Yaoi, School Life, Drama

Lenght : Chapter 1 of 3

Main Cast : -Zhang Yixing (17th)

-Wu Yifan (16th)

-Kim Minseok (18th)

-Xi Luhan (18th)

-Oh Sehun (15th)

-And All member EXO at next chap!

Ingat! Disini ceritanya Yifan lebih kecil satu tahun dari Yixing! Ingat ya, tolong bayangin wajah Yifan yang unyu pas baca ceritanya! ;) ... Ini ff dijamin ga ada angst-angstnya sedikitpun! Okey?! (Seperti selama ini KraYeol yang selalu dijuluki 'Ratu Angst' atau segala macamnya di fp, karena hampir semua ff karya KraYeol yang bergendre angst, nah yang ini KraYeol agak bedain dikit Gendrenya, hehe). Oke, Silahkan dibaca...

Mempersembahkan..

~M.O.S~

Happy Reading For..

Chapter 1

.

.

.

"Hey, berikan kaca mata mu!"

"Ini Sunbae.."

"Kau boleh pergi.."

.

.

.

"Kau! Mana topi mu?!"

"Ma_Maaf Sunbae. Temanku yang membuatkannya. Dia bilang dia akan membawakannya untukku hari ini."

Siswa yang dipanggil Sunbae mendelik. "Kau seorang ratu?"

Siswa baru itu menggeleng takut. "Bukan. Saya hanya minta tolong dengannya, Sunbae.." Cicitnya.

"Jika bukan. Silahkan berdiri dibelakang dan angkat satu kakimu!"

"Ba_Baik Sunbae.."

" Tidak tahu kau siapa ratu disini? Dasar bodoh!"

.

.

.

"Berapa umurmu?"

"15 Sunbae.."

"Berbalik!"

"..."

"Satu, dua, tiga... Bla bla bla... Kuncirmu kurang satu. Kebelakang se-ka-rang!"

"Baiklah~"

.

.

.

"Hey bodoh! Kesini kau!"

"Ada apa Sunbae?"

"Jawab dengan jujur! Kau itu cantik atau jelek?!"

"Jelek Sunbae!"

"Lalu siapa yang cantik?"

"Sunbae!"

Sang Senior tersenyum manis. "Kau boleh pergi..."

.

.

.

Senior itu terus mengerjai siswa yang baru saja masuk hingga_

Tap.

Langkah seorang siswa berhenti tepat disaat sebuah permen karet bekas mendarat di atas sepatunya. Ia menoleh kesamping dan melihat seorang seniornya sedang mengelap mulutnya menggunakan tisu lalu membuka satu bungkus permen baru lagi. Berlanjut memakannya.

Merasa tidak ada pergerakan dari siswa dihadapannya, senior itu menoleh. "Apa lihat-lihat?!" Sergak nya.

"..." Siswa baru itu belum beranjak dan malah membalas tatapan seniornya.

Si senior mendengus sekali, lalu menurunkan kaca matanya yang baru saja ia rampas dari seorang siswa. "Kau menantangku? Siapa namamu?!_" Dia menarik kerah baju siswa baru yang lumayan tinggi tersebut hingga tubuh mereka saling berhadapan. Siswa baru itu masih diam.

"_Wu-Yi-Fan..." Sang senior yang ternyata berbadan lebih pendek melepas cengkramannya setelah mengeja nama juniornya tersebut diatas kertas petak yang ditempelkan didadanya.

Kemudian senior itu mendongak. "Apa lagi yang kau tunggu? Ayo pungut! Kenapa diam saja!"

Yifan menurunkan tatapan kearah sepatunya. Melirik sebentar seniornya kemudian mulai membungkuk pelan. Ia mengambil benda lengket itu dari sepatunya kemudian kembali berdiri menghadap kakak kelasnya tersebut.

"Masukkan kekantongmu!"

Siswa baru itu melirik sebentar permen karet ditangannya kemudian_

"YA! APA YANG KAU LAKUKAN!"

_Menempelkannya dikening si senior. -_-

"Ini punyamu kan_" Membaca name tage seniornya sebentar. "_Zhan-Yi-Xing, Sun-bae~?" Ucapnya sarkastis.

Yixing menatapnya nyalang. Wajahnya mulai memerah dan ia marah besar.

"Jadi, silahkan masukkan itu kekantongmu sendiri!" Yifan pergi setelah mengucapkan kalimat terakhirnya.

"YA! BRENGSEK!" Yixing menggeram marah. Tangannya terkepal kuat hingga permen karet bekas digenggamannya-yang baru saja ia ambil dari keningnya- hancur dan menyatu dengan kulit tangannya.

.

.

.

Hari ini adalah hari dimana penerimaan siswa tahun ajaran baru di Victory High School berlangsung. Ospek diadakan sekaligus dihari yang sama. Paginya, setiap gugus ditempatkan di kelas yang berbeda-beda untuk mendapatkan pengarahan dari panitia ospek. Mereka diperiksa mulai dari kelengkapan properti dan lain-lain.

Setelah selesai, semua siswa disuruh berkumpul kelapangan untuk melaksanakan upacara penyambutan mahasiswa baru. Belum upacara resmi karena hari ini ospek lebih didominankan. Upacara resmi akan dilakukan sehari setelah ospek selama tiga hari berturut-turut selesai. Ini baru hari pertama.

Dan, siapa yang akan menyangka kalau Yifan_

_Sudah berani cari masalah!

"Aku lihat apa yang telah kau lakukan pada Yixing Sunbae."

"Lalu?"

"Kusarankan, kau harus meminta maaf.."

"Untuk?"

"Ck! Kita masih baru disini dan tolong, jangan mencari masalah Wu Yi Fan! Yixing Sunbae orang yang paling ditakuti disekolah ini."

"Sayang sekali Sehun, Aku tidak takut." Yifan hanya mengedikkan bahunya sedikit. Dan mulai beranjak dari duduknya setelah memasukkan semua peralatan ospeknya kedalam kantong plastik yang diberikan tali dan dijadikan tas.

"Ayo.. Kita disuruh berkumpul.."

Sehun memutar kedua bola matanya melihat Yifan yang keras kepala. "Mati kau hari ini, Fan..."

.

.

.

Diruang osis..

"Jangan sering-sering memakan permen karet. Itu tak baik untuk tenggorokanmu..."

Yixing berhenti mengunyah. Ia memandang salah satu temannya yang satu tahun lebih tua darinya sebentar. Kemudian mengeluarkan permen karet dari dalam mulutnya secara perlahan dan meletakkannya ketelapak tangan.

"Hyung tahu dari mana?"

"Itu tidak penting."

Yixing mendengus. Ia melirik telapak tangannya yang sedang dibersihkan menggunakan tisu dan minyak. "Yang bersih ya, Luhan Hyung.." Ucap Yixing lalu terkekeh.

Luhan mengangkat wajahnya dan menatap Yixing, Yixing membalas tatapannya. Lelaki yang sudah ia anggap seperti adiknya sendiri itu masih tersenyum manis kearahnya.

Luhan mendengus lalu melanjutkan pekerjaannya membersihkan telapak tangan Yixing yang dilumuri permen karet bekasnya sendiri. "Satu lagi. Tidak semua orang bisa terima diperlakukan seenaknya, Xing.."

"Dia junior ku, jadi tidak seharusnya dia melawan!" Yixing mempoutkan bibirnya kesal, berusaha membela diri. Dia jadi ingat kejadian tadi! Haishh sungguh menyebalkan anak bernama Wu Yifan itu!

"Dia juga junior ku.." Balas Luhan.

Yixing memutar bola matanya. "Ya, ya. Dia junior kita! Tapi yang tadi itu sungguh kurang ajar Hyung. Pokoknya aku harus membalasnya. Dia telah membuatku malu didepan siswa-siswa lain!" Yixing berkata dengan raut wajah emosi.

"Tidak usah Yixing.."

"Harus!"

"Hhh.. Aku seharusnya tahu kalau kau tidak akan pernah mendengar omonganku..."

Yixing terkekeh mendengar gerutuan Luhan. Ia suka sekali membuat lelaki didepannya ini marah.

Hening sebentar..

"Emm.. Hyung~..."

Luhan mengangkat wajahnya lagi. Memasang wajah seolah bertanya 'apa?' kepada Yixing.

Dengan ragu-ragu Yixing mengangkat satu tangannya yang lain. "Aku tidak sadar Hyung.. Maaf~" Kemudian nyengir.

"Astaga Xing! Kau merepotkan! Masih banyak pekerjaan lain yang harus kulakukan selain mengurusimu kau tahu?! Aishh!"

"Hehe... Maaf ~..."

Dan berakhir dengan Luhan yang membersihkan telapak tangan Yixing yang satunya lagi. Permen karet yang baru saja ia keluarkan dari mulutnya ketelapak tangan belum ia buang. Alhasil, benda itu akhirnya lengket ditangannya, kembali. -_-

"Hhh.. Kita membutuhkan lebih banyak minyak.!" Keluh Luhan.

"Biar aku ambilkan!_" Ucap Yixing semangat. "_Tunggu sebentar Hyung.." Yixing berdiri dari duduknya dan mulai melangkah menjauhi Luhan.

"Kuharap hari ini adalah hari terakhir aku melihatmu memakan benda sialan itu!" Teriak Luhan.

Yixing berbalik namun tetap melangkah. "Hehe.. OK Boss!" Lalu mengacungkan jempolnya kearah Luhan. Setelahnya ia berlari-lari kecil keluar ruangan osis untuk mengambil minyak.

Luhan hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah Yixing. Luhan hanya tak tahu. Sebenarnya bukan lupa atau apa, dia tidak tahu saja kalau adiknya itu sengaja melakukannya.

Karena lelaki itu ingin lebih lama lagi duduk berdua dengan Luhan.

Ya, Yixing menyukai Luhan. Meski ia tahu Luhan itu sudah memiliki kekasih.

Tapi Yixing selalu berfikir, apa salahnya berharap?

.

.

.

Upacara telah selesai, dan kegiatan ospek hari pertama akan dimulai..

"MERAPAT, MERAPAT! TIDAK ADA YANG DUDUK! SEMUANYA JONG-KOK!" Yixing memulai hobynya. Berteriak! Didepan ratusan siswa tahun ajaran baru dengan menggunakan microphone. Sungguh memekakkan telinga sebenarnya.

"LIHAT KEDEPAN SEMUA!" Yixing yang berdiri dibagian pintu masuk aula memberi pengarahan lagi.

Beberapa senior juga berdiri berpencar mengelilingi para siswa baru. Dan ada yang hanya sekedar duduk-duduk saja disana. Menikmati pemandangan wajah idiot adik-adik kelas baru mereka.

Semuanya hanya bisa menurut. Riuh ruangan gedung aula sekolah yang dijadikan tempat pembukaan ospek terdengar. Ratusan siswa baru yang berada disana mulai bergeser saling merapat. Senior mereka(Yixing) bilang, tidak boleh ada celah diantara mereka.

"TIDAK ADA SU-A-RA!"

Seketika suasana ribut menjadi hening. Hanya suara gesekan sepatu sebagian siswa yang belum merapat yang terdengar.

"CEPAT, CEPAT! SAYA HITUNG SAMPAI TIGA, TAK ADA YANG BERGERAK SETELAH INI! SATU...DUA..._

_TIGA!"

Hening lagi. Benar-benar hening...

Yixing terlihat senang dengan hasil kerjanya. "OK! Bagus! Saya serahkan kepada ketua osis kita..."

Semuanya melihat kedepan dalam diam bak anak ayam. Menunggu sang ketua osis berdiri sambil memegang sebuah microphone lain.

Ternyata ketua osis di Victory High School itu_

Luhan.

"Tes, tes!_" Luhan memulai bersuara. "_Baiklah... ANYEONGHASSEYEO...!"

Semua siswa hendak menjawab serempak. "ANYEONG_"

"DIAM! SUDAH SAYA BILANG TAK ADA SUARA!"

Tawa para senior yang berada disana pecah. Betapa lucunya ekspresi para siswa baru yang langsung bungkam mendengar teriakan Yixing dari arah belakang. Raut kebingungan tergambar jelas diwajah mereka. Dan itu sangat lucu. Ditambah lagi dengan wajah mereka yang memang diharuskan untuk dirias seperti badut dari rumah, khusus dihari pertama (itu usulan Yixing).

Luhan hanya tersenyum melihat kelakuan Yixing. Ia mengedarkan pandangannya kembali kearah kerumunan siswa baru. "Saya ulangi lagi.. ANYEONGHASSEYEO...!"

Krik

Krik

Tak ada yang berani menjawab. Semua siswa melirik Yixing yang kini berkacak pinggang memantau siapa yang sekiranya berani bersuara, dan sebagian lagi menatap Luhan dengan tatapan bimbang. Tak tahu harus melakukan apa.

"KALIAN TIDAK SOPAN YA! KETUA OSIS MENYAPA KALIAN DIAM SAJA?!" Senior yang lain mengeluarkan suara. Dia Kim Minseok. Wakil ketua osis.

"Apa yang harus kami lakukan Sunbae-nim~?" Salah satu dari ratusan siswa akhirnya memberanikan diri. Menatap Minseok dengan tatapan memelas. Di ikuti oleh protes-protes lain setelahnya.

"Dijawab lah~!" Minseok mendengus malas. Lalu menyilangkan kedua tangannya didepan dada.

Sebagian siswa melirik Yixing.

"Apa?!" Tanya Yixing sambil berkacak pinggang.

Riuh dan decakan akhirnya menggema saat sebagian siswa mulai ribut lantaran protes. Yang berada dibagian belakang hanya diam karena takut. Yixing berdiri persis dibelakang mereka sih... -_-

Sebenarnya Yixing sudah sangat susah menahan tawanya. Akhirnya ia hanya berpura-pura memutar bola matanya saja. "Terserah kalian!" Gerutunya lalu berjalan kearah dimana para senior lain berkumpul. Para senior disana hanya bisa tertawa melihat kelakuan Yixing dan Minseok.

Sementara Luhan hanya geleng-geleng kepala saja sambil tersenyum melihat itu.

Sebenarnya kegiatan ospek ini sudah dirancang dari awal. Sebut saja tindakan Yixing dan Minseok sebagai salam pembuka. Hanya sekedar menguji mental siswa baru disana. Karena jika sudah ada yang berani protes, maka para senior akan berhenti beraksi. Karena itu yang diperlukan. Hanya untuk memunculkan keberanian mereka saja, sebelum ospek yang sebenarnya dimulai.

"Tenang, tenang semuanya_" Luhan kembali membuka kata. "_Itu baru awal. Setelah ini kita akan_"

BRAK!

Semua orang yang berada didalam gedung aula menoleh kearah pintu. Kearah dimana seorang siswa berkulit putih pucat baru saja masuk dan membungkuk beberapa kali sambil meminta maaf. Dia Sehun.

"Maaf. Maafkan kami Sunbae-nim! Kami terlambat! Kami ketiduran di atap. Sekali lagi maafkan kami Sunbae.." Sesalnya dengan nafas ngos-ngosan, tanda ia habis berlari.

"Kami?" Yixing memutar bola matanya jengah. Ternyata mereka berdua, fikirnya.

"Cepatlah masuk!_" Suruh Luhan. "_Kalian dimaafkan untuk kali ini. Tidak ada maaf lagi jika kalian mengulanginya kembali. Suruh juga temanmu masuk. Cepat!" Lanjut Luhan.

Sebagian senior berdecak malas melihatnya. Bukankah lebih bagus jika anak yang terlambat itu diberikan hukuman saja. Kan lebih asyik begitu. Kenapa Luhan baik sekali sih?

"Terima kasih Sunbae_" Sehun membungkuk sekali lagi. Ia masih berdiri dipintu dan lantas mendongak keluar lalu berkata agak berteriak. "Yak! Yifan! Bergegaslah..!"

Deg!

Mata Yixing langsung membulat mendengar nama itu. Dan emosinya seketika naik keubun-ubun saat melihat siswa lain masuk kegedung aula setelah siswa berkulit putih tadi masuk.

Cara berjalannya sangat santai. Membungkuk sekali karah para senior, dan tampa berkata apapun lagi, siswa itu berjalan menyusul temannya.

Tanpa sadar Yixing mengepalkan tangannya kuat-kuat dengan tatapannya kepada Yifan yang belum ia lepas sama sekali hingga pemuda tinggi itu ikut berjongkok sesuai instruksi Senior lain yang berjaga-jaga disana.

Luhan tentu menyadari perubahan air muka Yixing. Ia melirik kearah Yifan sekilas.

'Jadi anak itu yang bernama Yifan?' Batinnya.

"Baiklah.. Perhatian semuanya...!" Setelah itu. Luhan kembali pada kegiatan semula.

Sekedar mengalihkan perhatian semua orang termasuk Yixing, jika bisa.

Karena ia cukup tahu sifat Yixing itu seperti apa. Anak itu tak akan melepaskan siswa yang bermasalah dengannya begitu saja. Beruntung karena diruangan ini belum diperbolehkan mengospek siswa karena jika tidak, kau tebak sendiri apa yang akan dilakukan Yixing kepada Yifan.

Dan berlanjutlah kegiatan pembukaan ospek hingga selesai.

.

.

.

Next Time..

Plakk!

Yifan mengatupkan rahangnya kuat-kuat. Menahan emosinya. Karena ini sudah yang ketiga kalinya Yixing_

_Menampar pipinya.

Memang bukanlah sebuah tamparan keras. Hanya saja ia merasa direndahkan sekali oleh senior berbadan kecil ini.

"Apa itu sakit?~" Tanya Yixing dengan senyuman mengejek.

"..." Seperti biasa. Yifan hanya menatapnya tampa ekspresi apapun. Datar.

"AYO JAWAB!"

Dengan segenap emosi yang mati-matian ia tahan. Yifan menggeleng pelan. Ia sebenarnya merasa tidak adil karena sedari tadi, Yixing hanya mengerjainya sendiri dan menyuruhnya ini itu. Kepada yang lain tidak. Sepertinya dia sengaja!

"Bagus. Kalau tidak sakit.. Sekarang, tersenyumlah dengan manis..." Yixing menepuk-nepuk pipi Yifan sesukanya.

Karena Yifan tak kunjung-kunjung tersenyum. Yixing memegang kedua pipinya kemudian menariknya keatas. "Senyumlah badut jelek! Kau tidak punya ekspresi ya?" Yixing akhirnya kesal sendiri.

Dia sebenarnya menginginkan ada perlawanan dari Yifan, agar ia bisa bertindak lebih jauh lagi dari ini.

Sebenarnya kemana sikap Yifan yang seperti tadi?

Yifan menarik otot-otot pipinya kesamping dan mencoba tersenyum. Memperlihatkan gigi-giginya yang berjejer rapi dan berwarna seputih susu. Tapi terlihat dipaksakan sekali karena memang ia tidak ikhlas dari hati melakukannya.

Yixing mengangkat alisnya. "Jelek sekali. Tidak usah tersenyum saja kalau begitu!"

Yifan bersumpah akan menonjok muka Yixing andai saja ia tega. Andai saja muka Yixing tidak cantik. Dan andai saja Yifan tidak bisa berfikiran lebih dewasa. Lihatlah, Yixing saja kekanakan begini!

"Aku harus meminta tanda tangan yang banyak, Sunbae." Yifan akhirnya berkata. Suaranya terdengar datar, persis seperti wajahnya.

"Tidak boleh! Tetap pada posisi ini sampai jam istirahat! Ini hukumanmu karena kau sudah berani mempermalukanku!"

"Punya malu juga rupanya kau Sunbae.."

Yixing melotot. "YA!"

"Opss..!" Yifan menutup bibirnya yang kelepasan.

"LUHAN HYUUUUNG!" Teriak Yixing kesal.

.

.

.

Dan berakhirlah Yifan disini..

"Bersihkan gudang ini sampai selesai.." Luhan berkata dengan nada lembut seperti biasa.

Ia memang tak bisa berbicara kasar ataupun keras seperti Yixing dan kekasihnya, Minseok. Atau seperti siswa-siswa lain yang bisa berbicara dingin dan terkesan menyindir. Tapi satu yang membuat Luhan itu cukup disegani orang-orang. Dia itu orang yang sangat tegas.

"Sendiri? Sebanyak ini?" Yifan berkata tak percaya.

Luhan mengangguk. "Harus. Karena ini sudah kedua kalinya kau membuat masalah dengan senior. Kuharap tidak ada masalah lagi setelah ini, Yifan-ssi.."

"Tapi senior itu yang mencari masalah duluan denganku, Sunbae!"

"Tidak boleh menyalahkan senior!_" Luhan menghela nafas sejenak. "_Baik, kutinggal kau disini, dua puluh menit lagi aku memantaumu!" Luhan menepuk bahu Yifan sebentar kemudian beranjak meninggalkan Yifan seorang diri disana.

"Tapi kepala saya pusing sunbae.."

"Alasan tidak diterima!" Dan Luhan benar-benar menghilang dari tempat itu.

"Aishh.. Ini gara-gara Yixing!" Geram Yifan.

.

.

.

Sore menjelang. Para siswa sudah mengeluh terlalu banyak akibat kelelahan. Mereka lelah setelah mengikuti berbagai tata kegiatan yang telah disusun oleh panitia ospek. Bahkan banyak dari mereka yang juga dikerjai habis-habisan tadi. Maklumlah, ospek memang selalu begitu.

Semuanya sudah bermandikan keringat dengan make-up ala badut mereka yang sudah luntur dan belepotan sana sini. Semuanya berkumpul dilapangan sekolah untuk menunggu kata penutupan kegiatan ospek dihari pertama dari ketua osis mereka.

"Baiklah. Besok, kita akan memulai kegiatan ospek jam setengah sebelas karena guru-guru akan mengadakan rapat paginya.." Luhan membuka dialog.

Siswa-siswa tahun ajaran baru tersenyum senang mendengarnya. Banyak dari mereka yang bersyukur karena itu berarti, kegiatan ospek dihari kedua akan berlangsung lebih cepat dari hari ini.

"Kuharap tidak ada yang datang terlambat. Dan seperti biasa, kelengkapan properti sangat diharuskan. Saya tidak mau mendengar ada yang lupa membawa salah satu perlengkapannya lagi.. Kalian mengerti?!"

"MENGERTII SUNBAEEEE~"

"Baik. Itu saja dari saya. Yang lain ada yang mau menambahkan?" Luhan melirik teman-teman seangkatannya. Semuanya menggeleng dan bilang pass.

"Ok! Sekian terima kasih..! Kalian boleh pulang.."

"YEAYY!..." Teriakan bahagia seluruh siswa mulai terdengar.

.

.

.

Yixing berjalan hendak menghampiri Luhan namun seketika langkahnya berhenti saat melihat Minseok, telah lebih dulu menghampiri Luhan sambil menggandeng lengan Luhan manja.

Yixing cemburu sekali melihat tatapan penuh cinta yang selalu Luhan berikan untuk Minseok. Apalagi Luhan sangat suka mengacak-acak rambut Minseok tanda sayang. Seandainya saja ia lebih dulu bertemu Luhan.

Yixing menghela nafas kesal. Ia sampai Lupa tujuan awalnya untuk menemui Luhan.

Tunggu?

Tujuan awal?

Memang hidup Yixing punya tujuan juga?

"Ah, iya_" Yixing menepuk jidatnya sendiri. "_Sampai lupa.." Gumamnya.

Yixing ingat tujuannya. Pada akhirnya, Yixing terpaksa menghampiri Luhan juga.

"Luhan Hyung?!"

Luhan dan Minseok yang hendak memasuki mobil berhenti dari kegiatannya. Luhan menoleh kebelakang. "Ya? Ada apa Xing?"

"Hukuman Yifan apa sudah selesai?"

Luhan menepuk keningnya sama seperti yang baru saja Yixing lakukan. "Astaga Xing! Aku lupa? Dia masih digudang belakang sepertinya.."

"Oh.. Biarkan saja Hyung. Aku hanya menanyakan itu, baiklah aku pulang~"

"Tunggu!"

"Ya?" Yixing yang sudah berbalik, berbalik lagi menghadap Luhan.

"Tolong panggilkan Yifan dan suruh anak itu pulang."

Yixing mengangkat sebelah alisnya. "Kenapa tidak Hyung saja?"

"Hyung ada urusan bersama Minseok. Tolong ya? Lagian itu usulanmu juga kan.."

Yixing mencibir. "Bilang saja kalau Hyung tidak mau acara kencannya terganggu.."

Minseok yang mendengarnya tertawa kecil. Luhan ikut tertawa.

"Ayolah Xing~.."

"Ya.. Ya.. Akan kulakukan. Kuharap dia tidak pingsan saja disana!.."

Luhan mengacak surai Yixing. "Baiklah. Aku pergi.."

Yixing mengangguk malas dan ia menunggu hingga mobil Luhan menghilang di balik gerbang sekolah. Yixing mendengus dengan bibir mengerucut dan mulai melangkah ogah-ogahan menuju gudang belakang sekolah.

.

.

.

Kriet~

Yixing membuka pintu gudang belakang pelan-pelan lalu menutupnya kembali. Ia akui, ia cukup takjub melihat hasil kerja Yifan. Anak itu rajin juga ternyata. Terbukti dengan hasil kerjanya yang cukup rapi dan bersih. Ah, Yixing jadi ragu apa si bodoh itu mengerjakannya sendiri atau bukan.

Ia tak melihat ada tanda-tanda kehidupan didalam sana. "Apa dia sudah pulang?" Tanya Yixing pada keheningan.

Yixing terus masuk kedalam hingga ia menemukan seonggok manusia yang tertidur lelap dengan posisi duduk dilantai dan menyandar dinding. Serta sebuah sapu lantai ditangannya.

Yixing jujur, ia sedikit kasihan juga melihatnya. Pasti pekerjaan yang ia usulkan pada Luhan ini terlalu sulit dan melelahkan sekali.

Yixing berjongkok dihadapan Yifan dan mengguncang-guncang bahunya pelan. "Hey! Bangunlah.. Sudah sore! Hey!"

Perlahan kedua mata Yifan terbuka. Ia mengucek kedua matanya sebentar kemudian mulai mengumpulkan kesadarannya. Yixing segera berdiri dan melipat kedua tangannya didada.

"Cepat bangun! Kau mau tidur disini, eoh?"

Yifan mendongak dengan gerakan pelan. "Engh~...Yixing...?"

Deg.

Entah kenapa suara berat Yifan yang menyebut namanya tampa embel-embel sunbae membuatnya merinding. Itu terdengar seperti sebuah desahan mengingat anak itu baru bangun tidur.

Yixing mencoba bersikap tenang. "Cepatlah..! Dasar tidak sopan. Panggil aku Sunbae!" Omel Yixing lagi.

Yifan mulai berdiri sambil sebelah tangannya menumpu dinding dan sebelahnya lagi memegang kepalanya yang terasa pusing. Ia masih mengumpulkan nyawa sepertinya. "Apa.. Pekerjaanku sudah selesai?" Tanyanya lagi.

"Sudahlah jangan banyak tanya! Pekerjaanmu belum selesai dan kau harus melanjutkannya besok! Sekarang cepat ambil semua propertimu dan... kita pulang.." Yixing merasa aneh sendiri saat menyebut kata 'kita'. Seperti akan pulang berdua saja dengan si bodoh itu.

Yifan berjalan lunglai menuju tumpukan perlengkapan ospeknya. Ia sedikit memijit bahunya saat berjalan. Badannya terasa lengket dan pegal disegala tempat. Yixing agak kasihan tapi belum mengalihkan rasa marahnya dengan lelaki tinggi itu.

Intinya ia masih dendam dengan Yifan!

Yifan menghampirinya kembali. "Sudah siap.." Katanya.

"Cepatlah sebelum gerbang tutup.." Yixing berjalan mendahului Yifan. Dan Yifan mengikuti dibelakangnya sambil sesekali menguap lebar.

Yixing memegang kenop pintu dan memutarnya. Namun pintu itu tak bergerak. Yixing gelagapan. Ia putar lagi berkali-kali namun hasilnya tetap sama. Pintu itu tetap tak mau terbuka.

"YA! APA ADA SESEORANG DILUAR?" Yixing reflek berteriak panik dan mengetuk pintu sebanyak mungkin berharap ada yang mendengar.

Sementara Yifan yang berdiri dibelakangnya mendengus kesal. Jadi apa sekarang? Apa mereka terkunci dan terjebak disini?

Ya Tuhan.. Pupus lah sudah harapan Yifan untuk bertemu kasur empuknya dirumah malam ini.

"HEY, APA ADA SESEORANG DLUAARR? AISHHHH!" Yixing berteriak frustasi sambil menendang pintu itu berkali-kali.

"SIAL... SIAL.. SIAAAALLL...!" Umpatnya.

Yifan meletakkan barang-barangnya. "Coba kubuka.." Usulnya. Yixing menggeser tubuhnya memberi Yifan ruang.

Yifan mundur sedikit dan dengan sekuat tenaga ia menendang pintu tak berdosa itu. Satu kali, dua, kali dan seterusnya. Namun pintu yang terbuat dari besi itu tak kunjung terbuka.

"Bagaimana ini?" Ucap Yixing frustasi.

Nafas Yifan ngos-ngosan dibuatnya. Ia melihat Yixing sebentar dan seketika sebuah ide melintas dikepalanya. "Tunggu sebentar.." Ucapnya kepada Yixing dan ia berlari kearah tumpukan barang-barang digudang. Mencari benda yang sekiranya bisa membantunya untuk membuka pintu.

Hingga satu jam kemudian..

Yixing menghela nafas pasrah. Ia sudah mau menangis jika saja tak ada Yifan disini bersamanya. Kan malu kalau dilihat dia.

Sudah segala cara dilakukan namun tak satupun yang membuahkan hasil. Sementara Yifan sudah bermandikan peluh kala itu.

"Hiks, Bagaimana ini?" Gumamnya. Akhirnya ia menangis juga. Yixing mencoba menangis sepelan mungkin.

Namun Yifan bukanlah orang yang mempunyai masalah pada pendengarannya, dia tetap bisa mendengar tangisan Yixing. Mengingat ini ruangan yang sangat pengap dan sunyi. Tapi Yifan hanya diam saja mendengarnya. Sekarang ia jadi yakin seratus persen kalau Yixing itu memang masih sangat kekanakan.

"Sudahlah. Cari saja tempat yang nyaman sementara.. Aku akan terus berusaha membuka pintu ini.." Ujar Yifan kepada Yixing.

Yixing mendongak dan menatap Yifan. Awalnya, Yixing dikir Yifan akan menertawainya, tapi dugaannya salah. Yifan hanya diam saja dan mulai mencari cara baru untuk membuka pintu gudang tersebut.

Yixing mengelap sisa air matanya. "Kau tidak lelah?" Tanya Yixing hati-hati. Ia sudah bisa berbicara lembut rupanya.

Tentu saja!

Karena disituasi macam ini mana ada orang yang masih mengandalkan status Senior-Junior.

Yifan menatap Yixing sebentar kemudian menggeleng. "Carilah tempat yang nyaman dan tunggulah disana.."

Yixing menunduk dan meraih sesuatu dari dalam tasnya. Lalu ia menghampiri Yifan ragu-ragu. "Setidaknya.. Bersihkan dulu wajahmu.." Ia menyodorkan sebuah handuk kecil berwarna biru laut kepada Yifan.

Yifan melihat apa yang diberikan Yixing kepadanya sebentar kemudian mengambilnya. "Tumben baik.."

"YA!_" Pekik Yixing akhirnya. Ia berjalan menjauhi Yifan sambil menghentak-hentakkan kakinya kesal. "_Seharusnya kau berterima kasih! Dasar bodoh!" Umpatnya.

Seketika jiwa Seniornya kembali lagi.

Yifan terkekeh pelan. Sangat pelan hingga Yixing tak dapat mendengarnya. Setidaknya ia lebih senang melihat wajah galak Yixing dibanding wajah sedihnya.

Ah, apa yang membuat Yifan sampai tak rela melihat wajah sedih lelaki 'sok senior' itu?

.

.

.

Next Time..

Dari awal Yifan memang merasa pekerjaanya ini hanya akan sia-sia saja. Tak ada yang dapat ia lakukan selain menunggu siang. Alias tidur disini, malam ini! Bersama baju kotor dan tubuh yang bau serta lengket! Wajahnya juga masih bermake-up ala badut karena ia belum membersihkannya sama sekali.

Yifan berjalan menghampiri Yixing yang kini terkantuk-kantuk diatas dua buah meja yang ia satukan. Cukup untuk menampung tubuh pendeknya. Ia tidur meringkuk dengan bantalan kedua tangannya. Sesekali sebelah tangannya terayun untuk menepuk nyamuk-nyamuk nakal yang lancang mencium kulitnya.-_-

"Apa sudah selesai~?" Tanyanya parau dengan mata setengah terbuka saat merasakan Yifan bermuka badut menghampirinya.

"Tidak berhasil.." Jawab Yifan putus asa.

"Sudahlah. Sebaiknya kau tidur wahai badut jelek!" Yixing mulai berbicara asal. Mungkin karena setengah nyawanya sudah mulai melayang-layang kedunia mimpi.

Yifan tersenyum dan mengangguk. "Hm. Tidurlah duluan.."

"Haahh.. Sebenarnya aku tidak bisa tertidur jika tidak dipeluk~" Racau Yixing setelah membalikkan badannya kearah berlawanan dan menyamankan posisinya lagi. Entah sadar atau tidak ia mengatakan kalimat itu.

"Kau mau kupeluk?" Tawar Yifan iseng.

"Tidak! Enak saja! Dasar bodoh!"

Yifan terkekeh. Dia masih sadar rupanya.

.

.

.

Kicau burung terdengar bersahutan pagi itu...

Yixing semakin meringkuk hendak memeluk tubuhnya saat merasakan hawa dingin yang begitu menusuk kulit. Namun Yixing mengeryit dalam tidurnya saat merasakan ada sesuatu yang menghalangi pergerakannya. Ia masih belum sadar total saat perlahan kedua kedua kelopak mata hazelnya terbuka. Membiasakan kedua retinanya menyambut cahaya pagi yang masuk melalui celah-celah jendela kaca yang tertutupi terali besi.

Yixing menguap sekali. Hendak bangkit namun ia baru sadar ada sesuatu yang masih menapak diperutnya. Yixing lantas melirik kebawah.

Deg.

Sebuah tangan yang cukup kekar melingkari pinggang kecilnya dan siapapun yang berada diposisinya kali ini pastilah tahu siapa orang yang tengah memeluknya ini. Ia juga baru sadar kalau punggungnya terasa cukup hangat karena menempel dibadan.. eum..

Yifan!

Oh Tuhan..

Pipi Yixing tiba-tiba menjadi panas saat sepenuhnya tersadar akan posisi tidurnya dengan Yifan saat ini.

"Fan! Yifan?" Yixing menggoyang-goyang tangan Yifan yang melingkar penuh diperutnya.

"Eung~" Yifan melenguh tepat di daun telinganya dengan suara beratnya yang.. Astaga..

Sexy?!

Ya Tuhan, Ya Tuhan..

Tiba-tiba jantung Yixing berdetak tak karuan. Dan mukanya terasa semakin panas saja.

"Yifan! Bangun!" Ucapnya dengan suara agak dikeraskan.

Yixing menggigit bibir bawahnya saat merasakan Yifan menggeliat dibelakangnya.

1 detik..

2 detik..

3 detik..

Srett..

Yifan menarik tangannya kemudian langsung duduk dari tidurnya. Ia memijit kepalanya yang pusing akibat pergerakan tiba-tiba dari tubuhnya.

"Ma_Maaf." Katanya serak. Suara khas bangun tidur.

Yixing ikut duduk tapi posisinya agak dibelakang Yifan. "Kenapa kau memelukku?_" Tanya Yixing To The Point. Ia melirik punggung Yifan. "_Dan kenapa kau... tidak memakai baju?" Pipi Yixing semakin bersemu saat pertanyaan kedua terlontar dari mulutnya.

Yifan agak gelagapan saat menjawab. "Aku_Aku hanya tak bisa tidur saat melihat mu tak tenang!_"

Yixing menaikkan satu alisnya mendengar penjelasan pertama Yifan. Ia diam saja menunggu Junior tingginya itu melanjutkan kalimatnya.

"_Kau bilang kau tidak bisa tidur jika tidak dipeluk. Dan_Dan kulihat.. Memang seperti itu.." Sambung Yifan.

"Aku tak mengerti.. Coba perbaiki lagi kalimatmu.." Kata Yixing sok menunjukkan.

"Kau selalu gelisah sebelum aku mencoba.. mencoba.._"

"Tunggu! Kau sengaja memelukku?!" Yixing memotong perkataan Yifan.

Yifan menjatuhkan bahunya. Ia kesal, kenapa ia jadi gugup begini? Dan..

Apa Yixing marah?

Yifan menelan ludahnya gugup sebelum berkata. "Emmm...Ya. Dan kulihat kau baru bisa tenang setelah aku memelukmu_" Yifan menghela nafas. Ia masih memunggungi Yixing. "_Maaf aku telah lancang. Dan soal bajuku.. Aku membukanya karena aku kepanasan.." Jelas Yifan menambahi. Nadanya terdengar sedikit lebih tenang dari sebelumnya. Ia terlihat sudah siap diomeli Yixing lagi.

Hening sebentar..

"Tidak usah minta maaf.." Cicit Yixing dibelakangnya. Wajah lelaki itu merona lagi.

Sementara Yifan lebih menajamkan lagi pendengarannya. Apa benar ituYixing yang bersuara? Tumben tidak marah-marah?

"Ah, benarkah Sunbae tidak marah?"

"Panggil namaku saja jika kau nyaman seperti itu. Eum.. Y_Yeah.. Untuk kali ini aku tidak marah. Sedikit banyaknya aku juga harus berterima kasih... Padamu.."

Yifan merasa lega. Ia menyeringai sebentar lalu berbalik secara cepat. "Kau harus membayarku sebagai ucapan terima kasih!" Yifan menyodorkan telapak tangannya sambil menaik-turunkan kedua alisnya usil.

Haik!

Deg!

Deg!

Deg!

Yixing menahan nafasnya. Benarkah yang dihadapannya ini Yi_Yi_ Yifan?!

Kenapa Yifan bisa berubah menjadi.. Menjadi..

Tampan!

Yixing gelagapan. Setelah beberapa detik terlewat akhirnya ia baru sadar dengan keterpakuannya. "Y_YA! DASAR JUNIOR KURANG AJAR! JANGAN MEMBANTUKU KALAU TIDAK IKHLAS!" Yixing turun dari meja dan pura-pura marah. Ternyata ia malah langsung memegang dadanya saat itu.

Dalam hati ia masih belum percaya kalau itu Yifan! Sibadut bodoh bermuka jelek!

Ya Tuhan, kenapa tiba-tiba jadi tampan sekali?!

Kerasukan setan tampan dari mana dia tadi malam?!

Aishh!

Yifan tertawa keras dibelakangnya karena ini sudah ketiga kalinya ia berhasil memancing emosi Yixing. Ia senang sekali melihat wajah Yixing saat marah. Terlihat manis. Sepertinya ia mempunyai hobby baru setelah ini.

"Hanya bercanda, Sunbae~" Kekeh Yifan sambil meraih bajunya untuk ia kenakan kembali. Ia sengaja menekankan kata 'Sunbae' bermaksud untuk mengejek Yixing.

"Dasar bodoh! Dasar badut jelek!" Kali ini Yixing berbohong soal badut jelek.

"Ya, Ya.. Aku tahu aku tampan.."

"Dasar gila..!" Yixing menggerutu tak jelas. Tapi diam-diam, Yixing malah tersenyum tampa Yifan ketahui.

.

.

.

Sementara itu ditempat lain..

"Bagaimana? Sudah bisa dihubungi?" Minseok menanyai pacarnya yang sedari tadi sibuk berkutat dengan ponselnya.

"Belum.." Jawab Luhan. Sudah berkali-kali ia menelfon Yixing namun tak kunjung mendapat jawaban.

"Atau kita jemput saja dia kerumahnya..?" Usul Minseok.

Luhan memikirkan usul Minseok sebentar. "Hm!" Lalu mengangguk. "Sepertinya itu jalan satu-satunya, Baby~.."

"Yasudah, ayo.."

15 menit kemudian...

"Yixing? Yixing belum pulang nak. Mama fikir dia menginap dirumahmu.. Astagaa.. kemana anak itu?" Ucap Mama Yixing terlihat khawatir.

"Ah, kalau begitu saya permisi Ma. Sepertinya saya tahu dimana Yixing.." Ucap Luhan meyakinkan Mama Yixing.

Mama Yixing mengangguk. "Ya sudah. Suruh anak nakal itu pulang cepat ya nak.."

Luhan mengangguk. Dan mereka pergi setelah berpamitan dengan Mama Yixing.

"Memang kau tahu dimana Yixing?" Tanya Minseok tidak yakin saat mereka sudah berada didalam mobil Luhan.

"Aku hanya tak ingin Mamanya khawatir jadi kukatakan saja seperti itu.."

Minseok mebuang nafas sembari menyandarkan tubuhnya kesandaran mobil. "Sudah kuduga.." Ucapnya. "_Tapi dimana ya anak itu..?"

Luhan tampak berfikir sejenak sambil mengetuk-ngetukkan jari telunjuknya kestir mobil. Sesuatu tiba-tiba melintasi kepalanya. "Tunggu!"

Minseok menoleh lagi kearah Luhan. Menunggu pacarnya itu melanjutkan kalimatnya..

"Sepertinya aku tahu dimana mereka!"

Minseok mengerutkan alisnya. Sedikit bingung dengan kalimat Luhan. "Me..reka? Maksudnya?"

"Kau lihat saja nanti.."

Dan mobilpun berjalan kearah dimana tempat yang Luhan duga berada.

.

.

.

At Victory High School..

"Sekolah? Kau yakin Yixing disini..?" Tanya Minseok tak yakin lagi saat Luhan memarkirkan mobilnya di area gedung sekolah mereka.

"Yakin.." Jawab Luhan singkat.

"Yakin bagaimana?!. Tunggu! Maksudmu Yixing, sipemalas bangun pagi itu sudah berangkat kesekolah pagi-pagi sekali, begitu?"

"Bukan Baby_" Luhan mematikan mesin mobilnya. "_Sudahlah. Kau terlalu banyak tanya, kau mau kucium, Eoh?"

"Maumu!" Minseok mencibir.

Luhan tersenyum. Ia mencubit pipi Minseok sekilas kemudian mengajak pacar chubbynya itu turun. "Ikut saja. Ok?"

Minseok hanya memutar bola matanya. Tapi ia tetap mengikuti langkah Luhan.

.

.

.

"Akhirnyaaaaaaa..." Yixing berteriak lega. Karena akhirnya ia terbebas dari tempat kumuh yang sejak semalam ia tempati. "_Terima kasih Hyung. Akhirnya kau menemukan kami!" Lanjut Yixing dengan kedua mata berkilat bahagia. Ia tersenyum manis hingga matanya membentuk seperti lengkungan bulan sabit.

"Yeah.. Aku memang pahlawan. " Canda Luhan tampa minat. Beruntung karena ia memang memegang kunci cadangan gudang tersebut.

"Kenapa bisa kalian terjebak disini?_" Sela Minseok yang tiba-tiba muncul dari balik punggung Luhan. Ia lantas melirik Yifan yang sedang menenteng perlengkapan ospeknya keluar gudang. "_Bersama junior itu?" Tanya Minseok pada Yixing.

Yixing ikut menoleh kebelakang. "Hm. Ya!" Kemudian mengangguk. Ia tersenyum lebar lagi kali ini kearah Minseok. Pertanda senang karena akhirnya ia bisa menghirup udara segar lagi.

Minseok kemudian menghampiri Yifan. "Hey kau, siapa namamu?"

Yifan yang sadar akan kehadiran salah seorang seniornya langsung membungkuk sekali. "Nama saya Yifan, Sunbae-nim.."

"Nama saya Minseok_" Jawab Minseok tampa ada yang bertanya. "_Kau terjebak disini? Bersama Yixing?" Tanya Minseok lagi terdengar agak... Nyinyir?

Yixing dan Luhan serentak memutar bola mata mereka. Apa pertanyaannya pada Yixing barusan kurang jelas? Apa harus diulang juga kepada Yifan?

Astaga Minseok..!

Luhan yang melihatnya hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala akibat tingkah menggemaskan pacarnya itu.

Yifan mengangguk. "Benar sunbae.." Jawabnya.

"Yifan, Yixing! Kalian akan kuantarkan pulang siang ini. Jangan lupa, kita masih ada kegiatan ospek setelah ini..."

Yifan membungkuk juga kearah Luhan. "Terima kasih, atas tawarannya, Luhan Sunbae.." Lalu pemuda jangkung itu berjalan mendekati Luhan.

Yixing yang melihat perlakuan Yifan pada Minseok dan Luhan mendelik. Dalam hati Yixing menggerutu. Kenapa Yifan tidak pernah sopan begitu kepadanya?! Menyebalkan sekali!

Minseok berjalan disamping Yifan. Ia terus berbicara sedikit berbisik pada adik tingkatnya yang bertubuh tinggi itu. "Hey Fan-Fan!"

"Ya?" Yifan menoleh kearah Minseok.

"Kau bersama Yixing semalaman? Apa tidak kerepotan, eh? Setahuku dia tidak pernah bisa tidur tampa kasur, selimut tebal, dan lotion anti nyamuk yang mengandung bahan pemutih didalamnya. Dan kalau tidur harus dipeluk dulu. Dia kan manja sekali pada ibunya_"

"Aku mendengarnya Minseok..! Haisshh,!" Yixing mendengus frustasi. Memalukan sekali tiga kalimat terakhirnya tentang bahan pemutih, tidur dipeluk, dan manja itu! Fikir Yixing kesal.

Minseok menutup mulutnya. "Upss.. Sorry Xing.. Aku kelepasan..Hehe~" Cengirnya dengan wajah tak berdosa.

Yixing memutar bola matanya malas. Sementara Yifan dan Luhan hanya tertawa melihat kedua makhluk bertubuh pendek tapi bermulut burung(?) tersebut. Maksudnya bermulut burung itu, mereka tidak pernah bisa diam. Berkicau terus!

"Eh, ngomong-mgomong. Kulihat kau tampan juga Fan-Fan! Lebih tampan dari pacarku.." Dan ternyata Minseok masih berkicau.

"Memangnya siapa pacar Sunbae..?" Tanya Yifan polos.

"EKHEM!" Luhan menghentikan tawanya dan menggantinya dengan sebuah deheman keras.

Diam sebentar..

Gantian, kini tawa Yixing, Minseok dan Yifan lah yang menyembur. Luhan hanya mendengus sebal dibuatnya.

Sampai akhirnya keempat anak manusia dengan status tiga senior dan satu junior itu berjalan kearea parkiran sekolah, tempat dimana mobil Luhan berada. Karena seperti yang telah Luhan katakan, ia akan mengantar Yifan dan Yixing pulang karena sebentar lagi mereka ada kegiatan ospek.

.

.

.

To Be Continue..

Ini Cuma ff ringan dan ga banyak konflik. So, karena ff nya udah siap, jdi sekitar seminggu lagi saya akan post lanjutannya. Salam manis by..

^KraYeol^