D/N: Minna-san, disni Saia Dike the Reborned Kuriboh. Saia akan mengawali tag-game ini! XD nah, inilah Dia... (?)

Ngomong-ngomong, maaf karena Saia seenaknya kasih judul fic ini tanpa bilang-bilang...

Author: Dika the Reborned Kuriboh

Disclaimer: Inazuma eleven is belong to Kazuki Takahashi..? Err... Bukan deng, yang bener Level-5...!

Rated: T

Chara: Mamoru Endou, Shuuya Goenji, Terumi Afuro, Ryuuji Midorikawa, Fuusuke Suzuno, Haruya Nagumo, Hiroto Kiyama, Ichirouta Kazemaru, Shirou Fubuki, Yuuto Kidou, Shinichi Handa, Haruna Otonashi, Aki Kino, Ryuugo Someoka, Natsumi Raimon (so banyak gitu..?)

Genre: Friendship, humor, romance(?)

Warning: Cerita gaje, mungkin agak OOC, dan lain-lain.. (?)

The Doorprize is Our Captain!

Chapter 1

Beginning of Destiny

Mamoru's POV

"Uwaa..."

Aku hanya ternganga saat sosok dirinya muncul dan melindungi anak kecil itu dari bola. Dengan kilat dia langsung membalikkan tendangan preman itu. Kekuatan tendangan itu... Dia benar-benar hebat!

"Hei, tunggu! Siapa namamu? Aku Mamoru Endou dari SMP Raimon! Maukah kau bermain sepak bola bersamaku?"

"KRIIIING!"

Mataku mulai terbuka saat medengar alunan jam weker berbentuk Kuriboh milikku. Rupanya tadi aku baru bermimpi. Mimpi tentang kejadian yang takkan terlupakan seumur hidupku. Mimpi ketika pertama kalinya Aku bertemu sahabat terbaikku, Shuuya Goenji. Dan dari situlah tiitk balik kehidupanku bermula...

"Mamoru...! Cepat turun... Ayo sarapan...!" Sejenak kemudian, mulai muncul alunan surgawi yang baru. Yah, itupun kalau ada yang bersikeras mengatakan teriakan itu sebagai alunan surga atau apapun. Jelas sekali bahwa suara tadi itu milik ibuku. Karena Aku tak ingin ribut-ribut di pagi yang indah ini, maka Aku memutuskan untuk segera turun ke ruang makan. Seperti biasa, Ibuku memulai ceramah paginya. Aku yang sudah biasa dimarahi ini hanya cengar-cengir saja.

"Cepat selesaikan makanmu dan mandi...!" Ibuku mulai memberi titah. Hal itu membuatku melahap makanan lebih cepat, lalu langsung beranjak ke kamar mandi...

Kemudian...

Setelah mandi, aku mulai berbenah diri dalam kamar. Jangan tanyakan berapa lama aku mandi bila kalian tidak ingin jantungan saat mendengar jawabanku! However, Aku mulai memakai seragam SMA milikku, kemudian menyambar tasku dan pergi keluar kamar. Kupakai sepatuku dengan kecepatan cahaya, lalu berpamitan pada ibuku sebelum akhirnya kututup pintu rumahku dengan rapat.

"Sekarang anak itu sudah besar..." Gumam ibuku tanpa kuketahui. Terang saja, soalnya kan aku sudah keluar dari rumah?

Aku berjalan santai sambil menatap langit biru ini. Sekarang ini aku kelas 2 SMA. Dipikir-pikir, sudah 3 tahun sejak semuanya bermula. Tim sepakbolaku yang dulu hanya beranggotakan 7 orang itu kini sudah menjadi besar. Semua momen itu masihlah terasa segar di otakku yang biasanya tumpul ini. Sejak pertemuanku dengan dia, lalu melawan para alien yang seenaknya merusak bangunan sekolahku, juga perasaan saat ikut pertandingan World Cup. Semuanya. Sedikit demi sedikit, teman kami mulai bertambah. Aku dan yang lainnya pun mulai jadi lebih kuat. Sampai seperti saat ini...

Di SMA Raimon ini, daftar temanku di SMA kurang lebih masihlah tetap sama. Malah ada beberapa tambahan orang dan makhluk(?) lainnya. Memang ada beberapa dari mereka yang pindah dari Raimon, tapi kami semua tetaplah sahabat walaupun jarak kami jauh sekalipun. Bagaimanapun, aku senang sekali. Bisa hidup diantara semua teman seperti mereka...

"Pagi-pagi begini sudah melamun, hn?" Dari arah kananku terdengar suara seseorang. Suara berat yang terkesan dingin, namun selalu terasa hangat di dalam hatiku. Tentu saja suara ini milik orang itu...

"Enak saja...! Siapa yang melamun?" Aku balas menatap orang itu. Goenji Shuuya. Dia adalah orang yang membuat semua kisah petualangan itu dimulai. Kutatap dia dengan senyuman penuh arti. Dan tentu saja sahabatku itu membalas senyumanku dengan senyuman lembutnya.

"Pagi... Umm.. Mamoru..." Suaranya terdengar sedikit canggung saat menyebut nama kecilku. Hehe, sebenarnya kami baru berjanji untuk saling memanggil nama kecil. Habisnya kan kami sudah bersahabat sejak lama? Kurang enak bukan kalau saling memanggil dengan nama keluarga terus? Ungg.. Ngomong-ngomong, soal ini juga bukan cuma berlaku diantara kami berdua lho! Ini berlaku untuk semua temanku! Jadi kalian jangan berpikir macam-macam dulu...!

"Pagi, Shuuya...!" Kubalas ucapannya sambil tersenyum manis. Ekspresi canggung yang jarang diperlihatkannya itu terlihat sangat manis, membuatku ingin tertawa saat melihatnya.

"..." Dirinya hanya terdiam sambil memalingkan wajah. Inilah tindakan khasnya bila dia sedang malu. Hehe, setelah sekian lama bersahabat dengannya, sekarang ini aku jadi tahu banyak tentang dirinya... Oh! Dan tentu saja, aku juga tahu banyak tentang teman-temanku yang lain! Bukan cuma Shuuya saja, kok!

Kami berjalan beriringan, kali ini hanya saling membisu saja. Dia terdiam seribu bahasa, mungkin masih merasa malu kali, ya? Karena itu, kuputuskan untuk mengatakan sesuatu. Suatu ucapan yang sudah ingin kukatakan sejak lama...

"Ungg.. Hei, Shuuya...!" Aku mulai menghadapkan wajahku kearahnya, sambil tetap berjalan.

"Apa...?" Shuuya mulai menoleh ke arahku. Semburat merah yang tadinya menghiasi wajahnya kini telah hilang. Sayang sekali... Uh, maksudku bukan begitu!

"Tidak, hanya.. Terimakasih..." Kuberikan senyum terbaikku kepadanya. Kurasa Shuuya sudah banyak membantuku, dari awal perjuanganku menuju Football Frontier sampai saat aku berdiri disini. Dan mumpung aku ingat untuk berterimakasih padanya, jadi kuucapkan saja. Boleh kan?

"...Memangnya aku baru membantumu dalam hal apa...?" Tanya sahabatku itu sambil sweatdrop. Oh, God! Bahkan kadang Shuuya pun bisa lebih lemot dari aku!

"Bukan begitu! Selama ini kau sudah banyak membantuku. Dan aku belum sekalipun mengucapkan terimakasih... Jadi... Ya pokoknya Terimakasih!" Makin lama aku jadi makin bingung juga untuk menjelaskan hal ini padanya. Sampai-sampai, aku mengacak-acak rambutku. Diluar dugaan, Shuuya membalas perkataanku dengan sebuah senyuman lembut.

"Aku sangat senang dapat membantumu, Endou... Err, Mamoru..." Ucapnya dengan grogi saat salah mengucap namaku.

"Ehehehe...! Aku suka sekali pada Shuuya!" Mulailah kebiasaanku saat sedang senang, yaitu memeluk dirinya sambil berkata 'suka' padanya. Tentu saja 'suka' sebagai teman maksudku. Kata teman-temanku yang lain, ini termasuk kebiasaan buruk. Memangnya apa sih yang salah dengan kebiasaanku ini?

Kulihat dia yang shock sambil ternganga saat kupeluk. Jangan khawatir, biasanya memang selalu seperti ini kok. Hn, dipikir-pikir... Apa ini ya dampak buruk dari kebiasaanku itu? Ah, sudahlah.. Akhirnya aku tetap mengumbar kata 'suka' sembarangan padanya dan tetap memeluknya.

"Aku... Yah, Aku juga menyukaimu..." Tanpa kuduga, dia membalas ucapanku. Wajahnya benar-benar merah padam. Kenapa sih wajahnya sering sekali memerah tanpa alasan(?) begitu? Yah tak apalah. Toh, Dia terlihat manis kalau blushing begini.

"Uwaa? Benarkah? Waaa! You're my really really best friend..!" Kulanjutkan acara memeluk-meluk dirinya. Tanpa kutahu kalau dirinya sedang tersenyum nista (plak!) maksudnya, dia tersenyum lembut dan penuh arti...

Beginilah adanya kehidupanku saat ini. Memeluk dan dipeluk. ...Bukaaan! Maksudku, inilah kehidupanku. Mungkin sudah tak ada kejadian-kejadian mengejutkan seperti munculnya alien yang menghancurkan sekolahku, namun aku sangat menikmati hari-hari yang damai ini. Semoga suasana seperti ini dapat berlangsung selamanya... Atau , apakah akan terjadi bencana baru?

End of Mamoru's POV

"Huaaahm...! Ngantuuk..." Haruya berjalan lambat sambil menguap. Tindakannya itu mendapat omelan dari Fuusuke.

"Makanya jangan bergadang untuk main game sepakbola melulu!" Fuusuke mulai menjitak pelan kepala Haruya. Maksudnya sih agar Haruya terjaga seutuhnya, namun apa daya, Haruya yang emosian itu malah mengamuk.

"Berani-beraninya kau menjitak kepalaku yang berharga ini! Lihat, bunga tulip(?) dikepalaku ini bisa layu(?) karena kau jitak! Kau pikir butuh berapa tahun untuk menumbuhkan tunas(?) tulip ini, hah?" Haruya mulai mengamuk dengan bahasa tak jelas sambil menatap Fuusuke dengan tatapan horor, sementara yang ditatap hanya pasang ekspresi datar sambil membuang muka. Jadilah Haruya makin emosi dan mulai mengeroyok Fuusuke.

"Hei kalian! Jangan bertengkar melulu dong! Terumi, Hiroto, katakan sesuatu..!" Ryuuji mulai mengomel sambil menatap ilfil pada Haruya dan Fuusuke yang sedang bergelut di tengah jalan. Sementara Terumi asyik mengamati sesuatu dan Hiroto asyik mengkhayalkan sosok Mamoru yang sedang menari balet di gurun Sahara(?).

"Teman-teman..." Sebuah interupsi dari Terumi membuat keempat alien sisanya menatap pria berambut pirang panjang itu dengan ekspresi cengo. Kemudian Terumi mulai mengisyaratkan pada mereka untuk mendekat. Wajah Terumi terlihat sangat serius. Terlalu serius untuk dirinya yang biasanya santai itu. Matanya menatap mereka berempat, membuat semuanya mulai menelan ludah.

"Coba kalian lihat di arah sana..." Terumi mulai menunjuk ke arah kanan tikungan jalan, membuat sisa 4 orang lainnya langsung melihat ke arah yang ditunjuk Terumi.

"Disana... Ada..."

"Ada seorang kapten tim sepakbola SMA Raimon yang sedang bermesraan dengan pacarnya, striker tim sepakbola Kita..." Ucap Terumi datar sambil menunjuk dua orang yang ternyata Mamoru dan Shuuya. Tentu saja Terumi mengatakan demikian karena melihat Mamoru memeluk-meluk Shuuya dengan gajenya. Walhasil, Hiroto langsung shock dan ketiga alien sisanya hanya menatap ShuuyaxMamo dengan tatapan cengo.

"Pagi-pagi begini sudah asyik pacaran..." Komentar Haruya dengan datar. Tentu saja ekspresinya datar-datar saja karena sudah tiap hari dia melihat 'kemesraan' 2 orang gaje ini. Tepatnya sejak dia masuk ke SMA Raimon ini.

"Ka, Kami tidak pacaran...!" Shuuya mulai membantah dengan ngototnya, sementara Mamoru hanya memasang ekspresi polos sambil tetap memeluk-meluk Shuuya.

"Komentermu itu benar, Haru. Tapi bukannya Kau sendiri tadi juga sibuk bermesraan dengan Fuu?" Cukup satu kata dengan cetak bold dari Ryuuji untuk membuat Haruya salah tingkah.

"BUKAAAN!" Dan inilah reaksi Haruya bila salah tingkah. Cukup ngotot dan nyolot .(plak!)

"Mamoru...! Kenapa kau selingkuh(?) dengan Goenji! Aku dicampakan! Huwee...!" Hiroto mulai menangis tak karuan.

"...Yang namanya alien itu memang gila semua..." Gumam Shuuya yang sedikit sweatdrop saat melihat kegajean mereka berlima.

"Ee..! Aku tidak pacaran dengan Shuuya! dan lagi, Hiroto... Kenapa kau tidak memanggil Shuuya dengan nama kecilnya? Kan kita semua sudah berjanji? Janji itu lho!" Mamoru mulai menghela nafas sambil mengerutkan dahinya.

"Iya, iya... Shuuya! Begini cukup kan?" Ucap Hiroto yang sedikit kesal karena nama Shuuya disinggung-singgung terus oleh Mamoru.

"Ehehe.." Mamoru tersenyum senang. Senyuman itu langsung membuat Hiroto (dan Shuuya) blushing.

"Uh... Ngomong-ngomong... Boleh aku bertanya sesuatu padamu, Afuro... Err, Terumi..?" Ucap Shuuya dengan nada penuh keraguan. Tumben sekali sang striker kita ini mengambil inisiatif untuk bertanya. Oleh karena itu, mari kita simak pertanyaan Shuuya dengan cermat...

"...Kenapa kau pakai seragam untuk anak cewek...?" Tanya Shuuya dengan polos(?)nya. Namun sweatdrop besar menggantung di dahinya. Pertanyaan itu membuat sisa keempat alien lain langsung shock.

"Be, benar juga..." Gumam Ryuuji sweatdrop.

"Tapi..." Fuusuke mulai gemetaran.

"Kenapa kita tidak menyadarinya dari tadi...?" Ucap Haruya dengna wajah horor.

"Eee..? Tentu saja itu karena aku memang pantas memakai seragam ini kan?" Ucap Terumi dengan gamblangnya. Membuat semuanya sweatdrop. Terumi memang tergolong cantik(?), tapi kalau ngaku-ngaku dengan narsisnya sambil membanggakan kecantikan itu sih rasanya... kayak banci prapatan gitu deh... (plak!)

"...Atau kalian pada tidak sadar karena memang bego...?" Ucap Mamoru yang dahinya sedikit berkerut.

"E, enak saja! Itu salah Terumi! sukanya pakai baju cewek melulu, jadi kami menganggap itu sudah biasa(?)!" protes Fuusuke sambil menggembungkan pipinya. Terlihat cukup manis bila dilihat menggunakan mata milik Haruya.

"...Ribut sekali kalian." Ucap Ichirouta yang tiba-tiba nongol diantara kerumunan gaje ini.

"Eh, Ichirouta! Selamat pagi...!" Mamoru mulai mengucap salam dengan cengiran khasnya.

"Iya... Teman-teman, ayo kita segera ke sekolah. Nanti bisa terlambat lho..." Ichirouta tak ambil pusing dengan apa yang tadi diributkan oleh 7 orang gaje ini dan langsung memimpin pengembaraan(?) mereka menuju SMA Raimon.

"Eee... Katanya setelah ini akan ada festival olahraga lho, Mamoru!" Ucap Hiroto dengan girangnya.

"Hee? Aku sama sekali tak tahu soal itu?" Ucap Mamoru polos sambil memiringkan kepalanya.

"Sampai tahun lalu memag tak ada acara ini di SMA Raimon. Tapi karena tahun ini kepala sekolahnya diganti, sang kepala sekolah baru itu mulai mengadakan acara ini kembali..." Ichirouta mulai memberi penjelasan pada semuanya.

"...kalau tidak salah, kepala sekolah saat ini itu Ayahnya Natsumi kan...?" Tanya Shuuya yang sebenarnya sudah tahu jawaban dari pertanyaan itu sendiri.

"Kalau ayahnya Natsumi sih..."

"Pasti bakal bikin acara yang aneh-aneh." Ucap Ichirouta, Mamoru dan Shuuya dengan kompaknya.

"Eh? Memangnya kepala sekolah kita gajenya separah itu? Kurasa Natsumi tipe gadis yang bermartabat. Masa' ayahnya segaje itu sih...?" Tanya Terumi yang keheranan.

"Ohh! Maksudnya seperti pepatah 'Biji jatuh tidak jauh dari pohonnya' itu yah?" Ucap Haruya sambil menepuk kedua tangannya.

"...Yang benar itu 'Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya'..." Ryuuji membetulkan peribahasa Haruya sambil menghela nafas.

"Dasar bodoh." Dan komentar Fuusuke dengan suksenya memecah perang dunia ke-15(?).

"AKU BENCI PADAMUU!" Seperti yang bisa diduga, Haruya mulai mengeroyok Fuusuke (lagi).

(Tralala... ini adalah pembatas cerita)

"Katanya tradisi festival olahraga ini baru dilaksanakan lagi setelah 40 tahun dihentikan lho...!" Ichirouta mulai bercerita pada teman-temannya.

"Begitukah? Memangnya kenapa dulu kegiatan ini sempat dihentikan?" tanya Terumi yang cukup penasaran.

"Katanya sih karena jenis lomba yang sangat keras, berat, dan juga gaje(?). Namun diluar itu hadiah yang ditawarkan sangat menggiurkan katanya..." Ucap sosok pria berambut putih dan bertubuh mungil, Shirou Fubuki. Dia mulai mendatangi Mamoru dan lainnya.

"Oh.. Pagi, Shirou...!" Fuusuke mulai menyapa Shirou.

"Iya..." Shirou pun memeberikan senyuman termanisnya pada semua temannya itu.

'Kawaiii...!' Batin seluruh orang yang ada disana, semua kecuali Shuuya.

"Eh, tapi katanya hadiahnya menggiurkan? Kira-kira apa ya?" Tanya Haruya yang mulai penasaran juga.

"Entahlah..." Sahut semua orang dengan kompaknya.

Dan Mereka berdelapan meneruskan perjalanan menuju SMA Raimon. Sebuah perjalanan singkat yang cukup damai (walau diwarnai dengan pertengkaran Haruya dan Fuusuke). Sampai akhirnya terdengar keributan di area sekolah...

"Ada apa ribut-ribut begitu?" Gumam Ryuuji yang sebenarnya batinnya mulai merasa tak enak.

"Ahaha... Mungkin baru ada gosip bahwa kepala sekolah kita diam-diam sedang belajar menari balet?" Canda Mamoru yang terkakak sendiri karena ucapannya. Sementara ke-8 temannya hanya sweatdrop sambil menatap sosok kapten itu.

"Tidak baik bila memfitnah(?) orang seperti itu, Mamoru..." Shuuya mulai mengacak gemas rambut cokelat Mamoru sambil menasehatinya.

"...Aku setuju dengan Shuuya-kun. Nanti bisa kualat(?) lho..." Ujar Fuusuke dengan eskpresi kelewat serius.

"Ahaha... Jangan bikin perasaanku tak enak begini dong Fuusuke...! Mana mungkin hal seperti itu..."

"Mamoru! Gawaaat...!"

Tanpa disangka, muncullah sosok Yuuto, Haruna dan Shinichi yang sedang berlari menuju Mamoru. Wajah Mereka semua tampak panik dan horor, bahkan Yuuto sekalipun. Dengan kilat, Yuuto segera menerjang Mamoru dan memberi suatu berita buruk...

"Mamoru... Ini gawat...!" Ucap Yuuto yang mencengkeram kedua pundak Mamoru, sementara Mamoru dkk hanya cengo saja melihat ekspresi horor Yuuto, Haruna dan Shinichi itu.

"I, ini soal festival olahraga..." Shinichi mulai menambahkan.

"Memangnya ada apa?" Tanya Shuuya dengan wajah serius. Sedikitnya, firasat buruk mulai muncul dalam hati kecilnya.

"Hadiah dari festival olahraga tahun ini sudah diputuskan. Katanya..."

"Bagi siapa yang memenangkan lomba-lomba di festival ini akan berhak mendapatkan Mamoru..."

"HAH!" Dan akhirnya Mamoru langsung jantungan saat mendengar bahwa dirinya dijadikan hadiah untuk festival olahraga.

"Tuh, kan. Sepertinya Mamoru benar-benar kualat..." Gumam Fuusuke, satu-satunya orang yang masih berekspresi datar.

(Tralala... ini adalah pembatas cerita)

"Aku nggak mau dijadikan objek hadiaaah! Bagaimaan kalau yang menang nanti orang kafir(?) yang akan menjadikanku pembantunya(?)!" Mamoru mulai menangis sambil memeluk (dan memukuli) Shuuya. Saat ini mereka berdua belas tengah berkumpul dalam ruang klub sepakbola SMA Raimon. Semuanya sibuk berpikir, mencoba menerka maksud dari pemikiran kepala sekolah yang sarap itu.

"Dan katanya orang dari luar sekolah boleh berpartisipasi..." Gumam Ichirouta yang sibuk membaca selebaran festival itu.

"Hei, Mamoru! Kau jangan cengeng! Kalau kau dijadikan hadiah, tinggal menang dan menyelamatkanmu saja, kan? Kau sendiri kan juga boleh berpartisipasi atas festival ini...!" Ucap Terumi yang mencoba untuk melepas Mamoru dari pelukannya terhadap Shuuya.

"Benar juga. Kalau kita menang, kan kita berhak mendapatkan Mamoru. Jadi kita hanya tinggal menang supaya Mamoru tidak jatuh ditangan orang aneh(?) lain..." Ucap Ryuuji yang menepuk tangannya dengan tangan satunya.

"Apa kalian yakin kalau kalian akan menang...?" Tanya Mamoru yang pesimis sambil menggembungkan pipinya. Airmata masih bersisa di sudut matanya. Sungguh, Mamoru sangat terlihat manis dengan ekspresi begitu. Dan tiga orang di ruang klub ini mulai blushing saat melihat wajah Mamoru (tahu sajalah siapa Mereka).

"Jangan khawatir, aku pasti akan menang..." Shuuya tersenyum lembut pada Mamoru.

"Be, benarkah?" Tanya Mamoru yang mulai blushing.

"Aku berjanji..." Shuuya menepuk kepala Mamoru. Sebuah momen yang sangat manis kalau saja tidak ada interupsi dari beberapa orang...

"EHEM!" Ichirouta berdehem dengan suara yang dibuat sangat keras. Deheman itu membuat Shuuya dan Mamoru salah tingkah.

"Bukan cuma Shuuya saja yang akan menyelamatkan Mamoru...!" Ichirouta mulai melipat tangannya sambil memasang ekspresi garang. Semua orang hanya cengo dengan polosnya, kecuali Terumi yang senyum-senyum gaje.

"A, Aku juga akan menyelamatkan Mamoru, lho..!" Ucap Hiroto sambil berjingkrak.

"Yosh! Aku dan Fuusuke juga akan membantu...!" Ucap Haruya sambil menggaet lengan Fuusuke.

"Kalau Haruya sudah bilang begitu sih apa boleh buat..." Ucap Fuusuke dengan datar.

"Terimakasih..." Mamoru mulai tersenyum pada seluruh temannya.

'Ufufufu... Dasar anak muda... Jadi penasaran, Kira-kira siapa yang akan jadi pendamping Mamoru nanti ya?' Batin Terumi yang tersenyum kecil. Senyumannya itu terlihat seolah-olah bahwa dia telah mengetahui maksud dari semua ini. Mungkinkah itu?

Keesokan Harinya...

"Minna-san...!" Aki mulai masuk ke kelas dengan brutalnya, mengejutkan Mamoru yang tengah asyik berbincang dengan Shuuya.

"Ada apa, Aki?" Tanya Ryuugo dengan gaya macho(?)nya.

"Ini... Lomba untuk festival olahraga besok telah ditentukan...!" Ucap Aki dengan serius. Seluruh siswa mulai menelan ludah.

'Yang menang akan dapat Endou-kun...' Batin cewek-cewek yang menjadi fans Mamoru.

'Senang sekali kalau bisa dapat uke semanis Endou...' Batin cowok-cowok di kelas itu.

Dari sini kita dapat menyimpulkan bahwa seluruh siswa-siswi SMA Raimon pada nista semua pikirannya (plak!). However, tentu saja pernyataan Aki tadi membuat semuanya penasaran.

"Jadi bagaimana...?" Tanya Ichirouta.

"Begini... Dalam festival olahraga nanti akan dipakai sistem gugur. Jadi bila kalian didiskualifikasi atau tidak memenuhi syarat pada lomba pertama, kalian tidak akan dapat melanjutkan ke lomba kedua. Dan barang siapa yang dapat bertahan dan terus menang sampai lomba terakhir akan mendapatkan hadiah berupa... Endou-kun... Jadi, ada pertanyaan?" Ucap Aki dengan ragu saat mengucap nama Mamoru.

'Memangnya ini ajang JPB (Jepang Mencari Bakat) apa? Masa' pake metode eliminasi segala sih...' Batin Yuuto yang sweatdrop.

Salah seorang siswa mengangkat tangannya, "Ano.. Memangnya lombanya ada berapa sih?" Dan pertanyaan itu hanya dijawab Aki dengan gelengan kepala. Artinya dia sendiri juga tidak tahu-menahu soal ini.

"Terus besok akan diadakan lomba apa?" Tanya Shuuya yang diluar dugaan mulai melempar pertanyan.

"Lomba balap sepeda. Akan diadakan di lapangan atletik..." Ucap Aki yang sweatdrop setengah mati. Tentu saja itu mustahil. Siswa di SMA Raimon ini berjumlah ribuan, belum lagi ditambah orang lain yang ingin mengikuti festival ini. Sedangkan arena lari untuk klub atletik itu tidaklah luas. Memangnya bisa balap sepeda di tempat seperti itu? Dan mari kita tunggu suara kekompakan dari kelas ini..

"MUSTAHIIIL!"

Ruang Kepala Sekolah...

"Kenapa ayah mengadakan lomba yang aneh dan menjadikan Mamoru sebagai hadiah...?" Tanya Natsumi dengan ekspresi coolnya. Sementara sang kepala sekolah hanya terdiam sambil berdiri membelakangi Natsumi.

"Kau akan tahu nanti, anakku..." Natsumi hanya terdiam saat mendengar jawaban ayahnya itu. Dia berpikir, aneh sekali bila ayahnya bertindak ceroboh dengan mengadakan festival olahraga macam ini. Bagaimanapun, ayahnya bukanlah orang seceroboh itu.

"Ini juga demi kebaikan Endou-kun.."

"EH? Apa maksud Ayah...?"

"Natsumi, Kau juga harus ikut lombanya lho...!" Ucap Ayah Natsumi sambil tersenyum gaje.

"What the...!"

'Tentu saja, karena pemenang festival ini adalah cinta sejati Endou-kun...' Batin kepala sekolah kita yang saat ini tersenyum nista.

Dengan ini, berakhirlah hari ini, hari yang akan menjadi awal takdir dari seorang Mamoru Endou...

To be Continued...

Kou: Garing...

Yummy: Iya! Ini garing!

Dika: Berisiiik! Ini sudah semampuku, tahu!

Dan beginilah awal dari kisah gaje ini. Ufufufu, Saia senang sekali bisa memunculkan kelima alien ini...! Dan sudah ada 15 tokoh yang muncul, nah selanjutnya Kalian ingin memunculkan chara dan pairing yang mana?

Jadi, lomba pertama adalah balap sepeda! Saia akan menyerahkan kreasi untuk lomba di chap depan kepada... Gita Chibi! XD

Dengan kata lain, Anda kena tag, Gita-san! XDD

Dan alasan Saia memilih Gita-san adalah... Tak lain tak bukan adalah karena Gita-san sendiri bilang kalau Dia lagi punya waktu luang... (plak!)

Nah, dengan ini sisa delapan orang yang belum di-tag adalah Mereka ini:

-MangaOtaku77

- marmarinii

-Akazora no Darktokyo

-'Aka' no 'Shika'

-yue

-Draco-blacklightz23

-sakuno rocks

-Dyaning Pangestika

Minna-san, sehubungan dengan ucapan Saia di SRD, Saia nyatakan bahwa selama fic colab ini berlangsung, Saia akan hiatus dari fandom ini. Upps, Saia hanya akan hiatus sebagai author. Jadi Saia masih akan tetap mereview dan mengawasi(?) jalannya fic colab Kita! XD (plak!)

Selama hiatus ini Saia akan pulang kampung ke fandom Yugi-Oh tercinta untuk meneruskan fic-fic yang pada nggantung, jadi Saia hanya akan menjadi reviewer di fandom ini untuk sementara. Liburnya Saia ini juga akan Saia gunakan untuk mencari data tentang chara-chara Inazuma yang lain (untuk persiapan fic DC).

Nah, Good luck Minna-san! khususnya Gita-san yang kena tag...! XD

~With Kuriboh's egg piece~

Dika the Reborned Kuriboh