Boys Love, Sex, No Children Ok NO CHILDREN, Bad writing

This Fanfic Remake from comic by Kayoru sensei 'Innocent Bride`

Saya menambah sedikit cerita dari karangan Kayoru sensei, dan judulpun tetap sama.

Yunjae belongs to God and themself. Jae-umma milik Yunho-appa. Ide cerita milik Kayoru sensei. THIS FANFIC IS MINE.

Summary:

Kim Jaejoong, 16 Tahun, hanyalah siswa SMA biasa. Namun, suatu hari ia harus menikah dengan seorang jutawan demi melunasi utang orangtuanya. Karena enggan menikah dengan 'om-om', Jaejoong pun mencoba kabur dari pernikahannya. Namun percobaan kaburnya digagalkan oleh seorang pria yang ternyata adalah…

Rate T - M

.

.

Kediaman Jung

Hah..

Hah..

Uwaaaa!

"Tuan Jaejoong! Tunggu!" panggil beberapa pelayan yang mengejarnya.

BRAK!

"TIDAK AKAN!" teriak Jaejoong.

Jaejoong memanjat beranda dan mencoba kabur dari situasi saat ini. Hari ini adalah pernikahannya. Kim Jaejoong ah.. ani, Jung Jaejoong berumur 16 tahun belum pernah mempunyai pacar dan harus menikah untuk membayar utang-utang orang tuanya yang sangat banyak. Jaejoong memanjat beranda rumah yang cukup tinggi itu dan menggenggam tiang-tiang rumah mewah itu. Tidak pernah ia berpikir akan menikah dalam usia semuda itu. Ia tidak mau dinikahkan dengan paksa apa lagi tanpa cinta sedikitpun. Dan ia anak cowok satu-satunya yang akan dinikahkan dengan cowok pula. Ia belum pernah bertemu dengan pasangannya.

'Jutawan kek… Siapa kek… Menikah tanpa tahu cinta yang sebenarnya… ITU MUSTAHIL! Pasti dia hanya om-om mesum yang tidak laku dan hanya memanfaatkan kekayaannya untuk menikah denganku. OH NO! ' batin Jaejoong.

'Gawat… Lenganku mati rasa.' Jaejoong kelelahan memegang tiang-tiang beranda.

Zyuut

WAAAAA!

'Aku….. Jatuh..'

!?

'Huh… apa ini? Tidak sakit?'

"Dasar.." Seorang lelaki memeluk erat pinggangnya dari luar beranda. Bibir lelaki tampan itu tersenyum, mata musangnya terlihat menusuk saat bertatapan dengannya. Lelaki tampan itu memegang erat pinggang Jaejoong dan tangannya yang satu lagi memegang tangga yang berayun di bawah helicopter yang terbang di sekitar beranda itu.

"Pengantinku… Sulit dekendalikan, ya.." Bisik Yunho di telinga Jaejoong yang kaget dan masih terdiam.

"Tuan berhasil menangkapnya!" "Tuan Yunho memang hebat!" "Prok prok.." Teriakan orang-orang yang melihat aksi kaburnya Jung Jaejoong dan kepahlawanan Yunho bertepuk tangan meriah.

'Di…dia… Jung Yunho? Tak seperti yang kubayangkan…' Jaejoong menatap Yunho dalam. Hingga ia tersadar tiba-tiba. "KYAAA! LEPASKAN AKU! Apa yang kau sentuh ha?!" Teriak Jaejoong setelah mengetahui pinggangnya dipeluk oleh Yunho.

"Mau kulepaskan?" Tanya Yunho. Jaejoong yang baru menyadari keadaannya yang dipeluk Yunho melihat kebawah dan pucat. "GYAA TIDAK, TIDAK! JANGAN LEPASKAN!" Jaejoong langsung memeluk leher Yunho erat, dan memejamkan matanya didada Yunho. Yunho tersenyum dan tangannya yang masih memegang tangga tali helicopter itu segera menaiki helicopter itu dengan hati-hati dan memeluk erat pinggang Jaejoong.

.

.

.

'Capek!' Jaejoong mendudukkan tubuhnya dikasur. 'Rumah ini luar biasa!' Kepalanya melihat kiri-kanan sekelilingnya dengan kagum.

"Waktunya tidur" Tiba-tiba Yunho masuk ke kamar dan melirik Jaejoong sesaat.

Jaejoong kaget tiba-tiba mendengar suara Yunho. 'Ti…tidur? Itu…. artinya…' Batin Jaejoong cemas.

"AKU AKAN TIDUR DI LUAR!" Jaejoong langsung berdiri mengambil bantal hendak keluar dari kamar itu.

"Kau ngomong apa?" Tangan Yunho menyentuh bahu Jaejoong saat berjalan ke arah pintu .

Bruk!

"JANGAN SENTUH AKU! AKU TIDAK AKAN JADI ISTRIMU!" Jaejoong melempar bantal ke wajah tampan Yunho. Jaejoong masih belum menerima kenyataan. Ia takut, takut sekali jika Yunho menyentuh dan memaksanya seperti pasangan pengantin yang melakukan malam pertama.

Yunho menatapnya diam dan menyentuh kepala Jaejoong. Jaejoong sedikit mundur, Yunho mengusap rambut halus Jaejoong dengan sayang. Jaejoong tidak berani menatap Yunho, ia hanya melihat kebawah dan meremas baju tidurnya.

"Tenang saja. Aku tidak akan memaksamu. Aku….. Ingin mendapatkan hatimu, boo" Yunho tersenyum sambil melihat wajah Jaejoong yang mulus.

'Eh..?'

"Aku akan tidur dikamar sebelah. Selamat tidur" Yunho berjalan keluar kamar. Jaejoong hanya terdiam ditempatnya.

'Mendapatkan hatiku? Kata-katanya bikin malu saja!' Jaejoong menyentuh rambutnya yang diusap oleh Yunho tadi. "Dia serius?" Wajah Jaejoong memerah memikirkan kata-kata Yunho tadi, dan ia berjalan ke kasurnya. Jejoong menutup matanya dan terbayang olehnya wajah Yunho yang tersenyum lembut kepadanya. 'Aku tidak memahaminya' Batin Jaejoong.

.

.

.

"HA?! PINDAH SEKOLAH?" Teriak Jaejoong kaget pada pelayan wanita yang membangunkannya pagi ini.

"Ya, Mulai hari ini, tuan muda akan bersekolah di sekolah putra Tohoshinki. Silahkan pakai seragam ini" Pelayan itu menjawab dengan senyumnya.

"Aku nggak mau! Aku bahkan tidak memberitahu teman-temanku!" Jaejoong mempoutkan bibir imutnya kesal.

"Ini perintah tuan…" Pelayan itu tetap tersenyum pada Jaejoong.

Jaejoong melirik jendela kamarnya dan melihat kebawah. Tampak Yunho berjalan menuju mobil mewahnya dan beberapa pelayan yang mengikutinya.

"JUNG YUNHOO! DASAR COWOK TIRAN!" Teriak Jaejoong dari jendela kamarnya. Jaejoong kesal karena Yunho tidak memberitahunya bahwa ia dipindahkan sekolah. Ia sangat kesal pada cowok itu, Jung Yunho.

"Tu..Tuan muda! Tenanglah!" Pelayan wanita itu menenangkan Jaejoong yang meneriaki Yunho.

"AWAS KAU!" Yunho tidak peduli dengan Jaejoong, ia hanya melihat Jaejoong sekilas dan tersenyum menaiki mobil mewahnya.

.

.

.

'HOOO…. Se… Sekolah yang hebat!' Batin Jaejoong melihat sekolah yang mengkilat itu.

"Salam kenal Jaejoong" "Aku Kim Junsu! Panggil saja Junsu!" "Aku Shim Changmin" "Aku Park Yoochun" Beberapa orang berkenalan dengan Jaejoong, yang mereka telah tahu bahwa Jaejoong telah menikah dengan Jung Yunho pemilik sekolah tersebut.

'Semuanya putra pengusaha…. Aku benar-benar salah tempat!' Jaejoong hanya tersenyum dengan mereka.

"Aku iri, deh. Jaejoong menikah dengan Yunho." Junsu mempoutkan bibir imutnya.

"Eh? Kok tahu?!" Kaget Jaejoong.

"Aih, tentu saja.. lihat Koran pagi ini! Semua orang tahu siapa Jung Yunho" Park Yoochun menyerahkan Koran terbaru kepada Jaejoong.

'Uwaa… dimuat besar-besar' Jaejoong melongo melihat Koran itu.

"Jung Yunho putra pemilik kerajaan Bisnis Jung. Dia juga mendirikan perusahaan sendiri. Walau masih muda, musuhnya banyak. Jae juga berhati-hatilah." Changmin menjelaskan.

'Ha..? Mu..Musuh?' Jaejoong melongo.

"Tapi.. di sini kita aman. Sekolah ini dijaga para pengawal kelas satu, sih." Yoochun menepuk bahu Jaejoong. Jaejoong mengangguk melihat Koran itu.

.

.

.

Ditengah pelajaran, Jaejoong hanya memikirkan perkataan Changmin, Junsu dan Yoochun tadi pagi. Ia mengerti sekarang kenapa Yunho memindahkan sekolahnya, karena dia tahu Yunho tidak akan membiarkannya terkena masalah karena Yunho banyak 'musuh' yang dibilang Changmin tadi. Bila ia bersekolah disini, ia akan aman. Jaejoong tersenyum sendiri.

.

.

.

"Aku pulang" Yunho melangkahkan kakinya memasuki rumah mewah tersebut dan melonggarkan dasinya.

"Ah! Tuan sudah pulang" Ucap salah satu pelayan wanita dan membungkuk saat Yunho tiba.

Brak! Brak!

"Gaduh sekali. Ada apa?" Tanya Yunho yang mendengar bunyi aneh dan bertanya pada pelayan tersebut.

"A..anu.." Pelayan itu hanya terdiam saat Yunho berjalan kearah suara gaduh itu berasal.

"Tuan Muda! Biarkan saya saja yang melakukannya!" "Eh? Jangan!" "Tuan! Hati-hati!" "Brak! Brak!" Suara gaduh yang berasal dari dapur itu karena Jaejoong sedang memasak.

Para koki tidak tahu kalau Jaejoong pandai memasak dan hanya memaksa Jaejoong untuk tidak memasak dan membantu atau hanya mengkhawatirkan Jaejoong jika Jaejoong terluka. Yunho yang melihat Jaejoong yang kerepotan tersenyum lembut. Ia menyuruh para koki dan pelayan pergi dan menghampiri Jaejoong yang tetap memasak.

"Boo~ biar kumakan nanti." Bisik Yunho mesra setelah tiba-tiba ia memeluk pinggang Jaejoong dari belakang.

"Yu..yunnie? ehng… geli.." Kaget Jaejoong dan seketika wajahnya memerah. "Yun jangan disini, nanti kalau aku sudah selesai memasak kau boleh memakannya. Jangan menggangguku" Jaejoong melepaskan pelukan Yunho dipinggangnya.

"Baiklah" Yunho yang mengerti bergegas kekamarnya dan mengganti baju lalu duduk dimeja makan menunggu Boojaenya selesai memasak.

.

.

.

"Hm… Mulai sekarang aku boleh mengharapkan ini?" Yunho berkata sambil memakan masakan Jaejoong dengan lahap.

"Apanya yang Mulai sekarang? Cuma hari ini kok!" Jaejoong berbicara ketus dan melanjutkan makannya.

"Loh? Bukannya kau sudah bertekad jadi istriku?" Yunho melihat Jaejoong makan dengan imutnya.

"Bukan begituuu!" Pout Jaejoong melihat Yunho, pipi mulusnya menggembung, menambah keimutannya.

"Jadi kenapa tiba-tiba?" Tanya Yunho penasaran kenapa Jaejoong memasakkan masakan untuknya, ia menatap lekat wajah Jaejoong.

"I…ini… Anu.. Tadi pagi aku sudah bicara kasar padamu. Padahal kau membuatku pindah sekolah dengan niat baik…" Jaejoong menatap piringnya, wajahnya semerah tomat. Ia tidak berani menatap Yunho dan ia berbicara dengan suara pelan, membuat Yunho sedikit menggeser kursinya mendekat. Ia benar-benar malu bila mata musang Yunho menatapnya seperti itu.

"Itu benar, sih. Akulah yang minta maaf karena menempatkanmu diposisi seperti ini." Yunho menjawab dan meletakkan sumpitnya menatap Jaejoong.

"Eh?" Jaejoong bingung "Be…benar. Aku benar-benar repot."

"Aku sungguh minta maaf. Besok ada perayaan 100 tahun Berdirinya Perusahaan Jung. Kau mau ikut?" Yunho tersenyum melihat Jaejoong

"Pesta?! Eum…. Itu bukan tempatku" Jaejoong menunduk.

"Kau ada disisiku saja aku sudah senang" Yunho berkata sambil menggenggam tangan kiri Jaejoong diatas meja.

"HA?" Kaget Jaejoong. Mata indah itu melotot melihat Yunho. Bibir sexy itu terbuka lebar. Wajahnya sangat memerah hingga telinganya.

"Pikirkanlah. Terimakasih masakannya." Yunho berdiri tersenyum meninggalkan Jaejoong yang masih terduduk.

Jaejoong berpikir sebentar dan menatap piringnya. "Pelayan.." Jaejoong memanggil seorang pelayan wanita yang lewat dibelakangnya.

"Ya, tuan?

"Ke pesta…. Harus pakai baju apa?" Bisik Jaejoong malu-malu pada pelayan wanita itu.

.

.

.

"Lihat! Itu Jung Yunho!" Bisik-bisik orang yang melihat penampilan Yunho yang sangat tampan. Malam itu perayaan 100 tahun berdirinya Perusahaan Jung. Semua yang datang hanya orang-orang kaya dan para pengusaha dunia yang terkenal.

"Ganteng! Muda sekali~" "Tapi sudah baca Koran?" "Menikahi seorang bocah begitu… dia aneh. Bocah itu juga sepertinya bukan dari keluarga pengusaha." "Apa bagusnya sih?!" "Apa di acara ini dia datang?" "Mana mungkin! Bisa-bisa citra Perusahaan Jung Rusak!" Pembicaraan anak muda yang iri. [mari kita tinggalkan mereka]

.

"Tuan muda, Cepat!" Panggil pelayan wanita itu. "Tuan sudah tidak sabar menunggu" ia membukakan pintu masuk acara itu dengan pelan agar seseorang yang mempunyai mata, hidung, bibir, pipi, yang sangat cantik dan mulus itu memasukinya.

"Uhmm.. Aku malu memakai baju ini jika dilihat Yunnie.." Jaejoong melangkah kecil-kecil menuju pintu dan menunduk.

"Tidak apa-apa! Ahaha" Pelayan itu tersenyum melihat keimutan Jaejoong.

Jaejoong melangkah pelan dan melihat kekiri-kanan untuk mencari Yunnie-nya. Ia memakai jas abu-abu yang pas dengan badannya. Kemeja yang dibuka kancing atasnya, terlihat sexy dan imut. Jaejoong melihat Yunho yang menatapnya tajam. Ia memegang dadanya dan berjalan kearah Yunho. Yunho masih menatapnya, tidak ia pedulikan perkataan orang-orang yang membicarakannya.

"Ma… maaf lama, yunnie" Jaejoong menghampiri Yunho dan menunduk.

Yunho segera mengalihkan pandangannya ketika ia tidak sengaja melihat dada Jaejoong yang terbuka oleh kemejanya yang tidak dikancing.

"A… apa? Aneh yah?!" Tanya Jaejoong, wajahnya sudah memerah tomat.

"ehm.. Ani… Aku kaget karena kau sangat cocok memakai baju itu" Yunho berkata dengan suara pelan.

"Aih! Bikin tontonan, ya? Bos Muda? Sang direktur linglung setelah jadi pengantin baru. Jadi cemas pada nasib perusahaan nanti, nih!" Tiba-tiba seorang lelaki tampan mendekati Yunjae. Perkataannya menyindir dan memancing emosi.

"APA katamu?" Jaejoong meninggikan suaranya. Kesal melihat orang itu yang datang tiba-tiba dan berkata seperti itu.

"Biar saja, boo.. Istirahatlah disana, aku akan bicara sebentar dengannya" Yunho meninggalkan Jaejoong dan berbicara tentang perusahannya dengan lelaki itu.

Jaejoong pergi dari pesta itu ke beranda. Menunggu Yunho-nya datang.

.

.

.

"APA-APAAN MEREKA!" Teriak Jaejoong emosi menyangkut sindiran cowok tadi.

"Mereka hanya gusar karena perusahaan mereka sedang goyah. Mereka saingan kami, sih" Yunho berkata disamping Jaejoong yang berdiri diberanda.

"Tetap saja nggak boleh ngomong begitu!" Jaejoong mengkerutkan alisnya, tangannya terkepal menatap Yunho. "Cih menyebalkan!" Bibir Jaejoong pout.

Yunho tersenyum melihat Jaejoong yang imut marah-marah itu. "Boojae ga berubah ya, masih sama seperti waktu itu" Yunho tersenyum semakin lebar menatap Boojae-nya.

Jaejoong kaget dengan perkataan Yunho. Ia melihat mata musang Yunho "Waktu itu?" Tatapnya bingung.

"Dulu…."

.

.

.

TBC