Naruto © Masashi Kishimoto

Warning: AU, GaJe OOC_May Be, Minim deskriptif, Typo Abal, EYD Ngawur

Genre: Romance/Drama/Friendship

Pairing : NaruSaku

Haruna Kei Present

= II = II = II = II =

- Wind -


Don't Like Don't Read

Berharap, Semoga Fic ini tidak mengecewakan


"Baiklah Uzumaki Naruto. Mulai senin depan kau bisa mulai mengajar di sekolahan ini. Selamat bergabung dan mohon kerjasamanya". Ucap seorang kepala sekolah Tokyo High School Putri. Mei Terumi

"Terimakasih Sensei. Mohon bimbingannya" Sanggah pemuda blode bermarga Uzumaki sambil membungkukan badan. "Kalau begitu saya undur diri. Selamat sore"

"Ya " Jawab Mei singkat

Naruto melenggang keluar meninggalkan ruangan kepala sekolah dan berjalan menuju pintu gerbang utama Tokyo High School Putri. Pada saat sebelumnya dia telah menandatangani kontrak perjanjian sebagai guru pelajaran Fisika dan mulai mengajar senin lusa. Tak terasa hari sudah menjelang sore, langit yang sebagai atap alam telah berubah menjadi warna jingga. Sementara itu Naruto masih melihat-lihat kontruksi gedung sekolah yang sangat mewah dan megah. Gedung dengan 4 lantai, halaman sekolah yang luas, taman yang penuh dihiasi dengan bunga dan pepohonan yang rindang, fasilitas lengkap dan pintu gerbang utama sebagai penyambut siswa, para guru dan staff kantor yang bekerja di THS Putri, sangat elagan dan terkesan feminim. Naruto bedecak kagum sebari tersenyum tipis.

"Akhirnya aku bisa mewujudkan impian mu, Otouto" Ada rasa sedih yang tersirat ketika pemuda blode mengatakan kaliamat tersebut.

Lalu dia bergegas pergi menuju ke sesuatu tempat. Berjalan di jalanan kota yang cukup padat, dia mengamati gedung gedung yang bisa juga dikatakan sebagai gedung pencakar langit, menoleh ke kanan dia melihat ada supermarket dan yang lebih menguntungkan adalah gedung sekolah tempat ia bekerja tak jauh dari stasiun kereta api.

"Posisi yang strategis, jarak apartemen ku menuju sekolah juga tak terlalu jauh. Hanya butuh waktu 10 menit dengan berjalan kaki" langkah kakinya terhenti ketika dia melihat sebuah gedung.

"Yokatta…. Ada kantor polisi juga. Aku rasa akan benar-benar aman tinggal di sini" Naruto asyik bergumam sendiri sambil melipat tangan di belakang kepalanya.

Kembali menelusuri jalanan kota yang paling padat diseluruh dunia. Jalan-jalan disore hari bukanlah sesuatu hal yang buruk, justru sangat menyenangkan. Menurut Naruto. Ketika sedang asyik menikmati suasana kota yang baginya masih asing, dikarenakan baru beberapa minggu dia pindah ke Tokyo untuk mengurusi jenjang kariernya sebagai guru Fisika dia dikejutkan dengan kerumunan banyak orang di halaman gedung yang berlantai kurang lebih 50, prediksi Naruto. Dia mempercepat langkahnya menuju diriksi yang membuatnya terkejut.

"Permisi tuan, ada apa di depan sana ? sepertinya sangat ramai" Tanya Naruto pada salah satu orang yang berada dalam kerumunan

"Eh ?" Merasa dirinya dipanggil dia menoleh kearah orang yang memanggilnya. "Oh itu… sedang ada Pertunjukan Break Street Dance Final. Lihat itu !" pemuda asing bagi Naruto sembari menujukan pusat arena dance "Gerakannya sangat lincah dan energik. Kau bisa melihatnya ?" Ujarnya sembari melontarkan pertanyaan

Tinggi tubuh Naruto yang lumayan lebih pendek dari para penonton yang lainnya membuat dirinya terpaksa harus menjinjit untuk melihat pertunjukan

"HOAHH… benarkah ? Ta-tapi kok tidak dibuat panggung saja. Jadi semua bisa melihatnya tanpa harus menjijit seperti ku bukan ?"

"kalau itu entahlah. Aku juga tidak tau, aku hanya penonton. Jadi tak memiliki urusan yang lebih dengan hal itu. Hehehe" jawabnya sambil garuk garuk kepala yang tak gatal. "kau tak ingin melihatnya ?" Tanya pemuda asing ketika Naruto beranjak pergi dari kerumunan

"Tentu saja, tapi sangat ramai. Aku tak ingin mati konyol karena kehabisan nafas"

"Hahahahaha. Kau ini"

"Kalau boleh tau, itu gedung apa ya ?"

"Gedung hotel berkelas. Ada apa memangnya ? sepertinya kau masih baru di sini" tebak pemuda asing

"Hehehe…. Memang. Kalau begitu terimakasih" Naruto meninggalkan pemuda asing itu menuju ke tangga darurat gedung tersebut.

"Hei, kau mau pesan kamar ? jangan lewat sana, lewat pintu depan tuan pirang" cegat pemuda asing

"Bukan…. Aku hanya ingin melihat pertunjukan dari atas. Mungkin sedikit menarik"

"Ne ? begitu. Baiklah aku akan kembali ke arena pertunjukan. Tuan…hm…."

"Naruto, panggil saja Naruto"

"Ah Tuan Naruto. Aku Hayate. Sampai nanti" pemuda asing yang bernama Hayate melenggang pergi meninggalkan Naruto yang hendak menuju ke atas gedung.

"Ya…." Ujarnya sambil melambaikan tangan

'50 lantai dengan tangga ? sungguh kau sanggup Naruto' gumam Hayate

= ll = ll = = ll = ll = = ll = ll = = ll = ll = = ll = ll =

Sementara itu di atap gedung yang sama, seorang gadis sedang berdiri menatap pemandangan kota Tokyo yang mulai dihiasi lampu-lampu. Gadis tersebut adalah seorang Polisi, terlihat dari seragam yang masih dia kenakan dan tangan kanannya memegang topi kebanggaannya. Dilihat dari raut wajahnya sangat jelas gadis tersebut sedang depresi berat dan sangat putus asa. Rambut softpink sepinggang, mata emerald terlihat redup serta garis hitam pada kelopak bawah matanya menandakan dia kurang tidur atau mungkin seharian penuh ia habis menangis. Sebut saja namanya, Haruno Sakura.

Matanya menatap kea rah bawah gedung dengan tatapan kosong, dia mulai berjalan pelan kearah tepi atap gedung. Namun tiba – tiba angin berhembus menerpa wajahnya dan mengibarkan rambut soft pinknya. Karena kaget Sakura menghentikan langkahnya.

"Okaa-san, Otoo-san…. Impian ku telah ku raih, ini juga impian kalian bukan ? melihat anak mu menjadi seorang polisi. Tapi apa kalian tau ? semua ini tak mebuatku bahagia. Karena kalian tak melihat ku dan berada di samping ku. 1 tahun sudah menjadi seorang polisi, tapi belum juga memecahkan penyebab kematian mu Otoo-san. Aku yakin, itu bukanlah sebuah kecelakaan. Bukan. Sampai saat ini aku belum bisa memecahkannya. Hiks…. Gomen Ne Otoo-san… hiks… kau pasti sedih melihat ku putus asa seperti ini" Sakura bergumam sendirian, berbicara pada angin yang berhembus sambil menatap lurus kedepan. Hening menyelimuti Sakura, sebelum akhirnya dia bergumam lagi

"semua orang melihat ku kuat karena aku seorang polisi. Mereka semua salah…. Betapa lemahnya aku, betapa rapuhnya aku, betapa menyedihkannya aku. Kehilangan Otoo-san dan belum menemukan petunjuk satupun untuk menguak kebenaran kasus itu. Apa kau marah Otoo-san. Huh ? APA KAU MARAH OTOO-SAN ?! HUH ?! JAWAB AKU OTOO-SAN ! KAU MARAH BUKAN ? HIKS…. Aku bingung harus melakukan apa lagi !" tak bisa dipungkiri air mata mengalir deras dari kelopak matanya. Sakura tersiak tangis sendirian, tak ada satu orangpun yang mengerti betapa kacau hidupnya saat ini.

"Karena itu. Aku….." Sakura berjalan semakin mendekati tepi atap gedung

= ll = ll = = ll = ll = = ll = ll = = ll = ll = = ll = ll =

"HOSH…. HOSH…. HOSH…. Sial. Berapa anak tangga lagi yang harus aku lewati ?! kalau begini caranya bisa patah tulang mendadak" ujar Naruto pada diri sendiri, dia melirik kearah arloji di tangan kirinya.

"Ck. Sudah jam setengah 7, bisa bisa pertunjukannya sudah selesai saat aku sampai di atap"

TINGG

"… !" suara lift mengejutkan Naruto. "Lift… ?!" butuh waktu beberapa detik untuk mencerna apa yang akan dia lakukan.

"BODOH…BODOH ! kenpa tidak dari tadi terpikirkan ?" dia menepuk nepuk dahinya. Tanpa pikir panjang dia berlari ke arah lift.

"Haah…." Naruto menghela nafas lega setelah masuk ke dalam lift

TINGG

Hanya memerlukan waktu 5 menit untuk sampai ke atap dengan lift.

"Akhirnya, sampai juga. Eh, ternyata harus naik 1 tanggal lagi ?! PAYAH !" menggerutu kesal dengan sentakan kakinya ketika menaiki tangga.

= ll = ll = = ll = ll = = ll = ll = = ll = ll = = ll = ll =

"Maafkan aku Kami-sama. Ijinkan aku bertemu Okaa-san dan Otoo-san" dengan masih menangis dia mulai melangkahkan kakinya yang gontai ke tepi atap

Sakura merentangkan kedua tangannya lalu mengucapkan sepatah kata sebelum dia menjatuhkan dirinya ke bawah. Ya, niatnya ke atap adalah untuk bunuh diri.

"Gomen ne…. Otoo-san" menutup matanya yang masih menangis dan mulai melalukan aksi bunuh dirinya. Sebelum dia benar benar terjatuh ada sesuatu hal yang membuatnya terkejut

GREB

"...!" Mata Sakura membulat ketika seseorang memeluknya dari belakang

"Apa yang kau lakukan Nona ! Melompat dari talnati 50 belum tentu membuat mu mati !" Teriak pemida blode pada Sakura. Ya, dia sudah sampai di atas atap sebelum gadis asing yang ia lihat menjatuhkan dirinya ke bawah, terkejut dengan aksi gadis asing di depannya dia langsung berlari ke arah gadis berambut soft pink.

"Lepaskan !" Bentak Sakura meronta

"...!" Naruto tetap bersikeras untuk menahan tubuh Sakura agar tidak bergerak

" LEPASKAN KATA KU !" bentaknya dengan nada naik 1 Oktaf

"Tidak akan ! sebelum kau mengurungkan niat mu untuk bunuh diri" Naruto semakin mengeratkan pelukannya

"APA PEDULI MU ! LEPASKAN BRENGSEK !"

"Ternyata polisi bisa berkata kasar juga rupanya" Naruto tersenyum sinis yang membuat Sakura tambah naik pitam

"Jika kau tak melepaskan ku. Aku tak segan segan melempar mu. Kalau perlu terjun ke bawah dengan ku". Tangan Sakura bergerak kearah belakang untuk mengambil revolvernya.

"… !" Naruto langsung membulatkan matanya, tanpa basa basi lagi dia melibungkan badannya ke belakang dengan masih memeluk Sakura.

BRUK

Debaman cukup keras ketika tubuh mereka mendarat ke tanah. Dan Sakura terlepas dari pelukan Naruto.

"Lepaskan aku bodoh ! apa peduli mu?!" Sakura mengamuk lalu mengepalkan tangannya untuk meluncurkan tinjuan kearah Naruto.

TAP

Dengan sigap Naruto menahan pukulan Sakura dengan satu genggaman tangannya.

"Sebegitu marahnya kepada ku, karena menggagalkan aksi bunuh diri mu ?" kata Naruto dingin

"DIAM ! kau tak mengerti apapun tentang ku ! tak berhak berbicara ! kau tak mengerti…. Hiks…. Kau… hiks" Tubuh Sakura bergetar dan mulai menangis

"H-Hei… N-Nona. Kenapa kau menangis ?" Naruto bingung dan panik melihat gadis asing di depannya menangis.

"HUWEE" Tangisan Sakura pecah

"E…Eh… kau menangis karena kau gagal bunuh diri ?"

"HUWWWEEEEE" Sakura tambah menjerit

"Ba-Baiklah. Ma-maaf. Se-sekarang ka-kau boleh bunuh diri. Hmmm… Mungkin" ucap Naruto gelagapan

"Sialan kau !... hiks…. Bukan… hiks… itu maksud ku" ujar Sakura sambil terisak.

Dia langsung duduk meringkuk memeluk lututnya dan membenamkan kepalanya dalam-dalam

"Hoiy…. Kau baik-baik saja ?" ujar Naruto bingung melihat tingkah Sakura berubah mendadak.

"….." Sakura hanya diam saja

"Ne ? yakin kau baik-baik saja ?"

"…." Tetap tidak bergeming, tiba-tiba kepalanya terangkat dan menatap tajam kearah Naruto. "Memangnya kenapa ?" Ujarnya ketus

"Ti-tidak apa-apa. Kau tau, tindakanmu barusan sangat berbahaya"

"Bukan urusan mu"

"Memang. Tapi aku melihat kejadian itu di depan mata ku sendiri. Kalau dibiarkan saja hanya bisa meracuni pikiran ku"

"maksud mu ?"

"HEI ! kau tidak lihat ? hanya kau dan aku yang berada di atas atap gedung ini. Kalau kau melompat ke bawah lalu tewas dan secara kebetulan aku sedang berada di atap dengan mu. Pasti orang-orang mengira kalau aku membunuhmu dan melempar mayat mu ke bawah. Pasti pada keesokan harinya di halaman pertama Koran harian tertera HEADLINE NEWS 'Terjadi Pembunuhan di Kota Tokyo Tepatnya di Atap Gedung Hotel. Pemuda Blode Menghabisi Nyawa Polisi dengan Mendorong Tubuhnya Jatuh Ke Bawah' masa depan ku suram seketika kalau sampai itu terjadi" Cerocos pemuda blode panjang lebar

"salah sendiri" ujar Sakura singkat

"Ngomong-ngomong. Kenapa kau ingin bunuh diri?"

"Apakah aku harus bercerita kepada pria asing seperti mu ?!"

"Ne… hahahah" Naruto hanya tertawa hambar

"ada yang lucu ?"

"Tidak. Hanya ingin tau saja. Kenapa seorang polisi cantik seperti mu mengakhiri hidupnya dengan cara yang tidak elegant"

"Apa kata-" Sakura hendak protes tapi buru-buru Naruto memotong perkataannya.

"Bunuh diri tidak akan menyelesaikan masalah mu. Banyak hal yang bisa dinikmati selama kita hidup, yah…. Walaupun semuanya tak bisa dinikmati. Semua orang yang hidup pasti memiliki masalah, kau lihat orang-orang di bawah sana ? merekapun memiliki masalah, ada yang tidak bisa tahan denga masalahnya dan ada pula yang sanggup melawan masalahnya. Bisa dibilang dengan ujian, Kami-sama sedang menguji mu apakah kau sanggup melawan ujian yang Dia berikan untuk mu atau tidak. Ketika kau sanggup melewati ujian yang diberikan-Nya, kau akan dikategorikan sebagai pemenang atau manusia yang dimenangkan. Hidup adalah perjalanan untuk menempuh ujian, menempuh ujian adalah hidup" ucapnya dengan cengiran lebar pada akhir kalimatnya

"Kau" Sakura bergumam pelan

"Ck. Sial. Kenapa aku harus bicara panjang lebar. Orang yang tak pandai berbicara seperti ku tak pantas untuk menceramahi mu kan ? Dattebayo" Naruto mengangkat tubuhnya untuk berdiri lalu berjalan ke pinggir atap.

"O…oi" panggil Sakura pelan

" Sial. Pertunjukannya telah selesai" Naruto melihat kea rah bawah untuk melihat pertunjukan Break Street Dance yang karenanya dia naik ke atas atap

"Apa yang kau lihat ?" Tanya sakura yang sudah di samping Naruto

"Pertunjukan Break Street Dance" Jawabnya dengan nada monoton

Naruto melihat arlojinya yang menunjukan pukul 8 malam.

"aku harus pulang" ucap Naruto sambil melenggan pergi dari atap

"Tu… tunggu sebentar. Siapa kau sebenarnya ?" Cegah Sakura dengan melontarkan pertanyaan konyol yang seharusnya 'Siapa nama mu ?'

"hm ? Aku hanya manusia dengan satu jantung. Bukan angin yang mampu menyelamatkan mu ketika kau sudah jatuh ke bawah" ucapnya sambil tersenyum tipis

"Itu bukan jawaban !"

"Apakah aku harus memberitahu diri ku kepada gadis asing seperti mu. Seorang yang telah menggagalkan rencana mu untuk bunuh diri. Eh ?"

"Tu…. Tunggu ! itu juga bukan jawaban !"

" yang jelas aku bukan angin. Dattebayo" Menolehkan kepalanya seraya tersenyum lebar

"Ka-kalau begitu. Terimakasih" ujar Sakura

"Untuk ?"

"Telah menyelamat ku….. Mungkin" Ujar Sakura ragu

"Bukankah aku telah menggagalkan rencana mu?"

"Tapi – "

"Hai. Tetaplah hidup sampai maut menjemputmu" Ucap Naruto sembari melambaikan tangannya sebagai tanda perpisahan

"Ya….." Sakura melambaikan tangannya juga

WUSHH

Tiba – tiba angin sejuk berhembus ketika pemuda blode dihadapannya sudah tak terlihat batang hidungnya di atap

"Angin" Ujar Sakura lirih

= ll = ll = = ll = ll = = ll = ll = = ll = ll = = ll = ll =

Terlihat Naruto sedang berjalan di pinggir jalanan kota. Tangan kanannya bergerak kea rah saku celana untuk mengambil sesuatu. HP flip yang bergetar tanda e-mail masuk. Dengan cepat dia membuka flipnya dan membaca e-mail yang masuk.

"Ah. Dari kakek Hashirama"

From : hashirama_Jiichan

To : blueshappire_naruto

Selamat ulang tahun cucuku, semoga kau mendapatkan segala hal yang kau inginkan dan membuat mu nyaman serta bahagia. Bagaimana keadaan mu ? semoga kau betah di Tokyo. Mito Baa-chan juga menanyakan kabar mu. Kami sangat merindukan mu. Kapan kau pulang ke Osaka ? oh ya, kapan kau mulai mengajar ?

Semoga beruntung. Semangat ya !

P.S : Gomen ne Jii-chan tidak menelpon mu. Akhir-akhir ini sedang sibuk. Anata Ni Aitai. Aishiteru Yo

"Aku juga merindukan kalian semua. Jii-chan… Baa-chan" gumam Naruto pelan. Tanpa basa basi dia langsung membalas e-mail dari Kakeknya

To : hashirama_Jiichan

From : blueshappire_naruto

Arigatou Gozaimasu Jii-Chan, dihari ulang tahun ku aku tak merasa special sedikit pun. Mungkin karena tidak bisa merayakannya dengan kalian. Aku juga sangat merindukan kalian. Mungkin kalau ada libur panjang aku akan berlibur ke Osaka. Ah ya…. Gomen ne aku tak member kabar. Aku mulai mengajar besok senin di Tokyo High School Putri. Mungkin akan sedikit merepotkan, hahahahaha.

Jaga diri kalian baik-baik. Tenang saja, cucu mu di sini baik baik saja

P.S : Salam rindu dari cucu mu. Aishiteru yo….

Setelah membalas e-mail dia berjalan sambil bersenandung ria. Ya, pria berambut blode hari ini usianya genap berumur 23 tahun. Tepatnya tanggal 10 Oktober.

Dia terus berjalan dan menghentikan langkahnya di depan sebuah kuil. Angin musim gugur berhembus menjatuhkan daun momiki yang pohonnya tertanam di sekitar kuil. Naruto mengeratkan coat hitamnya dan memasuki kuil untuk berdoa.

Memejamkan matanya dan mulai berdo'a

'Kami-Sama, terimakasih karena masih memberikan ku kehidupan sampai saat ini. Terimakasih karena setidaknya ada seseorang yang menyayangi ku di dunia ini. Terimakasih karena diberikan kekuatan untuk bertahan di dunia ini. Kami-Sama, dihari ulang tahun ku, aku hanya memiliki sebuah permohonan kecil.

Jagalah dan lindungilah seseorang yang menyayangi ku dan seseorang yang ku sayangi, eratkanlah ikatan kami"

Selesai berdo'a dia menepukkan tangannya dua kali, berharap do'anya didengar.

Selepas itu ia duduk dibangku kuil seorang diri. Lalu bergumam lirih

"Selamat ulang tahun juga untuk mu, Kuso Otouto. Semoga kau bahagia dengan Otoo-Chan di sana" Ucap Naruto sambil memejamkan matanya lalu menengadahkan kepalanya ke langit dan tersenyum. Merasakan ketenangan dari semilir angin yang berhembus sepoi-sepoi. Mengeluarkan bolpoint untuk menuliskan harapan di kartu ucapan harapan untuk digantungkan dipapan permohonan kuil. Dia menulis sesuatu sembari tersenyum penuh arti

I want to be a wind

Kalimat sederhana yang ia tulis dikartu permohonan lalu menggantungkannya.

Berjalan menuju keluar kuil dengan senyuman lembut yang masih awet melekat di wajahnya. Mengangguk pelan seolah mendapatkan sebuah tekad dan berjalan ke apartemen untuk istirahat mempersiapkan hari esok.


A/N : Konbanwa Minna-san

Ini Fic Squel pertama ku. Yah, bahasanya rancu ya ? hehehehe... harap maklum. soalnya masih amatir. Gara gara dapet anceman dari reader buat cepet cepet ngeposting fic ini, dengan SKS (Sistem kebut semalam) alhasil jadilah fic proulogue. Terimakasih banyak buat Kitsune-san, coba kalo ga diancem. Mungkin bulan depan baru post ni Fic.

Semoga terkesan. Terimakasih Banyak m(_ _)m


R

E

V

I

E

W

= ll = ll = = ll = ll = = ll = ll = = ll = ll = = ll = ll =