

~RnR please~