Tittle : This is your son part 1

Cast :

Kyungin as Kaisoo daughter

Jongsoo as Kaisoo Son

Xiuhan as HunHan Son

Warning : GS, HunSoo, KaiSoo, HunHan, typo merajalela, cerita ga jelas, alur berantakan.

Disclaimer : Cast disini milik orangtua, keluarga dan agency mereka, saya Cuma pinjem nama mereka buat di nistain ajah.

Summary : bagaimana jika hidup adikmu berada di tangan ibumu ? *summary macam apa inih ?*

Ini semua berawal dari ketahuan nya penyakit besar adik ku, ketidak cocokan ginjal di antara ayah ibu dan adik ku.

Menjadi terbukanya sebuah aib lama yang sudah di pendam ibuku sejak lama.

Aib yang membuatku jadi tahu bahwa, Jongsoo benar benar bukan anak ayahku seperti aku.

Ya aku memang hanya di besarkan di keluarga mereka sebagai anak pancingan.

Aku di adopsi sebagai anak pancingan agar ibuku cepat cepat hamil dan tepat setelah aku berusia empat tahun ibuku hamil.

Dan kini aku dan ayahku tahu ibuku hamil bukan karena ayahku tapi karena namja lain yang tak pernah ku ketahui siapa dan dimana orang itu berada.

aku tahu ayah menyembunyikan ini dariku tapi aku bukan anak kecil yang tidak mengerti apapun, aku sudah besar dan aku sudah mengerti akan arti kata 'Selingkuh' ya mungkin ibuku sempat selingkuh dengan namja lain, entahlah.

Yang kutahu sekarang adikku butuh ginjal laki laki itu untuk sembuh dan ayah memintaku untuk membantunya mencari sesorang pria bernama 'Sehun'.

"Kyung !" Kyungin mengangkat kepalanya tak kala sebuah tangan mengusak pelan rambut hitamnya, "kau melamun eummm ?" tanya namja tampan membuat Kyungin menggelengkan kepalanya lemah.

"tidak hanya saja aku bingung." Ucap Kyungin membuat Xiuhan menatap Kyungin yang sedang menatap kosong.

"ada apa ? sudah satu minggu ini kau tidak bersemangat seperti biasanya." Kyungin menatap Xiuhan yang tengah menopang dagu sambil menatapnya, Kyungin menghela nafasnya pelan lalu menegakan badannya.

"kau anggap aku apa eoh ?" Kyungin menatap Xiuhan yang tengah melipat tangannya di dada memasang wajah marah yang sangat tidak cocok untuk wajahnya.

"sahabatku ! ah kau jangan merajuk seperti itu seperti seorang gadis saja." Kyungin mempoutkan bibirnya lucu membuat Xiuhan terkekeh dan mengusak pelan rambut Kyungin.

"ceritakan jika kau punya masalah, aku jadi merasa tak berguna sebagai sahabatmu Kyung !" Kyungin terkekeh dan menghela nafasnya pelan.

"janji jangan ceritakan pada siapapun, sungguh aku malu." Kyungin menutup wajahnya dengan tangan membuat Xiuhan mengernyitkan keningnya bingung.

"kau hamil ya ?"

Taaak !

Tangan Kyungin sontak reflek memukul kepala Xiuhan membuatnya meringis kesakitan.

"sshh… sakit Kyung."

"jangan asal bicara dong ! ini bukan tentangku tapi tentang keluargaku." Xiuhan masih mengelus puncak kepalanya yang di hadiahi pukulan dan mengangguk paham.

"memangnya keluargamu kenapa ?" Xiuhan mulai sebal karena Kyungin tidak memulai ceritanya malah menatap hamparan taman dengan tatapan kosong.

"ayah dan ibu mu bercerai ?"

Taaaak !

"sshh…." Xiuhan kembali mengelus puncak kepalanya yang di hadiahi pukulan yang kedua kalinya.

"sudah ku katakan jangan asal bicara ! ibu dan ayahku baik baik saja." Xiuhan mempoutkan bibirnya dan menatap Kyungin yang mulai terdiam lagi.

"Jongsoo bukan anak ayahku." Xiuhan mengernyitkan keningnya bingung dan menatap Kyungin menghela nafasnya pelan, lalu menenggelamkan kepalanya di meja.

"aku tidak mengerti Kyung !" Xiuhan menggelengkan kepalanya, tangannya menjulur untuk mencubit pipi Kyungin.

"Jongsoo bukan anak ayahku tapi anak ibuku." Mata Xiuhan membulat mendengar ucapan lirih Kyungin.

"maksudmu ibumu 'Selingkuh' dengan namja lain gitu ?" tanya Xiuhan dengan nada lirih di kata Selingkuh, Kyungin menganggukan kepalanya dan Xiuhan langsung membekap mulutnya sendiri.

"astaga, apa namja itu lebih tampan dari ayahmu ? aku jadi ingin lihat." Ucap Xiuhan excited membuat Kyungin menatapnya.

"bagaimana kabar Luhan Ahjumma ?" Xiuhan langsung menatap Kyungin, membuat Xiuhan terdiam sepertinya Kyungin ingin merubah topic pembicaraan.

"umma baik baik saja, minggu depan umma dan appa akan kembali ke korea dan aku tinggal berasama mereka." Jawab Xiuhan membuat Kyungin menganggukan kepalanya.

Oh Xiuhan adalah teman satu universitas Kyungin, namja blasteran China Korea yang lahir di China dan besar di Korea, ia sangat bersahabat dengan Kyungin bahkan Kyungin tak segan segan menangis dan bercerita masalah pribadinya pada Xiuhan.

Xiuhan adala ulzzang China, ia meninggalkan China karena sudah lelah dengan predikat ulzzang.

"lalu bagaimana keadaan Jongsoo ?" Kyungin menoleh dan menatapnya sendu, Xiuhan meruntuki kebodohan nya bertanya pertanyaan yang membuat raut wajah Kyungin berubah.

"ia harus segera di operasi dan ginjal kami bertiga tidak ada yang cocok dengannya." Jawab Kyungin lirih membuat Xiuhan mengelus pelan punggung Kyungin.

"mianhae."

_KyungIn POV_

Jam kuliahku sudah selesai, aku pun berjalan pelan menuju halte bus terdekat karena aku harus mengunjungi rumah sakit tempat adik ku di rawat.

Jongsoo, atau Kim Jongsoo ia adik laki laki ku yang berusia 14tahun.

Lalu aku, aku Kim Kyungin aku baru berusia 19 tahun dan baru memasuki universitas di tahun pertama.

Jongsoo mengidap gagal ginjal dan mengharuskannya di rawat seminggu ini dan satu satunya jalan agar Jongsoo dapat hidup normal lagi adalah cangkok ginjal.

Yang lebih menyedihkannya lagi, dari ayah ibu dan aku tidak ada satupun ginjal yang cocok dengan milik Jongsoo.

Kriing…

Reflek aku mengeser langkah kaki setelah mendengar bunyi bel yang bisa di pastikan dari bel sepeda.

"ingin ku antar ?" aku menoleh dan mendapati Xiuhan yang sudah tersenyum sambil mengayuh pelan sepeda nya.

"kau bilang ingin ke– "

"setelah mengantarmu baru aku ke toko buku, cepatlah sebentar lagi akan turun hujan." Ucapnya cepat dan membuatku mau tidak mau ikut dengannya.

Aku mendudukan diriku di boncengan yang memang sengaja ia pasang pada sepeda nya.

Aku sudah bersahabat dengan Xiuhan selama tiga tahun dan selama itu pula hanya ia yang bisa mengerti akan suasana hatiku.

Ia mengayuh sepeda nya perlahan membuat ku bisa menikmati suasana sore yang tidak cerah, ya tidak cerah karena awan gelap sudah menghiasi dan Xiuhan benar sebentar lagi akan turun hujan.

"Kyung !"

"apa ?"

"tetaplah tersenyum walau masalah berat sedang menghampirimu." Aku terdiam dan tanganku memeluk erat pinggangya karena ia semakin cepat mengayuhkan sepeda.

"hanya dengan masalah lah, tuhan bisa mengukur sampai mana batas kesabaran umatnya dan ku yakin kau bisa menghadapinya." Aku semakin memeluk erat pinggang rampingnya dan tersenyum.

Ia sahabatku, sahabat yang mengerti akan sikap dan sifat ku.

"gomawo."

Kyungin memasuki kamar 1007 dengan perasaan yang campur aduk.

Ia merasa tak sangup untuk melihat adiknya tapi ia juga tak bisa jika tak melihat sosok adiknya.

Ckleek.

Satu namja muda yang tengah terduduk di ranjang, tak lupa dengan infuse yang masih menancap di pergelangan tangannya tersenyum melihat Kyungin muncul.

Membuat Kyungin yang tengah di rundung kebingungan pun ikut tersenyum.

"Noona." Jongsoo tersenyum membuat Kyungin duduk di samping ranjang Jongsoo dan berhadapan dengan Kyungsoo sang ibu yang sedang menudukan kepalanya.

"bagaimana kabarmu hari ini Jongie ?" tanya Kyungin sambil tersenyum dan membuat Jongsoo pun tersenyum.

"aku selalu baik baik saja Noona, terlebih umma, appa dan kau selalu ada di dekatku." Ucap Jongsoo membuat Kyungin tersenyum dan Kyungsoo mendongak kan kepalanya menatap Jongsoo yang tengah tersenyum.

"aku benar benar menyayangi kalian." Jongsoo merentangkan kedua tangannya di hadapan Kyungin membuat Kyungin bangkit dan memeluk Jongsoo erat.

"jangan terlalu erat, aku tidak bisa bernafas." Ucap Kyungin dengan nafas tercekat karena Jongsoo memeluknya dengan erat.

"mianhae Noona." Ucap Jongsoo sambil terkekeh membuat Kyungin memicingkan matanya menatap Jongsoo

"baby, kau sudah makan ?" tanya Kyungsoo pada Kyungin, membuat Kyungin menatap Kyungsoo yang tengah tersenyum.

Sepertinya Kyungsoo sedang menutupi gundah di hatinya terlihat jelas jika ia sedang memaksa senyumnya di hadapan kedua buah hatinya.

"belum, umma bawa makan apa ? kebetulan Xiuhan tidak mengajak ku makan tadi." Jawab Kyungin dengan nada manja membuat Kyungsoo tersenyum.

Kyungin memang bukan anak kandungnya tapi dengan persamaan mata yang bulat dan bibir yang tebal, membuat Kyungin terlihat seperti dirinya.

"jangan terlalu sering memalak Xiuhan, ia hanya anak rantau yang tinggal di apartement baby." Ucap Kyungsoo sambil membuka bekal makanan yang memang ia siapkan untuk Kyungin.

"tapi aku tidak meminta umma, ia yang selalu mengajak ku." Ucap Kyungin membela dirinya, karena yang di katakan Kyungsoo benar.

Kyungin selalu memaksa Xiuhan untuk mentraktirnya makan dan entah kenapa Xiuhan tidak pernah menolak nya dan bahkan Xiuhan sering membawakan makanan untuk Kyungsoo, Jongin dan Jongsoo dirumah.

"Noona, kapan kau membawa Xiuhan gege kesini ? aku jadi rindu." Ucap Jongsoo sambil mempoutkan bibirnya, Kyungin yang melihat itu hanya mengusak pelan rambut Jongsoo.

"aku tidak bisa berjanji karena ia juga sibuk." Jawab Kyungin membuat Jongsoo mempoutkan bibirnya.

"kau membawa sup rumput laut umma ? apa ada yang ulangtahun hari ini ?" Jongsoo memutar bola matanya malas melihat Kyungin yang mengerjap ngerjap matanya sambil mengernyitkan keningnya.

"sekarang tanggal 12 Noona dan sebentar lagi tanggal 14." Ucap Jongsoo membuat Kyungin membulatkan mulutnya dan langsung berlari menghambur memeluk Kyungsoo.

"Saengil Chukae Hamnida umma, mianhae aku lupa.. umma ingin hadiah apa ?." Ucap Kyungin sambil memeluk erat Kyungsoo membuat Kyungsoo mengusak pelan rambut hitam Kyungin.

"gwenchana baby, umma tak ingin hadiah apapun karena kalian adalah hadiah terindah yang tuhan berikan untuk umma begitu juga dengan appa kalian." Ucap Kyungsoo membuat Kyungin semakin memeluknya erat.

"aahh aku juga mau di peluk umma, Noona gantian dong." Ucap Jongsoo membuat Kyungsoo terkekeh.

"kalau aku tidak mau bagaimana ?" ledek Kyungin sambil memeletkan lidahnya kearah Jongsoo.

"aaaahh Noona !"

Terlihat namja yang tetap terlihat tampan yang berdiri berhadapan dengan kalender, matanya menyusuri setiap tanggal di kalender itu dan terhenti di tanggal 12 hari ini, matanya berubah menjadi sendu tak kala mengingat semua kenangan nya dulu bersama seseorang yang ia cinta.

"yeobo." Namja itu menoleh menatap yeoja yang tetap cantik walaupun usia nya tak lagi muda, yeoja itu tersenyum dan memeluk namja itu dari belakang.

"apa kau yakin mempercepat kepindahan kita ke korea yeobo ?" tanya yeoja itu sambil menelusupkan kepalanya di punggung namja tampan itu.

"ne, pekerjaan ku tidak bisa di tunda Hannie… lebih baik kau kabari Xiuhan di korea." Yeoja yang di panggil Hannie itu mengangguk kan kepalanya mantap dan dengan enggan melepaskan pelukannya pada namja tampan yang menjabat sebagai suaminya itu.

"aku akan mengabari Xiuhan dan Abeoji yeobo." Jawab yeoja itu sambil tersenyum, membuat namja yang di panggil yeobo itu mengusak rambut coklat yeoja itu.

"Sehunnie ~ saranghae." Bisik yeoja itu tepat di telinga Sehun membuat Sehun tersenyum getir.

19 tahun menipu perasaan nya dan perasaan Luhan sepertinya bisa membuat Luhan membenci nya nanti jika ia tahu bahwa Sehun mencintai yeoja lain.

"nado saranghae Noona." Jawab Sehun membuat Luhan mempoutkan bibirnya, membuat Sehun terkekeh.

"kenapa tidak memanggilku yeobo, Hannie atau Chagi ? kenapa harus Noona eoh ?"

"arra… arra… nado saranghae Chagi." Ucap Sehun meralat perkataannya membuat semburat merah muda muncul di pipi Luhan.

Sehun menarik Luhan dalam pelukannya dan Luhan membalas pelukan Sehun yang semakin erat.

"Kyung !" Kyungsoo dan Kyungin menoleh kearah suara yang berada di depan pintu terlihat lah seorang namja tampan yang tengah melonggarkan dasi kerjanya.

"appa."

"yeobo."

"bagaiman keadaan Jongsoo ?" tanya namja itu dan langsung mengambil posisi duduk di ranjang Jongsoo.

"ia semakin membaik tapi ia lebih sering mondar mandir ke kamar mandi yeobo." Jawab Kyungsoo membuat namja itu menghela nafasnya pelan.

"malam ini aku akan pulang.."

"aku ikut appa, besok aku ada ujian." Ucap Kyungin cepat membuat namja itu tersenyum dan mengusak pelan rambut hitam Kyungin.

"kau tidak ingin menunggui Jongsoo eumm ?" tanya namja itu membuat Kyungin kembali bimbang.

Nilai ujian nya atau kesehatan adiknya ? keduanya sangat penting untuk Kyungin.

"sudahlah, aku akan menjaganya sendiri malam ini." Ucap Kyungsoo memberikan solusi tepat pada Kyungin, membuat Kyungin tersenyum.

"umma katakan pada Jongsoo saat ia bangun nanti, katakan bahwa aku sangat menyayanginya dan cepatlah sembuh." Ucap Kyungin membuat Kyungsoo menundukan kepalanya, ia merasa bersalah pada Kyungin dan namja tampan yang berada disana.

"nanti umma sampaikan baby." Jawab Kyungsoo membuat Kyungin bangkit dari duduknya dan menghampiri Kyungsoo, memeluk erat Kyungsoo.

"Kyungin-ah, ke mobil lebih dulu ne." ucap namja itu membuat Kyungin melepaskan pelukannya pada Kyungsoo dan mengecup pelan pipi Kyungsoo.

"aku pulang dulu umma, saranghae ~"

"nado saranghae baby." Jawab Kyungsoo, Kyungin melepaskan pelukannya dan mulai berjalan menjauhi Kyungsoo dan namja tampan itu.

"Jonginine mianhae." Ucap Kyungsoo akhirnya saat Kyungin sudah tak lagi terlihat, tapi siapa yang tahu ternyata Kyungin masih berada di depan pintu dengan telinga menempel di daun pintu.

Yaah tak sia sia juga Xiuhan mengajarkannya mencuri dengar pembicaraan orang dengan teknik itu dan akhirnya bisa di gunakan walaupun untuk cara yang salah.

"sudahlah Soo, aku tidak marah padamu hanya saja aku agak kecewa." Lirih Jongin yang membuat Kyungsoo menundukan kepalanya, Kyungin yang mendengar itu hanya bisa terdiam dengan wajah sendu.

Jangan, jangan bertengkar dan jangan berpisah.. begitulah yang ada di benak Kyungin.

Ia sudah sangat menyayangi Kyungsoo dan Jongin sebagai ayah dan ibunya, ia berharap masalah ini akan selesai dan tidak menyebabkan perpisahan.

"aku benar benar minta maaf Jongin, aku tahu ini memang murni salahku." Ucap Kyungsoo menundukan kepalanya, Jongin hanya bisa menghela nafasnya pelan lalu menghampiri Kyungsoo.

"aku tetap mencintaimu." Lirih Jongin tepat berada di telinga Kyungsoo membuat Kyungsoo mendongak dengan wajah yang sudah berlinar air mata.

Kyungsoo sangat beruntung mendapatkan Jongin sebagai suaminya, Jongin suami yang hangat dan sangat menyayangi Kyungsoo.

Walaupun kenyataan menyakitkan menghantam dirinya, tapi Jongin tetap mau mengatakan ia mencintai Kyungsoo.

"terimakasih Jongin, aku juga mencintaimu." Ucap Kyungsoo dengan sesegukan karena tangisnya, Jongin menarik Kyungsoo dalam pelukannya dan memeluk erat, mengelus pelan punggung Kyungsoo yang semakin terisak.

"kita harus sama sama mencari namja itu Soo, demi Jongsoo." Ucap Jongin membuat tubuh Kyungsoo menegang, mencari namja itu ? berarti harus bertemu lagi dengan namja itu ? rasanya sakit hati Jongin akan muncul lagi jika harus melihat Kyungsoo bertemu dengan namja itu.

"haruskah dia ? kenapa kita tidak coba mencari donor lain ? aku benar benar tidak tahu dimana keberadaan dia Jong ?" Jongin melepaskan pelukannya dan menatap mata Kyungsoo yang sudah banjir air mata.

"Soo tidak kah kau ingat apa yang di katakan uisa eumm ? ginjal orang lain belum tentu cocok ? kalau ginjal kau tidak cocok ? bisa di pastikan ginjal laki laki itu cocok Soo." Jelas Jongin membuat Kyungsoo terdiam, ia sangat ingat perkataan dokter tiga hari lalu.

Yang mengatakan kalau ginjalnya, dan Jongin tidak cocok dengan ginjal Jongsoo dan gara gara itu juga ia tahu bahwa Jongsoo bukan anak Jongin.

"aku ingat." Lirih Kyunsoo di pelukan Jongin, Jongin menghela nafasnya dan mengelus pelan punggung Kyungsoo.

"sudah ya, aku pulang Kyungin sudah menunggu di mobil." Jongin melepaskan pelukannya dan Kyungsoo masih menundukan kepalanya semakin dalam.

"Soo jangan terlalu di pikirkan, aku tidak ingin Jongsoo tahu tentang ini." Ucap Jongin membuat Kyungsoo mendongak kan kepalanya dan tersenyum walaupun airmata masih menetes dengan bebasnya dari mata bulat Kyungsoo.

Kyungin menegak kan badannya dan langsung terdiam, ia harus segara ke mobil.

Bisa terkena omelan kalau sampai ayahnya tahu ia menguping pembicaraan mereka.

Kaki Kyungin melangkah pelan menuju parkiran rumah sakit.

"yeoboseo." Jawab Xiuhan dengan mata terpejam saat merasakan ponselnya bergetar di meja nakas samping tempat tidur.

"Xiuhaaan !" Xiuhan menjauhkan ponsel dari telinganya dan matanya membulat saat melihat id called yang terpampang jelas disana.

"ummaaaa !" teriak Xiuhan excited membuat Luhan menjauhkan ponselnya dan mendengus kelas.

"aku merindukanmu umma." Ucap Xiuhan membuat Luhan terdiam dan menatap Sehun yang berada disampingnya sambil mengepack pakaian yang akan di gunakan selama berada di Korea.

"umma dan appa juga merindukanmu baby, bagaimana kabarmu eumm ?"

"hooaaam… aku baik baik saja umma, umma dan appa sendiri apa kabar ?"

"aku dan appa mu baik baik saja, benarkan Hunnie ?" ucap Luhan sambil melihat Sehun yang sudah tersenyum.

"tssk… Hunnie ? apa itu panggilan sayang darimu untuk appa ? eugh… mesra sekali."

"hehehe… lusa kami akan kembali ke korea, bisa kau jemput kami ?" Xiuhan langsung menegakkan badannya dan menatap kalender yang bertengger di dindingnya, Lusa berarti tanggal 14 kan ?

"kenapa mendadak umma ?"

"eumm karena appa di pindah tugaskan disana oleh atasannya jadi lebih cepat… hei ! kau tidak senang eumm ?"

"bukan begitu ! aku punya janji dihari itu umma dan aku benar benar tidak yakin kalau bisa menjemput kalian." Terdengar suara desahan kecewa yang keluar dari mulut Luhan, Xiuhan langsung mempoutkan bibirnya.

"eummm kalau begitu…"

"Xiuhan !" Xiuhan terdiam dan langsung menelan ludahnya susah, ini suara ayahnya.

"appa."

"ne, kami tidak memaksa mu untuk menjemput tapi kami minta untuk kau tinggal dirumah Haraboji dan Halmeoni mu, bagaimana ?" Xiuhan langsung terdiam, ia sangat ingat bagaimana jika keinginan sang ayah tidak di penuhi.

Mungkin ia akan memukulnya.

"kalau itu aku bisa appa."

"baiklaah."

"Xiuhan !" Xiuhan kembali menghela nafas lega setelah mendengar suara sang umma di seberang sana.

"apa kau sudah punya kekasih ?"

"APAA ?" teriak Xiuhan membuat Luhan kembali menjauhkan ponselnya.

"eumm belum umma, hanya saja…"

"hanya saja apa eumm ?" tanya Luhan dengan nada menggoda membuat semburat merah muda benar benar tercetak jelas di pipi Xiuhan.

"aku sudah punya seseorang yang ku sukai, tapi aku belum berani untuk mengatakannya."

"ahh ? bagaimana bisa ? cepat nyatakan sebelum di ambil orang."

"umma ! oia tidak kau kau sadar kau meneleponku di tengah malam ?"

"jinjja ?"

"ne."

"oh begitu ? baiklaah sudah dulu baby, paipai ^^"

PIP

Luhan mematikan sambungannya dan langsung menoleh kearah Sehun yang sedang melihat kearah ponselnya.

"Hunnie ada apa ?" Sehun menoleh kearah Luhan dengan senyum tulus membuat Luhan ikut tersenyum.

"tidak, hanya saja aku merindukan anak kita." Ucap Sehun bohong karena sesungguhnya ia sedang menatap wallpaper di ponselnya, seorang yeoja mata bulat dengan rambut hitam panjang yang tertiup angin.

Luhan yang mendengar itu pun langsung memeluk Sehun senang, "aku juga merindukannya."

Keesokan paginya Kyungin sudah terduduk di kantin dengan wajah di tekuk, sama seperti hari hari kemarin, membuat Xiuhan yang melihatnya dari jauh pun mendesah pelan.

"Kyung !" Kyungin mendongak kan kepalanya dan menatap Xiuhan yang duduk di hadapannya dengan bubble tea di genggamannya.

"mau ?" tanya Xiuhan sambil menunjuk bubble tea dan langsung dibalas gelengan kepala oleh Kyungin.

"apa besok kau jadi membeli kado untuk ayahmu ?" tanya Xiuhan sambil menyeruput bubble tea nya, Kyungin yang memang sedang pusing dengan masalah keluarganya hanya mengeleng.

"tidak jadi ?" tanya Xiuhan mantap membuat Kyungin menutup telinganya dan mencibir kelakuan Xiuhan yang berlebihan.

"iya tidak jadi tapi sebagai gantinya kau harus membantuku mencari namja bernama Sehun."

"uhuk.. uhuk.." Xiuhan memuncratkan bubble tea nya membuat Kyungin meringis jijik melihat bubble tea yang berceceran di meja nya.

"jorok."

"Se… Sehun ?" ucap Xiuhan tanpa memperdulikan bibir Kyungin yang maju sambil mencibir betapa joroknya namja tampan di hadapannya.

"iya.. karena Sehun itu ayah biologis Jongsoo."

"uhuk… uhuk…" Xiuhan kembali tersedak bubble teanya membuat Kyungin mendesah pelan, sambil mengaduk aduk tas nya dan mengeluarkan sapu tangan dengan inisial namanya.

"a.. apa kau yakin ?" tanya Xiuhan gugup setelah mendengar ucapan Kyungin, bagaimana tidak gugup ayahnya juga bernama Sehun kan ? berbagai fikiran negative langsung berseklibat di otaknya.

"iya, memangnya kenapa ?" tanya Kyungin tak mengerti maksud perkataan Xiuhan, wajah Xiuhan langsung memucat dan tubuhnya membeku.

Itu sangat jelas membuat Kyungin langsung panic dan mencoba menoel Xiuhan tapi tetap tidak ada respon.

"Xiu ! jangan membuatku takut !" pekik Kyungin membuat Xiuhan langsung tersadar dan menatap Kyungin.

Xiuhan membayangkan jika memang Sehun ayahnya dan Sehun yang di maksud Kyungin adalah orang yang sama, berarti ibu Kyungin berselingkuh dengan ayahnya.

"ohh tidak ! kuharap jangan." Pekik Xiuhan membuat Kyungin langsung terheran, kuharap jangan ? apa maksudnya, Kyungin melempar sapu tangan yang berada dalam genggamannya tepat mengenai kepala Xiuhan.

"kau gila ya ?" Xiuhan menatap Kyungin yang sedang menatapnya heran, di tatapnya Kyungin dengan wajah sendu membuat Kyungin semakin heran, apa yang terjadi pada sahabatnya satu ini eoh ?

"ka… kauinginmencarinamjabernamaSehun ?"

"ah ? apa ?" tanya Kyungin karena Xiuhan bertanya dengan sekali nafas dan tanpa jeda, membuatnya tidak mendengar ucapannya, Kyungin mendesah pelan dan mulai kesal dengan tingkah sahabatnya yang aneh.

Ia baru tahu jika Xiuhan yang tampan bisa menjadi aneh seperti ini, dengan wajah datar dan dingin tiba tiba memucat dan menegang, sepertinya ia salah bicara ? tapi memang itu kenyataannya kan ? ia harus membantu ayahnya mencari namja bernama Sehun.

"Xiuhan !" teriak Kyungin sambil menggebrak meja membuat Xiuhan terlonjak dan tak lupa gelas bubble tea yang masih terisi setengah terbang tanpa dosa.

"apa sih ? kenapa harus berteriak ?" ucap Xiuhan sinis karena ia hampir saja jantungan jika ia punya penyakit jantung.

"kau membuatku takut !" ucap Kyungin membuat Xiuhan mendesah pelan, ia juga takut. Bagaimana jika yang ada di pikirannya benar ? oh kuharap jangan ? yang ia pikirkan bagaimana kelanjutan hubungan orangtuanya eoh ? Xiuhan sama sekali tidak bisa membayangkan jika itu benar benar terjadi.

"kau mau tidak ?" tanya Kyungin membuat Xiuhan kembali kealam nyatanya, Xiuhan mengerjap matanya perlahan dan menelan ludahnya lalu menghela nafasnya.

"baiklah, aku mau tapi… kita harus mencarinya dimana ?" tanya Xiuhan membuat Kyungin langsung menjatuhkan kepalanya ke meja, ia mendesah pelan.

Sungguh ia hanya tahu namja itu bernama Sehun, selebihnya tidak tahu lagi.

"tidak tahu Xiu !" ucap Kyungin membuat Xiuhan membulatkan matanya kaget.

Mencari seseorang bernama Sehun ? di korea bahkan didunia mungkin banyak namja bernama Sehun kan ?

"bagaimana kita mencarinya ?"

"maka dari itu aku meminta bantuanmu, agar aku tidak gila sendiri mencari namja itu Xiu." Ucap Kyungin membuat Xiuhan langsung mencibir dan berharap bahwa Sehun yang di maksud Kyungin bukan ayahnya.

TBC ~

Cuap cuap Hwa : Hwa muncul lagi, kali ini cerita chapter ya.

Mau coba lihat responnya gituh :P

Suka ga suka harus review.

Dan kalau udah terlanjur baca juga review.

Karena hanya dengan review Hwa bisa tau ini lanjut atau tidak.

Okeh segitu saja pidato Hwa.

Gamshamnida #BOW