Vise Versa


Note: Di fanfic ini Uzumaki Naruto yang memiliki kekuatan lain dari orang-orang yang ada di dunia yang seharusnya dipimpin oleh Empat Orang Magi. Naruto memiliki kekuatan yang ada di dalam dunia Shinobi dan bagi yang berpikir akan menjumpai karakter lain di Universe Naruto di fanfic ini sebaiknya berhenti menyangka akan menemukan mereka disini, karena karakter dari Anime NARUTO hanya Naruto seorang dan selebihnya adalah semua KARAKTER Anime Magi.


Disclaimer:

Saya sama sekali bukan pemilik dari Semua Karakter atau Tokoh yang ada di dalam FANFICTION CROSSOVER ini, melainkan milik dari pemiliknya yang sah!


.

.

.

.

-oooo-

Chapter 1

.

.

Dibawah teriknya matahari seorang yang mengenakan jubah berwarna hitam tampak berjalan lamban. Selubung kain hitam yang menudungi kepala orang itu membuat kepala dan wajahnya terlindung dari sinar terik matahari. Dan tongkat hitam yang dia pegang sepertinya digunakan untuk menjadi penahan tubuhnya yang berjalan sedikit gontai.

Dari cara orang itu berjalan seperti menunjukkan bahwa dia sedang dalam keadaan tidak baik. Tubuhnya benar-benar tampak berjalan dengan gontai.

"Aku sudah tidak kuat lagi." Ucapnya entah pada siapa.

Kruyukk

Bunyi perut orang yang mengenakan jubah hitam dengan awan merah di beberapa tempat di bagian jubah yang dia pakai.

"Ini sudah hari yang kesepuluh."

Sepertinya sosok yang mengenakan jubah itu dalam kondisi kelaparan. Sudah sepuluh hari tidak memakan apapun dan tidak meminum setetes air pun. Ditambah lagi dia harus menelusuri jalan yang seakan tanpa ujung.

Mengelana dan mengelana menelusuri luasnya padang gurun selama beberapa hari tanpa ada makanan untuk dimakan dan minuman untuk diminum bukanlah hal yang mudah.

Apalagi ditambah dengan panasnya terik matahari di siang hari dan dinginnya udara di malam hari.

Walau sudah berhasil melewati padang gurun dan memasuki wilayah yang terlihat seperti padang rumput dengan pepohonan dan bebatuan besar, namun dia masih belum bisa melihat sungai atau sumber air di daerah yang dia tuju.

"Aku sudah tidak kuat lagi." Gumamnya lemah.

BRUKK ...

Orang itu terjatuh karena tidak kuat lagi menahan rasa lapar dan haus yang telah menimpanya selama ini.

Tidak sadar kalau tidak jauh dari dirinya terjatuh sekitar beberapa ratus meter berdiri perkemahan dengan beberapa tiang berdiri dengan tegak berbendera merah dengan lingkaran putih dimana di dalamnya bertuliskan kata "Kou" dengan beberapa gambar awan hitam yang melingkari lingkaran putih.


...

Tak jauh dari dari rubuhnya orang yang mengenakan jubah hitam itu, sekitar sepuluh orang yang mengendarai kuda dengan membawa senjata berupa pedang, busur dan anak panah, dan ada beberapa orang yang membawa tombak.

Kumpulan orang berkuda itu mulai mendekati orang yang berjubah hitam yang baru saja rubuh.

"Itu dia!" Teriak salah seorang dari gerombolan orang berkuda.

Jarak mereka semakin dekat dengan si orang berjubah itu.

"Kepung-kepung!" Perintah salah seorang yang kelihatannya adalah pemimpin dari gerombolan yang ternyata sudah ada di dekat orang berjubah hitam.

Mereka mengepung orang yang tidak sadarkan diri itu untuk beberapa saat, sebelum orang yang kelihatannya sebagai pemimpin dari gerombolan itu memberi instruksi berupa tanda agar salah satu dari orang yang bersama dengannya untuk turun memeriksa orang yang mencurigakan yang saat ini terbaring di depan mereka.

"Orang ini tidak sadarkan diri." Ucap salah seorang gerombolan yang telah memeriksa alasan orang mencurigakan itu berada disana.

"Periksa apa saja yang dia bawa!"

"Dia sama sekali tidak membawa apapun, kelihatannya dia pingsan karena kelelahan." Jawab orang yang memeriksa orang berjubah hitam itu.

"Kelelahan ditempat seperti ini?" Ucap pimpinan gerombolan yang tak mengerti kenapa bisa orang kelelahan harus dekat dengan perkemahan mereka.

"Apa yang harus kita lakukan?" Ucap seorang lain yang masih duduk di atas kuda.

"Orang ini kelihatannya mencurigakan, karena menurut pengintai yang sempat melihatnya mengatakan bahwa dia beberapa menit yang lalu masih berjalan ke arah perkemahan." Ucap orang yang lainnya.

"Kita tidak tahu siapa orang ini, tapi berjalan ke arah dimana perkemahan kita berada bisa dikatakan hal yang mencurigakan. Bawa dia ke perkemahan, kita akan mengintrogasinya setelah dia sadar!" Perintah pimpinan gerombolan.

Orang yang tadi turun dari kuda dan memeriksa orang mencurigakan itu, mengambil benda hitam besar semacam borgol besi dan memasangkannya ke tangan dan kaki orang itu lalu menaikkannya ke atas kuda.

"Kita kembali ke perkemahan!" Ucap pimpinan gerobolan.

Sekumpulan orang itu segera meninggalkan tempat itu menuju perkemahan yang mereka sebutkan.


...

"Hakuei-sama kami telah berhasil menangkap salah seorang yang mencurigakan yang mendekati perkemahan kita."

"Orang yang mencurigakan?" Ucap orang yang bernama Hakuei yang ternyata adalah seorang wanita.

"Menurut pasukan kita orang tersebut mendekati perkemahan, mungkin saja dia berasal dari Klan Kouga yang beberapa hari lalu kita kunjungi." Jelas pelapor.

"Antarkan aku ke tempat orang itu Seishun. Aku ingin tahu maksud dari orang itu datang ke sini karena mungkin saja ada yang ingin dia beritahukan pada kita." Perintah Hakuei pada pelapor yang ternyata bernama Seishun.


...

"Dimana aku?" Gumam seseorang yang berada di dalam penjara.

Orang itu melihat dengan berlahan ke arah tangannya yang diborgol dan kakinya yang dipasung dengan besi besar.

"Hah, ternyata kau sudah sadar!?" Ucap salah seorang penjaga penjara.

"Dimana aku, dan kalian siapa?" Tanyanya pada dua orang pejaga penjara.

"Kami adalah pasukan dari Kekaisaran Kou dan kau saat ini di dalam penjara yang berada di perkemahan pasukan Jendaral Hakuei-sama." Jawab salah seorang penjaga.

"Apa kalian ada makanan dan minuman, aku sangat lapar dan haus.'' Ucap orang itu lagi.

"Jangan harap kami akan memberi kau makanan sebelum kau menjawab pertanyaan kami."

"Pertanyaan apa yang ingin kalian tanya?"

"Siapa kau sebenarnya, apa kau mata-mata dari Klan Kouga?" Tanya Penjaga penjara lainnya dengan nada yang tidak mengenakkan.

"Mata-mata? Klan Kouga? Aku tidak mengerti apa yang kalian maksudkan. Apa kalian punya makanan atau minuman untuk dimakan dan diminum?"

"Dasar kurang ajar... beraninya kau pura-pur..."

"Sudah Cukup!" Sebuah suara memotong perkataan dan tindakan penjaga penjara yang ingin menusuk orang yang ada di penjara tersebut dengan tombak.

"Kalian semua tinggalkan aku sendiri dengan orang ini!" Perintah orang yang memotong perkataan dua penjaga penjara yang ternyata adalah Hakuei, Jendral dari Kekaisaran Kou.

Hakuei mengambil sebuah kursi di pojok ruang tahanan buatan yang hanya disinari tiga buah kayu obor yang lumayan terang. Perempuan itu duduk di kursi yang dia letakkan di depan sel tahanan, lalu memperhatikan pemuda yang ada di balik jeruji penjara.

Hakuei melihat orang yang berada dalam tahanan itu. Orang ini memiliki rambut pirang dengan kedua mata biru yang entah kenapa menunjukkan pancaran sifat seorang prajurit yang sudah banyak menjalani peperangan walau sekalipun terlihat sedang malas karena alasan yang tidak dia ketahui. Jubah hitam yang dia kenakan kelihatan sedikit aneh.

Orang ini jelas bukan berasal dari Klan Kouga, karena semua orang dari Klan Kouga yang dia lihat tidak ada yang menggunakan jubah seperti ini.

Jubah hitam yang menutupi hampir seluruh tubuhnya, bahkan bagian tangannya saja tidak kelihatan- hanya bagian kakinya saja yang terlihat. Jubah hitam itu memiliki corak ornamen awan merah kehitaman di beberapa tempat di bagian jubah yang dia kenakan.

"Awan?" Batin Hakuei.

Baginya awan merah bukanlah hal yang perlu dipertanyakan. Hal yang perlu dipertanyakan adalah lambang atau simbol awan yang ada di jubah yang pemuda itu kenakan.

Awan adalah bagian dari simbol Kerajaan Kou yang terdapat di bendera Kerajaan. Apa pemuda ini memiliki hubungan dengan Kekaisaran Kou? Apa dia termasuk salah satu pengirim pesan yang dikirim oleh Kekaisaran?

Atau dia adalah pasukan khusus Kekaisaran Kou? Karena menurut kabar yang pernah dia dengar bahwa Kekaisaran Kou memiliki pasukan Khusus yang hanya diketahui oleh Kaisar keberadaannya. Bahkan beberapa Jendral sekalipun tidak diperbolehkan untuk mengetahui keberadaan tentara khusus yang berada di bawah langsung Kaisar.

"..."

Selain itu pemuda ini memiliki tiga garis seperti layaknya kumis kucing di masing-masing pipinya, sebelah kiri dan kanan.

"Siapa kau dan apa tujuanmu datang mendekati perkemahan kami?" Tanya Hakuei setelah melihat bahwa pemuda yang ada di depannya tidak menunjukkan bahwa dia berasal dari Klan Kouga, Klan yang beberapa saat lalu dia jumpai untuk bernegosiasi tentang penyerahan kekuasaan secara damai.

"Aku tidak memiliki cukup kekuatan untuk berbicara lagi, aku terlalu lapar dan haus." Jawab pemuda itu sebelum ambruk tertidur.

Hakuei yang mendengar itu sedikit bingung dengan perkataan pemuda di depannya. Dari kelihatannya, pemuda ini tidak memiliki tanda-tanda orang yang terlalu lapar.

Tapi, baiklah dia memutuskan untuk memberikan makanan dan minuman pada pemuda itu karena dia bukanlah seorang Jendral yang terlalu kejam.

Setelah dia memberikan pemuda ini makanan dan minuman, dia akan meneruskan pertanyaannya.

"Baiklah."

Hakuei meninggalkan penjara itu lalu, tak lama setelah itu dua orang penjaga penjara yang sebelumnya menjaga pemuda pirang itu datang membawa beberapa makanan dan minuman.

"Cih, kau beruntung karena Hakuei-sama adalah orang yang baik hati." Ucap seorang penjaga penjara sambil memberikan makanan dan minuman yang dia bawa bersama dengan temannya.

Pemuda pirang itu terlihat langsung memakan makanan dan meminum minuman yang dibawa penjaga penjara dengan lahap.

"Dasar rakus!"

"Ck, menjijikkan seperti orang yang tidak makan berhari-hari saja."

Berbagai hinaan, kutukan dan ejekan dilontarkan penjaga penjara itu pada saat pemuda pirang itu memakan makanannya dan meminum minumannya.


...

Sekitar lima menit berikutnya...

"Cih, menjijikkan sekali."

"Di, dia memakan makanan sebanyak itu dan minuman tiga kendi dalam lima menit, dasar monster."

Pemuda pirang itu kelihatan bernafas lega setelah memakan makanan dan meminum minuman yang diberikan padanya..

"Fuah, akhirnya perutku terisi juga."

Salah seorang penjaga penjara meninggalkan tempat itu setelah melihat pemuda pirang di depan mereka telah selesai menyelesaikan makanannya, sedangkan yang seorang lagi terlihat masih berada di tempatnya.

"Siapa kau sebenarnya, orang aneh!?" Ucap penjaga.

"Hah, leganya."

"Brengsek, kau tak menghiraukan kata-kataku. Siapa kau sebenarnya?!" Geram penjaga setelah melihat orang di depannya tidak memberi jawaban, padahal dia sudah mereka beri makanan dan minuman.

Ya, yang sebenarnya karena Jendral Hakuei-lah mereka memberi pemuda pirang menjijikkan ini makanan dan minuman, kalau tidak karena perintah mereka tidak akan sudi memberikan makanan dan minuman pada orang aneh ini.

"Hah...? Namaku Uzumaki Naruto salam kenal." Ucap pemuda pirang yang berada di dalam sel yang ternyata bernama Uzumaki Naruto.

"Aku bukan menanya siapa namamu, tapi siapa kau sebenarnya bajingan!"

Naruto melihat sejenak orang yang ada di depannya- di balik jeruji kurungan dimana dia ditahan. Orang ini terlalu kasar dan kalau dia ingat semenjak dia makan tadi. Dia dan temannya tidak henti-hentinya melontarkan kutukan, kata-kata kotor dan kasar padanya.

Dan lagi saat ini penjaga ini kelihatan sangat tidak senang.

Kenapa orang ini melihatku dengan wajah seperti itu.

"Aku adalah seorang pengembara." Jawab Naruto.

"Pengembara? Jangan bohong kau, kau pasti mata-mata dari Klan Kouga, ya kan?"

Namun, belum lagi Naruto memberikan jawaban pada penjaga penjara yang menurutnya sudah tidak bisa ditolerir lagi perkataannya- Hakuei muncul, tapi kali ini dengan seorang pemuda berambut biru.

Penjaga penjara itu tampak tidak puas saat menerima perintah Hakuei untuk meninggalkan penjara itu.

Dari wajahnya penjaga penjara itu kelihatan ingin membunuhnya saat itu juga.

Hakuei menanyakan hal yang sama saat dia bertemu dengan Naruto. Dan Naruto memperkenalkan namanya sama seperti pada saat penjaga penjara yang baru saja keluar, sehingga Hakuei mau tidak mau terus memberikan pertanyaan dan Naruto menjelaskan mengenai tempat-tempat yang dia jalani dan mengenai dirinya yang terjebak di padang gurun dalam kondisi kelaparan untuk menjawab pertanyaan Hakuei.

Sebenarnya Naruto sama sekali tidak ingin menjawab pertanyaan Hakuei, tapi karena wanita yang di depannya inilah dia bisa makan dan minum sehingga bisa menghilangkan rasa lapar dan haus yang telah menyiksanya selama kurang lebih sepuluh hari.


...

Tidak terasa waktu terus berjalan sampai ada salah seorang prajurit yang melapor pada Hakuei bahwa salah seorang prajurit mereka diserang oleh Klan Kouga.

"Kita pergi Seishun!"

Hakuei dan orang yang berambut biru meninggalkan Naruto di bawah dua penjaga penjara yang sebelumnya yang entah kenapa menyeringai sadis.


...

Hakuei setelah meninggalkan perkemahan dan menuju tempat dimana Klan Kouga berada bersama dengan Seishun. Setelah pertemuaan yang di dalamnya terjadi sedikit insiden itu selesai dengan damai, Hakeui dan Seishun memutuskan untuk kembali ke perkemahan mereka.

Misinya sudah beres.

Klan Kouga telah mengakui kekuasaan Kekaisaran Kou dengan damai.

"Setelah kita kembali ada yang harus kita pastikan." Ucap Hakuei pada Seishun yang ada di belakangnya.

Namun, mereka dikejutkan dengan munculnya pasukan kerajaan Kou dengan Ryousai.

"Apa sebenarnya yang kau lakukan?" Kejut Hakuei melihat pasukan Kekaisaran Kou dibawah pimpinan Ryosei yang berada di depannya.

"Tentu saja berperang." Jawab Ryosai.

"Batalkan sekarang juga!" Perintah Hakuei marah, "Klan Kouga telah masuk ke dalam pemerintahan kita setelah negosiasi secara damai."

"Hah! Mereka itu cuma pengecut, setelah diburu sebagai budak dan malamnya diserang, mereka menerima negosiasi dengan damai?" Jawab Ryosai dengan santai di depan pemimpinnya.

"Jadi itu perbuatanmu, Ryosai!"

"Itu benar. Tapi cerita versiku seperti ini: Sangat disayangkan, Tuan Putri dibunuh dengan brutal oleh Klan Kouga. Untuk membalas kematian Putri, Ryosai memimpin para pasukannya untuk menghancurkan pedesaan Klan Kouga." Senyum licik Ryosai.

"Kalau itu bagaimana, ya?" Sinis Hakuei melihat pemberontakkan Ryosai, "Apa orang sepertimu bisa memimpin seribu orang tentara? Kenapa kau bisa memikirkan hal rendahan seperti itu?"

"Kalau kau tidak ada, pasti akulah yang akan terpilih, menjadi Jendral tentara ini! Mereka semua adalah anak buahku, matilah dengan tenang wanita brengsek!"

Ryosai memberi tanda instruksi pada anak buahnya.

Pasukan itu secara bersamaan menembakkan anak panah ke arah Hakuei, namun belum lagi anak panah itu mengenainya, Hakuei mengibaskan Kipas bulu yang di tangan kanannya.

Saat itu juga tekanan angin kuat menghalau semua anak panah yang mengarah padanya dan mendorong sebagian pasukan Ryosai.

"Serangan apa ini, dasar kau penakluk Dugeon!" Geram Ryosai sambil berusaha menahan dampak tekanan angin Hakuei, "Bunuh dia!"

Pasukan berjalan kaki Ryosai maju menyerbu, namun Seishun menghunuskan dua pedang kembarnya lalu menyerang pasukan Ryosai.

Hakuei terlihat mengumpulkan kekuatannya dan berubah wujud dengan kekuatan senjata yang dia dapat dari wadah Dugeon.

" Aku Ren Hakuei, aku menyatakan hukuman mati atas mu." Ucapnya setelah selesai bertransformasi, "Persiapkan dirimu!"

Beberapa pusaran angin mengelilingi wanita itu. Pusaran itu cukup kuat sehingga sebagian dari pasukan Ryosai harus memasang kuda-kuda bertahan agar tidak terlempar.


...

Tak jauh dari sana di perkemahan Klan Kouga yang sedang berkabung akibat kematian dari pemimpin Klan mereka. Dan ekspresi itu juga ditunjukan oleh salah satu anak yang memiliki rambut biru dan sebuah seruling recorder musik yang menggantung di lehernya. Wajah anak itu sedikit senang karena sudah tahu siapa dirinya sebenarnya.

"Aku bersyukur telah datang ke desa ini, Ugo-kun. Akhirnya aku mengetahui siap diriku sebenarnya, setidaknya itulah yang kurasakan- sama seperti yang kau katakan waktu itu." Gumam anak berambut biru yang membawa tongkat pemimpin Klan Kouga yang telah diwariskan padanya.

Namun, anak berambut biru dan bersorban putih itu disadarkan dari pikirannya setelah melihat kumpulan energi yang menyerupai kupu-kupu emas yang beterbangan ke suatu arah.

"Apa itu." Herannya.


...

Hakuei mengeluarkan angin topan yang cukup besar untuk menghamburkan pasukan Ryosai. Satu sisi Hakuei tidak ingin membunuh para pasukan makanya dia menahan anak panah yang ditembakkan oleh pasukan berkuda ke arah pasukan berjalan kaki.

Hakuei mengetahui kekuatannya tidak banyak lagi maka, dia memanggil Seishun untuk mendekat padanya agar bisa mengeluarkan kekuatan terakhirnya sebelum kekuatannya benar-benar habis.

Pusaran angin topan besar terbentuk dan menghancurkan pasukan Ryosai yang ada di dekat angin itu.

"..."

Beberapa saat kemudian angin topan itu berhenti dan Hakeui kelihatan tidak memiliki kekuatan lagi, itu terlihat dari transformasinya yang meghilang dan Hakuei yang bertelut dengan nafas yang tak beraturan.

"Hime-sama?" Khawatir Seishun melihat Hakuei yang sudah kelelahan.

"Dimana Ryosai? Kita telah melumpuhkan pasukan musuh. Tangkap Ryosai!" Ucap Hakuei setelah melihat tidak ada lagi orang yang berdiri di padang itu.

"..."

"Pasukan apa yang kau maksud?" Ternyata Ryosai sama sekali tidak terluka, melainkan dia baik-baik saja dan pasukan berkuda pimpinannya ada di atas tebing siap menembakkan anak panah.


...

Tak jauh dari sana orang yang tak lain adalah Naruto hanya diam menonton apa yang terjadi di depannya.

Dia sedikit penasaran dengan kekuatan yang dimiliki Hakuei. Naruto melihat dari awal hingga akhir pertarungan itu. Awalnya dia sama sekali tidak ingin ikut campur, namun mengingat bahwa Hakuei telah memberikan makan dan minuman padanya- Naruto memutuskan ikut campur.

"Setidaknya dengan ini aku bisa membalas utang budiku."


Namun, dia memutuskan untuk bergerak setelah melihat Hakuei ditundukkaan dan Seishun anak buahnya telah ditebas. Hakuei dipaksa bertekuk lutut dengan dua belah pedang yang menempel di lehernya, siap memenggal leher sang Putri.

"Tenang saja Hime-sama, aku akan membunuhmu dengan cepat." Ejek Ryosai setelah melihat Hakuei yang melihat Seishun dengan geram karena tubuh bawahannya yang tergeletak bersimbah darah itu, "Dan aku juga akan membunuh adikmu, Ren Hakuryuu!"

"Brengsek!" Kegeraman Hakuei tidak bisa ditahan lagi, dia meloloskan diri dari tahanan dua pasukan Ryosai yang menahannya dan merebut sebilah pedang dari prajurit itu setelah mendengar kalau Ryosai berencana akan membunuh adiknya.

TRANK

"Baiklah, aku juga seorang prajurit. Biarkan pedang kita yang menunjukkan siapa yang cocok menjadi Jendral!" Tantang Ryosai setelah berhasil menahan serangan Hakuei.

"Itulah yang kumau!" Geram Sang Putri.

"Aku harus mengalahkannya." Batin Hakuei yang masih menahan pedang Ryosai.

STAB

Belum lagi melanjutkan gerakan serangan, sebuah anak panah menancap di pundak Ryosai.

"?"

"Apa!" Kejut Ryosai tidak mengetahui mengapa anak panah itu ditembakkan padanya.

Ryosai menjaga jarak dari Hakuei yang juga terlihat bingung karena anak panah yang menancap di pundak Ryosai.

"Siapa yang menembakkan anak panah?"

Ryosai mencari darimana arah anak panah itu datang dan melihat di atas tebing dimana pasukan Ryosai berada sebelumnya, berdiri Naruto yang di sekitarnya menampakkan semua pasukan Ryosai sudah tergeletak di tanah.

"Kurang ajar." Geram Ryosai melihat Naruto yang membuat semua pasukannya yang sudah berjatuhan.

Dia tahu benar bahwa pemuda itu adalah tahanan mereka, dan bukannya seharusnya pemuda itu sudah mati? Karena dia sudah menaruh racun pada makanan dan minuman yang dimakan dan diminum pemuda itu.

Ryosai menaruh racun karena menyangka bahwa Naruto adalah salah satu anggota dari Klan Kouga, dan tidak ingin rencana busuknya diketahui Hakuei.

Bisa saja pemuda itu akan membocorkan informasi mengenai rencana penculikan wanita-wanita Klan Kouga pada Hakuei, itulah yang dia pikirkan.

Tapi, dia salah karena Naruto bukanlah dari Klan Kouga.

"Apa yang kau lakukan, brengsek!" Teriak Ryosai geram pada Naruto yang masih berdiri di atas tebing.

"Dia, bagaimana dia bisa sampai ke sini, dan lagi bagaimana dia keluar dari pejara? Apa para pejaga yang membiarkan dia kabur?" Batin Hakuei.

"..."

"?"

ZRASH

Mata Ryosai terbelalak setelah merasakan rasa sakit di dada, tepat dimana daerah sekitar jantungnya berada.

"Cough, cough .. bagaimana bi.. sa?" Ucap Ryosai pelan diikuti muntah darah sambil melihat pemuda pirang yang tadinya masih berada di atas tebing sekarang sudah di depannya.

"Apa, sejak kapan dia ada disini?!" Batin Hakuei melihat Naruto yang sudah ada di depan Ryosai.

Seketika itu juga tubuh Ryosai rubuh ke tanah. Tubuh Ryosai berlahan-lahan menjadi keunguan dengan garis-garis menyerupai akar serabut yang menjalar hingga ke wajahnya.

Naruto menarik keluar pedangnya dari dada Ryosai, lalu mengibaskanya ke udara sehingga membuat darah Ryosai yang tadinya melekat pada pedang itu menghilang.

"Apa yang kau lakukan, kenapa tubuhnya sampai seperti itu?"Tanya Hakuei melihat bagaimana kondisi tubuh Ryosai yang terlihat keunguan dan garis-garis merah yang menjalar hingga ke wajahnya seperti akar serabut.

"Hm? Oh itu karena reaksi akibat terkena tusukan Kusanagi milikku." Jawab Naruto yang ikut melihat tubuh tergeletak Ryosai.

"Kusanagi?"

"Oh, Kusanagi adalah nama dari pedang yang saat ini kupegang." Jelas Naruto menunjukkan katana yang dia pegang.

Naruto berjalan mendekati tubuh Seishun yang tergeletak bersimbah darah di tanah setelah dia menyarungkan Kusanagi di sarung di pingang.

"Apa yang ingin kau lakukan?!" Kejut Hakuei setelah melihat Naruto mendekati Seishun.

Hakuei tentu saja sedikit panik melihat Naruto mendekati Seishun yang dia ketahui masih bernafas walaupun dalam keadaan sekarat.

"Aku hanya ingin mengganti makanan dan minuman yang telah kau berikan." Ucap Naruto yang berjongkok lalu memeriksa lalu mengarahan telapak tangan kirinya ke arah luka menganga bekas tebasan pedang di dada Seishun yang mengeluarkan darah.

"..."

VUNGGG

Saat itu juga selubung lingkaran sinar hijau seukuran piring terbentuk dari tangan pemuda itu.

Hakeui terkejut melihat bagaimana, luka Seishun yang menganga di dada tertutup dengan cepat. Setelah luka yang dialami Seishun tertutup Naruto mengambil sebuah pil dengan ukuran seperti butiran beras lalu memasaukkannya ke dalam mulut Seishun.

"Apa yang kau masukkan ke dalam mulutnya?!" Tanya Hakuei yang masih curiga akan mantan tahanan mereka.

Walaupun Naruto sudah menunjukan kebaikan dengan menutup luka Seishun dengan cahaya biru, tapi perasaan curiganya masih tersisa setelah pemberontakan Ryosai. Ditambah dengan bagaimana pemuda itu menjatuhkan semua pasukan Kekaisaran dan Ryosai seorang diri.

"Ah itu, hanya pil penambah darah." Ucap Naruto singkat.

"Bagaimana kau bisa sampai disini?"

"Oh itu, setelah aku mengurus dua penjaga penjara yang menurutku sudah keterlaluan. Aku segera keluar dari kurungan yang kalian buat untuk mengurungku. Saat itu, aku mendengar gerakan dari pasukanmu yang mulai meninggalkan perkemahan kalian. Saat aku mencoba mengikuti gerombolan itu diam-diam karena mendengar mereka akan melakukan peperangan, banyak pasukan yang masih tinggal disana mencoba menghadangku, namun aku tak mau ambil pusing langsung mengurus mereka, sampai aku bisa mengikuti gerombolan yang saat ini menyerangmu."

Pemuda itu bangkit lalu berjalan ke arah Hakuei yang sedikit was-was.

Namun, beberapa meter sebelum Naruto melewati Hakuei, sebuah makhuk biru dengan tinggi sekitar enam meter menghantam pemuda itu dengan tinjunya.

DUMMM

"Shounen..." Ucap Hakuei setelah melihat anak berambut biru yang berada di atas raksasa biru yang baru saja menghantam Naruto dengan tinju.

Dari situ Hakuei melihat ke arah di mana posisi tadi Naruto berada, dan sedikit merasa simpati pada pemuda pirang tersebut karena mengetahui bagimana kuatnya tinju raksasa biru itu dari hancurnya daerah sekitar tinju sang raksasa.

Pemuda itu mungkin tidak akan selamat setelah menerima pukulan sekuat itu, ditambah dia tahu benar makhuk apa yang telah memukul pemuda pirang tersebut.

Namun, beberapa saat kemudian setelah debu yang menutupi daerah sekitar tangan raksasa biru itu menghilang, tampak Naruto dalam keadaan baik-baik saja.

Naruto terlihat sedang menahan tinju sang raksasa biru, pemuda pirang itu- dia mengangkat raksasa biru tanpa kepala yang tadi memukulnya dengan mengayungkan tangan sang raksasa yang dia pegang.

DUMM

Naruto membanting raksasa biru yang tadi menyerangnya.

"Ugo-kun!" Teriak anak berambut biru khawatir yang tadi ada di atas

raksasa buru, namun sekarang telah berdiri di tanah.

"Bagaimana pemuda itu menahan serangan sekuat tadi dan bagaiamna pula dia bisa membanting raksasa itu layaknya mainan?"

"Apa yang kau lakukan bocah?" Tanya Naruto sedikit marah akibat serangan tiba-tiba tanpa alasan yang dilakukan oleh bocah berambut biru yang berdiri di depannya.

Sesaat raksasa itu memukulnya Naruto masih sempat melihat bocah itu berada di atas raksasa biru dengan meneriakkan sesuatu yang tidak dia ketahui.

"Onee-san aku akan melindungimu." Ucap anak berambut biru pada Hakuei yang sudah berada di depan wanita itu dengan memposisikan dirinya di depan Hakuei.

"Apa yang kau katakan, bocah?" Tanya Naruto heran karena mengatakan bahwa dia akan melindungi Hakuei, seakan dia berniat menyakiti sang Putri kerajaan Kou.

"Kau pasti berniat menyakiti Onee-san, bukan?" Tanya anak berambut biru sambil memasang kuda-kuda dengan tongkat di kedua tangannya.

"Hah!" Lenguh Naruto lalu mengalihkan pandangannya ke arah raksasa biru yang tadi meyerangnya, "Hieeee, kenapa kepalanya tidak ada!" Teriak Naruto terkejut setelah tersadar melihat raksasa biru yang tadi menyerangnya tidak memiliki kepala, namun masih bisa bergerak.

"Dia terkejut pada raksasa yang baru saja dia banting.." Batin Hakuei Sweatdrop.

Sedangkan bocah berambut biru itu hanya heran saja melihat reaksi bodoh Naruto.

"Ukh..." Akhirnya Naruto menyadari padangan kedua orang di depannya yang seolah mengatakan 'Yang benar saja!'.

Naruto akhirnya berhasil menguasai keterkejutannya lalu melihat bocah dan raksasa biru dengan lurus tanpa ekspresi.

Tiba-tiba suatu tanda simbol di seruling yang tergantung di leher bocah berambut biru itu bersinar diikuti oleh bersinarnya simbol yang ada di kipas Hakuei.

"Shounen, siapa kau sebenarnya?" Tanya Hakuei pada bocah berambut biru yang sempat mengunjunginya di saat malam beberapa hari lalu.

Walaupun Hakuei tidak mengenal bocah di depannya itu, namun dia memiliki perasaan bahwa anak berambut biru dengan sorban putih di kepalanya yang dapat memanggil raksasa yang tadi memukul pemuda pirang adalah anak yang tidak memiliki maksud jahat- dengan kata lain adalah bocah itu adalah anak yang baik.

"Magi..." Ucap bocah itu setelah tampak memikirkan sejenak.

"Magi?" Kejut Hakuei.

"?" Naruto yang mendengar interaksi antara dua orang di depannya lebih memilih mengamati saja.

"Onee-san, boleh aku menyentuh kipasnya sebentar?" Tanya bocah berambut biru pada Hakuei setelah melihat simbol di kipas Hakuei yang terus bersinar.

Bocah itu langsung saja menyentuh simbol di kipas Hakuei yang masih belum memberi izin.

Detik itu juga cahaya kuning semakin besar dan diikuti oleh munculnya pusaran angin besar mirip angin tornado putih.

Setelah hilangnya pusaran angin besar itu, tampak sosok seperti raksasa biru yang sebelumnya Naruto banting, tapi kali ini sepertinya menunjukkan penampilan perempuan.

"Ukh, muncul lagi makhluk aneh." Batin Naruto setelah melihat munculnya raksasa biru seukuran raksasa sebelumnya, namun kali ini tampak seperti perempuan.

Naruto melihat beberapa saat bagimana kedua orang itu dengan kedua makhluk biru raksasa berinteraksi satu sama lain, seakan tidak mempedulikan keberadaannya sama sekali.

"Sebaiknya aku pergi dari sini." Gumam Naruto yang berbalik untuk pergi.

"Tunggu sebentar!" Teriak Hakuei menyadari niat Naruto yang ingin meninggalkan tempat itu.

Naruto yang mendengar seruan itu berhenti, lalu memalingkan pandangannya dan melihat ke arah Hakuei dan bocah berambut biru dengan dua raksasa biru yang bersama dengan mereka.

"Ada apa lagi?" Tanya Naruto dengan nada bosan.

"Terimakasih sudah menyelamatkanku." Ucap Hakuei sambil memberi hormat khas kerajaan Kou.

"?"

"Tidak perlu berterimakasih. Seperti yang ku katakan bahwa aku hanya membalas kebaikanmu atas makanan dan minuman yang kau berikan." Balas Naruto, "Walau makanan dan minuman itu sudah diracuni." Lanjutnya dalam hati.

"HAAAA, berarti Onii-san ini menyelamatkan Onee-san?" Tanya bocah berambut biru yang tadi sempat menyangka Naruto yang menyerang Hakuei.

Hakuei hanya mengangguk mengiyakan pertanyaan bocah berambut biru yang ternyata bernama Alladin kalau telinga Naruto tidak salah dengar dari interaksi antara bocah itu dengan raksasa biru berpenampilan perempuan.

Raksasa biru yang kelihatannya perempuan kalau tidak salah bernama, Paimon?

Terus yang tanpa kepala, Ugo-kun?

"Jaa—nee.." Ucap Naruto sambil melambaikan tangan kanannya.

"Onii-san!"

"Hah?"

"Maaf karena tadi sudah menyerangmu.."

"Bukan masalah..." Jawab Naruto melangkahkan kakinya meninggalkan tempat itu.

"Tunggu...!"

"Ada apa lagi...?" Tanya Naruto yang dari nada suaranya sudah mulai jengkel.

"Kau bilang sebulumnya bahwa kau adalah pengembara?"

"Ya, apa ada yang salah dengan hal itu?"

"Tidak, Cuma aku ingin menawarkan apakah kau mau ikut bersama pasukanku yang lain menuju Kerajaan Kou. Aku yakin kalau kau belum pernah mengunjungi Kerajaan kami."

"Ya, aku memang belum pernah mengunjungi Kerajaan dengan nama Kou. Aku memang adalah pengembara, tapi saat ini aku sedang mencari seseorang. Oh iya, mengenai pasukan yang kau katakan, bila yang kau maksud adalah pasukan di perkemahan dimana aku tadi ditahan, tidak usah repot-repot karena kau tidak akan bisa mengajak mereka. " Balas Naruto datar.

"Apa, apa yang kau lakukan pada mereka?" Tanya Hakuei mulai khawatir.

Walaupun para pasukan itu telah berhianat, namun dia masih menganggap mereka sebagai pasukan dari Kerajaan Kou dan tidak seharusnya mereka dibunuh karena menurutnya yang bersalah dalam pemberontakan ini adalah Ryosai.

"Oh, mengenai hal itu aku telah membereskan mereka semua." Jawab Naruto singkat, jelas, dan tanpa ragu-ragu.

Hakuei yang mendengar hal itu hanya diam saja, dan tidak dapat berkata apapun. Karena di satu sisi dia merasa bahwa pasukan itu tidak begitu bisa dipersalahkan, namun di sisi lain dia merasa kalau pemuda pirang itu tidak membereskan pasukan itu maka bisa dikatakan saat ini nyawanya sudah melayang.

"Apa ada lagi yang ingin kau tanyakan? Karena aku masih harus pergi dan untuk saat ini aku masih belum memiliki keinginan untuk mengunjungi Kerajaan yang bernama Kuo." Jelas Naruto.

Karena tidak lagi mendengar balasan dari Hakuei, Naruto membalikkan tubuhnya dan mulai berjalan meninggalkan tempat itu.

"..."

"Dia.. aku sama sekali tidak merasakan apapun dari pemuda itu." Ucap raksasa biru yang muncul dari kipas Hakuei tadi.

"Ha? Benar juga, aku sama sekali tidak merasakan apapun pada Onii-san itu." Ucap Alladin menanggapi perkataan raksasa biru itu karena dia biasanya bisa merasakan, bahkan bisa melihat aliran energi di sekitar tubuh orang.

"?"

"Onee-san, apa Onii-san itu kenalanmu?" Tanya Alladin.

"Tidak, dia beberapa saat yang lalu adalah tahanan yang kami tangkap karena dicurigai."


...

"Hah akhirnya aku bisa melanjutkan perjalananku dengan tenang." Gumam Naruto sambil mengeluarkan beberapa sisa cadangan makanan dan minuman yang dia rampas dari perkemahan pasukan Kekaisaran Kou yang telah dia hancurkan.

Naruto merampas cukup banyak makanan dan minuman lalu menyimpannya dalam gulungan penyimpanan yang berada di kantungnya.

Kejadian dia kehilangan makanan dan minuman sehingga membuatnya kelaparan adalah karena pada saat dia melintasi padang gurun. Tiba-tiba saja di padang gurun itu ada badai pasir yang menjebaknya.

Bukan hanya bada pasir saja, melainkan dia juga terjebak di dalam pusaran lumpur pasir yang bergerak. Mau tidak-mau saat sudah hampir tenggelam Naruto melompat untuk menjauh dari pusaran pasir itu.

Namun, sayangnya saat dia berhasil menghindar, namun ternyata gulungan penyimpanan yang menyimpan makanannya harus hancur tenggelam di dalam pusaran pasir itu.

"Sekarang, mulai darimana aku harus mencari, ya?!" Batin pemuda pirang itu setelah selesai memakan makanannya.

Sudah hampir dua minggu Naruto menelusuri perjalanan untuk menemukan kota berikutnya, namun ternyata masih saja belum bisa menemukan kota untuk membeli cadangan makanannya yang sudah menipis karena perjalanan yang jauh.

Naruto meyadari bahwa daerah yang sudah dia masuki sekarang merupakan daerah yang sudah dihuni oleh manusia. Naruto berjalan menelusuri jalan setapak sampai akhirnya dia sampai di daerah yang dia dengar dari banyak orang bernama Balbad.

Kota ini memiliki pelabuhan yang banyak disinggahi oleh para pedagang, baik itu pedagang perorangan maupun pedagang dari kerajaan tertentu.

Setelah berkeliling sekitar beberapa jam Naruto langsung bisa menyimpulkan bahwa masyarakat yang ada di sekitar kerajaan ini terlihat dengan jelas kemelaratannya.

"Onii-chan. Aku belum makan selama tiga hari ini. Bisa tolong berikan sedikit makanan?" Minta salah seorang anak kecil pada Naruto.

"?"

Anak kecil itu terlihat sangat kurus dan mengenakan pakaian yang sangat lusuh dan kumal di tubuhnya. Rambut panjangnya terlihat sangat berantakan.

Naruto yang terdorong rasa kasihan memutuskan untuk merogoh makanan yang dia bawa di kantung makanan yang baru saja dia beli saat tiba di kota ini. Lalu memberikan dua potong roti daging besar pada anak kecil itu yang menerimanya dengan wajah bahagia.

"Haaaaa... terimakasih Onii-chan." Ucap anak kecil itu lalu berlari meninggalkan Naruto saat itu juga memasuki gang-gang kecil di antara bangunan.

Merasa penasaran, Naruto memutuskan untuk mengikuti anak itu menelusuri jalan-jalan sempit yang ada di gang tersebut. Tidak sampai beberapa menit kemudian dia berhasil menemukan anak itu kembali.

Sang anak terlihat memberikan makanan yang tadinya diberikan oleh Naruto kepada ibunya yang terbaring sakit dan juga kepada anak-anak yang lebih kecil darinya yang bisa dilihat seperti adik dari gadis kecil itu.

"Dimanapun aku melihat tempat, pemandangan yang selalu ku temukan selalu sama." Mau tidak mau, Naruto yang merasa iba akan hal yang ada di depannya menunjukkan dirinya pada gadis kecil yang tadinya meminta makanan.

"Onii-chan?" Bingung gadis kecil itu setelah melihat Naruto muncul entah dari mana.

"Yo... ternyata kau membagikannya pada adik-adik dan ibumu, tanpa peduli pada dirimu sendiri, ya?" Ucap Naruto yang sudah memasuki bangunan kosong bekas yang kotor dengan pakaian-pakaian kumal di dalamnya.

"Nee-chan siapa orang itu?" Tanya adik dari gadis kecil itu.

"..."

"?"

"Oh, dia Onii-chan yang memberikan makanan yang sudah kita makan tadi." Jawab gadis itu ada adiknya.

"Bahkan dia menyembunyikan bahwa dia sendiri belum memakan apapun." Batin Naruto karena mengetahui maksud dari gadis kecil itu yang berusaha mendahulukan kebutuhan ibunya yang sakit-sakitan dan adik-adiknya yang kecil.

"Terima kasih sudah berbaik hati memberikan makanan pada kami." Ucap Ibu dari gadis kecil itu berusaha menegakkan dirinya ke dinding sambil sesekali berusaha menahan batuknya.

"Tidak perlu berterimakasih. Aku datang kesini karena terdorong rasa simpati pada gadis kecil ini yang tadi datang padaku sekaligus mau memberikan ini." Ucap Naruto sambil menyerahkan sekantung penuh makanan pada keluarga itu.

"Tapi..."

"Tidak apa-aoa. Aku hanya ingin kalian menerimanya." Potong Naruto.

Naruto membagi-bagikan semua makanan itu pada mereka. Setelah mereka selesai memakan makanan yang dibagikan oleh Naruto, ibu gadis kecil dan adik-adiknya itu mencerikatakn segala hal yang terjadi di negeri yang bernama Balbad itu. Negeri yang penuh sejahtera hanya pada kalangan bangsawan, sedangkan rakyat biasa dibiarkan melarat, pajak masyarakat yang terlalu tinggi dan monopoli yang dilakukan keluarga kerajaan.

Setelah lama bercerita, Naruto meminta semua anak-anak yang ada di dalam ruangan itu agar keluar, meninggalkannya dengan Ibu dari anak-anak itu.

Saat itu juga Naruto menghujamkan Kusanagi tepat ke hulu hati sang Ibu.

ZRASHH

"Maafkan aku. Aku harus melakukan hal ini." Ucap Naruto sambil mulai menarik keluar Kusanagi dari tubuh Ibu yang baru saja ditembusnya, "Ini adalah cara agar kau kembali sehat."

Tak beberapa lama kemudian, tubuh Ibu itu ambruk dari pegangan Naruto.

Dan Naruto memandang tubuh yang telah ambruk itu berlahan-lahan menunjukkan pemulihan. Wajah sang Ibu yang tadinya pucat sekarang sudah terlihat sehat.

...

"Terimakasih sudah menyembuhkan saya dan menolong anak-anak saya Naruto-san." Ucap Ibu dan anak-anaknya secara bersamaan sesaat Naruto memutuskan untuk pergi.

"Ya."

"Onii-chan.. apa memang mau pergi sekarang? Tanya gadis kecil itu pada Naruto dengan wajah sedih.

"Ya, soalnya ada yang Oni-chan harus lakukan." Jelas Naruto.

Naruto pun pergi meninggalkan kawasan kumuh setelah memberikan beberapa kantung koin emas pada keluarga itu, lalu dia menuju pusat Ibu Kota Balbad, tanpa mengetahui kondisi dan situasi negeri itu di malam hari.


-oooo-

...

A/N:

Ujicoba saya memasuki fandom Naruto crossover Magi Labyrin. Adapun saya menulis crossover ini di tengah-tengah fic saya yang lain masih belum clear karena imajinasi luar biasa saya yang tidak bisa terhenti walau sudah saya usahakan untuk berhenti menambah fic lain dan juga karena menurut saya Anime Magi ini lumayan menghibur dan masih jarang sekali ditemukan di Fanfiction.

Ok.

Sekian.

ByeBye

Hillsen Out

...


28th July 2016