Faiz ga kill chapter 1 ibukota...
Di jalan setapak menuju ibukota tampak seorang pemuda berambut kuning yang mengenakan mantel hitam. Ia tampak khas dengan 3 kumis berbentuk seperti rubah di pipinya. Dia berjalan dengan santai menyusuri jalan setapak dengan tas besar di pundaknya seakan tak memperdulikan seekor naga bumi yang keluar dari dalam tanah dan mengaum kepadanya.
" GROOAAARRR!" raung naga bumi itu dengan keras.
" danger beast lainnya lagi?" gumam pemuda itu sambil mendesah lelah saat mendengar raungan naga bumi itu yang makin menjadi karena di hiraukan.
" GRAAAAA!" geram naga bumi itu dengan sangat keras sambil mengayunkan cakar kanannya yang tajam ke arah pemuda itu.
SLASH!
Sebuah sabetan pedang menyambut tangan naga bumi itu yang langsung dengan mudah memutuskannya. Dan di depannya mendarat dengan mulus seorang pemuda berambut coklat seusianya yang memegang sebuah pedang berukuran sedang di tangan kanannya yang digunakannya tadi untuk menebas lengan naga bumi itu.
" kelas pertama danger beast, naga bumi ya..." gumam pemuda itu dengan penuh percaya diri sambil memalingkan tubuhnya kearah monster yang tengah kesakitan itu. " lawan yang layak." Ujar pemuda itu dengan santai yang di respon dengan tinju yang di arahkan padanya oleh naga bumi yang marah itu.
" kau marah?" tanya pemuda itu sebelum melompat tinggi kelangit untuk menghindari serangan itu.
" ini sudah berakhir." Gumam pemuda itu sebelum memberikan tebasan beruntun kearah naga bumi itu yang langsung menjatuhkannya dengan mudah.
" tidak buruk." Puji pemuda yang di tolongnya itu dengan nada santai sambil melihat ke bangkai naga bumi yang telah jatuh itu.
" hm...tentu saja!" Jawab pemuda itu yang tiba-tiba merasa besar kepala karena di puji. " mengalahkannya adalah hal mudah bagiku!" ujar pemuda itu dengan penuh rasa bangga sambil memukul dadanya itu.
" ...hai?" gumam pemuda yang di tolongnya hanya bisa poker face saat melihat reaksi pemuda di depannya itu yang agak berlebihan.
" ngomong-ngomong namaku tatsumi... nama yang suatu saat akan terkenal di seluruh ibukota kekaisaran. Kau harus mengingatnya." ujar pemuda itu yang di penuhi rasa percaya diri yang terlewat hingga tak menyadari tatapan pemuda yang di ajaknya bicara sedikit menajam saat dirinya membahas masalah ibukota tadi.
" kau mengatakan ingin sukses di ibukota kekaisaran?" tanya pemuda berambut hitam itu kepada tatsumi yang di jawab 'ya' oleh tatsumi tanpa kebimbangan sedikitpun.
" sukses dan terkenal di ibukota kekaisaran... itulah mimpi setiap laki-laki." Jelas tatsumi dengan penuh rasa bangga akannya yang di respon desahan pasrah oleh pemuda berambut kuning itu.
" sebaiknya kau berhenti. Ibukota bukanlah tempat yang kau bayangkan. Di ibukota lebih banyak monster yang lebih mengerikan dari pada ini." Ujar pemuda itu dengan nada santai namun serius sambil melanjutkan perjalanannya.
" apa?" tanya tatsumi dengan tanda tanya. " apa di ibukota ada danger beast juga?" tanya tatsumi dengan polosnya dan tanpa sadar mengikuti langkah pemuda itu dari belakang.
" bukan danger beast tapi manusia...mereka adalah manusia yang lebih mengerikan dari pada monster. Dan mereka banyak terdapat di ibukota." Ujar pemuda itu menjelaskan kepada pengelana muda bernama tatsumi yang tampak masih awan tentang ibukota itu.
" aku hargai saranmu itu tapi..." ujar tatsumi dengan tenang yang membuat pemuda itu menolehkan kepala kearahnya. " aku tak bisa kembali sekarang. Aku... tidak, kami ... kami akan ke ibukota dan menyelamatkan desa!" ujar tatsumi dengan penuh dedikasi sambil menatap langit biru diatas mereka.
" hm...begitu ya?" respon pemuda itu dengan tatapan mata seakan tengah membaca tatsumi dari perkataannya.
" ooh iya, aku belum mendapatkan namamu. Aku tatsumi." Tanya tatsumi sekali lagi dengan harapan bisa mendapatkan nama dari pemuda yang ada di depannya ini.
" naruto...kau bisa memanggilku begitu." Ujar pemuda bernama naruto itu.
Skip time...
Ibukota kekaisaran...
" oh... kau juga ingin melamar? Kalau begitu isi formulir dan bawa kembali padaku."
" artinya...aku akan memulai di infantri?"
" sudah tentu."
" (BRAAK!) siapa yang memiliki waktu untuk itu!(sriing!) lihatlah kemampuanku..jika melihatnya, aku yakin kau akan langsung mengangkatku sebagai komandan."
Itulah suara suara yang di dengar naruto yang sedang duduk di tembok luar penerimaan militer sebelum akhirnya tatsumi di lempar keluar dengan paksa di iringi teriakan "KELUAR!" oleh panitia penerimaan.
" apa masalahnya? Mengapa tak mengujiku dulu?" tanya tatsumi balik yang tak terima di lempar keluar begitu saja.
" Jangan bercanda! Karena resensi kami di banjiri pelamar... ada batas untuk berapa banyak yang kami sewa!" teriak balik panitia penerimaan yang menjelaskan betapa susahnya untuk masuk kemiliter.
" oh, begitu ya?" tanya tatsumi yang hanya bisa melongo saat dengan apa yang baru saja di ucapkan panitia itu.
" jika mengerti, enyahlah. Dasar bocah nakal!" bentak panitia itu untuk terakhir kalinya sebelum menbanting pintu dengan sangat keras hingga membuat tembok yang dijadikan tempat bersandar naruto ikut bergetar.
" jadi ...apa berhasil?" tanya naruto dengan santai yang di jawab helaan nafas oleh tatsumi.
" hai anak muda." Sapa perempuan berambut kuning dengan dada besar yang menghampiri tatsumi.
" hm...?" tatsumi mengangkatkan kepalanya untuk melihat siapa yang memanggilnya dan mendapati sepasang dada besar yang menyapanya.
" sepertinya ada yang menganggumu anak muda." Sapa perempuan berambut kuning itu dengan ramah " Ingin kakak bantu?" tanyanya kepada tatsumi.
' jadi ini ibukota kekaisaran...' lamun tatsumi yang hanyut dalam dunianya( dada besar diatas kepalanya) dan tak mendengar sama sekali dengan apa yang di katakan kakak perempuan ini.
" ha~" naruto hanya bisa menghela nafas.
" kau itu kenapa?" tanya kakak itu yang sedikit bingung oleh tingkah tatsumi(yang senyum-senyum sendiri). " kalian datang jauh2 dari desa ke ibukota untuk menwujudkan mimpi kan?" tanya perempuan itu yang mengambil kesimpulan bahwa naruto dan tatsumi adalah pendatang dari desa dilihat dari penampilannya mereka yang kampungan.
" bagaimana kau tahu?" tanya tatsumi yang terkejut kakak itu bisa tahu tujuannya.
" tentu saja aku tahu. Jika kau tinggal lama di ibukota kau pasti akan tahu." Ujar perempuan itu. " oh ya... aku tahu cara cepat agar bisa di sewa pemerintah." Tambahnya yang langsung membuat tatsumi antusias
" serius?" tanya tatsumi dengan penuh antusias.
" ingin tahu bagaimana caranya?" tanya perempuan itu yang di respon anggukan kepala berulang oleh tatsumi. " kalau begitu traktir kakak ini makan!" ujar perempuan itu sambil tersenyum.
Skip time...
Kedai makanan...
" yaa minum di siang hari memang yang fantastik!" gumam perempuan berambut kuning tadi setelah menenguk satu gelas besar minuman beralkohol dengan puas. Sementara tatsumi hanya bisa pucat dan sweatdrop oleh kapasitas minuman beralkohol yang bisa di tampung oleh perempuan berambut pirang yang satu ini, sementara naruto hanya duduk disampingnya dengan ekspresi bosan sambil menegak segelas minuman bersoda.
" kau juga minum anak muda!" tawar perempuan itu sambil menyodorkan segelas kepada tatsumi yang di tolak tatsumi secara halus.
" dari pada itu... sekarang cepat katakan bagaimana caranya agar cepat disewa pemerintah." Ujar tatsumi yang sudah tak sabar menunggu perempuan yang satu ini untuk memberitahukan cara singkat agar ia bisa segera bekerja di pemerintahan.
" itu sederhana...dengan koneksi dan uang." Jawab kakak perempuan itu dengan pipi sedikit memerah karena mabuk.
" uang?" gumam tatsumi dengan polos mengulang apa yang di kakak perempuan itu katakan barusan.
" aku punya kenalan di militer... jika kau memberikanya uang, maka itu akan cepat!" ujar perempuan itu dengan singkat menjelaskan seakan itu hanyalah hal sederhana saja.
" aku mengerti...jadi..." gumam tatsumi sebelum mengeledah barang bawaannya dan mengeluarkan sekantong penuh uang di atas meja. " apa ini cukup?" tanya tatsumi.
" oh, cukup-cukup." Ujar sang kakak perempuan itu dengan gembira saat melihat uang yang cukup banyak di depan matanya.
" dalam perjalanan kesini, aku mengumpulkan hadiah dengan dengan berburu danger beast." Ujar tatsumi dengan bangga menceritakan perjalanannya yang membuat naruto kembali memasang ekspresi dan tatapan seakan berkata 'mulai lagi dongengnya...' ke arah tatsumi.
" hm... jadi kau kuat." Gumam perempuan itu yang cukup kagum dengan kemampuan tatsumi. Sementara naruto hanya terdiam sejak tadi pikirannya terus saja terganggu karena merasa ada yang ganjil dengan kakak perempuan didepan mereka ini.
Sesuatu yang tak biasa yang tercium dari gadis ini...
Bau darah...
" kau akan jadi komandan dalam waktu singkat!" ujar kakak perempuan itu dengan penuh semanggat sambil mengambil sekantung uang didepannya.
" itu benar! Aku serahkan padamu!" jawab tatsumi dengan polos dan semangatnya yang tak sadar bahwa ia telah di tipu mentah-mentah oleh gadis itu.
" mungkin pertemuan denganku akan menjadi pelajaran berharga, anak muda. Aku pergi untuk mengurus ini dulu. jadi kau tunggu disini dulu ya, mengerti?" Ujar kakak itu sebelum pergi meninggalkan tatsumi yang penuh dengan senyum optimis dan tak sadar bahwa dirinya baru saja ditipu.
Skip time...
Tak disadari waktu terus berlalu dan tatsumi terus menunggu sambil senyum-senyum sendiri hingga tanpa ia sadari hari telah menjelang malam. Merasa kasihan akhirnya naruto memutuskan untuk bicara dan mengatakan kebenarannya.
" tatsumi..." panggil naruto yang menarik perhatian pemuda desa itu.
" apa...?" tanya tatsumi dengan sedikit lesu karena lelah menunggu sejak tadi.
" kau itu telah di tipu tahu." Ujar naruto yang langsung menuju kepokok masalah.
" he?...HEEE!?" teriak tatsumi yang tak bisa percaya dengan apa yang dikatakan naruto barusan bahwa dirinya baru saja di tipu dan di ambil seluruh uangnya tanpa sadar( lebih tepatnya di berikan dengan bodohnya oleh dirinya sendiri.).
" jangan pernah percaya orang dengan semudah itu. apa lagi di ibukota." Ujar naruto dengan santai sambil menyesap minumannya.
" jadi aku di tipu!" tanya tatsumi memastikan.
" ya begitulah..." jawab naruto dengan ekspresi datar tanpa dosa.
" aku akan melaporkannya!" ujar tatsumi dengan tergesa-gesa mengambil tasnya untuk pergi melapor kepihak berwajib.
" percuma saja...yang salah itu yang di tipu." Ujar naruto yang langsung menghentikan tatsumi di jalannya dan pucat saat mendengar perkataannya itu.
Skip time...
" sial... sekarang semua uangku telah habis." Gerutu tatsumi yang mengoyang-goyang kantung uangnya yang kini kosong. Syukur ada naruto yang bisa menutup sisa kekurangannya sehingga dirinya tak harus berurusan dengan pihak berwajib namun tetap saja..
" kau tak apa-apa?" tegur naruto.
" berisik! Ini semua gara-gara oppai(dada)...bukan maksudku perempuan sialan itu!" geram kesal tatsumi " apa ini pelajaran berharga yang dia bicarakan!" gerutu kesal tatsumi yang masih tak terima dengan tertipunya dirinya itu.
" itu salahmu sendiri..." gumam naruto yang juga mengecek kantung uangnya yang tinggal sedikit.
" dan lagi, kalau kau sudah tahu gadis itu sedang menipuku. Kenapa kau tak mengingatkanku sama sekali!?" bentak tatsumi yang merasa kesal dengan teman seperjalanannya ini yang tak mengingatkan sama sekali.
" mustahil, dengan tingkat keoptimisan setinggi itu. aku yakin kau takkan mendengar apapun yang ku katakan." Jawab naruto dengan santai, logis dan masuk akal.
" sial... tak ada orang didesa yang berbohong seperti itu..." gerutu tatsumi sambil tertunduk muram disalah satu sudut jembatan penyebrangan.
" selamat datang di kehidupan ibukota." Ujar naruto dengan datar yang entah kenapa membuat tatsumi semakin kesal.
" ya sudahlah, malam ini aku akan tidur diluar." Gerutu tatsumi sambil merebahkan tubuhnya kepembatas jembatan.
" ..." naruto memilih diam sambil ikut merebahkan diri di pinggir jalan.
Skiptime...
" hei ada yang datang." Ujar naruto yang membangunkan tatsumi yang sedang tidur itu sambil menunjuk ke arah kereta kuda putih yang berhenti didepan mereka.
" hal itu lagi, putri?" tanya penjaga.
" mau bagaimana lagi? Ini sudah menjadi sifatku." Ujar putri di dalam kereta kuda.
Tak lama sang putri turun dan menghampiri naruto dan tatsumi dengan 2 penjaga di belakangnya.
" jika kalian tak punya tempat untuk tidur, maukah kalian tinggal di rumahku?" tanya sang putri dengan ramah dan senyum manis yang di respon tatsumi dengan wajah pesimis karena sudah kehilangan kepercayaan kepada orang kota karena pernah tertipu satu kali.
" aku tidak punya uang loh..." ujar tatsumi dengan datar karena sudah kehilangan kepercayaan kepada orang kota.
" kau tidak bisa tidur disini meski ingin,kan?" tanya sang putri.
" nona aria tak bisa membiarkan orang sepertimu." tambah penjaga 1
" kau harus menerima kebaikan hatinya." Tambah penjaga 2
" bagaimana?" tanya nona aria sekali lagi.
" jika itu berarti kasur dan makanan aku ikut." Potong naruto dengan tiba-tiba mendahului tatsumi yang membuat tatsumi hanya bisa mendesah.
" ...haaa, baiklah aku akan ikut." Desah pasrah tatsumi yang tak bisa mengelak lagi jika dirinya lebih berharap tidur di kasur untuk malam ini.
Skip time(Aria mansion)...
" woooaahhh, ini benar-benar rumah?" gumam tatsumi yang hanya bisa tercengang saat melihat besarnya rumah nona Aria. Besar dan luasnya pekarangan rumah itu sudah cukup membuat pemuda kampung itu terbengong dan sekarang di tambah lagi rumah megah ini.
" oh, apa aria membawa orang ke rumah lagi?" tanya seorang pria baruh baya berusia sekitar 30-40an yang tengah duduk di sofa utama di dampingi wanita cantik yang tampak mirip seperti aria disampingnya.
" oh... itu memang sudah kebiasaannya. Sudah berapa lama ia melakukannya." Ujar wanita di samping pria itu yang di asumsikan oleh tatsumi merupakan ayah dan ibu dari nona aria.
" terima kasih telah mau menerima kami." Ujar tatsumi dengan gugup sambil membungkukan badannya kepada kedua anggota keluarga aria yang ada di depannya itu.
" tidak perlu gugup begitu." Ujar ayahanda dari aria dengan ramah sambil tertawa ringan.
" aku yakin kau pasti lapar." Ujar ibunda dari aria sambil tersenyum ramah.
" t-terima kasih banyak." Jawab tatsumi dengan sedikit gugup saat harus menanggapi keramahan keluarga ini yang sudah dengan baik hati mau menerimanya. ' syukurlah masih ada orang baik di ibukota.' Teriak senang tatsumi dalam hatinya.
" ..." melihat reaksi tatsumi dan keadaan saat ini naruto memilih diam untuk saat ini.
Skip time...
" begitu ya... kau ingin meraih sukses dimiliter dan menyelamatkan desamu." Gumam ayahanda nona aria setelah mendengar cerita tatsumi sambil menyesap segelas kopi.
" ya." Jawab tatsumi tanpa ragu sedikitpun.
" tapi kau harus tahu...ibu kota kekaisaran adalah tempat yang damai. Tapi negara ini di kelilingi 3 ras yang berbeda... kau bisa saja di tugaskan keperbatasan internasional untuk bertempur loh?" tanya ayahhanda aria yang di jawab dengan mantap oleh tatsumi.
" aku sudah siap untuk itu."
" begitu ya. Semangat sekali! Begitulah seharusnya anak muda." Ujar ayahanda aria yang kagum dengan kesungguhan tatsumi. " lalu bagaimana denganmu anak muda?" tanya ayah aria kepada naruto yang sejak tadi berdiri dan diam saja di samping tatsumi sejak tadi.
" ah, naruto sja cukup." Ujar naruto.
" naruto, apa kau ingin masuk ke militer juga?" tanya ayahanda dari nona aria kepada naruto.
" tidak, tak usah pikirkan aku... aku hanya menemani tatsumi sampai ia berkumpul kembali dengan teman-temannya." Jawab naruto dengan santai dan tanpa beban.
" begitu ya... teman? Apa maksudnya kau terpisah dari teman-temanmu tasumi-kun?" tanya aria tak sengaja mendengar jawaban naruto yang seakan mengatakan bahwa tatsumi itu tersesat atau apalah.
" ya begitulah... aku berangkat bertiga dengan temanku penuh semangat tinggi dari desa. Namun masalahnya dalam perjalanan kami di serang bandit dan terpisah sejak itu." Jelas tatsumi sambil sedikit mengingat flashback pelepasannya ieyasu dan sayo oleh tetua desa. " mereka kuat, jadi aku tak khawatir tapi ieyasu itu sangat buruk mengenai arah(apa kau bilang!) aku ingin tahu apa dia bisa mencapai ibu kota atau tidak." Tambah tatsumi.
" baiklah." Seru ayah aria yang seperti telah memutuskan sesuatu.
" hm?"
" aku akan meminta temanku memasukanmu ke dalam militer. Dan juga meminta pencarian kedua temanmu itu. sampai saat itu kalian berdua boleh tinggal disini." Ujar ayah nona aria yang memberi secercah harapan bagi tatsumi.
" sungguh?" tanya tatsumi yang tak percaya dengan apa yang di dengarnya. "terima kasih banyak!" ujar tatsumi yang langsung berdiri dan membungkukan badannya untuk berterimakasih.
" hei kau juga naruto." gerutu tatsumi kepada naruto yang sejak tadi hanya melamun sambil berdiri saja.
" kenapa?" tanya naruto dengan polos.
" kenapa kau tanya?" geram tatsumi kepada pria berambut kuning itu yang entah bodoh atau memang tak mendengarkan sama sekali ini.
" hahahaha tak usah di pikirkan begitu tatsumi." ujar ayah aria menenangkan suasana.
" intuisiku biasanya tepat. Aku yakin kau akan segera bertemu dengan mereka berdua dengan segera." Ujar nona aria sambi tersenyum ramah.
" nona aria..."
Di kamar tatsumi...
" aku beruntung. Pada akhirnya di selamatkan oleh orang baik. Sekarang tinggal sayo dan ieyasu..." gumam tatsumi seorang diri di dalam kamarnya sambil memandang keluar jendela. " kuharap mereka berdua sampai ke ibukota dengan selamat..."
Di kamar naruto...
" ... ada yang salah dengan rumah ini..." gumam naruto sambil melihat keluar jendela dengan tatapan serius. Ya naruto terus saja merasa tidak enak semenjak menginjakan kaki di rumah ini seperti ada yang di sembunyikan di rumah ini.
Ke esokan harinya...
" selanjutnya ke toko itu!"
" tolong tunggu sebentar putri..."
" belanjanya cukup banyak juga, ya?" gumam tatsumi yang hanya bisa kagum dengan jumlah belanjaan yang di beli oleh nona aria yang kini sudah mengunung di kereta tambahannya yang di khususkan untuk barang itu.
" dan jumlahnya semakin konyol..." tambah naruto dengan sweatdrop.
" tidak hanya untuk nona..." ujar sebut saja penjaga 1 yang bertugas menjaga kereta yang mengatakan bahwa itu wajar di kalangan wanita. " semua wanita juga seperti ini."
" begitu ya?" gumam tatsumi " wanita yang kukenal tidak pilih-pilih." Ujarnya sambil membayangkan temannya sayo.
" dan itupun masih bertambah..." gumam naruto dengan sweatdrop yang melihat pengawal lainnya berjalan kesulitan karena bawaan mereka yang sangat banyak.
" sepertinya mereka benar-benar membutuhkan bantuan..." gumam tatsumi yang hanya bisa pucat melihat jumlah bawaan mereka itu.
" aku akan membantu mereka kau tetap disini." Ujar naruto sebelum pergi membantu ke dua penjaga yang kesulitan itu.
" hei tatsumi." Panggil penjaga 1. " kau lihat bangunan besar disana? Itu adalah istana" ujar penjaga 1 sambil menunjuk ke arah bangunan super besar dan kokoh yang berada di pusat ibu kota kekaisaran.
" huh?"
" istana? Maksudmu istana tempat kaisar tinggal dan memerintah negri !?" tanya tatsumi yang di jawab anggukan oleh penjaga 1." Besar Sekali!" serunya yang hanya bisa kagum dengan ukuran dan megah istana yang ada di pusat ibu kota itu.
" tidak... ini sedikit berbeda. Kaisar memang tinggal disana tapi dia hanya anak-anak. Perdana mentrilah yang mengendalikannya dari balik bayang-bayang. Itulah kenapa negeri ini menjadi busuk." Ujar penjaga satu itu menjelaskan dengan suara pelan dan sembunyi-sembunyi.
" PERDA-" belum sempat tatsumi selesai bicara penjaga 1 langsung membungkam mulutnya agar tak mengatakan sesuatu yang bisa membahayakan mereka.
" jangan mengatakan sesuatu yang mencurigakan. Jika ada yang mendengar kita dalam masalah..." jelas penjaga 1 itu.
" jadi... alasan kenapa desaku mendapat pajak begitu tinggi..." ujar tatsumi dengan melirih.
" di ibukota, itu bisa di terima." Sambung penjaga 1 mejawab pertanyaan tatsumi yang membuatnya hanya bisa mengertakan giginya menahan amarah.
" itu lah ibu kota. Dan lihat..." lanjut penjaga 1 sambil menunjuk ke arah poster wanted di dekat tembok di mana mereka berdiri.
" night raid?" gumam tatsumi saat membaca tulisan pada poster itu yang bertuliskan "WANTED DEAD OR ALIVE NIGHT RAID AKAME".
" mereka adalah kelompok pembunuh yang menakutkan. Seperti namanya, mereka menyerang korban di malam hari. korban mereka adalah petinggi eksekutif dan kalangan atas ibu kota." Jelas penjaga 1 itu menjelaskan tentang kelompok bernama night raid kepada tatsumi yang sepertinya menanggapinya dengan serius. " siapkan dirimu." Tambah penjaga 1 itu memperingatkan tatsumi.
" ya." Jawab tatsumi dengan penuh semangat.
" dan juga, bisakah kau melakukan sesuatu tentang itu." ujar penjaga 1 sambil menunjuk ke arah ke dua temannya yang kesulitan membawa barang belanjaan super besar nona aria yang tengah dengan riangnya berlari menuju kearah mereka.
" APA-APAAN ITU?!" teriak tatsumi yang hanya bisa berteriak tak percaya melihat ukuran belanjaan itu. dan bukankah si rambut kuning bernama naruto itu bilang akan membantu dan sekarang dimana dia?
Dengan naruto yang sedang menikmati ramen di kedai tak jauh...
" ACHOOO!" naruto mengelap hidungnya. " sepertinya ada yang sedang membicarakanku ya?" gumam naruto sebelum kembali ke ramen yang sudah di pesannya itu.
Skip time malam hari...
" aku perlu menulisnya di buku harianku... Aku tak bisa menghentikan hobi ini." gumam senang ibunda nona aria sambil berjalan santai dilorong yang gelap tanpa menyadari seorang gadis berambut ungu dengan pakaian chinese dan gunting besar di belakangnya. Dan saat ia menyadarinya dirinya telah terbelah dua oleh gunting besar yang di bawa gadiis itu.
" eh?" hanya itulah yang keluar dari mulut ibunda nona aria saat menyadari dirinya telah terpotong.
" maafkan aku." Ujar gadis itu dengan sopan kepada tubuh tak bernyawa yang terbelah dua yang ada didepannya itu.
Dengan tatsumi...
" pembunuhan?" gumam tatsumi yang tersentak bangun karena merasakan aura pembunuh yang tak jauh dari tempatnya. Merasa khawatir dengan apa yang terjadi bergegas ia mengambil pedang dan sarung tangannya dan kemudian berlari keluar kamar. Pikirannya terus teringat akan night raid yang tadi siang di peringatkan kepadanya akan mereka.
' mungkinkah...' batin tatsumi sambil berlari. Langkahnya terhenti saat ia merasakan kehadiran lain dari arah luar dan melihat keluar melalui jendela ia mendapati 5 orang(2 laki-laki, 3wanita) tengah berdiri diatas sejenis kawat di atas pekarangan utama.
' itu...night raid!' teriak tatsumi dalam batinnya.
...
" night raid... hanya karena kaya kalian menargetkan tempat ini?" tanya tatsumi seorang diri sambil mengarahkan perhatiannya ke 5 anggota night raid itu. perhatiannya teralih saat ia melihat 3 orang penjaga keluar dari dalam rumah dengan maksud menanggkap night raid.
' bagaimana ini? Haruskan aku membantu atau bertahan?' pikir tatsumi yang bimbang tengtang apa yang harus di perbuatnya.
" target kita 3 penjaga, akame-chan." Ujar pemuda berambut hijau anggota night raid itu kepada seorang gadis berambut hitam bermata merah yang membawa katana di tangannya.
" habisi." Hanya itu yang keluar dari mulut gadis itu yang tak lain adalah akame, gadis yang ada dalam poster buronan yang di lihat tatsumi siang tadi. tak banyak bicara akame langsung melompat turun di ikuti seorang pria besar berjirah putih dengan tombak merah di punggungnya.
Ketiga penjaga yang berpapasan langsung dengan ke dua orang itu langsung berhenti dan mempersiapkan diri untuk bertarung.
" dengar, kalian jangan sampai menyentuh pedang itu." ujar penjaga 1 mengingatkan ke dua temannya akan bahaya dari pedang katana yang di pegang gadis bernama akame yang berdiri di depan mereka itu.
" huoooo" dalam satu teriakan penjaga 1 memulai serangannya dengan berlari lurus kearah gadis bernama akame dan pria berjirah itu yang disambut sambetan pedang di tenggorokannya oleh gadis bernama akame itu.
Tak selesai di situ, pria berbaju jirah putih itu juga mengambil tombak di punggungnya dan di lemparnya sekuat tenaga kearah penjaga lainnya hingga tembus kebelakang meninggalkan seorang yang hanya bisa berdiri ketakutan.
" akhir yang cocok bagiku...yang memiliki sifat buruk." Ujar penjaga 1 saat racun pedang katana itu mulai menyebar sebelum akhirnya tewas.
" apa-apaan dengan mereka ini? MONSTER!" teriak ketakutan satu-satunya penjaga yang tersisa sambil berusaha menyelamatkan diri sebelum akhirnya berakhir di tembak oleh salah satu anggota night raid yang masih berada di atas kawat.
" menyedihkan sekali... lari saat menghadapi musuh." Gerutu gadis berambut pink ponytail ganda yang menembak penjaga yang berusaha kabur itu.
" siapa yang tak lari dalam keadaan seperti itu?" komen pria berambut hijau dengan sweat drop yang tak terlalu di perdulikan.
" benar-benar musnah dalam sekejap..." gumam tatsumi yang hanya bisa ketakutan dan terkejut dengan kekuatan mereka. Instingnya memintanya untuk kabur "mereka bukanlah lawan yang bisa ia hadapi." Namun disisi lain ia tak bisa meninggalkan keluarga yang dengan baik sudah mau menerimanya itu.
" setidaknya aku harus melindungi nona aria!" ujar tatsumi dengan bulat dan penuh tekad.
Sementara itu...
" pembunuhan ya?" gumam naruto saat mendapati tubuh ibu dari nona aria yang telah terbelah dua dan tak bernyawa di lorong. " sepertinya ini bukanlah pertanda baik..." gumam naruto yang memutuskan untuk segera mencari tatsumi sebelum hal tak di inginkan terjadi.
Kembali ke tatsumi...
" cepat putri! kesini!" ujar satu-satunya penjaga yang tersisa sambil memegang tangan aria dan menuntunnya berlari ketempat yang lebih aman.
" apa yang sedang terjadi?" tanya aria yang kebingungan.
" kita harus pergi kegudang!" ujar penjaga itu. " kita akan aman disana." Tambahnya.
" ketemu." Teriak tatsumi yang akhirnya bisa mengejar.
" tatsumi?" gumam aria yang terkejut saat melihat tatsumi yang juga tampak seperti tengah panik itu.
" kau datang disaat yang tepat... kami akan bersembunyi di gudang dan menunggu pihak berwenang. Sementara itu, tolong tahan mereka." Pinta penjaga terakhir itu kepada tatsumi yang terkejut karena mereka bukalah orang-orang yang bisa dihadapainya saat ini.
" itu tidak mungkin-" belum selesai tatsumi berbicara mulutnya terhenti saat merasakan kedatangan seseorang dari belakang. Dan benar saja di belakangnya sudah tiba gadis berambut hitam dengan katana yang tadi dengan posisi siap bertempur.
" sepertinya aku tak punya pilihan!" ujar tatsumi sambil menarik pedangnya dan bersiap bertarung. Sementara Si gadis tak memperdulikan perkataan tatsumi dan terus berlari menuju kearahnya.
" bukan target." Gumam gadis berambut hitam itu sebelum tiba-tiba melompati kepala tatsumi seperti batu pijakan dalam sekejap.
" eh?" hanya itu yang keluar dari mulut tatsumi yang sedikit mendengar perkataan gadis itu.
" Sial!" gerutu penjaga terakhir saat gadis bernama akame itu mendarat di depannya.
"target." Gumam akame sebelum berlari kembali mendekati penjaga terakhir itu dan nona aria. Panik, penjaga itu langsung menembakan pistolnya secara membabi buta yang di hindari akame dengan mudahnya sebelum akhirnya menebas penjaga itu menjadi dua.
" habisi."
Aria yang tak tahu harus berbuat apa hanya bisa ketakutan dan terjatuh tak berdaya saat perlahan akame mendekatinya.
" habisi."
" tunggu!" teriak tatsumi sambil mengayunkan pedangnya untuk menjauhkan gadis pembunuh bernama akame itu dari nona aria yang di hindari dengan mudahnya oeh akame.
" kau bukan target. Tidak perlu membunuhmu." Ujar akame dengan polos.
" tapi kau berniat membunuh gadis ini , kan?" tanya tatsumi.
" ya." jawab akame dengan polos sambil menganggukan kepalanya.
" ya?!" teriak tatsumi yang tak percaya pertanyaannya akan di jawab dengan sepolos itu olehnya.
" jika kau menghalangi jalanku, aku akan membunuhmu juga." Ujar akame memperingatkan.
" itu bukan berarti aku bisa lari!" teriak tatsumi secara comical.
" begitu ya?" gumam akame sambil kembali ke mode pertarungannya. " kalau begitu, habisi." Ujarnya dengan dingin dan tanpa emosi yang membuat tatsumi merinding.
Sementara itu...
" baiklah jika aku tatsumi kemana aku akan pergi..." gumam naruto seorang diri sambil berdiri di puncak salah satu pohon di pekarangan sambil melihat kesekelilingnya berharap bisa menemukan tatsumi dengan cara itu.
" hm... ketemu." Gumamnya dengan saat mendapat posisi tatsumi.
Di tempat tatsumi...
Saat ini tengah berhadapan kedua muda mudi yang tengah mempertaruhkan nyawanya. Ya, dia adalah tatsumi melawan seorang gadis asasin bernama akame. Raut wajah tatsumi tampak di penuhi dedikasi dan keberanian meskipun sebenarnya insticntnya saat ini memintanya untuk pergi namun ia tak bisa...
" kotor! Kotor sekali." Gerutu seorang wanita berambut pirang panjang dengan telinga kucing di tempat tak jauh dari tatsumi dan akame. " tidak seperti biasanya... akame belum menghabisi target?" gumam wanita itu saat melihat sosok teman satu timnya yang belum selesai dengan targetnya.
" huh? Tunggu!" gumam wanita itu saat menyadari siapa yang di hadapai temannya akame itu. " astaga... kenapa anak itu adal disini?" desah gadis itu yang mengenali sosok tatsumi.
Kembali ke tatsumi...
" dia bukanlah orang yang bisa aku kalahkan saat ini... tapi aku tak boleh takut." Batin tatsumi menyakinkan hatinya. " jika tak bisa menyelamatkan gadis ini, bagaimana bisa aku menyelamatkan desa." Batinnya dengan mantap.
Suasana begitu hening sebelum akhirnya mereka berdua maju dan saling beradu pedang. Namun perbedaan kemampuan saatlah besar. dengan mudahnya akame menendang bagian belakang tatsumi dan menusuknya dengan pedang hingga akhirnya ia tersungkur.
" tatsumi!" teriak panik aria saat melihat sosok tatsumi terbaring di tanah.
...
...
" fuh..." tatsumi tertawa kecil sebelum akhirnya bangkit kembali. " kau tak menurunkan penjagaanmu dan mendekatiku" tanya tatsumi dengan santai.
" aku tidak melihat adanya darah." Jawab akame dengan datar.
" hehe.." tatsumi tertawa kecil dan mengeluarkan sebuah patung kecil yang di berikan kepala desa sebelum kepergiannya yang telah melindunginya dari tusukan pedang itu. " semua orang di desa melindungiku." Ujar tatsmui sambil memamerkan patung itu.
" hm... masih hidup setelah terkena tusukan akame..." batin wanita berambut pirang yang mengawasi dari pepohonan. " anak itu lumayan juga." Puji wanita berambut pirang itu dalam hatinya kepada tatsumi.
" habisi." Gumam akame sambil kembali kemode tempurnya.
" tunggu sebentar..." pinta tatsumi dalam panik. " bukankah kalian mengincar uang? Jadi lepaskan dia! Ini bukan perang ... mengapa kau harus membunuh gadis lugu tak berdosa?" ujar tatsumi mencoba berargumen namun sayang tak di dengarkan oleh gadis assasin itu yang tetap maju dan mengayunkan pedangnya kearah leher tatsumi.
" tidak berguna...dia tidak mau mendengarkanku!" batin tatsumi saat melihat pedang katana itu menuju lehernya.
" ei...ho!" teriak seseorang pemuda yang suaranya tak terasa asing bagi tatsumi yang tiba-tiba muncul dan mencoba menendang bagian wajah akame yang di hindarinya dengan melompat mundur kebelakang. " sepertinya aku masih tepat waktu ya?" gumam pemdau itu yang mendarat mulus di antara tatsumi dan akame.
" naruto!" panggil tatsumi dengan lega saat melihat pemuda berambut pirang itu datang membantunya.
" yo, sepertinya kau melibatkan dirimu dalam masalah lagi ya, tatsumi?" tanya naruto dengan santai tanpa berpaling sedikitpun.
" apa kau juga ingin menghalangi?" tanya akame dengan datar kepada naruto yang baru saja tiba.
" maaf saja, tapi aku masih belum bisa membiarkanmu membunuh pemuda ini jadi..." jawab naruto sambil melemaskan pergelangan tangan kanannya(ciri khas faiz sebelum bertarung.) dan memasuki kuda-kuda bertarung.
" kalau begitu habisi." Gumam gadis assasin itu sebelum menerjang maju kedepan dengan katana di tangannya.
(PS:semua gerakan disini terjadi dalam hitungan detik dan dengan kecepatan yang sulit dilihat mata)
Serangan pertama akame mencoba menebas lurus yang dengan mudah di hindari naruto dengan sedikit bergeser kesamping tak selesai disitu menyadari serangan pertamanya akame kembali mencoba mengincar titik vital pemuda pirang ini yang kali ini secara besamaan di tahan(via pegangan pedang)dan di berikan sebuah pukulan telak di perutnya oleh naruto.
" apa yang terjadi barusan!?" gumam tatsumi yang hanya melihat sekilas saja gerakan mereka berdua sebelum akhirnya akame terpukul mundur.
" hm... anak itu..." gumam wanita berambut pirang yang sejak tadi hanya mengamati dari balik bayangan. " bisa seimbang dengan kecepatan akame. Dia tak bisa di remehkan..." gumamnya sambil mengamati dengan seksama gerakan si pirang itu yang tak terbuang satupun.
" ..." akame hanya terdiam.
" selesai?" tanya naruto dengan santai sambil tampak menurunkan penjagaannya.
" habisi." Gumam akame dengan mata yang lebih tajam sebelum kembali maju dengan posisi pedang siaga dan kecepatan yang di tinggkatkan kearah naruto. pedangnya celah beberapa inchi dari tengorokan naruto yang tampak hanya diam saja sebelum dirinya di tarik kebelakang oleh sosok lain yang masik ke dalam pertarungan.
" tunggu." Potong wanita berambut pirang yang sejak tadi hanya mengawasi itu sambil menarik kerah baju akame untuk menghentikannya.
" !?" semua kecuali naruto dan akame terkejut dengan masuknya gadis nekomimi(kuping kucing ) itu.
" apa yang kau lakukan?" tanya akame dengan datar kepada gadis pirang itu.
" kita masih punya waktu, kan?" ujar wanita pirang itu. " aku berhutang pada anak ini. Jadi aku harus membalasnya." Tambahnya sambil mengedipkan satu matanya kearah tatsumi dan naruto.
" HAA! Kau oppai yang waktu itu!" teriak tatsumi saat mengenali wanita berambut pirang itu.
" yup, benar sekali! Kakak cantik yang waktu itu !" ujar wanita berambut pirang itu dengan riang.
" oppai,oppai apa itu yang ada dalam pikiranmu hentai tatsumi?" tanya naruto yang membuat perempuan pirang itu tertawa terbahak-bahak saat mendengar komentar naruto itu sementara tatsumi hanya bisa memerah menahan malu.
" hahahaha! Kalian benar-benar menarik!" tawa perempuan itu dengan keras sebelum akhirnya kembali serius. " anak muda... kau mengatakan sesuatu tentang membunuh orang tak bersalah,kan?" tanya perempuan itu dengan nada serius.
" lalu, apa kau bisa mengatakan hal itu lagi setelah melihat ini?" tanya perempuan itu sekali lagi sambil berjalan perlahan mendekati gudang dan menendang dengan keras pintu besinya hingga terpental kebelakang.
" lihat baik-baik. Ini adalah kegelapan ibukota kekaisaran." Ujar perempuan itu sambil menunjukan isi dalam gudang itu. dan begitu tatsumi melihatnya ia hanya bisa terkejut dan terdiam saat melihat pemandangan seperti ruang penyiksaan dimana puluhan mayat tergantung dan tergeletak dibiarkan membusuk disana.
" apa ini?" tanya tatsumi yang tak percaya dengan apa yang dilihatnya.
" mereka memikat orang desa dengan kata-kata manis, kemudian menyiksa dan mempermainkan mereka sampai mati. Inilah yang sebenarnya." Jelas perepuan berambut pirang itu kepada tatsumi yang hanya bisa terdiam seribu bahasa melihat pemandangan didepannya itu.
" hah? Sayo..." gumam tatsumi saat mengenali mayat gadis berambut hitam lurus seusianya yang di ganggung disana. " hoi, sayo? Itu kau kan sayo?" panggil tatsumi yang tak di respon oleh tubuh tak bernyawa itu.
" kau kenal dia?" tanya perempuan berambut pirang itu.
" jadi ini yang terus menganggu perasaanku sejak tadi?" batin naruto sambil melihat pemandangan sadis di depannya itu. " hei, kau mau kemana nona aria?" panggil naruto sambil menarik kerah baju aria yang mencoba menyelinap untuk kabur secara diam-diam.
" orang-orang dari rumah itu yang melakukannya?" tanya tatsumi dengan nada depresi.
" itu benar, karena penjaganya ikut diam, mereka juga bersalah." Jelas perempuan berambut pirang itu.
" itu bohong. Aku baru tahu jika tempat ini ada." Ujar aria mencoba mengelak. " siapa yang kalian percaya? Orang yang menyelamatkanmu atau mereka?" tanya aria.
" buatku itu bukanlah urusanku. Siapa yang benar atau salah ? yang ingin kuketahui hanya siapa yang sudah melakukan ini semua." Ujar naruto dengan tatapan dingin yang membuat aria gemetar ketakutan olehnya.
" tatsumi... tatsumi itu kau kan?" panggil seseorang dengan suara tak asing dari balik penjara.
" ieyasu?" tanya tatsumi seakan tak percaya bahwa yang ada di depannya ialah temannya yang satu lagi.
" gadis itu mengundang aku dan sayo kerumahnya. Dan setelah makan kami kehilangan kesadaran... dan begitu sadar kami sudah berada disini..." ujar ieyasu dengan suara lemah. " gadis itu menyiksa sayo sampai mati!" teriak ieyasu sambil berlinang air mata dengan mengunakan seluruh tenaga yang tersisa untuk menyampaikan kebenaran kepada tatsumi.
" apa yang salah dengan itu!" teriak aria sambil menepis tangan naruto yang mengengam kerah bajunya. " kalian semua tak berharga untuk negara ini. Kalian hanya seperti sapi. Aku bebas melakukan apapun kepada kalian! Dan Lagipula wanita itu... padahal hanya sapi pedesaan tapi rambutnya halus dan lurus begitu, memangnya siapa dia? Itu tidak adil karena rambutku susah di atur! Itulah mengapa ia harus menderita! Dia seharusnya bersyukur karena aku mengurusnya dengan baik!" teriak aria secara maniak sadis yang gila yang membuat siapapun yang melihatnya menjadi jijik.
" keluarga sadis yang menyamar menjadi samaritans yang baik... maaf menghalangi jalanmu akame." Ujar perempuan berambut pirang itu sambil melihat dengan jijik ekspresi aria yang menjijikan itu.
" habisi." Gumam akame sambil menarik keluar katananya kembali.
" tunggu." Potong tatsumi.
" jangan bilang... kau masih ingin membelanya?" tanya perempuan berambut pirang itu. yang tak di jawab tatsumi yang hanya berjalan perlahan mendekati aria sebelum menarik pedangnya.
" tidak... aku yang akan membunuhnya!" teriak tatsumi sambil mengayunkan pedangnya tanpa keraguan untuk memotong dan membunuh aria dalam sekali tebasan. Ekspresinya tampak bercampur antara marah sedih dan berduka.
" hm...aku tahu dia membencinya sekarang, tapi untuk mampu membunuhnya tanpa ragu..." gumam perempuan berambut pirang itu dalam hatinya yang seperti tengah menilai tatsumi.
" itu baru tatsumi... kau hebat tatsumi. " puji ieyasu yang tengah di bopong keluar dari penjara oleh naruto sebelum akhirnya muntah darah.
" kau tak apa-apa?" tanya naruto sambil membaringkan ieyasu.
" ieyasu!" panggil tatsumi sambil berlari dengan tergesa-gesa kesamping temannya itu.
" ieyasu!" panggil tatsumi sekali lagi sambil mengoyang-goyangkan tubuh lemah ieyasu yang terbaring.
" itu adalah tahap akhir lubora." Ujar akame yang membuat tatsumi mengalihkan perhatiannya kearahnya. " ibu gadis itu senang membius korbannya. Dia menulisnya secara rinci di dalam buku hariannya." Jelas akame menjelaskan apa yang tengah menimpa temannya itu.
" begitu ya?" gumam naruto yang membuat perhatian tatsumi kini kearahnya. " dia sudah tak terselamatkan lagi..." ujar naruto dengan penuh penyesalan yang membuat mata tatsumi terbelalak.
" bohong..." gumam tatsumi seakan tak percaya.
" tatsumi..." panggil ieyasu dengan suara pelan.
" ieyasu!"
" sayo... dia tidak menyerah. Bahkan sampai akhir saat terakhirnya, keren sekali dia..." ujar ieyasu dengan suara lemah tapi menccoba bertahan dengan semangat. "jadi master ieyasu ini juga harus... keren sampai akhir." Finish ieyasu sebelum akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya.
" sepertinya ia terus bertahan hidup sampai saat ini, hanya dengan bermodalkan tekad." Ujar naruto sebelum memejamkan mata ieyasu.
" apa yang sebenarnya terjadi dengan ibukota?" tanya tatsumi dalam tangis duka sambil mengenggam erat tangan ieyasu yang sudah tak bernyawa itu.
" ... ayo pergi." Gumam akame sambil memalingkan tubuhnya.
" hei..." panggil perempuan berambut pirang " mengapa tidak kita membawa saja kedua anak ini sekalian?" tanya perempuan itu sambil menunjuk kearah tatsumi dan naruto yang berada disamping tubuh ieyasu itu.
" he?" gumam naruto yang tak mengerti dengan maksud ucapan perempuan itu sebelum akhirnya dirinya dan tatsumi diseret paksa olehnya.
" mereka tahu rahasia kita dan kita juga kekurangan tangan. Selain itu Mereka memiliki kemampuan , keberuntungan dan keberanian. Kau setuju kan?" tanya perempuan itu sambil terus menyeret tatsumi dan naruto sepanjang jalan.
" lepaskan aku! Aku harus memakamkan mereka!" berontak tatsumisekuat tenaga sementara naruto hanya diam san masih memproses apa yang tengah terjadi.
" oh tak usah khawatir, kami akan menbawanya nanti kemarkas!" ujar perempuan itu menenangkan tatsumi.
" he?" gumam tatsumi. " bukan masalah itu lepaskan aku!" berontak tatsumi kembali.
" ..." naruto still loading...
Skip time...
" kalian terlambat! apa saja yang kalian lakukan?" seru kesal gadis berambut pink ponytail ganda. " dan benda apa itu?" tanya gadis itu saat mendapati sosok dua orang pemuda di belakang gadis berambut pirang itu.
" teman baru!" jawab perempuan berambut pirang itu dengan singkat.
" huh?/he?" hanya itu yang keluar dari mulut tatsumi dan naruto secara bersamaan.
" oh, aku belum memberitahu kalian, ya? Mulai sekarang, kalian adalah bagian dari kami. SELAMAT TELAH MENJADI ANGGGOTA NIGHT RAID!" Jelas perempuan berambut pirang itu dengan riang dan santainya.
" hai?" itulah yang keluar selanjutnya dari mulut naruto. " tunggu, tunggu... aku tak pernah mengatakan apapun tentang menjadi anggota." Ujar naruto mencoba logis sedikit.
" bulatcchi, aku serahkan dia padamu." Ujar perempuan berambut pirang itu sambil melempar tatsumi kepada pria berjirah putih dan tak memperdulikan perkataan naruto.
" menyerah saja. setelah membuat keputusan leone, takkan pernah menyerah." Ujar akame menjawab naruto.
" seperti yang di harapkan, kau tahu benar aku..." puji perempuan berambut pirang yang kini di ketahui bernama leone itu sa,nil mengelus kepala akame.
" (-.-")" naruto hanya bisa sweatdrop.
" lepaskan aku! Aku tak mau menjadi seorang pembunuh!" teriak tatsumi sambil terus memberontak dalam tangan pria berjirah.
" tidak apa-apa... aku janji akan hati-hati." Ujar pria berjirah itu yang entah kenapa terdengar seperti romance story dengan kerlap kerlip di sekitarnya.
" apa itu barusan?" tanya naruto dengan wajah pucat dan sweatdrop.
" itu menarik bukan." Ujar leone sambil tertawa kecil dengan naruto di belakangnya yang dibawanya seperti membawa tas saja.
" misi selesai. Waktunya kembali." ujar akame sebelum melompat pergi disusul anggota yang lainnya.
" APA-APAAN DENGAN SITUASI INI!" teriak tatsumi untuk terakhir kalinya.
End chapter...
Yosh, end juga akhirnya. Melelahkan sekali menulis ini semua tapi karena itu menyenangkan yang tak apalah ^^. Oh iya , disini naruto sifatnya agak mirip dengan takumi inui dan style bertarungnya kaya gabungan dari faiz dan kabuto. Dan biar ga over power naruto disini hanya mengunakan faiz gear dan shuriken biasa saja no jutsu atau sejenisnya...
Btw please review saran dan dukungannya ^^V
Ah please masukan juga buat pair naruto.
/Open your eyes for the next faiz.../
" kalau begitu, kita lakukan saja sendiri." Ujar tatsumi dengan penuh percaya diri.
Scene change...
" bocah sialan, tunggu saja pembalasanku..." geram ogre sambil kepayahan berjalan dengan semua luka yang di terimanya dari tatsumi. " siapa?" gumam ogre saat merasakan kehadiran seseorang di jalan sempit di depannya.
Ia tak bisa melihat sosok itu dengan jelas karena gelap malam. Satu- satunya yang bisa ia lihat adalah visor kuning berbentuk phi dan garis merah yang menjalar di seluruh tubuh sosok itu yang menyala dalam gelap. Perlahan sosok itu berjalan mendekatinya dan seperti tengah mempersiapkan sesuatu di tangannya.
[exceed charge.]
...
See you next time ^^V
