Summary: ketidak adilan membuatnya merasakan kesedihan, dan dari semua itu melahirkan sebuah kebencian. Hatinya serasa mati, dan perubahan dunia menjadi tujuannya kini.
Warning: Semidark!Naru, Uchiha!Naru, OOC, OC, membosankan, ide pasaran, dll...
Semua char yang saya gunakan merupakan milik resmi abang MK. Saya cuma terobsesi membuat sebuah cerita dari fic yang dibuat oleh teman-teman karna merasa tidak ingin kalah. Hehehe..
Berhubung ini adalah fic awal, saya tidak mau panjang lebar. Tapi yang harus diketahui, Naruto bukanlah Uzumaki atau Namikaze. Tapi seorang Uchiha, kenapa ? Karna sepertinya sy sedang tertarik dengan klan ternama itu. Jadi, silahkan dinikmati...
M
K
Konohagakure no sato, sebuah desa yang akibat serangan dari seseorang yang misterius dan amukan dari Kyubi, salah seekor bijuu membuat desa tersebut hampir musnah. Tapi, berkat seorang atau lebih tepatnya sebuah keluarga, Kyubi mampu dihentikan dengan cara menyegelnya di tubuh seorang bayi.
Beberapa tahun kemudian, penduduk desa itu mulai bangkit dari keterpurukannya. Dan desa Konoha sedikit demi sedikit mulai kembali maju. Tapi, sebuah masalah kembali terjadi. Yaitu, para tetua desa menyalahkan salah satu klan ternama yang diketahui sebagai salah satu klan yang membangun desa tersebut.
Uchiha klan yang merasa tidak terima dengan tuduhan tersebut membuat sebuah rencana, yaitu melakukan kudeta dan menyerang desa. Namun, rencana itu diketahui oleh para tetua melalui Kapten ANBU mereka yang juga merupakan anak dari pemimpin klan Uchiha, yaitu Uchiha Itachi.
Pemimpin dari kedua kubu dengan mengeluarkan seluruh kemampuan berpikir mereka mencari jalan lain selain pertumpahan darah, tapi sepertinya tidak ada cara lain lagi. Karna desakan dari salah seorang tetua ditambah dengan dua tetua lain yang berhasil di yakinkannya membuat Hokage, sebutan untuk pemimpin desa Konoha, tidak bisa mengelak.
Tapi, Uchiha Shisui, sahabat sekaligus rekan Itachi di satuan ANBU, menemukan cara yang tepat untuk menghindari peperangan. Yaitu dengan memanfaatkan kemampuan Sharingannya untuk mengubah pikiran para tetua. Namun, sekali lagi rencana itu gagal. Karna Danzo, tetua desa Konoha itu terlebih dahulu bertindak dengan cara mengambil mata kanan Shisui dan menyebabkan Shisui tidak bisa menjalankan rencananya.
Hingga akhirnya Shisui lebih memilih bunuh diri dengan menenggelamkan tubuhnya di sungai, tapi sebelum itu ia menitipkan mata kirinya yang tersisa kepada Itachi. Berharap Itachi menemukan cara yang tepat untuk masalah tersebut.
Namun, Itachi tidak mempunyai pilihan lain. Ia pun datang menemui Danzo dan melakukan sebuah kesepakatan dengannya. Isi kesepakatan itu adalah Itachi bersedia melaksanakan misi untuk memusnahkan klan Uchiha, tapi sebagai gantinya ia menginginkan seseorang untuk tetap hidup. Dan orang itu tidak lain adalah adik Itachi, Uchiha Sasuke.
Danzo langsung menyetujui kesepakatan tersebut, dan memaksa Itachi melakukan misi tersebut secepatnya. Dengan mengumpulkan tekad dan keberanian, Itachi pun mengiyakannya dan berkata bahwa besok ia akan melaksanakannya. Tragedi itupun tidak dapat dihindarkan lagi...
M
K
Sore hari yang indah di distrik Uchiha, terlihat seorang bocah laki-laki berambut hitam kelam sewarna iris matanya. Bocah itu mengenakan baju kaos hitam polos dan celana abu-abu pendek selututnya, serta sepasang sandal yang sewarna dengan celananya.
Uchiha Naruto, nama anak itu. Berjalan dengan tenang di jalanan distrik tersebut. Sampai akhirnya dia berhenti di depan sebuah kedai yang memjajakan keperluan rumah tangga. Dengan polosnya Naruto kecil menyapa pemilik kedai itu.
"Konichiwa, Baa-san." si pemilik kedai yang ternyata sudah tua menjawab sambil mendekati Naruto.
"Ah, Naruto-kun. Konichiwa, apa yang kau inginkan?" Naruto tersenyum kecil mendengar pertanyaan yang setiap kali dirinya kemari pasti di tanyai pertanyaan tersebut.
"Yang biasa saja, Baa-san! Kaa-chan hanya menyuruhku untuk membeli itu saja."
"Baiklah, tunggu sebentar ya!" Naruto mengangguk dan si nenek masuk ke kedainya mengambilkan pesanan bocah itu, tak lama kemudian nenek tersebut keluar dengan memegang kantung yang berisi pesanan Naruto.
"Ini dia, Naruto-kun." Naruto tersenyum menerima belanjaannya itu sambil mengucapkan terima kasih.
"Arigatou, Baa-san. Kalau begitu aku pulang ya. Jaa..." Naruto pun pergi dari kedai itu menuju rumah yang di tinggalinya bersama ibunya seorang.
Setelah ayahnya meninggal pada perang shinobi ke-3, ibunya memutuskan untuk pindah dari rumah sebelumnya menuju rumah baru mereka yang berada jauh dari pusat distrik klan dan rumah baru mereka berdekatan dengan kuil Naka. Kuil yang menjadi tempat pertemuan rahasia klan Uchiha.
"Tadaima..." seru Naruto begitu masuk kedalam rumahnya. Tak lama setelah melepaskan sandalnya Naruto mendengar suara ibunya dari arah dapur, langsung saja ia melangkah menuju dapur dengan kantung belanja dalam pelukannya.
Setelah berada di dapur Naruto menghampiri dan menyerahkan belanjaan tersebut kepada ibunya.
"Arigatou, Naruto. Nah, sekarang sebaiknya kau mandi! Biar lebih segar ne." dengan tersenyum Naruto mengangguk dan berlalu meninggalkan sang ibu yang memulai kegiatan dapurnya.
M
K
Malam menjelang di desa Konoha, Itachi telah bersiap dengan peralatan ANBU nya berjongkok di atas tiang listrik utama di distrik klan Uchiha itu.
Mengeluarkan tantonya, Itachi bersiap dan berharap adiknya belum pulang. Mendongak sedikit, Itachi kembali teringat pertemuannya dengan Sasuke sore tadi di akademinya.
Saat ini Itachi berdiri di bawah pohon yang ada di depan akademi, ia berdiri disana bukan tanpa alasan. Dia saat ini tengah menunggu adik tersayangnya pulang dari akademi. Dan setelah lama menunggu, iris hitamnya melihat beberapa anak akademi mulai berhamburan keluar dari kelas mereka.
Ia terus memperhatikan anak-anak tersebut sampai akhirnya ia melihat adiknya tengah tersenyum karna di jemput oleh kakaknya. Dengan cepat Sasuke kecil menghampiri Itachi dan menyapanya.
"Nii-san, gomen membuatmu menunggu." Itachi tersenyum mendengarnya, dengan lembut ia membelai surai hitam adiknya dan membalas ucapan Sasuke barusan.
"Tidak apa-apa. Nah, Sasuke. Nii-san punya kejutan untukmu."
"hontou..?" Itachi mengangguk membenarkan pertanyaan Sasuke, sedikit rasa sedih menyerang hatinya ketika memikirkan kejutan seperti apa yang akan ia berikan kepada adiknya ini.
"Hm, tapi ada syaratnya.." kerutan terbentuk di kening Sasuke begitu mendengan perkataan kakaknya, tapi dia memilih diam untuk memdengar kelanjutan perkataan kakaknya. "..Dan syaratnya adalah kau tidak boleh pulang sampai pukul 9 malam nanti, sebagai gantinya kau harus melatih jutsu elemen katonmu di danau tempat kita biasa berlatih. Bagaimana?" kening Sasuke semakin berkerut. Tapi dia tidak bisa menolak kata-kata kakaknya ini dan akhirnya dia memilih mengangguk saja.
Sementara Itachi kembali tersenyum melihat respon adiknya, ia pun memutuskan pergi dengan sunshinnya setelah berpamitan dengan Sasuke.
"Gomenne, Sasuke." gumam Itachi sambil memejamkan matanya, dan begitu matanya terbuka. Yang tampak bukanlah iris hitam kelam, tapi iris merah darah dengan tiga tanda tomoe yang berputar cepat...
M
K
Keadaan distrik Uchiha sangat kacau, teriakan terjadi dimana-mana. Tapi teriakan itu tidak dapat didengar oleh penduduk yang lain karna distrik itu telah di lindungi kekkai yang di pasang oleh ANBU bawahan Danzo.
Bukan cuma pusat distrik saja yang saat ini sedang kacau, tapi sebuah rumah atau bisa disebut sebuah gubuk juga tengah panik. Miyuki Uchiha, ibu dari Naruto Uchiha kini dibuat berpikir keras untuk bisa menghindari dan melindungi Naruto Dari orang yang membuat klannya kacau.
Dengan Sharingan yang telah aktif, ia berencana menyembunyikan Naruto di lorong bawah tanah yang tersambung langsung dengan kuil Naka yang berada di dekat gubuknya. Berjalan dengan Naruto yang berada di pelukannya, Miyuki pun sampai di salah satu sudut rumahnya.
Dengan merangkai beberapa segel tangan, tiba-tiba lantai di depan Miyuki bergetar dan bergerak terbuka. Memperlihatkan sebuah tangga menuju ke jalur bawah tanah yang lumayan lebar untuk beberapa orang dewasa.
Dengan cepat Miyuki membawa Naruto turun kebawah, tapi sebelum benar-benar turun sebuah kunai melesat dari belakangnya dan menusuk tepat di punggung Miyuki.
"Argggh.." tidak ingin membangunkan Naruto, Miyuki segera menutup mulutnya dengan tangan kirinya dan menurunkan Naruto, tapi ternyata perkiraannya salah. Dengan perlahan Naruto mulai membuka kedua matanya dan langsung membulat begitu melihat keadaan ibunya.
"K-Kaa-chan.." kata Naruto terbata, disertai air mata yang telah turun.
"Arghh.." Miyuki kembali mengerang pelan ketika kunai tersebut ia cabut. Dia mengira bahwa kini mereka telah aman, tapi sebuah pusaran angin membuatnya bersiaga dengan memegang kunai yang tadinya ia cabut.
"Wah, wah.. Ada yang ingin kabur ya..." Miyuki semakin mengeratkan genggamannya pada kunai tersebut dan memasang kuda-kuda bertarung. 'Orang ini berbahaya.' batinnya sambil memperhatikan lawan di depannya.
Seseorang yang misterius dengan topeng dan jubah hitam polosnya. Melihat respon wanita di depannya itu, orang bertopeng tersebut dengan pelan melangkah maju mendekati Miyuki.
"Kau tidak akan bisa mengalahkanku." ujar sosok bertopeng itu pelan tapi masih bisa ditangkap oleh pendengaran Miyuki.
Sementara Naruto melihat keadaan itu dengan tatapan kosong, air mata terus mengalir turun dari kedua irisnya. Miyuki melirik ke belakang dan tersenyum kepada Naruto yang masih diam dan kembali menatap musuhnya.
"Siapa kau sebenarnya?" Miyuki tidak bisa melihat wajah orang tersebut karna seluruh wajahnya tertutupi topeng, apalagi keadaan yang gelap dan hanya mengandalkan obor di kedua sisinya tak mampu membuatnya melihat lawannya, selain sebuah lubang yang memperlihatkan matanya yang terpejam.
Sosok bertopeng itu tidak menjawab, melainkan ia membuka kelopak matanya secara perlahan dan membuat Miyuki membulatkan matanya dan tubuhnya serasa melunak. Terlihat iris merah darah dengan tiga tomoe bersinar di balik topeng itu, menandakan bahwa sosok bertopeng yang dilawan Miyuki adalah seorang Uchiha.
Trinkk
Bunyi kunai yang menyentuh tanah. Ya, kunai Miyuki terjatuh akibat keterkejutannya. Seorang Uchiha membantai klannya sendiri, tapi kenapa? itulah yang ada dipikiran Miyuki saat ini.
Sosok bertopeng itu tidak menyia-nyiakan kesempatan, melihat Miyuki yang terkejut dengan cepat ia melesat maju membuat Miyuki tersadar dari keterkejutannya. Tapi semua itu terlambat, disaat ia memutarkan tubuhnya sebuah tangan telah menembus punggungnya.
"Arggghhh.." kembali Miyuki menutup mulutnya dengan kedua tanganya begitu melihat Naruto yang seperti terganggu, darah segar mulai keluar dari perutnya dan terus mengalir turun hingga setetes darah itu mengenai kening Naruto membuat bocah itu tersadar dan sangat terkejut.
"Kaa-chan, apa-" perkataan Naruto terhenti begitu melihat wajah kesakitan ibunya dan sebuah tangan yang menembus tubuh sang ibu, langsung saja ia menundukkan kepalanya begitu melihat keadaan sang ibu.
"Na-Naru. Uhuk.. Naru-to. Uhuk.. Uhuk.." Miyuki dengan sekuat tenaga mencoba mengeluarkan suaranya, tapi sekuat apapun Miyuki berusaha yang keluar justru darah.
Mata Naruto masih melebar akibat keterkejutannya, sementara sosok bertopeng di belakang Miyuki masih terdiam melihat intraksi ibu dan anak di depannya. Perlahan mata Naruto mulai mengeluarkan air matanya, Miyuki yang melihat itu tentu mencoba menenangkan Naruto dengan memasang senyum yang setiap saat terpatri di wajahnya.
Tapi bukannya tenang, Naruto justru semakin sedih melihatnya. Dan tanpa disadari irisnya berubah membuat ibunya kembali terkejut untuk kesekian kalinya.
"Ka-Kaa-chan.. Hiks.. Hiks.. Kaa-chan.. Hiks.." berguman terus menyebutkan hal yang sama, hingga tangan yang menembus perut ibunya itu bergerak pelan sampai akhirnya memisahkan diri dari punggung ibunya.
"Uhuk,, arghh.."
Naruto kembali sakit melihat ibunya kesakitan. Melihat darah ibunya yang mengalir deras dari bekas lukanya membuat iris Naruto yang awalnya cuma dua tomoe bertambah menjadi tiga begitu melihat tubuh ibunya oleng dan terjatuh menyentuh lantai bawah tanah itu. Dan dengan kekuatan kecilnya ia berlari melewati tubuh ibu dan mencoba menyerang lawan ibunya namun begitu ingin menyentuhnya, tubuh sosok itu seperti hantu yang membuat Naruto menembusnya dan tersungkur.
"Wah, wah.. Lihat ini, seorang prodigy dengan Sharingan yang telah sempurna." perkataan sosok bertopeng itu membuat Naruto mendongakkan kepalanya untuk melihat wajah sosok itu, tapi yang dilihatnya hanyalah topeng yang entah apa karna kurangnya pencahayaan. Namun..
Naruto dengan Sharingan yang masih aktif kembali terkejut begitu melihat lubang yang ada di topeng musuhnya. 'Ma-Mat-Mata i-itu...'
"Na-Naruto..." dengan cepat Naruto memutarkan kepalanya dan melihat ibunya tengah menatapnya lembut mengisyaratkan untuk dirinya mendekat. Tapi, dia tidak bisa mendekat. Dia kembali memperhatikan sosok misterius dengan sebuah Sharingan di mata kanannya yang berdiri di depannya.
"Na- Uhuk.. Uhuk.."
"Kaa-chan..." teriak Naruto begitu melihat ibunya kembali batuk darah. 'tidak ada pilihan.' batinya sembari berdiri dan berlari menerjang sosok bertopeng itu.
Wush..
'Tembus?' batin Naruto terkejut.
Brukk..
"Kaa-chan.. Kau tidak apa-apa Kaa-chan?" tanpa memikirkan lebih jauh kenapa musuhnya itu dapat ditembus, Naruto lebih memilih memperhatikan ibunya.
"Cukup sudah dramanya." ujar sosok bertopeng itu seperti sudah kehabisan kesabarannya, sebuah besi batangan panjang tercipta di tangan kanannya. Dengan perlahan ia mendekati Naruto dan begitu di belakang bocah itu ia mengangkat besi tersebut dan menancapkannya ke punggung Naruto.
Boft..
"Cih.. Sial." sebuah asap putih tebal muncul tiba-tiba sebelum besinya menancap di punggung bocah Uchiha itu. 'ternyata dia masih mempunyai sedikit chakra. Hahh, sialan kau wanita jalang.' batin sosok itu kesal kemudian menghilang dengan cara terhisap ke dalam mata kanannya.
M
K
Sementara di rumah pemimpin klan, Kini berdiri Sasuke dengan badan bergetar. Di depannya kini terbaring dua tubuh tak bernyawa yang tak lain dan tak bukan merupakan orang tuanya sendiri. Beberapa menit kemudia sesosok bayangan berjalan di depan Sasuke, Sasuke tidak bisa melihatnya karna gelap.
"Senang dengan kejutannya, Sasuke?" tanya sosok tersebut yang perlahan wajahnya terkena sinar bulan.
Deg..
Sasuke melebarkan matanya, "A-Apa yang ter-jadi, Nii-san?" bukannya menjawab, Sasuke malah bertanya. "K-Kaa-chan, To-Tou-san.."
Syiutt
Sleb
Perkataan Sasuke terhenti karna merasakan sakit di bahu kirinya, ketika menoleh ia melihat sebuah syuriken menancap di pintu yang berada tepat di belakangnya. Ia kembali menoleh ke arah Itachi dengan pandangan seolah bertanya 'Kenapa?'.
Itachi berhenti tepat di belakang tubuh orang tuanya, kedua kelopak matanya masih tertutup. Tapi, dengan perlahan Itachi mulai membuka matanya memperlihatkan mata merah darah yang tampak berbeda dari Sharingan pada umumnya.
"Ya, Sasuke. Mereka telah mati. Ternyata kekuatan yang aku dapatkan ini sangat luar biasa." dengan datar Itachi menjawab segala pertanyaan Sasuke di dalam hati, sekaligus membuat Sasuke kembali terkejut.
"A-Apa mak-sudmu, Nii-san?" dengan segala kekuatannya Sasuke menolak semua pendapat-pendapat yang tiba-tiba muncul di dalam otaknya. Tapi ketika Itachi kembali menjawabnya, Sasuke merasa seperti terhempas dengan sangat kuat.
"Seperti yang kau pikirkan, Sasuke.." Itachi memandang datar ekspresi terkejut Sasuke, walau dalam hatinya ia telah menangis. "..Akulah yang membunuh Tou-san dan Kaa-san, serta seluruh klan Uchiha."
Deg..
"Ke-Kenapa?" gumam Sasuke dengan kepala tertunduk, namun dengan cepat Sasuke mengangkat wajahnya menghadap Itachi dengan Sharingan yang telah bangkit walau dengan dua tomoe sambil berteriak "KENAPA?"
"Aku hanya menguji kekuatan yang telah aku dapatkan ini. Awalnya aku juga akan membunuhmu. Tapi, sepertinya kau terlalu lemah untuk itu." ucap Itachi dengan tenang, mengabaikan amarah Sasuke yang telah memuncak.
"Genjutsu: Sharingan"
Secara tiba-tiba tubuh Sasuke tidak bergerak, kaku seperti mayat. Itachi dengan tenang melangkah mendekati Sasuke yang telah terperangkap di dalam genjutsu miliknya. Mungkin Sasuke akan membencinya, tapi Itachi sudah menduga hal itu.
"Lebih baik kau membenciku, Sasuke. Jadilah kuat dan lindungi orang-orang yang kau sayangi. Sayonara.."
Tuk..
Itachi menghilang dalam kepulan asap putih setelah mengucapkan salam perpisahan dan mengetuk dahi Sasuke dengan dua jari telunjuk dan tengahnya. Membuat Sasuke sadar dari pengaruh genjutsu dan langsung berteriak kesetanan.
"Arrrggghhhh.."
M
K
Miyuki muncul bersama Naruto yang saat ini telah pingsan di sebuah tempat seperti kuil, dengan sisa chakranya ia menggerakkan tangannya untuk membuka kelopak mata kanan Naruto. Mata Sharingannya beradu pandang dengan manik hitam Naruto.
"A-ku mu-ngkin akan.. Uhuk.. Ma-ti.. Uhuk.. Uhuk.. J-jadi te-tap-lah.. Uhuk.. Hi-d-dup.."
"Genjutsu.."
Dengan jutsu terakhirnya, Miyuki menanamkan ingatan kepada Naruto. Dan bersamaan dengan hal tersebut Miyuki pun tewas, tapi sebuah senyuman tetap saja terpasang di wajahnya. 'Sayonara, Naruto.'
.
Naruto terbangun dengan tangan kanan memegang kepalanya yang pusing. "A-apa yang terjadi?" tanyanya entah kepada siapa, tapi begitu kesadarannya kembali sepenuhnya. Kedua matanya membulat sempurna dan langsung saja ia tolehkan kepalanya ke kanan dan ke kiri sambil berucap.
"Kaa-chan,, Kaa-chan.. kaa.." namun, ucapan Naruto terhenti karna ia telah menemukan apa yang dicarinya. Di depannya, di depannya terbaring tubuh kaku ibunya. Dengan darah yang telah mengering, dan senyum yang ada di wajah pucatnya.
Tangan Naruto bergetar dan bergerak perlahan untuk menyentuh wajah itu. Dan ketika Naruto menyentuh wajah ibunya, Naruto terdiam. Matanya menunjukan kekosongan. Seakan tidak ada cahayanya. Dan hal itu menandakan kini Naruto berada di dalam tehnik genjutsu yang ibunya taman sebelum tewas.
Dunia Genjutsu..
Saat ini Naruto berada di sebuah tempat yang indah, tak ada apapun di sini selain warna putih. Dan di depan Naruto saat ini telah berdiri sosok wanita cantik yang beberapa saat lalu ia lihat terbaring lemah dengan keadaan dingin.
"Kaa-chan.." ucap Naruto dengan pelan seperti bisikan, Miyuki yang mendengarnya hanya mampu tersenyum dan berkata.
"Gomenne, Naruto. Kaa-chan telah meninggalkanmu." tak kuasa mendengarnya, Naruto lebih memilih langsung memeluk ibunya dan menangis di pelukan itu.
"Hiks.. Hiks.. Kenapa? Kenapa Kaa-chan meninggalkanku? Hiks.. A-ku bahkan belum bisa melindungi Kaa-chan.. Hiks.."
"Tidak apa-apa, putraku. Selanjutnya mungkin kau akan berusaha sendiri. Kaa-chan ingin menyampaikan sebuah rahasia padamu." ucap Miyuki sambil membelai surai Naruto lembut bermaksud untuk menenangkan putranya.
"Apa itu, Kaa-chan?" Naruto mendongak menatap ibunya, terlihat jejak air mata yang kemudian di hapus oleh Miyuki.
"Hei, seorang lelaki tidak boleh menangis. Kau akan mengetahui rahasia itu secepatnya, putraku. Tumbuhlah menjadi kuat dan lindungi dirimu serta orang yang kau sayangi. Kaa-chan meninggalkan sebuah ruangan rahasia di sekitar kuil ini, kau akan menemukan pintu masuknya setelah kau membaca tulisan yang ada di batu monumen klan kita. Apa kau mengerti?" Naruto hanya mampu mengangguk dengan sesekali cegukan akibat tangisannya yang telah mereda.
"Kalau begitu, Kaa-chan pergi dulu. Jaga dirimu, Naruto-kun." Naruto kembali terkejut mendengar perkataan yang seperti ibunya akan pergi.
"Tidak, Kaa-chan tidak boleh pergi. Kaa-chan tidak boleh meninggalkan aku. Kaa-.."
"Ssssh.. Kau tidak boleh begini, Naruto. Kau anak Kaa-chan yang kuat. Kau harus berjanji pada Kaa-chan untuk tetap hidup dan kuat. Lindungi apa yang kau yakini. Kaa-chan percaya padamu. Sayonara.."
Miyuki memotong perkataan Naruto sambil mengucapkan perpisahan, sementara Naruto hanya terdiam dan tak membalas. Tangisannya telah berhanti sekarang.
Dan ketika tubuh Miyuki memudar, semuanyapun ikut memudar termasuk Naruto. Menutup matanya, Naruto membiarkan sensasi menenangkan ini ia rasakan untuk yang terakhir kalinya, ia berjanji akan menjadi kuat. Yang terkuat dari yang terkuat. Dan mengubah susunan dunia ini menjadi lebih baik.
Dunia nyata..
Membuka mata, Naruto kembali memandang jasad ibunya dengan pandangan kosong. Kemudian ia meneliti tempatnya berada sekarang dan menemukan apa yang di ucapkan ibunya tadi. Pandangan Naruto kembali kepada wajah ibunya.
Naruto tersenyum dan bangkit berdiri dengan mata terpejam. Kemudian berjalan beberapa langkah mendekati batu monumen klannya masih dengan mata terpejam. Tapi begitu ia membuka kelopak matanya, yang terlihat kini mata merah dengan tiga tomoe yang berputar cepat dan berubah menjadi bentuk lain dari Sharingan, yaitu Mangekyou Sharingan dengan pola syuriken tiga sisi dan bercabang (untuk bentuknya cari di google dengan kata kunci, Mangekyou Sharingan triple swirl).
Setelah berada di depan monumen batu tersebut, awalnya ia bingung dengan tulisan yang ada di monumen itu, tapi ketika ia melihat dengan Mangekyou Sharingannya. Ia pun mampu membaca isi monumen tersebut.
Tak semua bisa ia baca, karna masih banyak simbol-simbol yang sangat sulit di baca bahkan oleh Mangekyou Sharingannya sekalipun. Tapi, sebuah fakta mengejutkan berhasil ia dapatkan. Yaitu tahapan selanjutnya dari Sharingan, yakni Mangekyou Sharingan, Eternal Mangekyou Sharingan dan Rinnegan. Serta cara membangkitkannya.
Tapi, masih ada yang mengganjal di pikirannya. 'Dimana jalan masuk menuju tempat rahasia yang dikatakan Kaa-san?' kembali ia edarkan pandangannya ke seluruh ruangan, namun hal yang mencurigakan tidak terlihat oleh pandangannya.
Kembali ia dibuat terkejut ketika mengingat perkataan ibunya saat ia terkena genjutsu.
"..Kau akan menemukan pintu masuknya setelah kau membaca tulisan yang ada di batu monumen clan kita.."
'jangan-jangan..' dengan cepat ia melangkah mendekati batu monumen di depannya dan memandang sekeliling batu itu dengan Sharingannya. 'Ketemu.' batinnya kembali begitu melihat sesuatu yang mencurigakan.
Naruto kemudian meraba-raba simbol Uchiha dengan sebuah pusaran hitam di bawah kipas itu.
'Apa ini?' tanya Naruto dalam hatinya begitu melihat pusarah hitam itu.
Diraba-rabanya simbol itu hingga secara tidak sengaja atau kebetulan darah kering Miyuki, ibunya, bersentuhan dengan pesaran hitam tersebut tepat di tengahnya. Membuat simbol itu bersinar merah dan..
Brrttt..
Naruto menoleh begitu mendengar sebuah suara seperti tanah bergetar, dan benar saja, sebuah pintu rahasia telah terbuka di samping kanannya. Dengan hati-hati ia masuk ke ruangan tersebut dan menemukan bahwa ruangan itu terdapat begitu banyak gulungan, senjata, jubah, bahkan mayat.
Iris merah itu melebar begitu melihat mayat yang seperti dilindungi, terlihat dari es yang menyangga mayat itu sehingga tetap berdiri. Mendekat perlahan, Naruto pun menyentuh es itu dan memejamkan matanya seolah ada yang menuntunnya melakukan hal tersebut.
Dan kembali sebuah ingatan masuk ke otaknya membuat ia terduduk dengan kedua tangan mencengkram kepalanya sendiri. 'I-itu Tou-san.. Jadi tempat ini?' batinnya terkejut dan memperhatikan sekitar. "Aku harus membawa tubuh Kaa-san kemari!" ucapnya pelan sambil berjalan tergesa menuju keluar ruangan dan menghampiri tubuh ibunya.
Dengan susah payah, ia menyeret tubuh ibunya ke dalam ruangan dan menempatkannya disamping jasad ayahnya. Menoleh kembali ia mencari sesuatu yang mencurigakan dan menemukan hal tersebut. Sebuah simbol yang sama dengan yang ada di monumen batu, dengan ingatan yang ia dapat dari ayahnya. Naruto menggigit jempolnya sampai berdarah dan menempelkan darah itu pada simbol tersebut. Tak lama kemudian terdengar suara dari arah belakangannya. Ketika ia menoleh tubuh ibunya juga telah membeku dengan posisi berdiri sama seperti ayahnya.
Memandang kedua orang tuanya Naruto kemudian mendekati sebuah rak dan mengambil sesuatu seperti botol kaca yang di dalamnya terdapat dua buah bola. Ya, bola mata merah darah yang dikatakan oleh ayahnya telah mencapai tahap Mangekyou (untuk bentuknya bisa cari di google dengan kata kunci, Mangekyou Sharingan razor, pasti ketemu).
"Arigatou, Tou-san, Kaa-san. Aku tidak akan mengecewakan kalian." gumam Naruto sambil mengalihkan pandangannya kepada tubuh ayah dan ibunya. Setelah itu ia kembali memandang sekeliling dan berakhir di botol kaca yang telah ia taruh kembali di rak tempatnya semula.
"Saatnya berlatih.." ucap Naruto yang suaranya entah kenapa telah berubah, datar, dingin, menusuk. Suara yang mengandung kesedihan dan kebencian yang telah menyatu. Membentuk sesuatu yang baru, yaitu..
...Hasrat...
M
K
(tbc)
Gimana menurut teman-teman sekalian?
Jelek kah ? Atau masih kacau ?
Saran dan kritik teman-teman sangat berarti untuk memperbaiki kesalahan yang ada di Fic ini. Terima kasih telah membaca..
Dan maaf untuk definisi bentuk Mangekyou nya sy skip karna kurang bisa merangkai katanya, jadi bisa langsung di cari aja di google..
Kalau untuk Mangekyou Naruto cari dengan kata kunci (Mangekyou Sharingan triple swirl).
Sedangkan Mangekyou Sharingan yang dimiliki ayahnya cari dengan kata kunci (Mangekyou Sharingan razor).
Insya Allah pasti ketemu...
Terakhir, sampai ketemu chapter selanjutnya...
Jaa...
