Chapter 1 : Kebiasaan

Drak Yagami

Tidak ada yang mesti saya sampaikan, yang pasti Naruto bukan milik saya.
dan Fic ini sendiri merupakan hasil saya sendiri... mungkin akan ada kesamaan dengan beberapa karya yang entah milik siapa. Dan kalo itu memang terlalu sama maafkan saya, saya bukan meniru punya siapapun disni.

Dan disini, gaya bahasanya nyampur dengan bahasa santai... jadi jangan tekejut ya.

Dan jika kalian keberatan saya tak keberatang untuk menghapusnya.

0o0

Umbrella and bike

Naruto membuka matanya ketika merasakan siraman cahaya Matahari menerpa tubuhnya melalui jebolan fentilasi udara kamarnya. Penuda itu memeluk tubuhnya erat, berusaha untuk kembali memasuki Dunia mimpi atau setidaknya berusaha untuk kehilangan kesadaran kembali. Tubuhnya kembali membalik kesamping, memeluk gulingnya erat berusaha mencari kenyamanan dari sana. Matanya masih terlalu berat untuk terjaga, dan lalu ini masih terlalu pagi.

Setidaknya itu menurutnya.

"Selamat pagi Kaa-san!"

Seperti biasa, suara yang sama.

Dan gadis yang sama, yang mendatangi rumahnya.

"Naruto mana?" gadis itu memasang wajah ceria, pandangannya mencari keseluruh penjuru ruangan hanya untuk mencari pemuda itu. Dan saat pandangannya bertemu dengan iris violet milik ibu Naruto -Kushina-, gadis itu tersenyum lebar.

"Ya ampun, tumben kamu datang pagi." Kushina memasang wajah heran ketika melihat anak perempuan yang terlampau semangat itu. Wanita itu tersenyum dan memberi isarat tangan seakan mengerti apa yang dicari oleh gadis itu. "Dia ada di atas."

"Terimakasih.." gadis itu segera membalas ucapan itu dengan sebuah ucapan terimakasih sebelum berlari meninggalkan Kushina yang terdiam melihat tingkahnya.

Mungkin karna sudah biasa, jadi tidak masalah.

Sedangkan wanita itu hanya mengangkat tangannya tidak terlalu ambil pusing lagi akan sikap gadis itu. Dia kembali lagi ke dapur, menyiapkan sarapan untuk semuanya... dan menambah satu porsi lagi untuk gadis yang baru datang itu.

0o0

Naruto menghentikan aktifitasnya saat mendengar suara langkah kaki yang terdengar keras mendekat ke kamarnya. Alis pemuda itu naik, memasang wajah heran pemuda itu mencoba berfikir... kira-kira siapa. Ayahnya... bukan, beliau masih ada urusan di luar kota dan belum akan kembali dalam minggu ini. Ibunya? Tidak dia bukan anak yang malas dan suka terlambat bangun pagi. Hei bangun pagi itu sehat tau!

Tapi siapa?

"Bagun Na—"

-!

Gadis itu terdiam, ucapannya terhenti seketika disertai jaringan otaknya yang tiba-tiba mengalami down akibat beban yang terlalu besar. Tubuhnya masih mematung disertai jari yang menunjuk-nunjuk yang entah apa itu. Sedangkan pemuda di depannya hanya menatap diam atau lebih tepatnya bingung. Namun detik kemudian dia sadar apa yang membuat gadis itu dam.

"Kyuubi..." suara Naruto terdengar rendah, membuat gadis di depannya menggigil ketakutan. "Ketuk pintu dulu napa!"

"Kyaaaa!"

BLAM!

'Dasar gadis itu' Naruto mengeluh kesal dan memilih melanjutkan memakai celananya yang belum sempat dipakai. Dan tidak beberapa lama, gadi itu masuk. Memilih duduk di atas kasur Naruto dan memandang punggung pemuda itu dari belakang.

"Kamu bego ya?" Naruto megucapkan itu tanpa memandang gadis di belakangnya, pemuda itu masih asik memasangkan kancing bajunya.

"Ah!" Naruto diam mendengar renpos singkat gadis itu, dia tidak tau respon macam apa itu. Tapi sepertinya buruk. "Udah sukur aku bangunin kamu Landak pirang jelek"

Uhk!

Naruto terasa tersedak, ejekan kekanak-kanakan macam apa itu? Namun dia memilih diam, melanjutkan aktifitasnya yang sempat terganggu dan membiarkan gadis itu berkoar-koar sendiri mengejeknya. Menatap gadis itu dari balik cermin, Naruto menarik nafas berat sebelum mengeluarkannya kasar dibuatnya.

Dan, namanya Kyuubi. Jika bercerita tentang dia, sepertinya Naruto adalah orang yang paling paham siapa gadis itu. Tentu saja, secara mereka sudah bersahabat sejak masih kecil... mungkin udah dari dalam kandungan kali ya. Sejak dari kecil, Naruto dan Kyuubi udah sering bersama... kemanapun, dan kepanpun mereka selalu bersama.

Dan tak dapat dipisahkan.

Secara sikap? Kyuubi emang kayak gitu. Ngak bisa dikendalikan dan suka seenaknya, paling ngak bisa menerima kekalahan apapun... tolong catat, gadis itu hanya ngak bisa menerima kalau dia kalah main dalam permainan bersama Naruto seorang. Sehingga dia hanya harus siap mengalah ketika Kyuubi ngajaknya main.

Itu dulu pas mereka masih lima tahun.

Tapi...

Dia maish kekanak-kanakan.

Dan Naruto, dia tidak terganggu. Dia sudah biasa dengan kehadiran Kyuubi dalam hidupnya.

"Dasar ngak tau terimakasih!" Kyuubi menjerit kecil sebelum tangannya memengang sebuah bantal dan melemparnya kearah Naruto.

"Aku ngak pernah minta." Naruto menghindar dengan gerakan yang menimum, menangkap bantal itu dan melempar kembali pada sang penyerang. Senyumnya makin mengembang ketika lemparan itu tepat sasaran mengenai kepala gadis di depannya.

"Hyeahh!" Kyuubi mengambil dua bantal Naruto dan berdiri sebelum melompat menerjang pemuda di depannya. "Mati kau landak pirang kuning bodoh!"

"Kyu-Kyuubi!"

BUK

Dan kami juga sering ribut.

0o0

"Aww... sakit Kaa-san!" Kyuubi meringis kecil, tangannya mengelus pucuk kepalanya yang benjol sehabis mendapat cinta kasih dari Kushina.

Sebanding terbalik dengannya, Naruto hanya menatap pandangan di depannya dengan wajah yang tak kalah cemberut. Tangannya juga mengelus kepalanya yang juga benjol akibat cinta kasih dari ibunya. Ini sungguh sial, masa dia mendapat hukuman akibat kesalahan yang bukan darinya. Gah gadis ini..

Sejak kecil Kyuubi sudah ditinggal mati oleh kedua orang tuanya. Gadis itu hanya hidup dengan kakek dan neneknya. Maka dari itu, Kyuubi sangat dekat dengan Kushina. Karna selain kita tetangga. Kaa-san dan ibu Kyuubi adalah sahabat baik. Sudah dibilang bukan, kami sudah dekat sejak dalam kandungan.

Dan makan di sini, udah menjadi kebiasaan baginya. Bahkan Naruto tau, bahwa Kyuubi memiliki kamar sendiri di rumah ini. seperti dia memiliki kamar sendiri di rumah Kyuubi.

"Selamat makan."

0o0

"Lihat-lihat dia Naruto!" Kyuubi menarik lengan pemuda itu kasar, jarinya menunjuk sesuatu atau lebih tepatnya menunjuk seseorang. "Lihat dia!"

"Siapa sih"

"Itu!"

"Dimana?"

"Itu! Dasar bego!"

"Oh~" Naruto hanya memberi respon pasif ketika dia tau siapa yang ditunjuk oleh Kyuubi. Dan siapa disekolah ini yang ngk tau dengan siswi yang ditunjuk gadis bar-bar di sampingnya.

Dia bernama Shizuka. Shuzuka-senpai merupakan murid tahun kedua merangkap sebagai ketua osis dan ketua dari klub memasak yang diikuti Kyuubi. Gadis yang sempurna di mata setiap siswi dan target utama incara setiap siswa di sekolah ini. udah cantik, ramah, baik, lembut. Ditambah setiap nilai mata pelajarannya selalu sempurna (kesampingkan nilai olaraganya, secara dia cewek) dan selalu juara umum dan juara dari tiap lomba yang diikutinya. Selain itu dia terkenal di kalangan Guru.

Pokoknya dia murid idolalah.

"Aku kagum sama dia." Kyuubi berucap dengan senang, mata gadis itu menunjukan sebuah sinar aneh yang membuat Naruto merasa aneh.

"Ngaca woy." Naruto melepaskan pengangan tangan Kyuubi dan memilih pergi. "Butuh seribu tahun untuk menyamainya."

"Kok kamu bilang gitu sih."

"Makanya ngaca."

"Ngak perlu sampai dua kali pula napa!"

"Supaya kamu cepat sadar dikit." Naruto mengangkat bahunya, sebelum berlalu meninggalkan Kyuubi.

"Naruto! Tunggu!"

0o0

Naruto menguap lebar, berusaha melepaskan segala kelelahan yang mejerat dirinya selama membanting otak di tempat penempaan masa depan yang disebut sekolah.

"Baiklah anak-anak cukup sekian, silakan kerjakan pr yang sudah Bapak berikan di rumah."

"Baik pak!"

Naruto keluar bersamaan dengan murid yang lain dalam satu rombongan. Sesekali dia bersapaan dan berbicara dengan setiap temannya sampai menuju di mana dia memarkir sepeda miliknya.

'Kamu beruntung bisa sedekat itu dengan Kyuubi'

'Hah? Kenapa aku beruntung?'

'Kamu tau ngak? Dia itu termasuk salah satu dari sekian cewek yang diincer di sekolah ini. udah cantik, aktif, dan imut lagi.'

'Ingat Kiba, kamu udah ada Hinata. Hianati? Bisa di bacok Neji ntar.'

'Iya ya, aku tau itu... lagian hati ini hanya untuk Hinata seorang'

Sweatdrop.

"Heh.. imut dari mana?" Naruto mendengus sebal saat teringat perkataan Kiba sebelum mereka berpisah di lorong sekolah. Pemuda itu berhenti berjalan ketika dia merasakan langit mulai mengelap. Pertanda akan hujan, sial. "Untung aku bawa payung, tapi gimana dia ya?" lanjutnya seraya melirik payung Kyuubi yang masih bersamanya.

"Payungnya dititip sama orang, dan dia pulang gitu aja?"

Dia Kyuubi, masih kekanak-kanakan

-!

Dan benar saja. Hujan sudah mulai turun membasahi bumi, rintikan air hujan membentur apapun dan menghasilkan bunyi yang merdu meskipun tidak beraturan. Naruto sudah siap untuk keluar gedung sekola untuk menuju ke parkiran sepeda. Namun seketika pemuda itu diam, ketika menyadari seseorang di sampingnya.

"Senpai?"

"Ya?" Shizuka diam ketika ada seserang menyapanya, dan masih dalam keadaan diam. Gadis itu meneliti orang di depannya ini. ramput pirang acak-acakkan dan iris sebiru laut yang menenangkan. Dan lebih dalam dia tidak menemukan apapun dari mata itu. Dan yang lebih penting dia sangat mengenal pemuda di depannya ini. "Ada apa?"

"Hari ini hujan." Naruto memberikan sebuah pembuka yang bodoh dalam kondisi ini, siapapun tau itu. "Ini pakai payungku, aku punya dua.. sebenarnya yang satu lagi punya Kyuubi."

Naruto kemudian mengembangkan payung milik Kyuubi dan pergi meninggalkan Shizuka setelah dia memastika gadis itu menerima payung miliknya.

'Sial. Betul kata Kyuubi, Shizuka senpai cantik banget.'

Sedangkan Shizuka hanya diam dan melihat punggung pemuda itu perlahan mulai menjahuinya. Gadis itu tersenyum, dan berusaha menenangkan tubuhnya yang tiba-tiba menengang sehabis berdekatan dengan pemuda pirang itu. Sebuah senyum tercipta di bibirnya. "Terimakasih..."

xxxxx

"Sial dimana sepedaku!" raung Naruto panik ketika mendapati sepedanya sudah tidak ada lagi di tempat. "Perasaan udah digembok tadi kok..."

'Kuncinya'

Dan seakan dihantam oleh sebuah rasengan. Tiba-tiba kicir-kincir otak Naruto berputar dengan cepat... lansuung menyadari siapa pelaku dibalik semua ini. "Dasar cewek berengsek!"

"Kyuubiiiiiii!"

0o0

"Sial aku ngk tau kalo akan hujan." Kyuubi menyandarkan sepeda Naruto disebuah emperan toko yang udah tutup karena bangkrut. Tubuh gadis itu mengigil kedinginan akibat terpaan air hujan yang membuat tubuhnya basah. "Terkutuklah hujan-hujan ini."

Gadis itu menghembuskan nafasnya dan mengosok kedua tangannya, berusaha untuk mendapat sedikit kehangatan.

"Woy!"

Kyuubi menengang ketika mendengar suara itu, tubuh gadis itu mengigil ketakutan ketika jauh diujung penglihatannya. Sesosok pemuda berdiri dibawah naungan payung dan menatapnya dengan nafsu membunuh yang besar.

'Gila... apa-apaan tatapannya itu?' pikir Kyuubi takut, dan bersiap untuk pergi.

Tapi..

"Mau kemana kau cebol" sebuah suara yang sarat akan nada membunuh masuk kedalam telinga Kyuubi. Memutar kepalanya dengan gerakan patah-patah, gadis itu hampir saja menjerit saat melihat bagaimana Naruto udah berdiri di belakangnya. Dan matanya bagaimana bisa mengeluarkan aura bewarna giru seperti api? "Kanapa kamu ambil sepeda orang lain seenaknya, dasar cewek berengsek!"

"Karna kamu jahat."

"Apa!"

"Tung— Kyaa!"

Naruto menutup kedua tangannya lansung ketika mendengar teriakan Kyuubi yang bukan main "Ap—" ucapannya terhenti saat kembali memandang gadis itu. Entah kenapa Naruto tiba-tiba mengalami yang namanya kelumpuhan sementara saat menatap Kyuubi yang dalam keadaan basah. Menimbulkan fantasi ero bagi remaja tersebut, saat melihat bra milik gadis itu tembus dan terlihat jelas baginya. Apa lagi gestur tangan Kyuubi yang mencoba untuk melindungi tubuhnya sendiri.

Entah kenapa tiba-tiba dia menjadi ero sendiri.

"Dasar... Landak jelek kuning Mesum!" Kyuubi mengeram saat melihat Naruto yang terbongong bodoh menatapnya. "Mati kau!"

Gyaaaa!

Xxxxxx

"Aku minta maaf." Entah udah berapa kali Naruto meminta maaf selama perjalanan pulang mereka. Dan Naruto membelokan sepeda mereka ketika melintasi sebuah pertigaan.

"Tidak tidak dan tidak!"

"Bagaimana caranya agar aku bisa mendapatkan maafmu Kyuubi?"

Kyuubi tidak menjawab, gadis itu diam dan memengang ngangang payung makin erat. Menatap kedepan gadis itu tersenyum, dan mengunakan satu tangannya lagi untuk memeluk Naruto erat dan menampelkan kepalanya pada punggung pemuda itu.

"Hei apa yang kamu lakukan dibelakang sana!" Natuto kalap ketika merasakan basah berlebihan di punggungnya. Namun pemuda itu tiba-tiba diam saat dia tidak menerima respon. Dan Naruto tersenyum..

'Dasar..'

Kembali kebalakang, bisa kita lihat bahwa wajah gadis itu memerah, semerah rambutnya. Matanya menatap jalan yang mereka lewati. Pelukannya makin mengetar, bahkan ketika ada beberapa kendaraan yang melintas dan memotong mereka.

"Asal Naruto yang melihatku... itu tidak masalah."

.

.

.

.

"Kyu, kau ngomong apa tadi? Aku ngk denger."

To be Continued

0o0

Yup ini adalah salah satu dari dua fic yang sedang saya uji coba... sedikit bosan dengan alur adventure, dan maka dari itu saya mencoba untuk beralih ke alur romance... semoga dapat ya. Dan yang satu lagi mungkin akan saya publish besok, karena masih ada beberapa menyesuaian disana sini.

Apakah kalian suka?
Apakah ini pantas untuk dilanjutkan?

Saya tunggu pendapat kalian.

Atau penasaran dengan kelanjutannya? Maka reviewlah!

Drak Yagami