Rival?

By : Mikazuki_Hikari

Disclaimer : Fujimaki Tadatoshi ©

This Fic belongs to Mikazuki_Hikari

Rate : T

Genre : Romance

Pairing : Akashi.S, Kuroko.T

Warning : Shonen-Ai, Typo(s), EYD tidak sesuai aturan, Male x Male, Alternate Universe (AU), Out of Character (OOC) Parah

Don't Like Don't Read

We have warned you

.

.

.

-=Author Notes=-

Jadi...

Anak ini sudah kehabisan kata kata :'3

Kita langsung mulai saja

.

.

.

"Akashi-kun!" teriak pria berambut ocean blue yang bernama Kuroko Tetsuya.

"Kenapa?" jawab si pemilik nama ketus.

"Kembalikan PR-ku!" raut wajah Kuroko berubah.

"Kau sangat mengincar nilai plus itu yah?" nada bicara Akashi berubah.

"T-tentu! Aku tidak akan membiarkanmu mengalahkanku lagi."

"Hanya karena kau kalah dalam ujian Kimia kemarin?" Akashi menaikkan sebelah alisnya.

"T-tidak juga." Wajah Kuroko merona.

"Mustahil Tetsuya! Kau itu hanya diciptakan sebagai sidekick, mana mungkin kau bisa melampauiku." Ledek Akashi.

"Pasti akan kukalahkan!" bantah Kuroko.

Dari kejauhan Murasakibara, Kise, Aomine, dan Midorima, yang sedang sibuk dengan lucky item-nya, memperhatikan pertengkaran kedua pria yang tingginya hampir sama itu.

"Mereka selalu seperti itu setiap hari yah?" keluh Kise.

"Sudahlah tidak usah dipikirkan." Midorima menaikkan kacamatanya.

"Lagipula kalau suami istri itu sudah mulai, gak ada yang bisa menghentikan kalau mereka sendiri belum bosan." Sanggah Aomine.

"Aku tidak tertarik." Murasakibara kembali mengunyah snacknya.

"Lihat aja sendiri, Kurokocchi begitu antusias dulu saat pemilihan ketua dewan murid." Lanjut Kise.

"Tapi si jenius tetap tidak lengser dari posisinya." Tukas Midorima.


-=Ruang Dewan=-

"Tetsuya, dimana kau taruh stempel?" tanya Akashi.

"Kau yang terakhir memakainya bukan?" jawab Kuroko.

"Kau gak bisa lihat apa?! Ini gak ada!" bantah Akashi.

"Kalau mencari itu pelan pelan, dan gunakan matamu, sini aku bantu." Kuroko mendekati meja Akashi.

"Ini Kaichou." Kuroko menyerahkan stempel yang sedari tadi berada dibalik gunungan paperwork Akashi.

"Ariga..." ucapan Akashi terhenti.

"B-bisa kau lepaskan t-tanganmu?" lanjut Akashi, wajahnya merona.

"T-tidak bisa k-kecuali kau yang l-lepaskan terlebih dahulu." Wajah Kuroko sama merahnya.

Bagaimana Kuroko tidak berkata seperti itu, tangan Akashi yang berada diatas tangannya, wajah mereka berdua kini sudah seperti kepiting rebus.

"Ah! Gomen..." Akashi melepaskan tangannya dan memalingkan wajahnya yang memerah.

"A-aku harus menyerahkan kopi-an ini pada sensei, Akashi-kun jangan lupa setelah ini ada jam pelajaran Olah Raga." Kuroko mengalihkan pembicaraan dan keluar dari ruangan Dewan murid.

"B-bagaimana kalau aku ikut saja?" tawar Akashi.

'B-baka... dia pikir aku masih mau bareng dia apa setelah yang barusan itu' batin Kuroko.

"Baiklah, terserah, t-tapi bukan berarti aku senang berdua denganmu yah!" Kuroko memalingkan wajahnya.

.

.

.

-=Koridor Sekolah=-

"Seijurou, Tetsuya terimakasih ya sudah mengembalikan berkas ini." Kata seorang sensei dari dalam ruang guru.

"Ayo Tetsuya, kita kan masih ada jam Olahraga setelah ini." Akashi menepuk pundak Kuroko.

"Permisi sensei." Mereka berdua membungkukan badan.

"A-akashi-kun.."

"Nani?"

"Memang benar yah tadi pagi kau ditembak oleh Shimada-san dari kelas B?" tanya Kuroko.

"Apa pedulimu?" Akashi melirik ke arah Kuroko.

"Y-yah... aku hanya ingin tahu saja." Kuroko menundukkan wajahnya.

"Kalau iya kenapa?"

"Akashi-kun jawab apa?" tanya Kuroko penasaran.

"Aku gak terima pernyataan cintanya." Akashi menyandarkan kepalanya pada kedua tangannya yang sedari tadi ia taru dibelakang.

"Mengapa? Kudengar dia populer lo?"

"Ada orang yang kusuka." Jawab Akashi santai.

"Heee! Siapaa?" Kuroko nampak antusias.

"M-menurutmu itu urusanmu?!" Akashi berteriak kencang, wajahnya merona.

"A-aku juga bertanya hanya karena ingin tau kok!" Kuroko membuang mukanya.

"HUMPH!" mereka berdua saling membuang muka, namun sesekali mereka melirik ke arah satu sama lain.


-=Jam Pelajaran Olahraga=-

"Akashi Seijurou, 100 meter 30 detik." Teriak sang sensei sambil mematikan stopwatch ditangannya.

"Kuroko Tetsuya, 100 meter 32 detik." Seru sang sensei lagi.

"Kyaaa Akashi-sama kereen!" teriak kerumunan wanita yang dari tadi menyemangati Akashi.

"Akashi-sama ini handuk untuk..." ucap seorang wanita seraya menyerahkan selembar handuk.

"Akashi-kun ini handukmu." Kuroko menyerahkan selembar handuk ke arah Akashi.

"Tolong bantu lapkan." Perintah Akashi.

"H-hai Kaichou." Mulut Kuroko langsung manyun, disekanya keringat pada wajah Akashi.

"Cih apa apaan dia itu, mentang mentang wakilnya, jadi sok akrab begitu kayak homo." Gerutu para wanita itu pada Kuroko.

"Iya tadi aku aja keduluan dia." Ucap wanita yang menyodorkan handuknya ke Akashi tadi.

"30 detik, lamban." Ledek Akashi.

"Tadi kan cuman beda 2 detik!" Kuroko menjatuhkan handuk dari tangannya.

"Tetap saja, LAMBAN!" Akashi tertawa terbahak bahak.

"Urusaaaaiii! Akashi-kun BAKA BAKA BAAAKA! Bweeee!" Kuroko menjulurkan lidahnya.

"Temeee!" Akashi mengepalkan tangannya.

"Kejar aku kalau bisa, LAMBAN!" ledek Kuroko.

"Awas kau yah!" Akashi mengejar Kuroko yang sudah mulai berlari.

"Mulai lagi.." Kise menghela nafas panjang.

"Mau ikutan?" Aomine memeluk Kise dari belakang.

"Ahomine..." wajah Kise merona.

"Tapi kau suka kan?" ledek Aomine.

Kise tidak bisa menjawab lagi, pria berkulit gelap itu selalu pandai menskak mat ucapannya.


"Tetsu, ada apa dengan wajahmu?" tanya Aomine.

"Tidak apa apa." Kuroko terkesan bad mood.

"Berantem lagi sama Akashi ya?" Aomine tertawa.

"Unn.." Kuroko merebahkan kepalanya kemeja.

"Tidak usah dipaksakan, ngalah saja." Aomine mengelus surai biru muda itu.

"T-tapi!" bantah Kuroko.

"Tapi apa?" Aomine tersenyum.

"Tapi dia selalu meledekku seperti itu." wajah Kuroko merona.

"Diamkan saja." Aomine mengelus surai biru muda itu sekali lagi.

"Apa itu main main sama punya orang?!" bentak Akashi dari belakang.

"Haaa? Apa yang punyamu?" tanya Kuroko.

"Iiiee..." Akashi merona.

"Kau gak bisa sedikitpun kayak Aomine, ramah gitu pengertian, baik..." tandas Kuroko.

"Aomine, Aomine, Aomine, Aomine! Memang kau kira aku siapa? Aku yah aku!" Akashi semakin jengkel.

"Memang kau bisa berubah jadi orang lain? Tanya Akashi.

"Seenggaknya gak selfish gitu!" bentak Kuroko.

"Siapa yang selfish?"

"Bodo ah." Kuroko sekarang sama sekali tidak melirik ke arah Akashi.

"Heh! Ditanyain juga, gak dijawab." Akashi berjalan mendekati Kuroko.

"Siapa lagi kalau bukan kamu?" Kuroko mengeluarkan buku untuk pelajaran selanjutnya.

"Yang selfish tuh kamu, kamu kan yang antusias mau ngalahin aku?" Akashi menggeleng gelengkan kepalanya.

"Awas yah, lihat ujian Fisika nanti, pasti nilaiku lebih bagus." Tukas Kuroko.

-=To be Continued=-