Selamat pagi, untuk kamu yang berada di balik meja bertuliskan Direktur Utama.

Selamat pagi, untuk kamu yang selalu serius dengan tumpukan dokumen yang harus segera ditanda tangani.

Selamat pagi, untuk kamu yang dulu selalu tersenyum kepadaku di sela kesibukanmu saat aku tertangkap basah sedang memperhatikanmu.

Selamat pagi, untuk kamu yang dulu selalu mengatakan bahwa tidak ada cinta yang salah.

Selamat pagi, untuk kamu yang memutuskan untuk berjuang di depanku saat menghadapi orang-orang yang menganggap kita berbeda.

Selamat pagi, untuk kamu yang memberiku harapan baru saat aku mulai lelah karena selalu tersingkir saat dianggap berbeda.

Selamat pagi, untuk kamu yang dulu selalu menjadi orang yang pertama tersenyum dan mengatakan kata cinta kepadaku.

Selamat pagi, untuk kamu yang akhirnya menyerah berjuang bersama melawan kenormaan yang berlaku.

Selamat pagi, untuk kamu yang memutuskan untuk menikahi seorang wanita cantik yang dulu selalu mendampingimu di setiap kesibukanmu.

Selamat pagi, untuk kamu yang tak lagi menganggapku ada saat kita berada di dalam lift yang sama.

Selamat pagi, dan bahagialah dengan hubungan normal dan sempurna di mata banyak orang.

Aku pergi, bukan karena menyerah.

Aku pergi, untuk menemukan harapanku yang baru.

Dari seorang pria yang selalu menyebut namamu dalam setiap doanya.

Tangan Siwon bergetar saat selesai membaca surat yang ia temukan di atas meja kerjanya pagi ini. Ia tak menyangka bahwa pria yang selalu ia cintai akan secepat ini memutuskan untuk pergi dari kehidupannya. Ia berfikir akan selalu bisa melihat senyum pria itu saat sedang mengelap kaca di rungan kerjanya dari balik meja kerjanya. Ia selalu berfikir akan selalu bisa menatap wajah teduh itu saat sedang membawakan kopi kesukaannya ke meja kerjanya. Ia selalu berfikir pria itu akan selalu ada untuknya walau ia telah meninggalkannya.

Sekarang ia hanya bisa menangis dalam hatinya dengan semua keputusan yang ia buat. Ia hanya dapat menyesali ketidak berdayaannya dengan paksaan kedua orang tuanya untuk menikahi seorang wanita. Dan ia hanya dapat berharap agar pria yang selalu dicintainya itu dapat kembali hadir di dalam kehidupannya walau hanya sebagai figuran bagi orang lain. Namun satu hal yang selalu tak sempat ia katakan pada pria itu, bahwa hanya pria itulah yang akan selau menjadi peran utama di hatinya sampai kapanpun.

Maafkan aku, Kyuhyun.