Ada sebuah toko roti yang konon katanya punya sebuah magic. Siapapun yang membeli roti di sana untuk diberikan pada seseorang, seseorang itu akan menuruti apa pun yang kita mau. Terdengar kabar, dulu toko itu pernah dikutuk oleh iblis yang lari dari neraka. Siapapun yang menginginkan sesuatu dari toko itu harus rela kehilangan kelebihan yang ia punya atau bahkan nyawanya! Toko itu terus menjadi perbincangan di kalangan SMA Nankatsu.

Rukia, gadis polos yang baru pertama kali jatuh cinta menjadi tertarik pada toko itu. Ia ingin membuat Ichigo, cowok paling populer di sekolah jatuh cinta padanya. Akankah Rukia mendapatkan cintanya? Atau nyawanya yang akan melayang?

Please R n R ^_^

"Aku telah mencoba ke toko roti itu. Hahaha.. nyatanya sampai sekarang semuanya berjalan lancar," ucap Orihime

"Hust.. hati-hati kalau ngomong! Itu toko terkutuk!" ucap Sora

"Hai Orihime!" sapa Ishida(salah satu cowok populer di SMA Nankatsu) dengan senyumannya yang memikat.

"Apa aku bilang? Aku jalan dulu ya!" salam Orihime pergi meninggalkan kelas bersama Ishida.

Bruk..

"Maaf Orihime," ucap Rukia sambil menunduk karena menabrak Orihime.

"Mata dipake dong! Bakka!" sentak Orihime pada Rukia.

"Sekali lagi aku minta maaf," ucap Rukia yang sebenarnya kesal tapi takut berhadapan dengan Orihime.

"MAAF? Kamu ngrusak suasana hati orang tahu nggak! Atau kamu iri liat aku jalan sama Ishida?"

"Sudah Orihime.. Rukia tidak sengaja. Ayo kita pergi," ucap Ishida menengahi.

Rukia sangat marah! Tapi ia tak berani. Rukia langsung masuk kelas dan duduk di bangkunya.

"Rukia kau tidak papa?" tanya Karin

"Aku baik-baik saja," jawab Rukia bohong.

"Dia itu hanya akan tersenyum hari ini! Liat saja besok ia akan celaka! Kau tau dia nekat mengunjungi toko itu demi mendapatkan Ishida. Wajahnya memang manis. Tapi sebelumnya Ishida tak mengenalnya. Mana mungkin mereka jadian bila ia tak meminta bantuan iblis itu!" ucap Karin kesal.

"Maksudmu toko roti yang sedang banyak dibicarakan?" tanya Rukia memastikan.

"Iyalah. Toko mana lagi! Hih sombong sekali Orihime itu. Liat saja apa akibatnya berani main-main dengan kutukan itu!"

"Husst Karin! Kamu tak boleh bicara seperti itu.."

"Biar saja!"

Rukia termenung.. ia menjadi penasaran dengan kebenaran cerita itu. Ditambah lagi ia kesal telah dicaci maki seenaknya oleh Orihime. Terbesit dalam pikiran Rukia untuk merebut Ishida dari Orihime. Sepertinya itu cukup impas atas perlakukan Orihime kepadanya selama ini. Tapi bagaimana dengan Ichigo? Rukia amat menyukai cowok itu.

"Hai Rukia! Sudah datang?"

"Hai Ichigo.."

"Kau sudah mengerjakan tugas kemarin?"

"Iya sudah. Mau pinjam lagi?" tanya Rukia yang bisa menebak pikiran Ichigo.

"Tahu aja! Haha!" ucap Ichigo sambil mengacak-acak rambut Rukia.

"Lepaskan,Ichigo!" jawab Rukia kesal karna rambutnya menjadi kusut, tapi sekaligus senang karna Ichigo akrab dengannya.

"Aku punya sesuatu untukmu,"ucap Ichigo.

"Apa itu?" tanya Rukia sangat penasaran.

"Tebak deh! Sesuatu yang manis,"ucap Ichigo membuat Rukia semakin penasaran.

"Permen? "

Ichigo menggelengkan kepalanya.

"Coklat?"

Ia menggeleng lagi.

"Terus apa?" tanya Rukia menyerah.

"Nyerah?" tanya Ichigo memastikan.

Rukia mengangguk-anggukkan kepalanya dengan gaya yang sangat lucu.

"uuh imutnya~" ucap Ichigo mengagetkan Rukia.

Rukia merasa dihujani seribu bunga sakura. Jantungnya berdegup dengan sangat kencang. Pipinya merona. Ia benar-benar salah tingkah.

"Hahaha tuh kan manis banget! Ini buatmu," ucap Ichigo sambil menyerahkan gantungan kunci tokoh Cone di kartun Bleach.

"Lucu," ucap Rukia dengan nada datar. Sebenarnya ia agak kecewa. Dikiranya Ichigo akan membelikannya sesuatu yang manis yang diberikan ke seorang gadis. Bukan hadiah yang kekanak-kanakan seperti ini.

"Kau tidak menyukainya?" tanya Ichigo cemas.

"aku suka," jawab Rukia berbohong.

"Aku tidak suka orang yang berbeda hati dan ucapannya!" ucap Ichigo dengan nada sangat kecewa.

Pelajaran dimulai. Sedari tadi Rukia dan Ichigo tidak saling mengobrol. Berbeda dari biasanya yang membuat suasana kelas gaduh gara-gara ulah Ichigo yang selalu menjahili Rukia. Awalnaya Rukia merasa Ichigo hanya marah untuk sementara waktu, ternyata hingga seminggu berlalu Ichigo tak juga menyapanya lagi. Rukia merasa sangat sedih. Ia menyesal tidak mengatakan yang sejujurnya pada Ichigo. Ingin rasanya ia memutar waktu untuk mengembalikan keadaan.

Seusai sekolah, Rukia pergi ke perpustakaan sekolah untuk mengerjakan tugas. Tak terasa sudah sampai pukul lima sore. Rukia bergegas membereskan barangnya dan segera pulang. Suasana sekolah saat itu begitu menakutkan. Sepi dan hampir gelap. Ia berlari melewati koridor-koridor sekolah. Hingga ia mendengar suara Ichigo dan seorang gadis. Ia menghentikan langkahnya dan sembunyi di balik tembok.

"Ichigo, maukah kau menjadi pacarku?"

Detak jantung Rukia bertambah cepat. Mungkin mengalahkan detak jantung gadis yang telah menyatakan cinta itu. Ia terus berdoa semoga Ichigo menolaknya. Lama suasana menjadi hening. Ichigo tetap membisu. Wajahnya terlihat bingung.

Kreek..

Mati! Tamatlah sudah! Tanpa sadar Rukia menginjak sebuah kaleng yang berada di dekatnya.

"Siapa di sana?" tanya Ichigo panik.

Rukia diam. Kringatnya bercucuran. Ia takut, bingung, dan begitu gelisah. Ia hanya diam dan berharap Ichigo tidak menghampirinya.

"Emm.. aku akan mencoba menjalaninya denganmu.."

"Jadi kau bersedia?" tanya gadis itu.

"Ya. Apa salahnya. Lagi pula aku masih single," jawab Ichigo santai.

Jleb.. Mati rasa.. Sakiiiit sekali!

"Apa ini yang dinamakan cinta bertepuk sebelah tangan? Apa artinya semua perlakuan Ichigo yang selalu memperhatikanku? Apa dia memang suka iseng? Bodoh kau Rukia! Kenapa aku menyangka dia juga menyukaimu! Kenapa kau berharap padanya! Kau Bodoh!" ucap Rukia pada dirinya sendiri di dalam hati.

Rukia menangis. Ia tak peduli lagi. Rukia berlari melewati Ichigo dan gadis yang baru saja jadian dengannya itu. Berkali-kali Ichigo memanggilnya. Tapi ia tak mendengar. Rukia hanya mendengar jeritan hatinya yang teriris-iris perih itu. Tanpa berfikir panjang Rukia mendatangi toko roti terkutuk itu.

"Permisi," ucap Rukia memasuki sebuah toko roti tua.

Dari dalam muncul sesosok manusia berjubah. Badan Rukia menggigil ketakutan. Namun ia tetap memberanikan diri mendekati sosok itu demi mendapatkan roti yang bisa membuat Ichigo berbaikan dengannya.

"Apa yang kau inginkan?" tanya orang berjubah itu dengan suara wanita tua yang serak menyedihkan.

"Ma..maaf, Nek. Sa..saya ingin mem..membeli roti,"jawab Rukia gugup.

"Hahahahaha! Pasti kamu ingin lelaki itu menyukaimu kan?" tanya suara itu menakutkan.

"Bu..bukan.. Sa..saya hanya ingin..."

"BOHONG! Kamu selalu berbohong ya gadis manis. Aku tahu apa yang kau inginkan!" ucap suara menakutkan itu marah.

"Sungguh bukan itu Nek! Sa..saya hanya ingin berbaikan dengannya!" ucap Rukia

"BOHONG!"sentak nenek itu dengan suara seraknya yang tersisa

"Tidak sungguh! Saya memang menyukainya. Tapi dia sudah milik orang lain! Saya hanya ingin berbaikan dengannya!" ucap Rukia tegas.

Nenek itu mendekatkan wajahnya ke arah Rukia. Terlihat wajah yang rusak terkena luka bakar dan menakutkan. Rukia lalu menutup matanya kembali.

"Hahahaha kamu takut, anak muda?" tanya nenek itu dengan raut wajah ingin membunuh.

"I.. iyyaa.. "jawab Rukia takut.

"Hahahaha akhirnya kau mengatakan dengan jujur. Aku tahu dari hatimu kamu sangat menginginkan lelaki itu. Tapi tenang, aku tak peduli kau mau bohong atau apa. Hal terpenting, kau harus siap kehilangan kelebihanmu atau bahkan nyawamu setelah roti ini kau berikan padanya! Hahahahaha!" tawa nenek itu menakutkan.

Rukia bingung. Apa ini jalan terakhir? Haruskan ia menyerahkan nyawanya pada iblis untuk bersama dengan Ichigo. Itu saja tak tahu sampai kapan ia bisa bersama dengan Ichigo.. Tapi wajah Ichigo yang sedang tertawa tergambar jelas dalam benaknya. Senyumnya yang selalu mengembang dan tingkah jahilnya yang ia rindukan. Kejutan-kejutan kecil yang sering Ichigo berikan padanya. Kata-katanya yang selalu membuat hari-hari Rukia menjadi ceria. Membuat Rukia tak pernah merasa kesepian dan selalu bahagia.. Tapi sanggupkah.. ia serahkan nyawanya hanya demi cinta yang sementara itu..

"Baik Nek. Aku putuskan untuk membeli roti itu dengan menyerahkan kelebihanku."

"Aku tak melihat lebihmu. Bagaimana kalau nyawamu?"

"Aku tak peduli. Sama saja aku hidup sendiri. Orangtuaku telah tiada. Aku tinggal di panti bersama anak-anak yatim piatu lainnya. Ditindas di sekolah. Hanya Ichigo yang buatku terus tersenyum.. Aku .. aku.. bersedia" jawab Rukia mantab.

"Ehehehehehehehehe. Anak muda sepertimu memang bodoh! Hahhahahahaha" ucap nenek itu lalu tersenyum puas.

Esok harinya..

"Wah, ada roti di meja. Hmm... kayaknya ini emang buat aku. Aeemm.. wah enyaaaknya"

"Kau memakan roti itu?" tanya Rukia heran.

"Iya. Apa salah? Ini ada tulisannya dari kamu untuk aku. Aku makan lah. Thank you" ucap Ichigo setelah melahap habis roti itu sambil tersenyum.

"Iya," jawab Rukia malu.

"Pulang sekolah nanti temani aku latihan sepak bola ya?" ucap Ichigo dengan wajahnya yang babyface membuat Rukia terpana.

"Emm.. baiklah.." jawab Rukia ragu.

Sekolah usai, Rukia menonton Ichigo bermain sepak bola. Ia tampak begitu keren dengan kringat yang terus mengucur saat bertanding. Skor berakhir dengan 3-0 dengan kemenangan tim Ichigo.

"Rukia, aku ganti dulu ya!"

Rukia mengangguk lembut. Sementara Ichigo mengganti pakaiannya, Rukia duduk sendiri di samping lapangan. Lalu muncullah Orihime yang sepertinya mencari Ishida.

"Hei Rukia! Kau lihat pacarku tidak?"

Rukia hanya menggeleng.

"Hhh.. kemana sih dia! Tadi katanya mau latihan sepak bola. Dia benar-benar tidak kemari?"

"Tidak. Tadi memang pemain utamanya kekurangan satu pemain gara-gara Ishida tidak hadir. Jadi digantikan Renji."

"Ohh.. kemana sih dia?" ucap Orihime dengan raut kesal dan berlari menyebrangi lapangan untuk mencari Ishida di tempat lain.

Tiba-tiba...

Praaak... Bluum... Daaaaaar

"!" teriak Rukia kaget melihat lampu tepi lapangan sepak bola yang jatuh menimpa kepala Orihime.

Ichigo dan teman-teman sekolah lainnya bergegas ke lapangan mendengar teriakan Rukia. Semuanya panik, terlebih lagi Ichigo..

"Rukia ada app..."ucap Ichigo yang terhenti setelah melihat Orihime gosong tertimpa lampu.

Semua yang di sana hanya bisa tertegun melihat kejadian miris yang menimpa Orihime. Semua shock, takut, ngeri, terutama Rukia yang saat itu satu-satunya orang yang ada di tempat kejadian. Ichigo mengerti perasaan Rukia. Ia lalu mendekap erat gadis disampingnya itu. Dalam dekapan Ichigo, Rukia hanya bisa terus menangis.

"Tenang Rukia... aku akan slalu di sampingmu," ucap Ichigo menenangkan.

Rukia terus menangis..

"Aku janji. Aku tidak akan meninggalkanmu sedetikpun."

"Benar kah?" ucap Rukia melepaskan dekapan Ichigo dan menatapnya

Ichigo mengangguk lembut dan mengusap air mata Rukia. Lalu memeluknya lagi.

"Aku takut.."

"Tidak papa, Rukia. Aku di sini.."

"Aku takut berakhir seperti ini.."

"Apa maksudmu? Sudah jangan katakan itu lagi. Lupakan kaejadian hari ini.."

Dalam hati Rukia tetap gelisah. Bagaimana pun ia tahu Orihime juga melakukan perjanjian dengan iblis itu. Begitu pula dirinya..

Akankah nasib Rukia berakhir sama dengan Orihime? Baca Destroyed by Love Part 2