Jet Black © Betonkuatberkualitas

Park Jimin x Min Yongi

[MinYoon]

Pada saat masih SMP, Jimin punya seekor anjing. Warnanya hitam kelam dengan telinga turun. Anjing itu sudah dipelihara oleh keluarga sejak Jimin masih TK. Anjing itu memiliku mata bulat berwarna cokelat. Bulunya hitam legam, begitu juga dengan telapak kakinya. Intinya, dia adalah anjing terhitam yang pernah Jimin temui.

Anjing itu begitu setia, dan Jimin adalah kesayangan anjing itu. Anjung itu memiliki sebuah cerita. Dia berakhir di dalam shelter beberapa minggu setelah dilahirkan, tampaknya ditelantarkan. Dan sejak itu, tidak ada yang mau meliriknya, menyebabkan pemilik shelter iba. Hingga satu tahun lamanya anjing itu menunggu, keluarga Jimin datang berkunjung. Jimin sudah cukup sehat, cukup besar untuk bisa memiliki anjing impiannya.

Awalnya Jimin ingin anjing kecil, anak anjing, lebih tepatnya. Tipikal anak kecil yang suka hewan lucu. Tapi Jimin justru jatuh cinta pada anjing kesepian yang sama sekali tidak populer. Anjing campuran, mungkin juga Golden Retriever, tetapi memiliki bulu satu warna yang anggun. Pemilik shelter bilang, tidak ada yang mau mengambilnya karena dia berwarna hitam, tampak jahat, dan tidak seperti Golden Retriever pada umumnya yang cerah dan menyenangkan.

Jimin kecil bingung maksudnya, tapi pada intinya ia sudah jatuh cinta pada detik itu. Pada anjing hitam berbulu tebal yang mentapanya dengan mata bulatnya. Dan hari itu, keluarga Park membawanya pulang, memberinya kalung indentitas dengan nama cantik, Dante.

Dante benar-benar menjadi anjing impian. Sifatnya tenang, bahkan cenderung sabar menghadapi pertumbuhan Jimin. Dante selalu di sana, menjaga Jimin yang bermain di ujung tangga rumah, menemani saat mereka berlarian di halaman, bahkan ikut mengawasi ketika Jimin dipaksa makan sayurannya. Dante punya kebiasaan lucu, ia akan memandangi lekat-lekat ketika seorang anggota keluarga Park beraktivitas. Dan satu lagi, anjing hitam itu suka sekali memandangi matahari terbenam di bawah pohon Cherry Blossom tua yang menaungi halaman belakang rumah keluarga Park.

Waktu berlalu dengan cepat dan Jimin kini bertumbuh hingga seratus empat puluh delapan senti, lumayanlah untuk ukuran anak SMP. Dante menjadi satu-satunya sahabat terbaik Jimin, di samping Kim Taehyung, bocah pindahan dari Daegu yang berisik.

Dante menjadi pendengar yang baik saat Jimin bercerita tentang cinta pertamanya di kelas, seorang gadis berambut sebahu yang suka memanjat pohon persik. Dante juga menjadi penghibur yang luar biasa saat neneknya pergi untuk selamanya. Dante selalu di sana, membiarkan Jimin memeluknya erat dalam tidur, melampiaskan sedih, tidak memperdulikan bulunya yang basah akan air mata. Dan Dante, juga menjadi teman malam minggu yang mengusir kesepian kala Kim Taehyung berkencan (cinta monyet yang indah) dengan seorang kakak kelas.

Tetapi, semua itu berubah ketika Dante menginjak umur sebelas tahun. Dante yang sudah tidak begitu muda kehilangan nafsu makannya, membuat seisi rumah menjadi khawatir. Dan bagai disambar petir di siang bolong, sepatah kalimat yang menyatakan diagnosa dokter hewan itu membuat Jimin seketika lemas. Kanker darah. Tidak dapat disembuhkan.

Maka detik itu, Jimin bersikeras untuk menolak tawaran euthanasia yang diberikan. Untuk mengurangi rasa sakit, katanya. Tapi Jimin yakin, bahwa Dante ingin nenghabiskan sisa waktu yang tinggal sedikit bersama Jimin, di sisi keluarga Park sebelum akhirnya pergi selamanya.

Dan ketika hari itu datang, tidak ada yang lebih membuat Park Jimin merasakan patah hati yang luar biasa. Kepala yang menyandar lesu pada pangkuan, deru napas yang perlahan menghilang dan dengkuran yang menipis. Jimin hanya bergetar kecil menahan tangis saat Dante bemar-benar pergi.

Dan itu menjadi hadiah ulang tahun terburuknya seumur hidup.

-c-