THE BLOOD CURSE

Cast :

Park Chanyeol (EXO), Byun Baekhyun (EXO), Oh Sehun (EXO), Xi Luhan, Kim Jongin (EXO), Do Kyungsoo (EXO), Choi Minho (Shinee), Dara Park (2NE1), Choi Siwon (Super Junior), Kim Heechul (Super Junior), and other casts.

Genre :

Fantasy, Romance

Boy X Boy (WARNING!)


Rated :

K/T/M (Choose by yourself )

Hallo! Hai! Annyeong!

Ini FF pertama aku yang aku post di FFN huaaaa chukhae chukhaeee\^^/~

Aku akan coba bawain FF yang bertema fantasy romance yang mungkin akan dibubuhi beberapa kata-kata atau kalimat Rated M :3

FF ku ini ASLI dari pikiran aku sendiri, ASLI dari imajinasi aku sendiri dan ASLI buatan aku sendiri tanpa menjiplak milik orang lain. Ini juga aku tambahin 'materinya' dari Wikipedia. Sebelumnya aku minta maaf jikalau tema, alur, penokohannya agak sama dengan 'tetangga sebelah' tapi BENERAN LHO ini ASLI imajinasi aku sendiri ^^

Selebihnya.. selamat membaca, Happy reading ^^/

Dia terluka..

Dia sekarat..

Dan..

Dia butuh darah.

-THE BLOOD CURSE-

"Baekhyunee! IREONA! IREONA!" 'nyanyian' merdu itupun terdengar ke seluruh penjuru kamar.

"Aish eomma aku masih mengantuk!" keluh Baekhyun kepada ibunya-Heechul-

"Bagaimana masa depanmu akan cerah jika bangun saja kau malas! Cepat! Atau aku akan memanggil App-"

"Aish jinjja! Baik, aku bangun!" Baekhyun pun beranjak dari kamarnya dan menjuju kamar mandi untuk mempersiapkan dirinya pergi ke sekolah. Ya. Byun Baekhyun. Siswa SMA tingkat 2. Baekhyun bersekolah di Seoul High School, sekolah yang memang cukup terkenal. Bukan hanya terkenal akan kecerdasan siswa dan siswinya, sekolah ini juga terkenal akan kepopuleran siswanya.

.

-Seoul High School-

"Bagi rakyat, Dracula adalah seorang pahlawan nasional. Ini terjadi karena usahanya menjaga Wallachia dari serangan musuh Kesultanan Utsmaniyah. Bahkan kekejamannya pada para bangsawan adalah cara Dracula menstabilitasi negara dan menggulingkan kekuasaan bangsawan itu kepada rakyat kecil."

"Ya. Itulah contoh cerita singkat mengenai Vlad Tepes atau yang bisa kita kenal dengan Vlad Dracula. Setelah ini saya akan pergi untuk pelatihan seluruh guru. Jadi.. Adakah yang ingin bertanya?" Jung Seonsaengnim menjeda perkataannya.

"Yes! Kita akan pulang cepat!" bisik Baekhyun kepada Luhan-sahabatnya-

"Aish mana mungkin, dengar, dia akan memberikan kita tugas" bisik Luhan pada Baekhyun. Baekhyun pun geram mendengarnya karena ia begitu membenci pelajaran sejarah. Karena menurutnya itu rumit dan membuat kepalamu sakit. Begitulah yang ada dipikiran Baekhyun.

"Bicara ap-" belum selesai Baekhyun berkata, dan Luhan bertanya. Baekhyun hanya memutar kedua bola matanya malas.

"Saem, menurut satu buku yang pernah saya baca sebelumnya, itu ada yang mengatakan kalau sampai saat ini Vampire atau Dracula itu masih ada. Apa itu benar Saem?" Luhan akhirnya berani menanyakan ini pada Seonsaengnimnya.

"Hmmm. Memang benar. Hanya saja mereka sudah dimanterai"

"Mantera? Mantera seperti apa Saem?" sahut siswa lain yang juga penasaran seperti Luhan.

"Baik akan saya jelaskan secara rinci. Dahulu, sekitar kurang lebih 500 tahun yang lalu. Ada seorang Vampire tetapi bisa dikatakan juga bahwa ia ini adalah Dracula karena ia juga sama seperti Vlad Tepes. Ia suka menolong rakyatnya yang dalam kesusahan. Hingga pada suatu malam saat ia tengah tertidur ada seorang yang dengan sengaja menusukkan belati perak ke dadanya tepatnya di jantungny-""

"Daebak! Lalu apa Dracula itu mati atau-" tiba-tiba Baekhyun memotong penjelasan Jung Seonsaengnim. Bukan karena Baekhyun sudah tertarik dengan penjelasan mengenai Dracula itu tapi ia hanya ingin ini cepat selesai dan ia bisa tidur siang-sore- dengan nyenyak.

"Baek, diam dan dengarkanlah! Ini tidak akan lama!" Luhan menegur Baekhyun karena menurut Luhan, Baekhyun sangat berisik jika pelajaran Sejarah. Baekhyun benci sejarah.

"Tapi, Lu-"

"Bisa saya lanjutkan?"

"Ne Saem!"

"Dracula itu mendapat tusukan dalam di jantungnya. Seorang yang diketahui telah menusuknya itu adalah teman sekaligus sahabatnya sendiri. Ia iri dengan kemurahan hati Dracula itu karena selalu membantu rakyatnya juga dihormati rakyatnya. Kalian tahu, padahal malam selanjutnya pada saat malam bulan purnama penuh Dracula itu akan diangkat Ayahnya sebagai Pangeran Pewaris Kerajaan Hellexus, yaitu kerajaan Dracula terbesar pada saat itu. Namun yang terjadi malah Dracula itu atau Calon Pangeran itu dibunuh dengan tusukan belati perak di dadanya. Ayahnya yang saat itu menjadi Raja Dracula yang sangat disegani murka. Raja Dracula itu menarik belati perak dari tubuh anak satu-satunya itu sambil memanterai belati dan anaknya dengan mantera seperti ini : 'Vive et quaeretis me sanguine rubra ligno vitae et sicut radix ad arborem'. Ini ia berikan pada anaknya karena ia yakin jika suatu saat nanti anaknya akan menjadi Pangeran Pewarisnya. Begitup-" bel berbunyi tiga kali. Menandakan seluruh pelajaran telah habis.

"Omo! Kita lanjutkan lagi pada saat pelajaran sejarah selanjutnya. Dan tugas kalian adalah mencari arti dari mantera yang saya jelaskan tadi, kemudian jelaskan cerita selanjutnya didepan kelas. Saya akan menunjuk acak. Sekian dan terima kasih untuk perhatiannya. Selamat sore!"

"Neee~ Khamsahamnida Saem~" jawab seluruh siswa dikelas itu. Kemudian mereka pulang menuju rumah mereka masing-masing. -elahiya-_-

.

.

"TIDAK! DAMON! SADARLAH! SADARLAH! BUKA MATAMU!" seorang pria berperawakan tinggi tengah menyadarkan saudara kandungnya, lebih tepatnya kakaknya yang sudah tidak bernyawa lagi. Ia terus berusaha membangunkan kakaknya itu dari kematian yang seharusnya tidak kakaknya terima. Ia begitu menyayangi kakaknya dan begitu membenci orang yang telah melakukan hal keji ini terhadap kakaknya.

"Ini tidak akan berhasil jika aku tidak bertindak apa-apa!"

"Tidak sayang, jangan lakukan itu! Ini akan berdampak buruk pada putra kita di kehidupannya nanti"

"Tapi Bu, Ayah benar! Ayah harus memanterainya supaya ia bisa kembali hidup dan menjadi Pangeran Pewaris sesuai dengan apa yang Ayah harapkan."

"Bagaimana mungkin kau juga berpihak pada Ayahmu?! Tidakkah kau-"

"Sayang, tenanglah. Ini akan berhasil. Yakinlah padaku." Pria yang disebut Ayah pun menenangkan wanitanya yang sedaritadi khawatir dengan keadaan Putra pertamanya. Pria itu yakin, jika ia melakukan ini pasti Putranya nanti akan menjadi apa yang ia harapkan. Tetapi jika Pria itu tidak melakukannya, maka tidak ada harapan untuk Putranya bisa hidup kembali. Putranya akan tertidur abadi selamanya. Namun, jika ia melakukan apa yang seharusnya ia lakukan, Putranya akan kembali tapi dengan beberapa pantangan hidup dan kesengsaraan yang akan ia terima setelah kembali nanti. Dengan mempertimbangkan banyak hal, akhirnya wanita itu percaya dan meyakini apa yang akan dilakukan oleh Prianya.

"Willis, setelah ini berakhir kau akan aku berikan keistimewaan yang orang lain bahkan Damon sendiri tidak mempunyainya. Nanti, dikehidupan kakakmu dan dikehidupanmu." Pria itu kembali meyakinkan anak terakhirnya.

"Aku mengerti Ayah. Tak apa. Cepat lakukan. Aku ingin Damon kembali lagi." Jawab anak yang bernama Willis.

"Maafkan Ayah, Damon. Ayah akan melakukannya. Bertahanlah! Kau akan segera kembali."

Pria itu melebarkan kakinya diantara jasad Putranya. Seketika ruangan dan alam berubah. Seakan akan terjadi sesuatu hal besar. Angin bertiup kencang. Gemuruh mengejutkan alam semesta. Aura hitam keluar dari dalam tubuh Pria itu. Kemudian ia tutup matanya sambil menarik nafas panjang. Saat Pria itu membuka matanya, Pria itu telah berubah menjadi Vampire terhebat yang pernah ada. Mata merah bersinarnya melihat kearah belati perak sialan itu. Dengan satu hembusan nafas dan satu tarikan saja Pria itu berhasil menarik belati perak itu sambil mengucapkan mantera ''Vive et quaeretis me sanguine rubra ligno vitae et sicut radix ad arborem''. Belati itu sudah terlepas dari tubuh Putranya kemudian Pria itu membakarnya-belati perak- dengan kekuatan api yang ia punya. Belati perak itu sudah musnah. Pria itu kembali ke wujudnya semula dengan perlahan. Jasad putranya sudah berubah kembali menjadi sedia kala. Putranya sudah kembali lagi.

"DAMON!" teriak wanita itu-Ratu Zeandara- kemudian ia berlari mendekati Putranya-Damon-

"Uhuk.. uhuk. I-ibu" Damon terbatuk dan mengeluarkan darah berwarna hitam dari mulutnya. Menandakan bahwa ia tidak sedang dalam keadaan baik-baik saja. Adiknya-Willis- segera berlari mengambilkan kain untuk menyeka darah yang keluar dari mulut kakaknya-Damon-

"Kakak! Kau kembali!" Willis menyodorkan kain itu kearah mulut kakaknya yang mengeluarkan darah. Damon yang baru sadar mulai kebingungan. Karena ia tidak tahu apa yang telah menimpa dirinya. Seingatnya, hanya ada seorang laki-laki berjubah serba hitam mendekatinya kemudian menusuknya dengan belati perak saja. Setelahnya ia lupa.

"A-a-ayahh.. D-dimana A-ayah uhukk"

"Ayah ada sayang, sebaiknya kau beristirahat sampai seluruh tubuhmu benar-benar pulih. Ibu akan membuatkanmu sup kalkun dan menyuruh Willis untuk tidur menemani dan menjagamu." Jawab Ratu Zeandara penuh perhatian.

"Ya Kak, aku akan menemanimu disini sampai kau benar-benar pulih. Ibu, cepat bawakan kakak sup kalkun. Ayah, beristirahatlah! Aku yang akan menjaga kakak disini" Willis memperhatikan Ayahnya-Raja Vladimirheus- yang Nampak kelelahan setelah membangkitkan ah, melepaskan belati perak sialan itu dari tubuh sang kakak.

"Willis, jagalah kakakmu disini. Ayah akan mengirimkan pasukan pelindungmu dan kakakmu didepan kamar ini. Damon, beristirahatlah. Ayah akan mengurus dan mencari orang yang telah menusukmu." Raja Vladimirheus mengelus sayang rambut Putranya yang malang itu.

"Mari kita keluar sayang. Biarkan mereka berdua disini." Raja menuntun Ratu keluar dan meninggalkan Willis dan Damon didalam.

.

.

.

-Rumah Baekhyun-

"Kami pulang~" Baekhyun tiba dirumahnya ditemani Luhan yang juga akan menginap dirumah Baekhyun untuk satu malam. Heechul menyambut Luhan dengan senang karena ia tahu bahwa Luhan adalah satu-satunya sahabat yang Baekhyun punya.

"Omo! Luhannie!" Heechul meninggalkan masakannya dan segera memeluk Luhan karena ia telah lama tidak berjumpa dengan Luhan.

"Annyeong Eommonim~ Aku merindukanmuuu~" Baekhyun hanya memutar kedua bola matanya malas.

"Eommonim juga merindukanmu Luuu~"

"Aish jinjja! Anakmu ini saja tidak pernah kau rindukan!" Baekhyun menuju dapur karena ia mencium bau tidak menyenangkan. Luhan dan Heechul terhenti dari kegiatan-Mari-berpelukan-setelah-sekian-lama-tidak-ketemu- mereka.

"Aish kau ini-" Heechul ingin menjawab perkataan anak gadis ah lelakinya tetapi ia dikejutkan dengan Baekhyun yang tiba-tiba berteriak.

"A-API! H-HITAM! A-ASAP! EOMMAAA!" Ya. Masakan Heechul hard cooking-gosong- Heechul berlari menuju masakannya. Untungnya masih bisa diselamatkan. Ini hanya daging sapi yang baru ia beli tadi siang. Tidak ada api. Hanya asap yang muncul dari Teflon itu. Dasar Byun Baekhyun pikir Heechul.

Setelah membersihkan badan, mereka menuju ke ruang makan untuk menikmati makan malam mereka. Tentunya dengan Ayah Baekhyun-Siwon- yang baru saja pulang dari bekerja. Mereka makan dengan sukacita. Diselingi Heechul yang bercerita mengenai daging gosongnya tadi.

"Oh! Luhan-ah, apa kau akan menginap disini?" Tanya Siwon sambil memasukkan potongan daging kedalam mulutnya.

"Oh ne Abeoji. Boleh kan jika aku menginap disini?"

"Ne tentu. Itu bagus. Supaya Baekhyunee belajar dan tidak langsung tidur. Benarkan Chulie?" Siwon meledek putranya yang memang malas belajar. Heechul tertawa begitupun Luhan. Tapi tidak bagi Baekhyun. Baik Ayah dan Ibunya selalu saja mempermalukannya didepan orang lain. Padahal Baekhyun adalah putra satu-satunya dikeluarga ini. Makan malampun selesai dan dilanjutkan dengan Baekhyun dan Luhan yang sedang mengerjakan tugas pemberian Jung Saem tadi.

"Ya Baekhyun-ah. Kenapa kamarmu ini berbau stroberi? Apa kau menanam stroberi diam-diam dikamarmu?" Tanya Luhan tiba-tiba karena memang saat memasuki kamar Baekhyun yang pertama ditangkap bukan situasi kamarnya, melainkan aroma kamar Baekhyun yang berbau stroberi.

"Aigoo! Apa secepat itu kau melupakan fakta bahwa sahabatmu ini penggemar berat stroberi?!" bola mata Baekhyun seakan mau lepas dari sarangnya ah, tempatnya.

"Omo! Mian! Aku ingat, tapi aku pikir kau hanya menyukai buahnya. Ternyata kau memang menyukai segala hal yang berbau stroberi. Aku salut." Luhan mengacungkan dua jempolnya untuk 'bau kamar' Baekhyun.

"Aku akan ke kamar mandi sebentar." Sementara itu Luhan melihat-lihat kamar sahabatnya ini. Memang stroberi, catnya pun stroberi. Namun tidak seluruhnya. Ia jadi bertanya-tanya apakah Baekhyun memang benar-benar seorang namja? Atau yeoja yang terjebak ditubuh namja? Dilihat dari semua barang yang ada dikamarnya sepertinya Baekhyun seorang yeoja, pikir Luhan. Kemudian pintu kamar mandi Baekhyun terbuka menampakkan Baekhyun yang keluar dari dalam sana.

Tapi tunggu dulu, kenapa sekujur badan Baekhyun bersinar memancarkan aura merah pekat? apa Baekhyun terluka? Sedikit catatan untuk kalian. Luhan adalah seorang anak indigo. Ia indigo sejak ia berusia 3 tahun dan itu tidak hilang sampai ia menginjak SMA kelas dua ini. Dan itu semakin jelas terlihat. Dan Baekhyun sudah mengetahui jika sahabatnya itu indigo sejak kecil. Hal-hal seperti Luhan mengobrol sendiri, seperti 'mengelus' atau 'memegang' sesuatu yang tak tampak bahkan tertawa sendiripun Baekhyun sudah paham dengan hal itu. Hal yang lebih dari itupun Baekhyun sudah paham.

"BAEKHYUNEE!" Luhan segera berlari mendekati Baekhyun dengan mimic wajah yang panic. Kemudian ia mengecek dan meraba-raba tubuh Baekhyun untuk memastikan apakah ada yang terluka ditubuh sahabatnya ini. Dan hasilnya.. nihil. Baekhyun tidak terluka dan tidak ada apapun ditubuhnya. Luhan yang sudah hampir 18 tahun indigo pun baru pertama kalinya ia melihat aura tubuh seseorang mengeluarkan warna aura yang aneh seperti itu. Atau bisa disebut mengerikan.

"Wae? Mwo? Apa yang kau lihat? Kau merabaku seperti-" Tanya Baekhyun. Ia juga ketakutan karena Luhan menatapnya seolah Luhan melihat sesuatu dari tubuhnya.

"Seperti ada darah kental yang menyelimuti tubuhmu Baek! Seluruh tubuhmu bersinar, hanya saja sinar itu berwarna merah darah. Pekat sekali" jelas Luhan kepada Baekhyun. Baekhyun terdiam kemudian mengatakan..

"Hmm.. Ini karena efekmu yang tadi bertanya mengenai vampire dan Dracula pada Jung Saem tadi Lu!" Baekhyun kemudian tertawa. Sebenarnya ia juga takut tapi ia berusaha menutupi bahwa ia tidak takut. Ini hal biasa yang sudah Luhan perlihatkan kepadanya sejak mereka di bangku SD dulu.

"Ah! Kau benar! Aku terlalu memikirkan cerita Jung Saem tadi. Aish. Baiklah,mari kita selesaikan PR kita tadi. Setelahnya mari kita bermain LOL" Baekhyun yang mendengar kata-kata 'mari kita bermain LOL' langsung bersemangat mengerjakan tugas. Baekhyun memang harus diiming-imingi sesuatu jika harus belajar.

"Lu! Aku sungguh sudah muak mencari arti dari mantera yang dibicarakan Jung Saem tadi!" keluh Baekhyun pada Luhan. Sudah sekitar 1 jam lebih Baekhyun mencari tau apa arti dari mantera yang dikatakan Jung Saem tadi dan hasilnya nihil. Baekhyun tidak mendapatkan artinya. Luhan yang sedaritadi asyik dengan kegiatan menulisnya segera melihat ke Baekhyun kemudian mulai berfikir mencari ide.

"Hmm.. Apa semua buku mengenai sihir kuno, Ilmiah Tak Terduga, Sejarah Vampire itu sudah kau baca dan kau cari Baek?"

"Ne! Sudah aku cari! Dan sialnya aku tidak menemukan apa-apa disana. Apa kita harus-"

"Aku tau! Apa kau ingat 'temanku' yang berasal dari zaman kerajaan Silla dulu?" Luhan bertanya dengan mimic wajah yang membuat Baekhyun takut.

"K-kau membuatku takut k-kali ini L-lu. Sungguh!" Baekhyun menjauhkan duduknya dari Luhan yang daritadi memasang smirk mengerikannya.

"Omo! Mian Baek. Aku tidak bermaksud, aku hanya ingin menanyakan ini padanya. Mungkin saja dia tahu mengenai ini." Luhan menenangkan Baekhyun dengan mengelus punggung tangan Baekhyun. Baekhyun yang sebelumnya takut kini ia memberanikan diri untuk mengiyakan perkataan Luhan.

"Hmm.. Ne. Terserah kau saja. Tapi! Jika terjadi suatu hal, maka kau yang harus bertanggung jawab dan menanganinya! Arra?"

"Arasseo! Gomawoyo Baekhyunee~ Yaksok!" Luhan mengacungkan jari kelingkingnya kepada Baekhyun.

Baekhyun tersenyum kemudian menyuruh Luhan untuk segera memanggil 'temannya' itu. Luhan mengambil 3 dupa yang selalu ia bawa dalam tas sekolahnya kemudian ia bakar dupa itu dan ia tiupkan serbuk yang ia dapatkan dari sebuah kuil beberapa waktu lalu pada saat ia liburan bersama keluarganya. Setelahnya ia membuka jendela kamar Baekhyun dan menancapkan dupa-dupa itu dipinggiran kayu jendela. Tak lama kemudian asap dari dupa-dupa itu berubah menjadi warna hijau dan perlahan asap itu membentuk tubuh seseorang yang memakai baju khas masyarakat pada saat masa kerajaan Silla.

Baekhyun yang melihat ini hanya bisa terdiam-ketakutan- sambil menutup mulutnya dengan kedua tangan jaga-jaga agar ia tidak berteriak. Kemudian Luhan terlihat sedang berbicara dengan seseorang yang tidak tampak tersebut. Baekhyun memang tidak bisa berbicara atau mungkin melihatnya dengan jelas. Namun ia merasa bahwa suhu ruangan dikamarnya mendadak menjadi dingin yang benar-benar menusuk sampai ke tulang. Dan dari arah jendela terlihat bayangan hijau sedang berdiri tepatnya sedang duduk dan 'mengobrol' bersama Luhan sahabatnya. Tak lama kemudian Luhan memercikkan air ke dupa-dupa itu sampai dupanya berubah menjadi lembek dan membungkus dupa itu kedalam kantong hitam kecil kemudian menaruhnya kembali kedalam tasnya.

"Ya! Kenapa kau menaruh kembali dupa itu kedalam tasmu? Apa 'mereka' tak akan mengikutimu?" Tanya Baekhyun penasaran.

"Jika dibuang ke luar jendela, atau dibuang ke kotak sampah atau dibuang ke kloset di kamar mandimu, apa kau mau tinggal bersama 'mereka'? Atau kau mau mereka mengikutimu terus setiap saat hmm?"

"ANIYAA! Aku tak mau!" Baekhyun mem-poutkan bibirnya lucu. Kemudian Luhan tertawa geli melihat tingkah sahabatnya ini. Kemudian Baekhyun kembali membuka suaranya ingin menanyakan aapa yang dikatakan 'temannya' tadi.

"Bagaimana? Apa yang dia katakan Lu?" Tanya Baekhyun sambil menopangkan kedua tangan didagunya.

"Hmm.. Agak sulit memang. Dia hanya tau beberapa arti saja Baek." Luhan membuka lipatan kertas yang ada ditangannya. Kertas itu merupakan kertas untuk mencatat arti mantera tadi sewaktu 'temannya' berada disini beberapa menit yang lalu.

"Yang aku tulis disini.. Hiduplah kamu dari buah merah dan carilah pohonnya lalu jadikan akarnya untuk hidup. Yah. Seperti itulah katanya." Luhan mulai mengetuk-ngetuk pelipis kanannya.

"Daebak! Tapi, aku rasa itu bukan hanya sepenggal dua penggal kata, itu keseluruhan kata Lu. Temanmu mengetahui itu darimana?"

"Temanku itu hantu, dan hantu itu arwah. Dan dia arwah dari masa kerajaan Silla. Pasti pada zaman itu sudah ada vampire atau semacamnya uri Baekhyunee"

"Hmm.. Ya ya, aku mengerti. Dan ini selalu membuat bulu-buluku berdiri." Baekhyun mengusap-usap bulu kakinya. Kali ini ia merinding.

"Lalu Baek, dia tidak memberitahuku apa maksud dari kalimat mantera itu." Luhan kembali bingung.

"Mungkin saja dia lupa. Aishh jebal, Lu sepertinya aku sedang tidak ingin bermain LOL, mataku ahh sungguh perih. Rasanya ingin menempel saja. Hoaamm.." Baekhyun merasa mengantuk setelah menghabiskan waktunya dengan benar. Kali ini ia belajar, membaca buku dan mencari arti dari sebuah kalimat.

"Hmm molla. Baiklah, tidurlah duluan, aku akan menyusul." Luhan kembali bergelut dengan buku Sejarahnya. Baekhyun memutuskan untuk pergi tidur saja. Kali ini ia benar-benar mengantuk. Saat Baekhyun berbalik badan ingin menuju ranjangnya, Luhan tidak sengaja melihat kembali aura tubuh Baekhyun. Kali ini aura mengerikan itu bersinar begitu terang sampai membuat vas bunga yang berada dimeja belajar Baekhyun mengalami keretakan sedikit dan berbunyi 'krek'.

"Ada apa dengan Baekhyunee? Mengapa warna auranya berbeda? Kenapa merah darah?" Luhan berargumentasi dengan dirinya sendiri.

-To be Continue—

.

.

.

Gimana? Otoke? Howww?

Ini FF pertamakuuu ^^

Untuk penokohan aku tambahin salah satu dari film Vampire Diary.

Ada yang bisa nebak mana Chanyeol mana Sehun?

Untuk kebaikan FFku, Review Juseyo yaaaa^^

Masih tahap belajar, jadi harap maklum kalau ada kata-kata yang gak masuk akal

Selebihnya..

MAKASIHHH~ KHAMSAHAMNIDA~ THANK YOUUU~