Kuroko no Basket milik fujimaki-sensei
Selamat datang dan selamat membaca fanfiction pertama saya _
Saya masih harus banyak belajar, jadi mungkin hasilnya tidak memuaskan. tapi tolong baca /mohon-mohon/
Pair : Kuroko x (?), slight AoKaga
WARNING: Judul abal, OOC, crack, canon, typo(s), EYD melenceng, garing, shounen-ai dan lainnya.
Bila kurang berkenan silakan klik tombol back
Bila ada kekurangan dalam fanfic ini ingatkan author dengan cara selembut sutra/digiles
.
Douzo...
Ini hari biasa, yang menyenangkan sekaligus nyesek-seriusan. Ah, tapi persetan dengan malam Minggu. Memang malam Minggu hanya waktu limited edition untuk yang taken aja? Gak.
Kuroko Tetsuya, 17 tahun, jomblo- tidak, lebih tepatnya single karena itu lebih elit dan juga, mana ada yang ga naksir sama cowo unyueh satu ini? #halah
Mungkin terhitung 1 jam dari sekarang, matahari akan lenyap dan menunjukan wajah lainnya. Kuroko -single- dan 1 teman cowonya -taken berpredikan uke, ehm- Kagami, sedang berjalan melewati jajaran toko-toko. Mereka hendak menuju Maji Burger, tempat keramat yang rajin di datangi seusai latihan basket di SMA nya.
"-kuro"
.
"KUROKO! Mau kemana kau!?" Kagami yang berada tepat di ambang pintu Maji Burger meneriaki nama Kuroko.
"Ya, Kagami-kun?" Kuroko membalikan tubuh dan menyahut polos. Oh-eh dia ternyata melewati Maji Burger. Apa yang Kuroko pikirkan sampai melamun begitu ya?
"Ck, sudahlah. Ayo masuk, aku lapar!" kata Kagami setelah menegur temannya yang kelewat transparan itu, mengangguk patuh Kuroko hanya mengekor di belakang Kagami. Mereka mendekati court dan memesan apa yang di inginkan -tau sendirilah.
Mendapatkan barang pesanannya, Kuroko mencari tempat duduk untuknya. Meninggalkan Kagami masih berkutat dengan pesanannya. Mata Kuroko mengedar ke seluruh ruangan maji burger, mencari tempat kosong sampai matanya menemukan sesuatu berwarna biru malam. Tanpa melihat pun Kuroko sudah tau siapa pemilik warna tersebut dan tanpa harus mendengar alasan orang itu ada di sini pun Kuroko tau alasannya. Tanpa menunggu lama Kuroko berjalan ke tempat yang diinginkannya.
"Doumo" Kuroko menyapa seseorang.
"Kuso... di mana si transparant itu duduk" geram Kagami dengan setumpuk burger di atas nampan yang di bawanya. Persetan dengan kuroko yang meninggalkannya, dia pun berjalan asal mencari tempat yang kosong. Sampai pandangannya berpaling dua kali.
"AOMINE!" refleks Kagami meneriaki seseorang yang terbiaskan pandangannya. Dan sekarang sudah jelas siapa pemilik warna biru malam tadi, Aomine -taken berpredikat seme- Jangan lupa semburat merah tipis di wajah Kagami.
"Kecilkan suaramu, Kagami-kun"
"KUROKOO!" bukannya diam Kagami malah menaikkan suaranya satu oktaf dari yang tadi. Asal tau saja Kagami lebih syok dangan keberadaan Kuroko yang bisa buat panas dingin dari pada keberadaan Aomine yg tidak lain merupakan ehm'semenya'ehm.
"diam baka! Mau berdiri di situ saja, eh" akhirnya Aomine mengeluarkan suaranya.
Malu karena di lihat banyak orang, tanpa banyak cingcong Kagami menduduki kursi di sebelah orang tertjintahnya /plaked
...
Hanya butuh beberapa menit sampai salah satu dari ketiganya bertingkah.
"ck, Bakagami. Kau tidak bisa makan dengan benar huh?" Aomine yang melihat saus di ujung bibir Kagami langsung mengelapnya dengan ibu jarinya, berefek timbulnya semburat merah yg ketara sekali di pipi Kagami. Halah Aomine, bagus banget modusnya.
"A-arigatou" kata Kagami malu-malu. Kuroko tau ada sedikit nada tertahan di sana. Baik Aomine maupun Kagami saling menukar pandangan lurus. Setelah puas adu pandang mereka -tidak, lebih tepatnya Aomine memangkas sedikit demi sedikit jarak antara dia dan Kagami.
.
Cups
.
Bibir keduanya menempel dalam 1 kecupan yang bertahan lama. Membuat pipi keduanya bersemu merah, terutama Kagami yang menjadi sasaran serang yang tidak berontak sedikitpun.
.
.
.
Dapat di bayangkan betapa 'ramai'nya Maji Burger berkat perkara yang di buat duo bodoh sesama jenis dan sesama cahaya Kuroko. Ehm, sepertinya yang terakhir Kuroko malu bahkan tidak mau lagi mengakuinya.
Ngomong-ngomong tentang Kuroko, sepertinya dia benar-benar tidak di rasakan keberadaannya. Terutama oleh sepasang manusia homo yg tenggelam dalam euforianya. Di saat yang bersamaan Kuroko merasa beruntung atas hawa keberadaannya yang tipis, malu berat kalau orang lain melihatnya duduk di depan pasangan tak tau malu ini. Keliatan sekali jon-singlenya /ampun/
Kuroko langsung mengalihakan pansangannya kearah jendela Maji Burger yang mengarah langsung ke jalan raya. Ingin rasanya Kuroko mencabik, meremukkan, meng-ignite pass kai, melempar dan me-me lainya kepada pasangan di depannya. Ayolah, semua orang jomlo bahkan yang tidak mengakuinya pun pasti sangat mengerti bagaimana perasaan seorang Kuroko Tetsuya sekarang.
Duo pasangan hot ini akhirnya melepas tautan bibir mereka meninggalkan sejejak silifa setelahnya, ah-oh ternyata sempat ada gulat yah?
Selain itu, tolong jangan lupakan darah yang berceceran mengotori sebagian lantai maji burger dan tolong tuntut mereka (Kagami dan Aomine) bila ada pengaduan atas fujoshi-fujoshi yang kehabisan darah-tapi asupan terpenuhi.
"Sialan kau ahomine" Kagami menggeram dengan wajah merah unyu-nya.
'Tapi kau menikmatinya kan Kagami-kun' Kuroko membatin keki.
Kalau saja vanilla milk shake-nya habis mungkin tangannya sudah otomatis meremasnya kuat. Kalau saja ia memiliki minuman kalengdi tangannya, sudah pasti ia akan melemparkannya pada pasangan di depannya ini. Kalau saja Kuroko tidak di anugrahi tampang flat mungkin ia sedang menunjukan wajah tergarangnya –atau lesu. Dan kalau saja Kuroko gak jomlo -ah lupakan.
Pintu Maji Burger yang telah ternodai(?) itu terbuka secara perlahan.
Memperlihakan lelaki dengan tubu yang cukup atletis untuk memasuki restaurant cepat saji itu.
"Kuroko?" Kuroko agak tersentak dengan suara yang terselip di antara moment romantis-romantisan pasangan di depannya yg 'benar-benar' melupakan keberadaanya-shit
"Kuroko?" Lagi, suara berat tertangkap oleh pendengaran Kuroko saat ia hampir memutuskan untuk pergi dan menghabiskan malam Minggunya di depan komputer.
Kuroko mengarahkan pandangannya ke asal suara. Sebuah siluet tampil di pinggir meja mereka, hanya Kuroko yang menyadarinya -tentu saja. Membuat dugaan dialah orang yang memanggilnya. Kuroko mendongkakkan kepalanya guna melihat siapa orang bertubuh jangkung yang menyapanya -bukan lebih tepat bertanya(?)
"Eh, Nijimura-senpai?" ada sedikit nada tercekat disana, meski hanya Kuroko sendiri yang merasakannya. Ia merasa aneh berkat pertemuannya dengan senpai-nya yang sempat ia kenal semasa SMP, bukannya seharusnya senpai-nya ini berada di Los Angeles?
"Benar kau ya?" Nijimura menatap kouhei-nya sebentar lalu beralih kepada pasangan di depannya yang bersikap seolah 'dunia hanya milik berdua' bahkan eksistensi seorang Nijimura pun sama sekali tidak mengusik mereka, entah apa yg mereka bicarakan.
Padangannya kembali lagi ke kouhei paling mungil yang ia punya-berdasarkan tinggi badan. "mau cari kursi lain? Keliatannya banyak yang kosong"
Tbc..
a/n : yup, akhirnya bisa jadi author :')
Makasih untuk reader-san yang sudah meluangkan waktu membaca fic multi chap saya yang alakadarnya / peluk satu-satu. Huaa saya hampir nangis pas komputernya mati di tengah-tengah pembuatan fic ini/curcol
Fic-nya masih pendek karena saya ga tau tbc-nya mau di mana lagi, untuk chapter selanjutnya mungkin akan lebih panjang. Saya upayakan update cepat.
alurnya kecepetan ya? tolong kritik sarannya ya senpai-tachi _
saya juga minta saran yang pas buat genre, saya masih labil XD
REVIEV...
