Aku akan melakukan apapun demi senyum itu

Smile

A Sword Art Online fanfiction

SAO © bukan saya... kalau punya saia tak hidupin lagi Si Eugo!

Pair: Kirito x Alice

World: AR (Canon)

Rate: K+

Warning: Spoiler for Sword Art Online book 15 Alicization Invading

Bulan 10 Kalender Dunia Manusia 380

Angin musim gugur terasa sedikit dingin namun menyejukkan, sosok wanita berambut emas panjang itu melebarkan senyumannya, melihat bunga-bunga liar yang tumbuh dilapangan sambil sesekali ia menatap pemuda dikursi roda yang hanya menatap lurus tanpa expressi sedikitpun.

"Sudah sore, ayo kita pulang... Kirito." Gadis itu—Alice Schuberg atau yang sekarang adalah [Alice Synthesis Thirty] sambil tersenyum manis kearah pemuda itu—Kirito

Namun tetap saja.

Seriang apapun Alice

Pemuda ini tetap tidak merespon apapun. Hanya terdiam sambil menatap lurus ke depan sampai suara keluar dari bibirnya

"Ah..."

Itu menjadi pertanda bagi Alice kalau mereka memang harus pulang. Hanya singkat dan tak semua orang bisa mengerti. Namun inilah dia—setelah kejadian di gereja pusat [Axiom] Kirito tak pernah berkata apapun. Bahkan dia tak pernah tersenyum.

Kirito mengencangkan dekapannya pada dua pedangnya, satu pedang hitam yang dibuat dari batang [Gigas Cedar]—pohon besar berdiameter 4 mel dengan tinggi yang menjulang, yang menyerap semua anugrah [Dewa Solus]. Pohon yang sudah ditebang dua tahun yang lalu olehnya dan partner sejatinya—Eugeo. Dan satu lagi pedang berwarna biru berhiasankan bunga mawar biru pada pegangannya.

Alice menjalankan kursi roda itu dengan pelan, agar Kirito tidak jatuh—mengingat ia tidak berpegangan pada kursi dan tangannya yang sebelah putus. Mereka melewati ladang ilalang, sesekali Alice berhenti dan mencarikan Kirito Ilalang.

"Lihat Kirito! Cantik bukan?"

Namun tetap—tanpa respons.

Alice terdiam lalu mendorong kursi roda Kirito.

Hening tak ada yang bersuara, sampai mereka tiba di sebuah rumah tempat mereka tinggal.

"Nah Kirito—hari ini kamu mau makan apa?"

Sekali lagi—tak ada respon yang di terima oleh gadis berambut golden blonde itu, ia hanya menatap kosong ke depan.

"Bagaimana kalau kita makan pie—kalau begitu kau tunggu dulu disini ya..." tanpa menunggu respon dari Kirito—Alice berjalan menuju dapur meninggalkan pemuda yang masih terdiam memeluk pedang tersebut.

Pemuda itu bagai mayat—tak tersirat sedikitpun kehidupan di matanya—hitam legam tanpa cahaya yang menghiasi.

Tenggelam dalam keputusasaan—kata-kata tersebut layak sekali di sandingkan dengan pemuda berambut bagaikan langit malam tersebut.

Ia telah kehilangan sahabat terbaiknya.

Dihadapannya.

Dipangkuannya.

Tidak ada yang menyalahkan kondisi Kirito yang sekarang.

Kematian Eugeo masih membekas di hati Kirito yang terdalam—membuatnya menjadi seperti ini.

Semua hanyalah hitam dimata Kirito.

Bahkan Alice sekalipun—ia tidak dapat berbuat banyak—hanya saja Eugeo masih hidup.

Namun itu mustahil bukan?

Manusia yang sudah mati—tidak akan hidup kembali—bahkan Integrity Knight seperti dia tidak mengetahui cara menghidupkan kembali orang yang sudah mati.

"Kirito... pienya sudah jadi."

Kembali nihil—tak ada respon dari pemuda berambut raven itu.

Alice hanya tersenyum kecil lalu membantu Kirito makan—menyuapinya perlahan—namun pasti.

Mungkin sekarang Kirito berada di posisi yang menyedihkan seperti ini—namun Alice yakin.

Suatu saat—senyum Kirito yang dulu—semasa dia belum menjadi Integrity Knight itu akan kembali.

E.N.D

Wow apa ini... maaf gaje :v