BOY MEETS ANGEL… OR TROUBLE?

"Kau mau kemana Changmin?" Tanya Yunhoo saat melihat sesosok pria jangkung dengan wajah kekanak-kanakan dengan pipi merona merah segar karena bahagia, keluar dari kamar menggunakan kaos lengan panjang warna putih dipadu dengan kaos lengan pendek bertudung warna merah. memakai celana jeans yang enak di pakai bepergian dan hendak memakai mantel coklat untuk melindungi diri dari dinginnya udara bersalju.

"Hmm... mau ke toko CD sebentar" Jawab Changmin malu-malu. "Nggak masalah 'kan? Hari ini kita 'kan bebas libur"

"Kayaknya kamu nggak mungkin pergi deh" Kata Yoochun sambil memandang keluar jendela apartemen mereka.

"Kenapa"

"Ada banyak fans kita menunggu kita di luar. Mereka nekat ada di sana karena Jaejoong -untuk yg keseratus kalinya- keluar untuk menemui mereka malam-malam"

"Aku kan hanya ingin berterimakasih pada mereka" Jaejoong membela dirii, sambil mengompres pipinya yang lebam karena dicubiti oleh para fans.

"dan merepotkan kita semua?" Cela Yoochun.

"Sebaiknya kamu nggak usah pergi" Yunhoo menyarankan.

"Ah, NGGAK MASALAH" Kata Changmin enteng. "Aku 'kan sudah bilang sama mereka kalau aku nggak suka ditungguin di depan apartemen. Mereka 'kan PATUH BANGET sama kita, jadi mereka NGGAK BAKAL melanggar apa yang sudah kubilang"

Oh... Kata-kata Changmin itu SALAH BESAR. Karena para FANS YANG PATUH itu lebih mementingkan hasrat mereka ketimbang takut kalau idola pujaan mereka marah.

Dan benar saja. Begitu Changmin menampakkan batang hidungnya, FANS YANG PATUH itu langsung menyerbunya. Tanpa pikir panjang, Changmin langsung lari sekuat tenaga seperti orang gila di kejar setan -dan memang begitu menurut Changmin-

Padahal cowok ini sangat membanggakan kaki panjangnya yang memungkinkan dia berlari lebih cepat dari orang biasa, sudah lari sekuat tenaga dengan langkah besar-besar. Tapi para fans yang bersemangat ingin menyentuhnya bisa menyamai kecepatan lari Changmin bahkan nyaris menyusulnya.

Saat itu juga Changmin berfikir: kalau berhenti sekarang... maka hilanglah seluruh keperjakaan ku.


Di sisi yang lain, di sebuah apartemen daerah kumuh, seorang gadis muda sedang dimarahi oleh nyonya pemilik aparteman gendut yang mata duitan. "ASTAGANAGA! Aku sudah TAK MAU TAHU LAGI pokoknya kau HARUS pergi dari apartemen ini"

"Ta, tapi, aku harus tinggal dimana?" ratap si gadis.

"ASTAGANAGA! mana aku peduli! kau sudah menunggak 3 bulan. 3 BULAN NONA!"

"oh, kumohon... hari ini aku pasti akan membayarnya"

"lalu kau akan menunggak lagi. ASTAGANAGA! dengar nona, dengar, aku sudah capek menagih uang sewa darimu. dengar nona, kalau sampai malam ini aku masih melihat barang2mu, aku akan membuangnya ke tempat pembuangan sampah, INGAT ITU, nona"

Dengan putus asa, gadis kecil itu keluar dari apartemen itu dan hendak mencari apartemen baru. oohhh! kemana aku harus pergi. ratapnya dalam hati.

Dalam keputus asaannya, dia berdiri di atas pagar pembatas antara jalan raya dan jalan pejalan kaki. Menyeimbangkan dirinya lalu merentangkan tangannya lebar-lebar. Menikmati angin dingin yang berhempus tanpa ampun menghantam perut nya yang dibiarkan kosong selama 3 hari. Cacing di perutnya demo besar! Tanpa memperdulikan keadaan perutnya, gadis kecil ini mendesah panjang lalu melompat turun.

Dia tidak melihat ada kerumunan besar manusia sedang berlari ke arahnya. Baru saja kakinya mencapai tanah, dan menoleh, dia melihat seorang pria di kejar2 oleh segerombol besar wanita. Karena baru mencapai tanah, dia tak bisa langiung lari untuk menghindar, begitu juga si pria, dia tak bisa menghindar.

Tanpa basa-basi, pria itu langsung membawa si gadis bersamanya. Dan secepat kilat berebelok kedalam gang sempit.

Ya, pria itu tak lain adalah Changmin. Dengan sekuat tenaga di menahan nafas dan membungkam si gadis dengan tangannya yg besar. Sedangkan si gadis yang lemas, pikiranya sudah melantur kemana-mana. Tadi pagi dia membaca artikel koran dengan headline :BERHATI-HATILAH PADA PEMERKOSA MESUM. Dan yang dia ingat, ciri-ciri pemerkosa adalah:
korban ke tempat sempit dan gelap
terengah-engah.
3. membungkam mulut korbannya
4. meraba-raba daerah sekitar perut korban.
5. dst... dst.. dst.. (lupa apa lanjutannya)

Si gadis pikir pria ini sangat cocok dengan ciri2 si pemerkosa. Dia dibawa ke tempat sempit dan gelap, nafasnya terengah2 mesum, mulutnya dibungakm, dan daerah sekitar perutnya diraba-raba.

Padahal, sebenarnya Changmin masuk ke gang gelap dan sempit untuk bersembunyi, nafasnya terengah-engah karena habis berlari mati-matian, membungkam mulut si gadis karena takut dia berteriak, dan, sebenarnya bukan meraba-raba, tapi hanya menahan si gadis agar tidak kemana-mana.

Dengan seluruh kekuatan yang tersisa, dan dengan keberanian yang ada, si gadis menyikut Changmin SEKUAT YANG DIA BISA! Kaget, Changmin berteriak tertahan, dan mengerang sambil memegang perutnya.

"RASAKAN ITU PRIA BAJINGAN! JANGAN PERNAH BERMIMPI BISA MENYENTUHKU!" pekik si gadis.

"hiisshh! jangan berteriak begitu." Changmin kembali berusaha membungkam si gadis karena takut ketahuan.

"TIDAAKK! PERGI! PERGI! PERGIII! KYYAAA! TOLONG! ADA PEMERKOSA MESUMM! TIDAKKKK!" si gadis berteriak, meronta-rionta, memukul-mukul. Karena jengkel kemudian Changmin ikut berteriak:

"KU BILANG DIAM!"

Si gadis yang kaget hanya bisa terdiam. Kemudian, lamat-lamat terdengar suara banyak gadis. "ada di sekitar sini" "aku mendengarnya disini" "apa ada disini?"

Changmin mengumpat, membungkam gadis itu dengan sekuat tenaga, kemudian keluar menampakan diri kepada para fans-nya lalu berkata:

"I, ini pacarku"

Si gadis kaget, para fans melongo, Changmin pun kaget dengan kata-katanya sendiri.

"HAH?" serempak para fans mendengus

"I, iya, aku mau berduaan sama pacarku ini jadi jangan ganggu kami ya?" Lalu changmin tersentak karena si gadis menggigit tangan si Changmin.

"Apa maksudmu bedebah!" Si gadis berbisik

"SSSTT! diam! nanti aku akan ganti rugi sampai 7 turunan"

"bener ya?"

"iiyaa!"

Para fans masih bengong. Lalu Changmin memanfaatkan kesempatan itu sebaik mungkin. "Nah, kami pergi dulu ya?"


"Ahhh~~ enaknyaaa" Changmin mendesah penuh kelegaan. "Huh! Dasar fans-fans jahat! Awas mereka nanti! Aku nggak bakal ngasih fans service ke mereka nanti! Ah, maaf ya? aku ngoceh sendirian. Terus juga, maaf ya aku bilang kamu pacarku."

Kata-kata Changmin yang terakhir itu hanya sekedar formalitas. Dia pikir gadis mungil itu tidak dirugikan dengan pura-pura menjadi pacarnya. Tidak mugkin dia dirugikan! Karena Aku ini adalah ARTIS IDOLA. Pikir Changmin. Gadis itu hanya diam menundukan kepalanya, mengikuti Changmin dari belakang. Apa dia malu-malu? pasti begitu.

Kemudian gadis itu memegang ujung mantel Changmin, dan membuat Changmin berhenti berjalan karena kaget. "A.. anu" Gadis itu mulai bicara. Dia mendekatkan badannya ke punggung Changmin. Suasana menjadi tegang. INI DIA YANG TIDAK AKU SUKAI! Pikir Changmin setengah jengkel setengah maklum. "To.. tolong.. aku... belum makan 3 hari" Kemudian gadis itu pingsan.

Changmin kaget, berbalik dan mendapati gadis itu tertidur di atas lantai bersalju. "HEI! HEI! kau kenapa?" Changmin panik dan buru-buru menggendongnya. Perut gadis itu berbunyi tragis, dan membuat Changmin iba. Tapi dia harus bagaimana? Kalau begitu bawa saja ke apartemen dulu. Tapi jarak apartemen terlalu jauh, karena Changmin berlari sekuat tenaga berkilo-kilo meter. Apa boleh buat, harus naik bus. Kebetulan di dekat situ ada halte bus. Lalu, bagaimana dengan CD limited edition yang ingin Changmin beli?uuunghhh... apa boleh buat... ini juga kesalahn ku. Changmin akhirnya mempasrahkan CD yang ingin dia beli.

Saat menunggu bus datang, Changmin memperhatikan gadis mungil itu dalam gendongannya. kalau dilihat baik-baik, gadis itu CANTIK SEKALI. Kulitnya seputih salju, walau agak pucat, rambutnya panjang, hitam bergelombang lembut. Kakinya panjang, badannya langsing, nyaris kurus. Bulu matanya lentik, lehernya jenjang, bibirnya berwarna merah muda alami. Kalau begini cantik, tidak mungkin dia anak orang miskin sampai tidak makan hari. Tapi, kemudian Changmin menyadari kenyatan pahit. Kuku-kuku jari gadis itu pendek-pendek tidak terawat, tanda bahwa ia mengambil kerja sambilan yang membutuhkan tenaga. Walaupun musim dingin, dia memakai baju lengan panjang tipis, rok panjang tipis yang kumal, dan mantel cokelat tipis.

Changmin merasa iba dan bersalah pada gadis itu. Cacing-cacing perut gadis itu terus menggila, membuat Changmin semakin berfikir, seperti apa kehidupan gadis ini? Changmin gelisah, Gadis itu mulai gemetar kedinginan. Apa sih yang dilakukan supir busnya? Kok busnya tidak datang-datang? Changmin jengkel sekali. Padahal hanya satu menit berlalu tapi terasa seperti satu jam. Akhirnya ia menyetop taxi.

Semakin lama, gemetar gadis itu semakin hebat. Buru-buru Changmin menyelimuti gadis itu dengan mantel besarnya yang tebal dan hangat. Tapi gadis itu terus gemetar. Dengan penuh kasih, seperti saat memungut anak kucing terlantar yang kedinginan, Changmin mengusap-usap tangan gadis yang membeku itu. Meniupkan nafas hangat dari kerongkongannya. Mengusap-usap pipu pucatnya agar kembali merona.

Sampai di apartemen, Changmin langsung menkan tombol lift dengan tidak sabar. Kemudian, masuklah seorang satpam. Satpam itu baru ganti shift dengan satpam yang lain. Awalnya ia melihat Changmin dengan cuek, kemudian, ia memperhatikan wanita ganjil yang di gendong Changmin. Siapa wanita lusuh itu? Satpam itu dengan penuh rasa penasaran memperhatikan gadis itu. Lalu ia terkejut tak alang kepalang melihat rupa gadis mugil cantik itu. Wajahnya-yang sebenarnya karena baru memasuki ruang hangat sehingga darahnya lancar- MERAH MERONA! seperti.. seperti.. seperti ORANG MABUK atau.. apalah namanya.

"TU... TUAN SHIM CHANGMIN!" pekik si satpam.

"hah? apaan sih?" Tanya Changmin jengkel.

"WA.. WA.. WA.. WANITA ITU! SIAPA DIA TUAN SHIM!"

"Dia pingsan di jalan. Jangan berwajah seolah-olah aku membawa hal tabu kedalam apartemen ini. Masa' aku harus meninggalkan manusia pingsan di jalan bersalju begini? Bisa jadi pembunuh aku nanti" Jawab Changmin cuek.

Sikap Changmin yang seolah-olah tak serius membuat si satpam semakin curiga bahwa Changmin, TUAN SHIM CHANGMIN yang sangat MUDA dan PEMALU itu, membawa PACARNYA, ya Tuhan, PACARNYAA! Kedalam apartemen ini. Tanpa bicara sepatah katapun Changmin langsung memasuki lift dan naik ke lantai tempat kamarnya berada.


"Aku pulaaanggg~~~" Changmin mengumumkan tanpa gairah. Tapi dia masih diluar ruangan mereka. Dia tidak bisa membuka pintu karena masih menggendong gadis mungil itu. "Tolong buka pintunyaa~~~"

"Buka saja sendiri pintunya tidak terkunci. Jangan seperti anak manja. Memangnya kau borong semua CD yang ada di toko itu?" Omel Jaejoong. Tapi dia tetap membukakan pintu. Dan saat cowok cantik itu membuka pintu. Dia sama kagetnya dengan satpam dia bawah tadi.

"Cha... Cha... Changmin" Ia tergagap.

"Hm? apa? cepat minggir dia harus segera kubawa kedalam"

"A.. AKU TAK PERCAAYAAAA!" Jaejoong memekik. Junsu dan Yoochun yang sedang bermain playstation langsung melempar joystick mereka dan berlari ke ara suara. Yunhoo berlari secepat kilat seperti orang gila dari kamar mandi dengan hanya memakai handuk dan badan masih basah dan penuh sabun mandi.

"Apa? Siapa? Kenapa? Dimana? Mengapa? Bagaimana?" Yoochun panik.

"Kenapa? Changmin makin tinggi sampai tidak bisa melewati pintu? Ya ampun! Harusnya kularang dia minum susu kemarin" Yunhoo berasumsi.

"PAKAI BAJU MU! LEADER BODOH!" Junsu menempeleng Yunhoo.

Setelah parade kekawatiran, mereka melihat Changmin, Changmin! Oh Changmin membawa perempuan kedalam apartemen mereka. ASTAGANAGA! Jadi Changmin sudah mulai jadi anak liar?

"CHANGMIN.. CHANGMIN! AKU KECEWA PADAMUU!" Jaejoong menangis sambil berlutut.

"Tung... tunggu dulu"

"Apa-apaan kau ini Changmin! tega nian kau berbuat seperti ini! Ayah tak ingat melahirkan anak jahat seperti mu!" Yunhoo marah-marah sambil memeluk Jaejoong yang menangis. (Wah! Yunjae moment!)

"Siapa ayahku?"

"Aku kecewa! kakak tak ingat pernah mengajarkan kau menjadi anak liar seperti ini!" Yoochun menarik-narik kerah baju Changmin.

"Tung.. tunggu dulu biarkan aku menjelaskan semua ini!"

Junsu menepuk pundak Changmin dengan TATAPAN PENUH MAKNA. "Ah, Junsu, Tol.." Junsu menaruh jari telunjuknya di depan bibir Changmin. Menunduk, lalu menggeleng-gelengkan kepala. "Good job Changmin! sekarang kau benar-benar cowok sejati" Junsu memberikan jempol besarnya untuk Changmin. Giginya tampak bersinar saat mengatakan hal itu.

"DENGAR DULUUUU!" Changmin berteriak. Keempat orang yang sedang bertingkah aneh itu kemudian terdiam.

"MINGGIR!" Semua yang menghalangi Changmin langsung menyingkir. Dengan dada membara, Changmin berjalan menuju sofa dan menidurkan gadis itu di sana, sambil menghentak-hentakkan kakinya. Sementara 4 cowok lainnya hanya bengong dan menganggap Changmin seperti Godzilla yang siap menghancurkan satu kota dengan sekali hentakkan kaki.

"Ngh!.." si gadis mula terbangun.

"ah, kau sudah sadar?" tanya Changmin khawatir. Diikuti dengan 4 cowok lain yang entah sejak kapan mengikuti Changmin.

Si gadis tersentak kaget karena melihat 5 PRIA RAKSASA berkerumun melihatnya dengan penuh rasa ingin tahu. Kemudian matanya menangkap pria pemerkosa yang tadi menyekapnya. Kemudian laki-laki yang hanya berbalut handuk. SI PEMERKOSA KEDUA PASTI! Pikirnya. Lalu kemudian dia menangkap sosok dua pria yang sepertinya orang kaya, karena pakaiannya bagus. Dan terakhir, dia melihat cowok cantik. Dia menganggap cowok itu adalah banci yang merupakan pemimpin tempat jual-beli wanita. TAK SALAH LAGI AKU PASTI MAU DIJUAL PADA DUA ORANG KAYA ITU.

"TIDAAKKK! TOLONGGGG! AKU MAU DIJUAALL!" si gadis memekik seperti orang gila.

"tu tunggu dulu!" Para cowok raksasa itu berebut menahan si gadis yang memberontak. Dia menendang-nendang, menggigit, dan mencakar seperti anjing ganas

"TIDAAKK! LEPASKAN AKU! LEPASKAN AKU! DASAR PRIA MESUUUUMM!"

Mesum? tunggu dulu.. dilihat dari manapun cowok-cowok tampan itu adalah idola pujaan seluruh ASIA. Masa' dia tidak kenal?

Changmin menahan badan si gadis. Yoochun dan Junsu menahan tangan si gadis yang meronta-ronta. Yunhoo menahan kaki si gadis. sementara Jaejoong hanya bengong -dia syok dibilang mesum- Tapi ternyata si gadis itu LUAR BIASA kuatnya. Junsu dan Yoochun kena cakar, Yunhoo ditendang-tendang perutnya. Changmin kena sundul, dan Jaejoong masih syok.

"AAAHH! AAHHH! TOLONGG! AKU MAU DIJUAAALL!" Si gadis masih berteriak-teriak.

"Aduhh... kami nggak mau menjua.. UHUK!.. all..muuuu" Yunhoo masih kena tendang.

"Ssstt... sabar.. sabar... dengan penjelasan kami dulu." Yoochun berusaha menenangkan dengan suara romantisnya, tapi detik berikutnya dia kena cakar.

Changmin kerepotan karena kena sundul terus. Dan Junsu kena cakar terus di seluruh mukanya tanpa ampun, setiap dia mau ngomong, dia kena cakar. Dan Jaejoong masih syok. -melongo-

Tapi si gadis tidak mau dengar. Dia malah berfikir kalau dia bakal segera diperkosa saat itu juga. "TIDAAAKKK! KYYAAAAA! AAAHHH! LEPASS! LEPASS!"

Saat itu si gadis menghentak-hentakkan badannya seperti orang kejang-kejang. Dan karena itu kepala Changmin membentur tembok dan membuat tali kesabarannya putus. Saat itu juga dia mengangkat ke atas makhluk menyebalkan itu. Melihat moment aneh itu, 3 cowok lainnya melongo-dan Jaejoong masih syok-

Changmin membawa gadis itu ke kamar mereka berlima, dan melemparnya ke kasur. "Dasarrrr... Wanita siaallllll" Changmin menggeram kesal. "Hei, dengar ya, Aku ini... aku ini.. kkhhh... AKU INI YANG MENYELAMATKANMU!" Suara Changmin kencang sekali, sampai-sampai burung kolibri yang hinggap di jendela kamar mereka nyaris gagal lepas landas karena kaget.

"KENAPA SIH KAU BERFIKIR KALAU KAMI INI PEMERKOSA?" Changmin kesal sekaligus sedih. Dia sangat iba pada gadis yang gemetaran di atas tempat tidur itu. Seperti apakah kehidupannya? Dunia penuh dusta... Dunia penuh kepicikan... Dunia penuh dengan manusia mesum. Seperti itukah? Seperti itukah? Changmin kesal. Merasa tak berdaya. Marah pada pemerintah dan alat kelengkapan negara Korea. Kenapa tak ada yang merawat gadis kecil ini? Dimana orang tuanya? Kenapa tak merawatnya? Wajah gadis itu...gemetarnya.. Tenaga kuatnya.. melambangkan dunia keras yang dia hadapi. Tak adakah tempatnya bernaung? Tak adakah orang yang bisa dipercayainya?

Changmin ingin mengeluarkan kata-kata untuk menghibur. Tapi dia tak tahu apa yang harus di katakan. Dia merasa kurang pengalaman. Dia tak pernah hidup susah. Dia punya tempat bernaung... teman... keluarga... orang yang dipercayai... Dia selalu hidup berkecukupan. Changmin tak berdaya. Air matanya terasa akan tumpah keluar. Dia buru-buru bangkit dan keluar. Dia menabrak Jaejoong, dan beradu pandang. Jaejoong mengerti.

Jaejoong masuk kedalam kamar itu, berlutut di dekat gadis itu, menatapnya penuh rasa iba. Dia ingin bicara. Dia memilih kata-kata di otaknya dengan hati-hati. Tapi kemudian dia menyadari... wanita ini lapar. "Kau lapar ya?" Si gadis memalingkan wajahnya dari Jaejoong. "Tunggu disini ya? Aku buatkan makanan" Jaejoong membelai kepala si gadis dengan penuh kasih sayang.

Yoochun dan Junsu menjauh dari kamar dan mencari Changmin. Yunhoo kembali ke kamar mandi setelah di tempeleng oleh Jaejoong. Jaejoong mengeluarkan semua bahan makanan mahal yang disimpannya diam-diam untuk merayakan hari spesial.

Yoochun dan Junsu tahu di mana Changmin. Dia ada di kamar kerja. Kamar kerja itu terkunci. Yoochun ingin menasehatinya pelan-pelan, tapi Junsu langsung ngomong tanpa mikir "Kau nangis ya Changmin?" Yoochun kaget luar biasa mendengar sahabat karibnya ngomong begitu. Yoochun merasakan aura membunuh dari kamar kerja itu. DAAKKKK! Changmin menghantam pintu dan membuat kakak-kakaknya kaget. Yoochun hampir melompat ke punggung Junsu. Akhirnya, Yoochun dan Junsu meninggalkan Changmin. Tentu saja setelah susah payah membujuk Junsu untuk tidak ikut campur.

Setelah Jaejoong selesai masak, Changmin keluar sambil cemberut dan wajah merona malu dan perut keroncongan. Yunhoo, dengan menjaga jarak, pelan-pelan mengajak si gadis keluar. Dan si gadis menurut keluar. Yoochun dan Junsu sudah ada di meja makan. Dan Yoochun dengan sekuat tenaga meminta Junsu untuk jangan banyak omong. Semua duduk di meja makan. Menunggu. Kemudian Jaejoong mempersilahkan mereka untuk makan. Semuanya makan. Tapi si gadis tak menyentuh makanannya sedikitpun.

"Makanlah" Jaejoong mempersilahkan. Tapi si gadis menggeleng.

Jaejoong jadi merasa sedikit tersinggung, karena selama ini tidak ada orang yang menolak masakannya. Jaejoong mengambil dagin cincang dari piring si gadis dan melayangkannya di wajah di gadis. Si gadis terkejut. Berfikir sebentar. Dan akhirnya dia menerima suapan Jaejoong dengan malu-malu. Ekspresinya imut sekali. A...Aduhh~~~ imutnyyaaaa~~~ Jaejoong senang sekali melihat ekspresi gadis itu. Sekali lagi dia menyuap si gadis, dan si gadis menyambutnya dengan ekspresi yang sama Duhhhh~~imut bangettt~~~Yunhoo pun merasakan hal yang sama dengan Jaejoong. Karena yang imut di group mereka hanya changmin. Tapi Changmin sudah bertambah besar dan jadi maskulin. Membosankan jadinya.

Selesai makan, Changmin membantu Jaejoong menyiapkan teh dan merapikan piring. Mereka berenam duduk di meja makan. "Nah, sekarang. Tolong sebutkan siapa namamu" Yunhoo berkata setelah berdeham-deham 3 kali.

Si gadis bergerak-gerak gelisah, dan merona malu-malu, membuat Jaejoong ingin mencubitnya.

"Na.. namaku Minnie Puspitasari" Jawab si gadis. Suaranya merdu, membuat Jaejoong berdebar keras.

"ng... anu.. aku.. UKH!" Minnie melompat dari kursinya. berlari kearah wastafel dan muntah hebat. Sebenarnya Minnie muntah karena perutnya yang kosong selama 3 hari dan hanya berisi angin, tiba-tiba dihantam dengan makanan berat membuatnya mual dan muntah. Tapi 3 cowok di meja makan itu menatap Changmin dengan tatapan membunuh. Sementara Jaejoong menepuk-nepuk punggung Minnie. "Ukkhh" Minnie melanjutkan. "Di.. dia.." Minnie menunjuk Changmin. "Dia bilang dia akan bertanggung jawab padaku"

kelima cowok itu seperti tersambar petir. Yunhoo langsung memekik sambil menarik-narik kerah baju Changmin, "Pria jahanam! laknat sekali perbuatanmu!"

"HAAAHH?"

"Pantas saja dia berteriak 'pemerkosa-pemerkosa' ternyata... kau..." Yoochun menangis

"Tung... tunggu dulu."

"Jadi benar ya Changmin? Kau membawa gadis itu karena dia mirip dengan Jeniffer si artis porno yang dulu ada di DVD pornomu." Junsu ngoceh tanpa mikir.

Changmin meninju mulut Junsu, dan Jaejoong menampar-nampar wajah Junsu. Yoochun menyumpahi Junsu dalam hati. Yunhoo melempar Junsu dengan sandal rumah.

"Dengarr duluuu~~~ ada alasannyaaa" Changmin susah payah menerangkan alasannya pada kakak-kakaknya yang sudah salah paham duluan.


"Ohh~~ begituu~~" Yunhoo mendesah lega setelah mendengar penjelasan Changmin.

"Kukira kau sudah melakukan hal yang tak senonoh padanya. Nih coklat Cadburry buat mu" Yoochun nyogok Changmin. (Supaya Changmin nggak ngambek sama dia)

"Tadinya aku nyaris meminta Yunhoo untuk mengurangi jatah makanmu" Kata Jaejoong sambil mengelus-elus rambut Changmin yang tebal.

"Kukira kau membawanya kemari kaena dia mirip artis porno Jeniffer" Lagi-lagi Junsu ngoceh nggak karuan.

Changmin meninju mulut Junsu. Jaejoong menampar-nampar wajah Junsu. Yunhoo melempar Junsu dengan sendal rumah. Yoochun menyumpahi Junsu dalam hati.

"Ng.. ngomong-ngomong... kalian tinggal bersama disini?" Tanya Minnie malu-malu.

"Tentu saja" Jawab Yunhoo dengan nada suara bermartabat. Leader soalnya.

"Berlima?" Matanya terbelalak

"Ya!"

"Dengannya?" Menunjuk Jaejoong

"Tentu."

"Satu kamar tidur?"

"Di sini hanya ada satu kamar tidur,"

"Me... mengerikan sekali.."

"Kenapa?"

"4 orang pria raksasa tinggal seatap dan sekamar dengan 1 wanita cantik. Tidakkah itu menyeramkan?"

Terdiam... Kemudian tawa mereka meledak, dan Jaejoong pucat.

"Ke.. kenapa?" Tanya Minnie bingung.

"Khukhukhu... dengar ya... masa' kau tidak tahu sih? TVXQ itu semuanya pria.. nggak ada yang cewek" Yunhoo terkekeh-kekeh.

"HAH? COWOK? DIA?"

"Jangan bercanda Minnie.. Kau tahu kann~ kalau TVXQ itu semuanya cowok"

Minnie meragukan kenyataan kalau Jaejoong itu cowok. Dia berjalan ke arah Jaejoong, lalu MERABA-RABA dadanya. Jaejoong kaget, dan kemudian membuat tanda silang di atas dadanya.

"Da.. Dadanya rata!" Minnie kaget.

"TENTU SAJAAA!" Jaejoong putus asa.

"Ta.. Tapi.. kok wajahmu lebih cantik dari aku?"

Tak ada yang menjawab pertanyaan Minnie, mereka hanya tertawa terbahak-bahak, sampai Changmin yang sedang makan coklat keselek.

"Aduh.. kamu lucu banget siiiihhh..." Yunhoo mencubit pipi tembam Minnie tanpa sadar. "Jangan pura-pura ah!"

"Pura-pura apa?" Minnie bingung.

"Jangan pura-pura tak kenal pada kami yaa~~" Yunhoo gemas.

"Eh… umm… Ah! Aku tahu! Kalian PASTI orang yang bekerja secara online kan?"

"Bukaannn~~ aduuuhhh…. Kami ini TVXQ masa' kau nggak kenal"

"Tii~Vii~Eks~kiyu~?"

"iya"

"Apaan tuh?"

Semua tersentak kaget. Di Korea ini…. di Negara Korea ini… ada orang.. orang… yang NGGAK KENAL TVXQ! Ini pasti keajaiban dunia kedelapan.

"Masa' kau nggak kenal. Kami ini artis idola! Pujaan seluruh ASIA!" Junsu menyombongkan diri. Dia merasa tersinggung. Bisa-bisanya ada anak perempuan yang tak terpengaruh oleh feromon luar biasa dari 5 cowok keren nan tampan –tapi norak—

"Ck… kenal sama artis nggak bikin kenyang." Jawab Minnie enteng.

Changmin, Yunhoo, Yoochun, terutama Jaejoong setuju. Sedangkan Junsu syok berat.

"Kenal sama artis malah bikin perut tambah laper." Tambah Minnie.

Changmin, Yunhoo, Yoochun, Jaejoong ngangguk-ngangguk.

"BUANG-BUANG DUIT AJA"

Kata-kata Minnie yang terakhir membuat Junsu sadar. Oh iya ya? Dia kan miskin(wah ga sopan!)

"T'rus, dimana rumah mu?" Tanya Yoochun. "Bisa gawat kalau kami nggak tahu rumahmu. Bisa-bisa Cassie dan Bigeast yang tahu kalau Changmin punya 'pacar' menyerbu masuk ke rumah mu dan 'membunuhmu"

"Kesi? Big iis?"

"Nama panggilan buat fans kami." Jelas Jaejoong.

"Ooh.."

"Jadi, rumah mu dimana?" Lanjut Changmin.

Minnie terdiam sebentar. "emmm…. Sebenarnya…. Soal rumah aku mau minta tolong… boleh?" Pipinya merona malu-malu.

"Oh tentu! Tentu!" Yunhoo menjawab buru-buru "Kau sudah menyelamatkan member kami, dan masih harus direpotkan lagi untuk sementara waktu. Sudah pasti kami akan memberikan apa yang kamu mau saat ini"

"Sebenarnya aku di usir dari apartemen ku" Lanjut Minnie malu-malu. 5 cowok di depannya hanya diam saja. "Boleh... aku tinggal di sini?" 5 cowok itu kaget sekali.

"Eh! Emmm… maksudku… tentu saja nggak gratis! Aku pasti kerja. Aku cukup pandai mengerjakan pekerjaan rumah. Dan masakan ku juga cukup baik walaupun tak seenak buatan Tuan Jaejoong." Minnie buru-buru menambahkan karena melihat ekspresi syok –yang sebenarnya tidak sopan— dari 5 cowok yang 'NGAKUNYA ARTIS' tersebut.

"Oh! Kau nggak usah repot-repot!" Kata Yunhoo nggak kalah cepat. "Kau pasti bakal kerepotan jadi 'pacar' Changmin. Dan nggak perlu pakai kata-kata sopan ke kami. Kamu boleh tinggal di sini. Kamu bisa tidur si sofa dekat ruang keluarga –nonton tv— Di sana ada sofa yang bisa di ubah jadi tempat tidur. Kami nggak akan kurang ajar sama kamu. Justru bagus sekali kalau kamu bisa tinggal di sini, kami jadi bisa melindungi mu lebih baik dari Cassie atau Bigeast. Umur mu berapa? Barang-barang mu ada dimana? Biar kami ambil."

"Oh, nggak usah repot-repot, aku bisa tidur di lantai kalau perlu. Umur ku 17 tahun. Lalu, aku nggak punya apa-apa di apartemen ku yang dulu, jadi nggak usah di ambil."

"Tidak, kamu bisa tidur disana! Bagaimana dengan baju?"

"O-o-oh.. baju ku Cuma satu. Yahh… yang aku pakai saat ini adalah baju ku yang terakhir."

"O-o-ooo-h…" Yunhoo tampak menyesal menanyakan hal itu. "Kalau begitu kamu harus mandi dulu! Setelah itu Jaejoong dan Changmin akan mengantarmu beli baju."

"KOK AKU?" Protes Changmin dan Jaejoong.

"Changmin, kamu sudah merepotkan anak ini. Kamu HARUS bertanggung jawab" Jelas Yunhoo. Changmin hanya tertunduk. "Jaejoong, kamu punya BANYAK kakak perempuan, jadi setidaknya kamu tahu dimana butik pakaian yang bagus bukan?"

"I… iya sihh…" Jaejoong malu-malu.

"Kalau begitu sudah di tentukan!" Yunhoo menutup rapat siang itu.


"Changmin, pinjam sweater biru-mu" Kata Jaejoong. Sambil menyiapkan alat menjahit.

"Buat apa?"

"Buat Minnie. Sweater biru itu sudah nggak dipakai kan?"

"Kenapa harus punya ku?"

"Karena badan mu paling gede di sini."

Dengan berat hati Changmin memberikan sweater birunya pada Jaejoong. Memang sweater itu sudah nggak dipakai. Tapi itu SWEATER KESUKAAN Changmin. Lalu, dengan kejamnya Jaejoong menggunting-gunting sweater itu, dan merajut kembali bagian yang sudah jelek dengan warna yang sama.

"Waahh~~ akhirnya selesaii!" Kata Jaejoong dengan penuh kebahagiaan. Dia sangat puas dengan hasil karyanya. Sweater tua Changmin yang GEDE, dalam waktu tiga menit seperti masak mie instan, berubah menjadi sweater mungil yang sangat imut. Sweaternya jadi bermotif bunga.

"Minnie~ sana mandi! Habis itu pakai baju ini ya? Setelah itu kita baru cari baju untukkmu" Dalam waktu sekejap, Jaejoong menyukai Minnie, seperti dia menyukai adiknya sendiri, sampai membuat Yunhoo kesal. Tapi.. apa yang membuat Yunhoo kesal? Yunhoo sendiri tidak tahu.

Minnie menurut dan langsung masuk ke kamar mandi. Ukh! Ada bau tak menyenangkan di kamar mandi. Bau apa ini? uukkh.. ini pasti yang namanya BAU COWOK. Bau nya sangat asing di hidung Minnie yang biasa hidup sendirian. Apalagi di dalam kamar mandi itu hanya ada sabun dan shampoo khusus cowok. Sabun dan shampoo macam begitu bisa bikin rusak kulit cewek. Tapi.. daripada tidak mandi, Minnie akhirnya pasrah. Cukup lumayan juga pakai sabun dan shampoo khusus cowok itu. sudah lama dia tidak mandi dengan layak. Air hangat terasa sangat menyegarkan.

Selesai mandi, dia mengeringkan tubuh mungilnya dengan handuk pinjaman. Bahkan handuk itu pun bau cowok. Tapi.. handuk itu hangat. Sedetik kemudian dia melihat bayangan dirinya di cermin. Wah! Badannya jadi benar-benar bersih sekarang. Kulitnya jadi semakin putih. Rona di wajahnya semakin jelas berkilau. Rambut ikalnya jatuh dengan indah dan berkilau. Di cermin yang jujur itu, tampaklah sesosok gadis cantik bertubuh indah nan sempurna. Aduh! Minnie jadi malu sendiri melihat bayangannya. Dengan segera dia memakai sweater yang sudah dirombak oleh Jaejoong. Sweater itu cocok sekali di tubuhnya.

Minnie keluar dari kamar mandi dengan malu-malu. "A.. aku sudah selesai mandi." Katanya.

"Oh, kal.." Jaejoong terpesona melihat gadis cantik di depannya. Wajah Minnie merona bahagia karena baru selesai mandi. Kakinya yang putih dan panjang semakin terlihat jelas. Lehernya jenjang dan ramping. Begitu pula badannya. Dia tampak lebih cantik daripada artis Korea yang lain.

"Kenapa?"

"Ah, nggak… ehehehe" Jaejoong salah tingkah. Waduh! Cewek ini imut bangett~ aku mau cewek kayak gini ada di sekitar ku. Dduuhh… aku mau memakaikan macam-macam baju padanya. Aku juga mau menata rambutnya. Aku mau mengeringkan rambutnya. Aku mau adik kayak gini! Kata Jaejoong dalam hati.

"Nah ayo kita pergi!" Jaejoong bersemangat. Changmin agak malas, tapi apa boleh buat. Awalnya Yunhoo mau ikut, tapi dia ketiduran. Yoochun terlalu asyik menemani Junsu main game, dan Junsu nggak peduli apapun kecuali game yang sedang di mainkannya.

Sebenarnya, Jaejoong ingin mereka naik kendaraan umum saja, tapi Changmin menolak karena masih trauma dengan kejadian tapi pagi. Akhirnya mereka naik mobil pribadi. Jaejoong masuk duluan, Minnie duduk di tengah, dan Changmin –setelah kejedut pintu mobil— duduk paling terakhir.

"Badan mu gede banget ya? Kayak kayu gelondongan" Kata Minnie tiba-tiba. Jaejoong dan pak supir setengah mati menahan ketawa. Dan Changmin hanya tersenyum pahit. Dia sudah biasa mendengar ucapan semacam begitu.

"Hebat lho!" sambung Minnie. "Kalau badannya segede begitu bisa melakukan dengan mudah hal-hal yang tak bisa orang biasa lakukan." Changmin tersentak. Biasanya orang –bahkan fans— hanya menertawakan tinggi badannya. Tapi Minnie melihat tinggi badan Changmin dari sudut pandang yang berbeda. Wajah Changmin jadi semerah buah ceri karena senang.

"Nama mu lucu ya, Minnie? Kamu bukan orang Korea ya?" Tanya Jaejoong, yang dari tadi sudah gemas ingin bertanya.

"Hmm… aku ini campuran. Ayahku orang perancis dan ibuku orang Jawa."

"Jawa?" Tanya Changmin ikut-ikutan

"Indonesia."

"Oooh…"

"Pantas wajah mu agak bule. Ternyata ayahmu orang perancis" Jaejoong kagum.

"Minnie itu nama panggilan. Nama asli ku Natasya Puspitasari Fitzegarld. Tapi, kata orang-orang, ayahku sering memanggilku 'my little Minnie' Tapi kalau di Perancis, nama ku Cordelia Fitzegarld. Orang-orang di Perancis memanggilku 'Lia' atau 'Lyla' namaku ada banyak ya? Jadinya, namaku yang sebenarnya itu Cordelia Natasya Fitzegarld, tapi nama panggilan ku Minnie."

"Kau pernah ke Perancis?"

"Waktu SMP. Makanya aku bisa 5 bahasa secara fasih. Bahasa Indonesia, Perancis, Inggris, Korea dan Jepang."

"Jepang? Kenapa kamu juga bisa bahasa jepang?"

"Dulu aku sempat kerja sambilan di restoran Jepang, aku belajar bahasa Jepang dari master."

"Tunggu dulu," Changmin memotong. "Tadi kau bilang kata orang-orang, memangnya ayahmu kemana?"

Minnie terdiam sejenak. "Meninggal, karena kecelakaan. Ayah dan ibuku, tewas di tempat."

"Ma, maaf" Changmin menyesal.

"Berarti, setelah itu kamu di adopsi oleh keluarga ayahmu di Perancis ya?" Jaejoong buru-buru bertanya. Tapi Minnie hanya tersenyum simpul. Untungnya mereka langsung sampai di tempat yang di inginkan Jaejoong.

Setelah membaca nama butik nya, Minnie langsung menolak masuk. "Kenapa?" Tanya Jaejoong kecewa. Dia sangat ingin memakaikan Minnie baju-baju imut berwarna cerah.

"Kenapa katamu?" Minnie memandang Jaejoong ngeri. "BACA DONG! BACA! Itu butik buat orang kaya! Satu blus saja harganya sudah ratusan ribu! Kau mau membuatku pingsan dengan memakai baju seperti itu? HAH!" Minnie histeris sekali.

"Tenang saja, kami yang bayar semuanya." Kata Jaejoong enteng.

"Bukan itu masalahnya! Aku nggak bisa pakai baju mahal begini! Sampai mati pun aku nggak mau!"

"Kamu harus mau! Kamu kan 'pacar'nya super idol Max Changmin"

"Tapi kan hanya bohongan!"

"Tapi harus terlihat asli bukan?"

"I, iya siihh" Minnie termakan siasat Jaejoong.

"Kalau begitu ayo kita masuk!" Jaejoong menarik tangan Minnie dan Changmin. Dia senang sekali karena impiannya mau memakaikan Minnie macam-macam baju akan kesampaian.

Di dalam butik itu, Jaejoong semangat sekali. Dia menyuruh Minnie mencoba berbagai macam baju. Mulai dari baju yang dipakai sehari-hari, untuk jalan-jalan, dan untuk ke pesta. Minnie sampai kebingungan harus pakai yang mana. Semua baju yang direkomendasikan Jaejoong pas di badan Minnie. Changmin hanya bengong di sudut butik karena nggak ngerti soal baju cewek. Changmin heran sekali, kok bisa ya, si Jaejoong ngerti soal baju cewek? Jaejoong juga membelikan sepatu dan perhiasan untuk dipakai Minnie. Kosmetik juga. Pokoknya Jaejoong semangat sekali.

Selesai belanja, Jaejoong bersikeras ingin mendandani Minnie. Minnie awalnya menolak, tapi karena Jaejoong merengek-rengek, akhirnya Minnie pasrah saja. Changmin yang nggak ngerti apa-apa terkantuk-kantuk di luar kamar ganti. Kemudian ia tersentak mendengar suara Jaejoong.

"Ayo dong Minnie, keluar!"

"ng.. nggak! Aku nggak mau keluar! Ini memalukan!"

"nggak kok! Kamu cantik banget!"

"nggak! Nggak! Aku mau pakai sweater tadi saja!"

"Aduhh! Ayo keluar."

Jaejoong menarik-narik Minnie yang susah payah menolak. Dari sudut pandang Changmin yang terlihat hanya Jaejoong yang sepertinya sedang menarik badak.

"Sudah.. sudah jangan paksa dia kalau dia tak mau." Changmin berusaha menengahi.

"Nggak! Ya ampun Changmin kalau kau lihat dia, kau pasti terpesona setengah mati! Dia CANTIK sekali." Jaejoong bersikeras. "Ayolah Minnie… keluar!"

"Nggak!"

"hh… Minnie, keluarlah. Jaejoong sudah sangat berbaik hati mau membelikan mu baju kan? Jaejoong juga, jangan terlalu maksa perempuan, nanti nggak ada yang mau kawin sama kamu." Hmm.. Changmin bisa bijak juga.

Dengan berat hati Jaejoong melepas tangan Minnie. Dan.. Minnie.. setelah berbagai pertimbangan.. akhirnya mau keluar.

Minnie memakai baju lengan panjang warna putih, dipadu dengan rompi jeans yang ada hiasan cerinya. Lalu dia memakai rok mini jeans dilapis dengan renda hitam. Wajahnya merona karena efek perona wajah, matanya berbinar gembira. Bibirnya berkilau menggoda. Dan rambut ikalnya tergerai. Changmin merasakan dadanya bergetar aneh, dan matanya tak dapat lepas dari Minnie, sesosok gadis cantik yang sempurna dari berbagai sisi. Tenggorokannya tercekat saat Minnie melihat ke arahnya penuh makna. Tanpa Changmin sadari, mungkin… mungkin… hatinya tertikam cinta pada gadis mungil ini.

"Bagaimana? Dia cantik kan?" Tanya Jaejoong bersemangat, memecahkan ketegangan Changmin.

"Eh?... uhm.. yah, lumayan." Changmin bingung harus bilang apa. "Kalau begitu ayo kita pulang! Sudah malam, dan aku sudah lapar."

"Nggak usah, aku baru dapat SMS dari Yunhoo katanya mereka menunggu di restoran yang biasa kita kunjungi, ayo kita ke sana."

Sebenarnya Changmin ingin pulang saja. Tapi berhubung kakak-kakaknya sudah ada di restoran, yah… apa boleh buat.

Di restoran itu, 3 cowok yang sudah menunggu kedatangan temannya terpesona melihat gadis mungil imut nan cantik sedang berjalan ke arah mereka. Junsu bengong, Yunhoo jadi teringat adiknya, dan Yoochun memikirkan kalimat pujian romantis apa yang harus diberikan kepada Minnie.

"Hai semuanya! Udah pesen makanan belum?" Tanya Jaejoong.

"Belum." Jawab Yunhoo singkat. Jaejoong langsung duduk di sebelah Yunhoo. Changmin duduk di sebelah Yoochun dan Junsu, dan Minnie ngikut Changmin.

"Wah, kamu cantik sekali Minnie. Dari awal bertemu aku sudah tahu kalau kamu cantik. Kamu bagaikan mawar liar yang ada di pinggir jalan." Yoochun mengeluarkan kata-kata romantis yang di balas dengan pedas.

"Ah, bohong aja nih" Kata Minnie sambil senyum, membuat Yoochun syok berat.

"nah kalian mau makan apa?" Tanya Yunhoo. "Hari ini aku yamg traktir deh!"

"HOREEE!" Junsu memekik. "Kalau gitu aku mau stik sapi, chicken beef burger, parfait special…" dan masih banyak lagi yang di pesan Junsu.

Tapi Changmin nggak mau kalah rakus, "Aku pesen nasi goreng, Steak special rekomendasi restoran ini, parfait jumbo, pudding perancis…" dan masih banyak lagi.

Minnie hanya senyum-senyum saja sampai dua manusia rakus jenis terbaru itu selesai pesan. Dan Yunhoo hanya bisa cek isi dompetnya. Selesai dua manusia rakus itu memesan makanan, Minnie langsung nyerocos:

"Pantas badan Junsu gempal, dan Badan Changmin tinggi kayak tiang listrik" Sambil senyum tentunya. Junsu syok part 2, dan Changmin sudah nggak kaget lagi.

Dari tadi saat di mobil, Minnie sudah ngbrol pakai bahasa slank khas daerah kumuh, yang kasar banget. Jaejoong sudah membuat keputusan untuk membetulkan gaya bahasa Minnie yang parah.

Saat mereka tengah mengbrol, di TV yang ada di restoran itu menyampaikan berita pembuhan. Pembunuhan kali ini di lakukan oleh pembunuh bayaran, pembunuh ini sadis, dia membunuh dan memberikan tubuh yang sudah mati itu pada pihak keluarga korban dan menulis di samping tubuh korban dengan dara korban: 'kepada nona/tuan XXX yang tercinta. Saya antarkan pada anda tubuh orang yang ada cintai'

"Wah! Sadis!" Komentar Junsu.

"Uhm, pembunuhnya tidak punya hati." Yoochun menimpali. Setelah berkomentar, Yoochun jelas-jelas melihat, sebuah seringai kecil muncul dari bibir Minnie, dan ada aura dingin yang membuat Yoochun bergidik saat melihatnya. Minnie menyadari dirinya sedang di perhatikan lalu menoleh ke Yoochun.

"Kenapa Yoochun? Kamu kaget ya? Nggak biasa ngeliat yang kayak gitu ya? Payah ya kamu" Minnie tertawa riang. Seketika itu juga, aura dingin tadi menghilang. Yoochun bingung. Apakah yang dilihatnya tadi hanya khayalannya semata? Yah.. sudahlah.. saat ini semuanya sedang bahagia kok.

Kelima cowok itu makan dengan rakusnya. Minnie juga nggak kalah rakus. Mereka berenam saling bertukar canda. Gelak tawa mewarnai acara makan malam mereka.

"Haa~ bodohnya aku~" desah Jaejoong saat di mobil dalam perjalanan menuju apartemen.

"Kenapa?" Tanya Junsu.

"Aku lupa beli baju tidur dan gaun malam untuk Minnie! Padahal aku mau melihatnya pakai baju tidur!"

"dasar kelainan jiwa." Ejek Yoochun, yang langsung di tabok sama Jaejoong.

"Ck, kalau Cuma baju tidur, dia bisa pakai baju Changmin dulu untuk sementara." Yunhoo ngomel.

"Kok aku lagi?" Protes Changmin.

"Mau protes?"

"Nggak deh~ "

Sesuai perjanjian, Minnie tidur di ruang keluarga. Baginya nggak masalah tidur di sana. Lagi pula Yunhoo sudah meminjamkannya selimut yang –walaupun bau cowok— hangat.


Di pagi hari yang cerah. Jaejoong paling pertama bangun di kamar super idol itu. Nengok ke kanan, ada Changmin yang lagi tidur dengan gaya ballerina. Nengok ke depan, ada Junsu lagi tidur sambil gigit bantal guling. Nengok ke kanan di sebelah Changmin, ada Yoochun lagi tidur dengan wajah tenang nan damai seperti orang mati. Nengok ke serong depan, ada Yunhoo lagi tidur sambil peluk boneka Bambi.

Dengan malas, jaejoong menyingkap selimutnya. Membiarkan tempat tidurnya kusut, dan berjalan keluar kamar. Dia HARUS membuat sarapan untuk 4 makhluk rakus yang sedang tidur.

Begitu cowok yang cantiknya melebihi Miss Universe ini keluar kamar, dia langsung mencium bau harum. Lho? Kok ada bau harum? Siapa yang lagi masak? Jaejoong mengendap-endap seperti tikus lapar yang ingin mencuri makanan dari dapur. Saat itulah, dia melihatnya. Sosok seorang gadis cantik dengan rambut ikal terikat memakai apron sedang memasak pancake. Jaejoong terpesona dengan sosok gadis mungil yang bergerak lincah kesana-kemari untuk menyiapkan sarapan. Dia menghias meja makan dengan bunga lili. Taplak meja makan yang dibiarkan usang pun diganti dengan taplak meja kotak-kotak warna hijau cerah. Awalnya Jaejoong tidak mengenali gadis mungil dengan mata berkilat jahil itu. tapi kemudia dia sadar dan memekik: "MINNIE?"

Minnie kaget setengah mati, dia melempar adonan pancake ke muka Jaejoong yang lagi melongo. Sedetik… dua detik… tiga detik… kemudian Minnie memekik juga: "Bishounen! Paan sih! Ngagetin aja!"

"Ma, maaf."

"Ck, aku mesti bikin adonan lage donk? Bishounen sih!"

"Bishounen? Kok aku di panggil bishounen?"

"Eh, salah ya? Kalo gitu Bishoujo deh"

"Jangan ngawur. Panggil aku Jaejoong."

"Ok deh neng!" Minnie nggak peduli.

Minnie mulai mengaduk adonan lagi. Jaejoong akhirnya membantu Minnie membuat pancake.

"Kok kamu tahu kalau aku mau buat pancake?" Tanya Jaejoong.

"Soalnya, kemaren malem, pas kamu lagi tidur, kamu ngigo begini: 'besok pagi pancake… pancake… pagi pancake… pancake pagi… pancake gede… pan… cake… grrokkkkkhhh' trus, kamu ngorok deh."

"uwaaaa… malu-maluin!"

"Apanya yang malu-maluin?" Tanya Yunhoo setengah kesal.

"Ah! Ketua kelas, nggak da pa-pa kok, aku cuman inget, kalo kemaren si bishounen ngo… MMMMHH!" Jaejoong membekap Minnie.

"Sssstt! Jangan kasih tau siapa-siapa! Ini rahasia kita aja ya?" pinta Jaejoong.

"Ya deeehh~"

"Kalian kok main rahasia-rahasiaan sama aku sih?" Yunhoo merasa urat kesabarannya sudah mau putus.

Minnie menaruh hari telunjuknya di atas bibir lalu berkata lirih sambil manyun: "Rahasia sesama cewek."

"Hah~?" "ng? hari ini kita makan apaa~?" Baru saja Yunhoo mau ngamuk, datanglah Junsu bak malaikat penyelamat.

"ah, kita makan pancake hari ini." Jawab Minnie enteng. Dia tidak melihat wajah Yunhoo memerah karena menahan amarah.

"Tolong seseorang bangunkan Changmin." Kata Yoochun begitu keluar dari kamar. Wajahnya bonyok.

"Hiii~! Kenapa wajahmu bonyok begitu?" Jaejoong ngeri.

"Tadi waktu aku mau bangunin dia, aku di tendang. Dasar anak tak tahu diri" Yoochun sama marahnya dengan Yunhoo.

"Biar aku yang bangunin." Minnie menawarkan diri, tapi langsung di cegah oleh Jaejoong.

"Jangan Minnie! Bisa-bisa wajahmu yang imut itu lebam-lebam gara-gara anak laknat itu!"

"Tenang aja, aku dah biasa kena jotos kok."

"Nggaaaaakk~~ aku saja yang bangunkan Changmin! Kamu disini aja." Jaejoong langsung ngebut ke kamar seperti angina topan. Dan, Jaejoong hanya perlu waktu SATU MENIT untuk membangunkan Changmin.

"Jadi." Kata Junsu sambil menyesap teh buatan Minnie yang lezat. "Kenapa Changmin nangis?"

"nggak kenapa-kenapa. Ya 'kan Changmin?" Jaejoong membela diri sambil mengelus kepala Changmin.

"Bohong! Tadi aku liat, Jaejoong nyium Changmin gara-gara gemes ngeliat Changmin nggak mau bangun. Ya 'kan?" Jelas Minnie sambil nyengir iseng.

"Kamu memang sakit jiwa." Ejek Yoochun. Jaejoong melempar garpu ke Yoochun. Yoochun menghindar, dan akhirnya garpu itu mendarat di dahi Junsu.

Tiba-tiba Yunhoo menarik-narik lengan baju Jaejoong. "Oi, coba lihat itu" Katanya sambil menunjuk TV.

Siaran di chanel tv itu menggosipkan tentang artis terkenal bernama MAX CHANGMIN terlihat sedang berjalan mesra dengan seorang gadis berambut mungil. Gadis itu diduga adalah pacar MAX CHANGMIN.

"Waduh, aku ngetop nieh~" Minnie terkekeh.

"Ceritanya cepat tersebar ya?" Yunhoo mendesah.

KRIIIIINGG~ telepon rumah berbunyi. "Biar aku yang angkat~" Jaejoong segera mengangkat telefon itu.

"Halo?... Iya.. benar.. Oh! Selamat pagi pak!... eh?" Wajah Jaejoong langsung pucat.

"BB… BA.. BAIK PAK! SS…SEE…SEBENTAR." Jaejoong tergagap.

"Changmin.. ayahmu"

Mata Changmin terbelalak dan wajahnya pucat. Dengan kecepatan penuh, dia menyambar telefon itu dari Jaejoong. Jaejoong menguping, diikuti dengan 4 cowok lainnya, diikuti dengan Minnie yang penasaran.

"Ha.. halo? Ayah. Apa kabar? Tumben menelfon. Hari ini aku mau ke rumah kok." Changmin gugup.

"Bawa wanita itu kemari" kata Papa Changmin.

"Hah?"

"BAWA PACARMU KEMARI! Aku BUKAN mengijinkan mu jadi artis untuk PACARAN, tapi untuk berprestasi."

"Tunggu dulu ayah… biarkan aku.."

"NGGAK ADA ALASAN! Wanita itu pasti bukan wanita baik-baik. Dia pasti hanya mengejar uang dan wajahmu saja."

Minnie tersinggung. Yahh,, memang sih dia jadi pacar Changmin karena dibayar perbulan sama Changmin. Tapi 'kan, Changmin sendiri yang minta. Hmm…dasar orang tua.

"Tung, tunggu dulu."

"Kalau kau tidak mengajaknya kemari saat ini juga, kau tidak ku anggap sebagai anakku. TITIK!"

TUUT…. TUUT… TUUT…. Telfonnya di tutup dengan sadis. Jadi… bagaimana nih? harus menemui ayahnya Changmin? Cuma karena pura-pura pacaran, jadi terjadi hal mengerikan seperti ini… gimana nasib Changmin yang wajahnya pucat dan Minnie yang semangatnya membara karena tersinggung yaaa?


A/N: huwaaa~ maaf yang sebesar-besarnyaaa! aku baru sadar ternyata ada bagian yang ga ke download waktu aku masukin fic ini ke ffn. saya harap anda semua mau membaca kembali chapter 1 ini. bagian yang tidak dibold adalah bagian yang ga ke download wakti di awal. supaya kalian ga bingung sama cerita chapt 2, tolong baca bagian yang ga di bold dulu ya... (_ _)