Cast : Super Junior – EXO

Main Pairing : KyuMin

Slight : the other Pairing

Genre : Action – Fiction

SeQuel - I'll Protect U

.

.

.

Options

Peluh sudah memenuhi hampir seluruh permukaan wajah Kyuhyun. Kaos dalam berwarna hitam yang ia kenakan bahkan sudah sangat basah. Kyuhyun menekan tombol pada alat treadmill untuk menambah kecepatannya dan memperbaiki letak headset yang ia pakai. Angin pagi yang bertiup setidaknya membuat rasa lelah yang Kyuhyun rasakan, secara perlahan menghilang. Kyuhyun sengaja melakukan olahraga di halaman belakang rumahnya. Selain sejuk, beberapa tanaman yang sengaja ditanam oleh Sungmin membuat pandangannya terasa nyaman. Kyuhyun menoleh ketika seorang pria dengan menggenakan kaos putih dan celana pendek selutut menaruh beberapa piring berisi pancake dan dua cangkir coffe di meja kecil yang terletak di samping Kyuhyun. Kyuhyun menekan tombol sehingga alat treadmill itu berhenti.

"Ini." Sungmin memberikan secangkir coffe kepada Kyuhyun yang baru saja menduduki salah satu bangku kayu yang terdapat disana. Kyuhyun menyeruput perlahan coffe dan beralih dengan piring pancakenya.

"Seperti biasa. Ini sangat enak, Sungmin." Suara Kyuhyun terdengar seperti gumaman tidak jelas karena Ia berbicara dengan kondisi mulut yang masih penuh. Sungmin menggelengkan kepala dengan tersenyum singkat.

"Semua orang bisa membuat ini, Kyuhyun. Jadi lebih baik diam dan habiskan saja sarapanmu!" Kyuhyun mengacak rambut Sungmin membuat sang empunya semakin kesal dan mengerucutkan bibir tipisnya.

Mereka terlihat tengah menghabiskan sarapan bersama. Kyuhyun beberapa kali menyuapi Sungmin dan Sungmin hanya terkekeh pelan menanggapi kelakuan romantis pasangannya itu. Kehidupan mereka kali ini memang sudah resmi dengan sebuah pernikahan sederhana yang mereka sebelumnya lakukan. Tidak ada bedanya dengan pasangan normal lainnya. Merekapun melakukan tugas yang sama seperti kebanyakan orang lain.

"Apa yang akan kau lakukan hari ini?" Tanya Kyuhyun setelah menyelesaikan sarapannya.

"Aku akan mengunjungi markas. Sudah lama aku tidak melihat bagaimana kinerja kalian selama dipimpin oleh Kyungsoo. Aku harap kalian memperlakukannya sama seperti waktu Appa yang menjadi atasan kalian."

"Jangan khawatir, Sungmin. Kyungsoo itu walaupun terlihat lemah tapi ternyata pikirannya lebih mengerikan dibanding Tuan Heechul. Sama seperti dirimu." Kyuhyun berjalan tepat di belakang Sungmin yang sedang membereskan sisa-sisa sarapan. Kyuhyun melingkarkan tangannya pada pinggang Sungmin dan meletakan dagunya di atas pundak Sungmin.

"Aduh..." Teriak Kyuhyun begitu merasakan perutnya menerima sikutan dari tangan Sungmin.

"Lebih baik kau pergi mandi! Jika kau masih belum bergerak juga. Aku tidak akan memberikan apa yang kau minta untuk malam ini Tuan Cho." Ucapan Sungmin membuat Kyuhyun terdiam dan dalam hitungan detik. Kyuhyun langsung melesat ke dalam rumah dan menuju kamar mandi yang terletak berdekatan dengan dapur mini mereka.

"Baiklah, Cho Sungmin. Kau selalu menang jika dengan ancaman seperti itu. Tapi lihat saja nanti malam! Kau akan ku buat menyerah dan tidak bisa bergerak." Teriak Kyuhyun dari dalam kamar mandi, terdengar cukup jelas di telinga Sungmin. Wajah Sungmin terlihat terkejut dan akhirnya ia cuma bisa menghela nafas panjang.

00000000000

Ruangan menembak kali ini terdengar lebih bising dibanding sebelumnya. Beberapa sharpshooter baru sedang melakukan pelatihan. Langkah awal yang dilakukan Kyungsoo adalah merekrut beberapa anggota baru. Baik Siwon dan Kangin terlihat serius memberikan pengarahan. Sementara di ujung sana terlihat Hyukjae dan Kyuhyun yang juga melatih beberapa snipper baru. Di ruangan yang berdampingan dengan ruang menembak. Shindong sedang mempresentasikan beberapa metode perakitan senjata terbaru kepada para anggota barunya. Satu lantai di atas, Yesung sedang berkonsentrasi pada beberapa cairan berwarna dan tengah mencampurnya di dalam tabung-tabung bening. Berbeda untuk urusan ini, Kyungsoo masih menolak untuk mencarikan pengganti Yesung karena keahlian yang dimiliki Yesung, tidak sembarangan orang menguasainya.

Ruangan paling vital yang berada di lantai paling atas. Donghae dan Ryeowook berkutat di depan layar-layar lebar yang menyajikan beberapa data penting. Sumber informasi dan segala macam data penting Intelejen berada di tangan kedua ahli data ini.

"Kau memimpin Intelejen ini dengan baik, dongsaengku." Kyungsoo yang tengah serius dengan tablet pc-nya segera menoleh ketika Sungmin secara tiba-tiba muncul dihadapannya. Sungmin segera duduk pada sofa panjang berwarna cokelat yang terdapat di ruangan pribadi Kyungsoo. Kyungsoo memberikan sekaleng soft drink yang baru saja Ia ambil dari lemari pendingin. Kemudian duduk di samping Sungmin.

"Aku hanya beruntung karena memiliki tim yang sangat profesional dan terlatih. Jadi ini bukan karenaku, Hyung. Merekalah yang hebat." Kyungsoo menyandarkan kepalanya pada tepian Sofa.

"Jangan merendah diri. Aku selalu memantaumu, Kyungsoo. Ada delapan kasus pembunuhan, tiga kasus perampokan bank dan kasus peretas yang mencoba mengotak-atik program rahasia pemerintahan berhasil kalian gagalkan dengan sempurna. Ini tentu prestasi yang sangat hebat, mengingat kau baru empat bulan memimpin Intelejen ini." Sungmin tersenyum ketika melihat ekspresi Kyungsoo yang tidak merespon ucapannya. Kyungsoo terlihat mengotak-atik tablet pc-nya dan menyerahkan kepada Sungmin.

"Lebih baik kita berkonsentrasi pada kasus berikutnya. Kumohon untuk kali ini bergabunglah bersama kami, hyung."

Sungmin mengamati dengan jelas beberapa artikel yang terdapat di tablet pc milik Kyungsoo. Sungmin mengeser layar dan kemudian muncul sebuah gambar handgun. Wajah Sungmin terlihat kaget dan memandang bingung kearah Kyungsoo.

"Apa ini, Kyungsoo?"

"Kau mengenali handgun itu, Hyung?" Kyungsoo berbalik mengajukan pertanyaan kepada Sungmin. Sungmin menaruh tablet Kyungsoo di atas meja dan menutup matanya perlahan.

"Aku tahu Kyungsoo. Handgun dengan bahan metal, panjang sekitar sepuluh centi, memiliki tambahan program sehingga bisa membidik objek tepat sasaran. Pasangannya sebuah proyektil runcing berwarna hitam dengan kemampuan lepas hitungan detik. Kecepatannya seperti sebuah bayangan. Proyektil yang bisa dimodifikasi dengan serbuk ledak. Objek yang tertembus proyektil itu akan langsung hancur terbakar. Black Shadow. Itu adalah design yang kubuat sebelum lulus dari akademi militer Jerman. Aku yakin sudah menghilangkan design itu karena itu senjata yang sangat berbahaya jika aku gunakan sebagai tesis ujian akhirku."

"Aku tahu kau akan mengenali gambar ini, hyung. Yang menjadi pertanyaanku. Kenapa soft copy designmu bisa jatuh ketangan orang lain? Bagaimana mungkin orang itu juga membuatnya dan bahkan sekarang dia menjualnya?" Sungmin terdiam mendengar pertanyaan dari Kyungsoo. Sungmin memijat keningnya yang entah kenapa terasa sangat sakit sekali.

Sungmin beranjak dari duduknya dan berjalan keluar dari ruangan Kyungsoo. Langkahnya berhenti ketika Kyungsoo berteriak memanggilnya. Sungminpun menoleh.

"Aku akan mencari tahu ini semua. Black shadow adalah milikku dan tak akan kubiarkan orang lain memiliknya." Sungmin berjalan meninggalkan dengan tangan yang terkepal kencang. Kyungsoo segera beranjak menuju line telepon yang terdapat di atas mejanya. Kyungsoo menekan salah satu tombol.

"Kita berkumpul! Ada kasus terbaru yang harus kita selesaikan." Perintah Kyungsoo.

0000000000

Sungmin mengabaikan ponselnya yang terus saja berdering sejak tiga puluh menit yang lalu. Kini Sungmin tengah berada di atas motor sportnya dengan kecepatan tinggi. Sungmin menerobos jalanan Incheon yang dalam keadaan cukup padat. Jika saja Sungmin tidak sedang memakai helm full facenya. Wajahnya yang terlihat marah dan tatapan matanya yang tajam akan terlihat dengan jelas. Bunyi dengan deruman yang kencang membuat orang-orang disekitarnya hanya bisa memandang keheranan. Sungmin menghentikan motor sportnya setelah berada di depan sebuah ruko berlantai tiga yang terletak di tengah pertokoan fashion Incheon.

Sungmin segera masuk ke dalam salah satu toko. Karyawan yang berusaha menyapa Sungmin dengan ramah hanya dibalas dengan acuh oleh Sungmin. Sungmin terus berjalan masuk ke dalam dan menaiki tangga menuju ruangan yang ada di atasnya. Sungmin memutar kenop pintu dan terlihat ruangan yang tidak terlalu besar. Hanya ada meja kecil, lemari dan satu set sofa. Seorang pria yang sedang berkutat di depan komputernya sejenak menoleh.

"Hyung, Apa yang membuatmu datang mengunjungiku?" Pria itu berjalan mendekat kearah Sungmin dan tersenyum lebar. Sungmin hanya tersenyum sinis dan mendorong pria itu hingga menempel pada dinding ruangan. Sungmin menarik handgun dari balik jaket kulitnya. Herstall tengah diarahkan Sungmin tepat kearah kening pria itu.

"Apa yang kau lakukan, hyung?" Pria itu nampak ketakutan dan suaranya terdengar gemetar.

"Apa yang terjadi pada designku? Kenapa itu bisa dicuri dan sekarang orang itu telah membuatnya? Kau yakin telah membantuku untuk menghancurkan design itu, Park Chanyeol?" Sungmin menekankan suaranya dan seakan bersiap untuk menarik pelatuk pada handgun kesayangannya. Sementara pria bernama Chanyeol itu mengangguk.

"Aku sudah menghapus permanen soft copymu bahkan design kasar yang sudah kau buat di atas paper. Itu juga sudah kita bakar sebelum ujian dimulai. Kau ada disana juga kan, Hyung?" Sungmin menurunkan sedikit handgun dari kening Chanyeol setelah mendengar ucapan yang terbata-bata dari Chanyeol.

Sungmin terlihat berpikir dan memang yang dikatakan teman seangkatannya itu adalah benar. Sungmin ada disana ketika Chanyeol menghapus dan membakar designnya. Sungmin merasa bahwa pria dengan tinggi diatas 180, berambut hitam dan memiliki senyuman lebar ini sedang berkata jujur padanya.

"Apa yang sebenarnya terjadi, Sungmin hyung?" Tanya Chanyeol lagi dengan suara yang lebih tenang.

"Ada orang yang membuat Black Shadow dan kini dia memasarkannya. Lusa, jam sembilan malam disalah satu club, dipusat kota Hongkong." Sungmin menaruh kembali handgun dibalik jaketnya dan berdiri bersandar di samping Chanyeol.

"Kau berpikir, aku menjual soft copymu pada orang itu? Kau kejam, Sungmin hyung." Sungmin melirik kearah Chanyeol, ada perasaan bersalah yang muncul.

"Aku benar-benar frustasi ketika Kyungsoo menunjukan gambar dan artikel tentang Black Shadow. Aku hanya terpikir dirimu, Chanyeol. Kau tahu bahwa tidak ada orang lain selain dirimu yang tahu tentang design itu. Sedangkan Kyungsoo hanya tahu sedikit karena aku hanya menceritakan padanya setelah aku berada di Korea." Sungmin mengacak rambutnya dengan kasar. Chanyeol mengusap lembut pundak Sungmin.

"Hyung, kita datang saja ke Hongkong dan menemui orang itu. Kau tentunya nanti akan tahu apa yang sebenarnya terjadi. Lagipula, sudah lama aku tidak menggunakan alat-alat ini." Chanyeol membuka lemari kecilnya dan terlihat sebuah handgun dengan ukuran yang lebih besar dari Herstall milik Sungmin.

"Kau benar." Baik Sungmin dan Chanyeol saling berjabat tangan.

00000000000

Kyuhyun menggeliat di dalam tidurnya dan tangannya bergerak untuk mencari sosok di sampingnya. Matanya terbuka dan tubuhnya bersandar pada tepian ranjang king sizenya setelah menyadari sosok yang dicari tidak ada. Kyuhyun menoleh sekitar dan pandangnnya tidak menemukan Sungmin. Kyuhyun melempar selimut ke lantai, bisa ia rasakan jika hawa dingin udara pagi langsung menyergap tubuh polosnya. Kyuhyun segera mengambil celana pendek dari lemari pakaiannya dan berjalan menuju lantai bawah.

Kyuhyun melirik kearah ruang tamu, dapur, beralih ke kamar mandi dan juga halaman belakang. Sekali lagi hasilnya nihil, sosok Sungmin tetap tidak berada di dalam rumah. Kyuhyun kembali naik dan masuk ke dalam kamarnya. Ia mengambil kasar ponsel dan menekan angka 1. Kyuhyun berteriak frustasi ketika bukan nada panggilan yang terdengar tetapi suara dari operator yang menyebut bahwa nomor yang dituju sedang tidak aktif. Kyuhyun melirik sekilas kertas putih yang terdapat di meja kecil yang terletak di samping tempat tidurnya.

Kyuhyun,

Aku pergi sebentar ke Hongkong

Ada urusan yang harus kuselesaikan menyangkut masalah pribadiku

Aku akan segera kembali

Aku mencintaimu ( Cho Sungmin )

Kyuhyun meremas kertas putih itu dan membuangnya ke lantai. Kyuhyun juga memukul tangannya pada meja kecil hingga tangannya terlihat lebam kebiruaan.

"Kenapa kau selalu saja berpikir bahwa bisa menyelesaikan semuanya sendiri, Sungmin?"

0000000000

Kyuhyun tidak peduli pada apa yang tengah dikatakan Ryeowook dengan data-data yang terdapat di layar. Saat ini tim Intelejen sedang melakukan rapat di ruang basement. Kyuhyun berulang kali meremas tangannya dan pikirannya terfokus pada Sungmin. Siapapun pasti akan panik jika pasanganmu meninggalkanmu sendiri dengan hanya berpamitan lewat secarik kertas. Apalagi hingga saat ini Kyuhyun masih tidak bisa menghubungi Sungmin.

"Kau mendengarkanku, Kyuhyun?" Suara Ryeowook melengking naik beberapa oktaf ketika pertanyaan yang diajukan kepada Kyuhyun tidak diresponnya. Kyuhyun hanya menggeleng singkat.

"Apa yang terjadi padamu?" Yesung yang berada tepat di depan Kyuhyun menatapnya kebingungan. Kyuhyun memberikan kertas yang sudah ia remas-remas sebelumnya kepada Yesung.

Yesung membaca sebentar. "Hongkong? Ada urusan apa?" Kyuhyun mengangkat bahunya ke atas dan menggeleng.

"Sungmin pergi dari rumah. Apa ia sedang menemui selingkuhannya di Hongkong?" Secara refleks Hyukjae yang berada di sebelah Donghae langsung menarik telinga Donghae. Beruntung celoteh Donghae terdengar pelan karena jika sampai terdengar Kyuhyun. Dua detik lagi akan terjadi perang dingin.

"Bisa kita lanjutkan ke kasus kita sebelumnya!" Kyungsoo berdiri dari duduknya dan berbicara dengan nada suara tinggi. Kyuhyun yang mendengar hal itu juga ikut berdiri dan menatap Kyungsoo dengan tajam.

"Kalian bisa lanjutkan kasus ini tanpaku. Aku pergi!" Kyuhyun berlalu tanpa menoleh dan meninggalkan basement. Anggota tim lain nampak terkejut dengan yang baru saja dilakukan Kyuhyun.

"Ryeowook hyung, kau bisa melanjutkan kembali presentasimu." Kyungsoo kembali duduk. Ryeowook terlihat ragu untuk memulainya. Ia terlihat sedikit memutar-mutar pointer yang tengah ia genggam. Kangin yang duduk bersebelahan dengan Kyungsoo meletakan lengannya pada bahu Kyungsoo.

"Apa kau tidak mengkhawatirkan Sungmin dan Kyuhyun?" Ucap Kangin dengan sedikit nada lembut. Kangin tahu apa yang sedang dicemaskan juga oleh para anggota tim lainnya. Tetapi Ryeowook, Donghae, Hyukjae, Yesung, Siwon dan Shindong tak berani untuk menanyakannya.

"Kangin hyung..." Kyungsoo menghembuskan nafas panjang dan berdiri dari duduknya. Ia mendekat kearah Ryeowook dan mengambil alih presentasi. Kyungsoo sedikit berkutat pada laptop di depannya. Sebuah tagline penjualan handgun terpapang pada layar LCD.

"Black Shadow. Sebuah handgun dengan teknologi terbaru. Selain tingkat akurasi pada sasaran objek yang sempurna, proyektil yang dilepaskan bisa menghancurkan objek dalam hitungan detik. Diproduksi satu-satunya dan akan dijual besok jam sembilan malam di sebuah pusat club terkenal di Hongkong." Kyungsoo bisa melihat bahwa anggota timnya sedang memandang antara kagum dan takut.

"Benarkah proyektilnya memiliki daya ledak yang besar? Aku tak pernah menemui handgun seperti itu. Siapa yang menciptakan itu, Kyungsoo?" Shindong, ahli senjata yang dimiliki oleh Intelejen bahkan terlihat sangat mengagumi. Padahal yang terlihat hanya sebuah gambar berikut penjelasan singkat dari handgun itu.

"Itulah alasan yang membuat Sungmin hyung pergi menuju Hongkong. Ia ingin mengambil design miliknya yang telah dicuri. Aku ingin menyampaikan ini pada kalian semua termasuk Kyuhyun hyung tapi Ia sudah terlebih dulu kesal padaku. Aku tahu sifat dari Sungmin hyung. Ia memang tidak menginginkan orang lain untuk masuk ke dalam masalahnya tapi akupun juga tak ingin terjadi hal yang buruk menimpa dirinya. Untuk itu kita susun rencana untuk membantu Sungmin hyung tapi dengan cara diam-diam."

"Apa rencanamu, Kyungsoo?" Yesung menegakkan posisi duduknya dan terlihat memasang wajah serius. Bahkan Donghae yang sedari tadi terus menaruh kepalanya pada lengan Hyukjae kini terlihat menanggapi ucapan Kyungsoo.

"Kita akan berangkat ke Hongkong siang ini. Aku sudah menyiapkan semuanya."

"Lalu bagaimana dengan Kyuhyun? Bukankah dia baru saja meninggalkan markas, Kyungsoo?" Tanya Siwon dan dibalas anggukan oleh lainnya.

"Donghae hyung, tugasmu untuk menjemput Kyuhyun hyung. Kau pasti mengetahui betul dimana saat ini dia berada. Yang lainnya sebaiknya bersiap! Tiga jam lagi kita sudah harus berada di bandara Incheon." Donghae terkejut mendengar ucapan Kyungsoo dan berniat untuk mengajukan argumennya. Tapi yang terjadi Kyungsoo sudah berjalan meninggalkan ruangan bersama dengan Ryeowook dan Kangin.

"Sudahlah. Sebaiknya kau cepat menghubungi Kyuhyun!" Shindong dan Siwon berjalan begitu saja membuat Donghae kembali mendengus kesal.

"Aku duluan, Donghae. Kau ingat, jangan sampai telat!" Yesung mengekor di belakang Shindong dan melambai dengan ekspresi mengejek. Tersisa hanya ada Donghae dan Hyukjae yang berada di ruangan.

"Kenapa mereka semua menyebalkan? Memangnya aku tahu dimana Kyuhyun? Dasar bocah, seenaknya saja menyuruhku untuk mencari kakak iparnya." Gerutu Donghae tanpa putus membuat Hyukjae hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala. Hyukjae yang sadar bahwa Donghae akan terus berbicara maka Ia segera menarik tangan Donghae untuk meninggalkan ruangan.

"Jika kau terus bicara maka waktu akan terbuang percuma. Kita jemput Kyuhyun di rumahnya. Aku tahu saat ini Kyuhyun pasti sedang bersiap-siap untuk menyusul Sungmin." Donghae yang sebelumnya cemberut kini tersenyum mendengar ucapan Hyukjae. Donghae berganti menarik Hyukjae dengan semangat untuk meninggalkan markas.

000000000000

Sungmin menatap pemandangan yang terlihat pada jendela kecil pesawat. Lautan biru yang terbentang luas nampak di bawahnya. Sejujurnya ia sedikit menyesali keputusannya yang pergi tanpa memberi tahu Kyuhyun. Sungmin hanya tidak ingin melibatkan Kyuhyun di dalam masalahnya. Saat ini Sungmin berpikir ini hanya sebuah masalah kecil yang dapat ia atasi sendiri.

"Apa yang kau pikirkan hyung?" Pertanyaan Chanyeol membuat Sungmin tersadar dari lamuannya dan menggeleng singkat.

"Kau memikirkan handgun milikmu itu hyung? Tenanglah, aku yakin besok kau akan menemui benda itu." Chanyeol kembali tersenyum dengan menyandarkan tubuhnya pada sandaran kursi. Sungmin baru saja ingin melakukan hal yang sama seperti yang Chanyeol lakukan tetapi instingnya terlebih dulu merasakan sesuatu hal yang aneh.

Pesawat yang ditumpangi Sungmin adalah pesawat yang disewa secara pribadi oleh Chanyeol. Chanyeol memang adalah seorang anak dari pemilik beberapa fashion outlet yang tersebar di Korea. Hanya saja ketertarikan Chanyeol pada dunia militer membuatnya untuk memilih belajar militer di sebuah akademi Jerman dan bertemu Sungmin. Sama seperti Hyukjae, Chanyeol berteman dekat dengan Sungmin. Chanyeol baru sebulan yang lalu kembali ke Korea dan memilih untuk mengurus salah satu outlet milik keluarganya.

Sungmin kembali memperhatikan gerak-gerik dari dua orang staf pesawat yang sedang mempersiapkan menu makan siang. Dari sorot pandangan Sungmin, Ia merasakan jika kedua wanita itu sedang berkomunikasi dengan sebuah kode-kode. Sungmin bangkit dari kursinya dan berjalan menuju toilet kecil yang berada di ujung. Kedua staf itu sempat berhenti sebentar ketika Sungmin berjalan melewatinya. Sungmin baru saja akan menyentuh kenop pintu toilet tetapi pintu itu sudah terlebih dulu terbuka. Sosok pria dengan menggenakan pakaian serba hitam muncul dari bilik toilet.

Pria itu sudah terlebih dulu mengarahkan handgun miliknya tepat pada wajah Sungmin. Sungmin semakin tidak bisa bergerak ketika kedua staf yang tadi menahan tubuhnya dengan mengenggam erat kedua lengannya. Ternyata kedua staf tersebut bukan seorang wanita tetapi pria. Mereka melepaskan wig panjang berwarna pirang. Sungmin berusaha melepaskan genggaman itu dengan sekuat tenaga. Kondisi yang sempit membuat Sungmin harus ekstra melepaskan kekuatannya. Beruntung ketika Sungmin merasakan pegangan pada kedua pria itu melemah. Sungmin mendorong kedua pria itu hingga mereka terjatuh dan sedikit tertimpa beberapa peralatan makan. Sungmin kemudian mengarahkan tendangannya pada pria yang berdiri di depannya dengan mengarahkan sebuah handgun.

Pria itu juga ikut terjatuh dan handgun yang dipegangnya terlempar jauh. Sungmin berbalik untuk menjauh tetapi tubuhnya terlebih dulu di tahan oleh pria yang menggenakan seragam staf. Adu pukul pun terjadi. Pelipis Sungmin sempat sedikit sobek karena terbentur oleh ujung kursi karena pukulan keras yang diterimanya. Kondisi tiga lawan satu dalam keadaan ruangan sempit di pesawat membuat Sungmin semakin terdesak. Tubuh Sungmin terjatuh di lantai pesawat dan tepat saat itu juga Chanyeol muncul.

Chanyeol berjongkok tepat di atas posisi Sungmin yang terbaring dengan wajah yang telah lebam membiru. Chanyeol kembali tersenyum dengan mengambil Herstall milik Sungmin yang tersimpan di dalam jaket kulit Sungmin. Chanyeol memutar-mutar dan terlihat mengagumi keadaan fisik handgun milik Sungmin.

"Apa yang sebenarnya kau rencanakan?" Teriak Sungmin marah. Tubuhnya telah kembali terperangkap oleh kedua pria tadi. Kini Sungmin dan Chanyeol berdiri berhadapan.

"Aku hanya bertugas mengantarkanmu, Hyung. Ada seseorang yang ingin bertemu denganmu dan sedikit membicarakan tentang designmu yang sangat mengagumkan itu." Ucapan Chanyeol membuat Sungmin semakin emosi. Sungmin hanya bisa mengeratkan kepalan tangannya karena telah merasa dibodohi orang yang sudah Ia percaya.

"Jadi kau yang memberikan design black shadow pada orang itu?" Sungmin benar-benar tak bisa menduga jika kali ini Chanyeol mengangguk dengan tertawa kencang.

"Aku memang sudah menghapus serta membakar paper milikmu tepat di depanmu tapi tentunya kau masih ingat bahwa aku adalah Park Chanyeol. Aku bisa mengingat dengan jelas apa yang sudah kau buat dan kembali menyusunnya." Sungmin sangat frustasi karena saat ini Ia baru menyadari bahwa temannya itu memiliki kelebihan daya ingat yang lebih baik dibanding orang normal. Chanyeol dapat mengingat apapun secara detail walaupun objek yang ia lihat hanya sekedar pandangan sekilas.

"Apa maumu sebenarnya? Kurasa bukan uang yang menjadi alasanmu untuk menjual soft copy black shadow pada orang itu." Sungmin kembali berteriak dengan ekspresi wajah yang sangat marah.

"Aku berhutang nyawa pada orang itu dan ketika orang itu menginginkan kehadiranmu maka aku akan membantunya. Aku tahu bahwa kau akan marah ketika tahu ada orang yang membuat black shadow apalagi menjualnya. Aku tahu kau akan mencari orang itu dan orang pertama kali yang akan kau tuduh adalah aku. Kau ini terlalu mudah untuk ditebak, hyung. Aku tidak menyangka bahwa kau masuk kedalam permainanku dengan mudah. Tugasku hanya mengantarmu setelah itu aku sama sekali tidak ada urusannya. Jadi sebaiknya kau menurut padaku!" Chanyeol menyimpan Herstall milik Sungmin di dalam tasnya dan berjalan kearah anak buahnya yang sedang mencengkram erat pergelangan tangan Sungmin.

"Ku pikir kau adalah seorang teman, Chanyeol." Sekali lagi ucapan Sungmin dibalas dengan senyuman lebar Chanyeol.

"Itu dulu tapi sekarang aku harus membayar hutang nyawaku, hyung." Ucapan Chanyeol berhenti dan Ia terlihat sedang memberi kode kepada anak buahnya.

Salah satunya mendudukan Sungmin dibangku penumpang dan mengikat tangan-kaki Sungmin dengan tali. Mereka juga mengbekap mulut Sungmin. Mereka juga menodongkan senapan lasar panjang tepat kearah Sungmin. Seakan sebuah peringatan jika Sungmin bergerak atau bertindak macam-macam maka mereka akan mengeluarkan proyektil itu.

00000000000

Sungmin tidak tahu dimana ia berada sekarang. Ia hanya bisa menyadari jika keadaannya kini seperti saat Dong Shok menyekapnya. "Begitu bodohkah diriku hingga terperangkap pada kejadian yang sama berulang kali?" Sungmin hanya bisa berteriak marah di dalam hatinya.

Sungmin memang tidak dalam keadaan terikat. Sungmin terbaring di lantai dengan posisi miring. Hanya saja Sungmin kini tidak dapat menggerakan tubuhnya sama sekali. Beberapa saat setelah Sungmin turun dari pesawat. Ia sudah dimasukan ke dalam mobil dan disuntikan cairan yang membuatnya tidak bisa bergerak.

Sungmin melihat ketika pintu terbuka dan dua orang pria terlihat masuk. Sungmin mengenali satunya, Ya dia adalah Chanyeol. Sementara satu pria lagi, sedikit lebih pendek dari Chanyeol. Ia memakai t-shirt biru yang dipadu padankan dengan jas serta celana panjang hitam. Pria itu berjongkok di depan Sungmin sehingga Sungmin bisa melihat dengan jelas wajah dari pria itu. Kulitnya yang tidak terlalu putih, bibir yang tebal dan mata yang terlihat tajam mengisyaratkan sesuatu misi yang akan dilaksanakan.

"Selamat datang Sungmin hyung. Perjalanan yang cukup melelahkan pastinya dari Korea menuju Hongkong. Oh, iya pasti kau bertanya siapa aku?" Ucap pria itu hanya dibalas senyum sinis oleh Sungmin.

"Aku akan mengenalkan diriku nanti setelah kau sepakat untuk bekerja sama denganku. Aku sangat mengagumi design yang kau miliki dan aku berniat untuk memintamu membuat design yang lebih sempurna dari Black Shadow. Keuntungan yang kau dapat akan sangat banyak, Hyung."

"Aku sama sekali tidak tertarik, bodoh." Sungmin berusaha untuk menggerakan tubuhnya tetapi tetap saja tubuhnya tidak merespon sama sekali. Sungmin hanya bisa berteriak mengeluarkan emosinya.

"Kau berada disini sendirian hyung dan tidak ada seorangpun yang mengetahuinya. Jadi kuharap kau memikirkan penawaranku dengan baik."

"Tim Intelejen yang kupunya akan datang mencariku. Kuharap kalian tidak melupakan itu." Sungmin sejujurnya tidak terlalu yakin akan ucapannya. Bagaimanapun juga Sungmin tidak memberikan petunjuk apapun pada rekannya dan juga Kyuhyun kemana Ia pergi.

"Tentu tidak Sungmin hyung. Aku tahu bahwa mereka akan datang ke acara itu dan mencarimu. Aku sudah siap bermain-main dengan salah satu badan Intelejen andalan Korea. Perlu kau tahu, bahwa aku adalah pimpinan gengster terbesar di Hongkong jadi posisi kita bisa dikatakan seimbang."

"Aku akan memberikan salam perkenalan yang sedikit menyakitkan untuk semua anak buahmu jika kau menolak untuk bekerja sama denganku. Tapi jika kau bersedia maka akan kupastikan mereka akan selamat. Sekali lagi, aku ingatkan bahwa kau sekarang berada di Hongkong. Pikirkan baik-baik akan pilihanmu, Sungmin hyung!" Ucap pria itu lagi dan tertawa melihat ekspresi pada wajah Sungmin yang semakin diluar kendali menahan amarah. Pria itu dan juga Chanyeol pergi keluar dari ruangan dan meninggalkan Sungmin yang masih terbaring tidak berdaya.

.

.

.

.

To Be Continued

*** Yap, sequel singkat. Mungkin sekitar empat chapter nantinya. ( Klo kalian bingung atau ada reader baru. Kalian bisa kok baca dulu I'll Protect U )

*** Sungmin terlihat lemah disini? "Ngga kok. Ditunggu aja chapter berikutnya! Sungmin siap membuat kalian terkejut nantinya he..he..he..."

*** Ada yang mau nebak siapa pimpinan Gengster-nya? He..he...he...

*** Zen, lagi ngga bisa sering2 update. Maafin yach? Tapi pasti kok untuk It's Okay Daddy bakalan dia kelarin.

Regards

Dhee