Persona 4 : The Darkness of Reality
Summary: terjadi 10 tahun setelah true ending. Inaba kembali ditelan oleh kabut tebal yang bahkan jauh lebih tebal dari yang sebelumnya. Souji pun dari tahun 2012 tak pernah terdengar lagi kabar kepulangannya atau kemunculannya. Ia bersama teman-temannya hanya menghilang begitu saja pada hari terakhir Souji berada di Inaba. Mereka tak pernah kembali. Apa yang terjadi pada mereka?
Disclaimer: aq g punya P4& P3 & P3FES, tp aq punya nih fanfic, tapi aq Cuma pinjem char2 nya doang kok. Kan ATLUS baek? Ya nggak? ~dilindas ATLUS!~
Author's note: fanfic ini akan ber genre: horror, mystery, adventure, tragedy, angst, death(mungkin), dan…saya sendiri masih belum tahu. Yang jelas cerita ini akan lebih mengerikan dari cerita-cerita lain yang pernah saya buat. So, enjoy the story!! (cerita ini bakal puanjaaaaaaaaaang banget! Jadi mohon bersabar yah untuk mengikuti jalan cerita ini)
__________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Chapter 1: The Lost Town
Those long days passing by from that door Like late summer they slowly fade away
Finding ways through the favorite tune Play all day with my eyes closed
Those long days passing by from that door Like late summer they slowly fade away
Finding way through the favorite tune Filling me with those sounds
Heaven – Persona 4
__________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Seta Resident
Seta Sakura, gadis berambut abu-abu lurus serta panjang ini sedang asyik-asyik baca komik kesukaannya. Baiklah, sebenarnya komik yang sedang ia baca itu komik pinjaman saja. Teman-temannya lebih akrab memanggilnya dengan Sakura, atau 'Kura' (bukan kura-kura loh yaw!). Sakura adalah gadis yang cukup ungg…ceroboh? Yah dia memang anak- ups, maksudnya, gadis yang cerdas. Sayangnya ia sangat ceroboh dalam melakukan berbagai hal. Wajahnya memang manis serta cantik. Selain ceroboh, ia juga rajin. Eits, jangan salah pemikiran dulu. Yang dimaksud rajin di sini adalah rajin ngusilin orang. Hidupnya selalu terasa sepi jika ia tidak mengusili seseorang. Keahliannya yang lain adalah beladiri. Dia paling ahli dalah hal karate, kendo, pokoknya yang berbau beladiri. Biasanya keahlian beladirinya hanya ia gunakan untuk menolong orang-orang di sekitarnya yang sangat membutuhkan pertolongannya. Ia tak segan-segan menolong orang yang tak pernah dikenalnya ataupun orang yang sangat dibencinya sekalipun saat orang tersebut dalam bahaya. Itu sebabnya banyak orang yang sangat menyayanginya. Sebab ia sudah menyanyangi orang tersebut terlebih dahulu.
Nah, cukup sekian penjelasannya. Sakura adalah 'putri tunggal' dari keluarga Seta. Seperti biasa, kedua orang tuanya selalu sibuk bekerja. Bahkan kadang ia pernah tak bertemu dengan orang tuanya selama 1 tahunan. Saat ia masih kecil, ia selalu ikut dengan orang tuanya, berbeda dengan kakaknya. Ups, mari bahas yang lain. Sekarang usia Sakura sudah menginjak umur 17 tahun. Untuk saat ini ia hanya sendirian di rumah bersama ibunya. Ayahnya seperti sebelum-sebelumnya, sibuk dengan pekerjaannya di luar negeri.
Dalam satu hari Sakura mampu menghabiskan 20 komik, itu sebabnya ia merasa sangat mengantuk sekali. 20 komik yang telah ia selesai ia baca itu bergeletakan di mana-mana. Gadis itu hanya berbaring di atas kasurnya dan tak lama ia tertidur lelap.
Ketika ia membuka matanya, Sakura merasa ada yang tak beres. Kenapa ia merasa mendengar suara deru mobil? Kenapa ia merasa ada bau alcohol di sekitarnya? Dan ia juga merasa ada 2 orang yang sedang mengamatinya! Sakura terbangun dan menguap selebar-lebarnya. Ia sengera mengucek-ucek matanya ketika melihat 2 orang yang sejak dari tadi sudah memperhatikan tingkah-tingkahnya.
"Apakah tidurmu nyenyak, anakku?" Tanya sseseorang yang duduk di kursi tengah. Sakura yang masih setengah sadar disertai mengantuk hanya diam saja.
"Sakura-san, perkenalkan. Aku Igor dan wanita di sebelahku ini adalah asistenku, Margareth. Senang bertemu denganmu."
Sakura hanya tetap terus kebingungan. Mimpi yang ia peroleh kali ini terasa terlalu nyata bila dikatakan hanya sekedar mimpi biasa. "Eh? Igor? Margareth? Apa itu?"
Igor dan asistennya hanya bisa sweatdropped saja. Saling bertanya-tanya dalam hati.
"Kami memanggilmu dalam dunia mimpi. Kau tertidur lelap di dunia nyata sekarang, anakku."
Tak lama terdengar suara gedoran pintu yang cukup keras, entah dari mana asalnya. "Baiklah. Sampai ketemu lagi."
Tak lama suara gedoran pintu itu semakin keras dan semakin jelas. Sakura kembali terbangun, kali ini ia benar-benar berada di kamarnya, lebih tepatnya berada di atas kasurnya yang empuk. Suara gedoran pintu itu ternyata berasal dari pintu kamarnya sendiri. Ibunya terus mengetuk-ngetuk pintu kamarnya dan baru berhenti ketika ia membukanya. "Ada apa, Okaa-san?"
"Ada kabar baik! Besok lusa Otou-san akan pulang kemari. Yah, walaupun setelah itu Ibu juga akan pergi bersama ayahmu ke Amerika sih."
Sakura hanya menguap-nguap tak jelas. "Oh, bagus dong. Besok aku akan belanja ke Junes untuk membeli bahan-bahannya yah. Lalu besok lusa biar aku saja yang memasak."
"Oke, sayang. Okaa-san mau tidur sekarang. Selamat malam."
"Malam." Dan sakura pun kembali menutup pintu kamarnya. Selanjutnya ia hanya ingin melanjutkan tidurnya yang sempat terganggu tadi dan berharap ia tak akan mendapat mimpi seaneh itu lagi.
Junes Department Store
Seperti apa yang Sakura katakana kemarin pada ibunya, hari ini ia akan berbelanja bersama teman-temannya di Junes. Hari ini Junes cukup ramai sekali, tapi untunglah Sakura dan teman-temannya sudah selesai berbelanja ketika Junes mulai ramai. Dan sekarang, Sakura dan beberapa teman yang diajaknya sedang duduk-duduk santai di food court. Kedua temannya yang ia ajak bersamanya asyik sekali membicarakan si idola Kanami, atau biasa dipanggil 'Kanamin', yang sedang naik daun setelah Risette. Sakura hanya diam saja termenung dengan mimpi yang ia dapat kemarin, mengenai orang yang bernama Igor dan Margareth.
"Yo, Sakura-chan? Kau melamunkan apa?"
"Eh? Bukan apa-apa kok, Yue-chan. Hehehe…"
temannya yang bernama Yue itu memperhatikan Sakura lebih dalam lagi, membuat Sakura merasa tak enak. "Yue-chan, apa ada yang salah dengan wajahku yang manis ini?"
"Eww, dasar narsis. Narsis tetap saja narsis. Haah, parah…" katannya kemudian sambil meneguk jus lemonnya. "Oya, Rionne-chan, kudengar belakangan ini ada beberapa kejadian aneh sekali. Yah memang bukan terjadi di Tokyo sih…"
salah seorang teman yang bernama Rionne itu mulai tertarik dengan topik pembicaraan yang baru saja dibawakan oleh Yue. "Oya? Kejadian semacam apa?"
"Hei, aku juga mengalami beberapa kejadian aneh yang belum pernah kualami sebelumnya." Timpal Sakura.
"Well, kita mulai dari kejadian aneh yang terjadi di dekat kota Okina dulu."
"Okina? Apa ada yang salah dengan Okina? Bukankah Okina adalah kota terdekat dari Inaba?" kata Rionne penuh antusias. Yue hanya mengangguk-angguk saja, lalu ia menoleh ke arah Sakura. "Tak apa-apa kan kalau kami membahas topik seperti ini?" sepertinya Yue ingin meminta izin dulu pada Sakura.
Sakura pun mengangguk-angguk tenang. "Hei, aku juga penasaran tau dengan topik yang sedang kau bawakan sekarang ini. Ayo cepat ceritakan!"
"Oke-oke. Ada rumor yang mengatakan kalau Okina mulai sedikit berkabut loh. Menurut orang-orang sih, kabutnya berasal dari Inaba. Well, hanya sejauh itu saja yang kudengar sih."
"Hei, bukankah Inaba adalah kota yang terkenal dengan kabutnya yang tebal itu? Aku juga mendengar beberapa kejadian aneh yang terjadi di Inaba lho."
Sakura semakin tertarik dan tertarik. Perlu diketahui, Sakura ini paling suka misteri. "Ceritakan! Ceritakan!" keantusiasan Sakura hanya dibalas dengan gelengan kepala Rionne yang tersenyum misterius ala detektif. "Tidak mau. Kalau mau aku melanjutkan ceritanya, bayar aku 10 yen dulu."
"Huh! Dasar mata duitan! Nggak mau!"
"Kalau nggak mau ya sudah."
Yue pun menghela napas panjang. Ia meraih jus lemonnya dan mengangkat gelas tersebut, berancang-ancang akan menyiram Rionne dengan cairan yang ada di gelasnya. Rionne pun mulai gemetaran dengan ancama Yue yang terlihat serius dan bukan main-main itu dan akhirnya ia memutuskan untuk melanjutkan cerita tanpa memungut biaya apapun.
"10 tahun yang lalu di Inaba pernah terjadi suatu kasus aneh yang bahkan kepolisian pun tak bisa memecahkannya. Ada sumber lain yang mengatakan kalau Inaba terkenal dengan kasus membunuhannya dan juga romor mengenai Midnight Channel." Jelas Rionne panjang lebar. Ia menyeruput es lemon tea nya terlebih dahulu sebelum melanjutkan ceritanya. "Lalu beberapa tahun kemudian Inaba benar-benar ditutupi oleh kabut tebal. Semenjak itu, tak seorang pun pernah ke sana ataupun mendengar kabar-kabar yang lain dari Inaba. Kota itu seperti…telah menghilang. Barang siapa yang ke sana, tak seorang pun kembali. Itu sebabnya tak ada kabar kelanjutan mengenai kasus-kasus yang pernah terjadi di sana. Seperti…hilang begitu saja dari sejarah dunia."
Sakura dan Yue terdiam untuk waktu yang lama meskipun Rionne telah selesai bercerita. Yue membisu sejuta bahasa.
"Hei, ayolah. Kejadian itu tak terjadi di Tokyo, itu sudah cukupkan? C'mon, kenapa kalian berdua jadi murung seperti itu?" kata Rionne mencoba memecahkan keheningan di antara mereka bertiga. Meskipun Junes sangatlah ramai pada hari itu, tapi rasanya sangat sepiii sekali baginya. Entah apa yang sepi, yang jelas sesuatu baginya terasa sepi dan hilang.
"Itu…Sakura-chan…bukankah…" kata Yuoe ter putus-putus, takut menyinggung perasaan Sakura.
"Iya. Onii-chan ada di Inaba 10 tahun yang lalu. Sekarang pun tak pernah ada kabar darinya. Onii-chan tak pernah kembali."
Rionne terbengong-bengong dengan kalimat-kalimat yang meluncur dari mulut Sakura. "Uhh, apa kakakmu benar-benar ada di sana 10 tahun yang lalu, Sakura-chan?" Sakura pun mengangguk.
"Uh, maaf. Aku tak tahu kalau-"
"Tak apa-apa." Potong Sakura segera. "Sungguh tak apa-apa."
Mereka melanjutkan bincang-bincang mereka hingga menjelang malam. setelah itu Sakura segera bergegas pulang sambil membawa barang-banrang belanjaannya yang cukup banyak dengan langkah kaki yang gesit.
Seta Residence
"Aku pulang!" serunya keras supaya ibunya bisa mendengarnya. Ibunya yang sedang sibuk di dapur membalasnya dengan suara yang tak kalah keras pula. Sakura segera meletakkan barang belanjaannya dan kemudian berlari menuju ke kamarnya. Ibunya hanya terbengong-bengong dan melanjutkan memasaknya di dapur.
Di kamarnya, Sakura segera membuka laptopnya dan menyambungkannya ke internet. Ia mencoba mengakses beberapa web mengenai kejadian yang pernah terjadi di Inaba. Beserta dengan kasus-kasus yang dulu pasti pernah di post kan kedalam internet. Di antara ratusan web yang telah ia buka, hanya ada 2 hal yang paling popular dan banyak di post kan mengenai Inaba. Kasus pembunuhan setelah kabut dan Midnight Channel. Sakura tak menemukan apa-apa lagi mengenai Midnight Channel. Ia kembali melanjutkan pencariannya mengenai kasus-kasus pembunuhannya. Dari pencariannya, ia menemukan 2 nama korban yang terbunuh pada kasus tersebut. Mayumi Yamano dan Saki Konishi. Mereka berdua dikabarkan sempat menghilang sebelum tewas terbunuh. Apa maksudnya semua itu? Apa itu Midnight Channel? Sakura hanya bisa memijit kepalanya, frustrasi. Mencari info yang terjadi 10 tahun yang lalu sudah sangat mustahil sekali. Jangankan kasus 10 tahun yang lalu, kasus yang terjadi setengah tahun yang lalu saja pasti otang-orang sudah lupa, apalagi kasus 10 tahun yang lalu? Karena terlalu lelah berpikir, Sakura pun kembali jatuh tertidur tepat di depan laptopnya yang masih menyala.
Gadis berambut abu-abu itu kembali terbangun di tempat yang sama seperti kemarin. Entah itu mobil atau apa, yang jelas 2 orang misterius itu menjumpainya lagi. Kakek yang dikenalnya bernama Igor itu tersenyum padanya. "Well, kita berjumpa kembali."
"Sebenarnya mau kalian apa sih? Mimpiku belakangan ini menjadi sangat-sangat aneh berkat kehadiran kalian." Kata Sakura agak ketus.
"Tenanglah anakku, kami memanggilmu melalui dunia mimpimu."
"Bagaimana bisa aku 'tenang' jika setiap tidur kalian selalu membawaku ke tempat aneh ini?!"
Margareth mengatur posisi duduknya, kemudian menggantikan Igor dalam menjelaskan hal yang harus mereka sampaikan. "Kumohon, tenanglah dulu. Ambil posisi duduk yang nyaman."
Sakura hanya menurut saja, meskipun wajahnya jelas sekali cemberut. "Jelaskan semuanya padaku." Margareth menoleh ke Igor yang membalasnya dengan anggukan, lalu ia kembali mjenatap Sakura lekat-lekat. "Apakah kau sedang mencari-chari tahu tentang insiden yang terjadi di Inaba 10 tahun yang lalu, Sakura-san?" Sakura tercengang hebat dan hanya bisa mengangguk-angguk pelan. "Dulu, kami memiliki tamu sebelum dirimu yang bersangkutan erat dengan insiden tersebut…tapi…"
"Tu-tunggu dulu. Boleh aku tahu siapa dia?"
"Dia adalah seorang pemuda yang bukan berasal dari Inaba, tamu kami sebelum anda, Sakura-san. Pemuda tersebut merupakan multi persona user, kunci untuk menyelamatkan Inaba dari kabut tebal yang menutupinya." Sakura hanya melongo mendengar penjelasan Margareth yang dianggapnya gila ini. Persona? Multi persona user? Apa lagi itu?
"Namun…pemuda itu menghilang. Yang tertinggal hanyalah ini," Margareth menyerahkan buku tebal yang sedari tadi ada di pangkuannya pada Sakura. Penasaran, gadis itu membukanya per halaman demi halaman. "He-hei, apa ini?! Isis, Kohryu, Zaou-gongen, Sandman, Kartikeya, Pheonix, apa-apaan ini?! Aku sama sekali tak mengerti." Sakura hanya terus membalik-balik halaman-halamannya saja. Sementara Margareth melanjutkan penjelasannya. "Buku itu disebut 'Persona Compendium' buku yang menyimpan persona-persona yang pernah dikumpulkan oleh tamu kami. Selain itu, buku itu juga merupakan bukti kontrak kami antara si tamu dengan kami, bahwa ia akan bertanggung jawab sepenuhnya atas berbagai macam 'ordeal' yang akan ia hadapi kedepannya."
"Wow…"
"Oh dan satu lagi, anakku." Kata Igor mengingatkan. "Buku itu juga mencatat perjalanan hidup si tamu yang pernah berkunjung kemari. Termasuk si pemuda yang hilang tersebut. Kau boleh meminjamnya sementara. Setelah selesai, kau bisa mengembalikannya pada kami."
"Tu-tunggu dulu, master. Tapi, bukankah itu-"
"Tak apa-apa, Margareth. Kadang seseorang memerlukan bukti untuk menemukan jalan hidupnya yang selanjutnya. Well, pada pertemuan berikutnya, kau sendiri yang akan mencariku. Till we meet again."
Saat terbangun, Sakura sudah kembali berada di kamarnya, berada tepat di depan laptopnya. Hanya ada sedikit yang beda dari sebelumnya. Kali ini ia terbangun sambil menggenggam buku tebal yang ia lihat sebelumnya dalam dunia mimpinya. Entah bagaimana menjelaskannya, Sakura benar-benar merasa bingung dengan apa yang harus ia lakukan selanjutnya. Ia pun memutuskan untuk membuka buku tebal tersebut.
Pada halaman terdepan tercantum beberapa peraturan kontrak hingga halaman baliknya tempat menandatangani kontrak. Pandangan Sakura tak henti-hentinya memandang tanda tangan kontrak yang tertera di sana. Tanda tangan yang menunjukkan bukti bahwa kakaknya sendiri pernah menandatangani kontrak tersebut. Kakaknya lah yang menjadi tamu di Velvet Room sebelum dirinya! Sakura masih sulit untuk percaya, namun tanda tangan yang disertai nama terang itu jelas menunjukkan bahwa kakaknya yang telah menandatanganinya dan menyetujui kontrak tersebut. Tercantum nama 'Seta Souji' di sana.
Masih tak percaya karena apa yang baru dibacanya, ia membuka halaman selanjutnya dan mulai membacanya. Di halaman yang sedang ia baca itu terdapat kisah-kisah yang pernah dialami kakak semata wayangnya.
Dijelaskan bahwa kakaknya adalah seorang multi persona user yang datang dari Tokyo. Kakaknya pun sangat terlibat dengan kasus-kasus yang pernah terjadi di Inaba. Yah, lebih tepatnya pada setiap kasus ia terlibat. Selain 2 korban penculikan –Mayumi Yamano & Saki Konishi-, ada beberapa korban lain yang juga diculik. Namun hanya nama mereka saja yang disebutkan. Nama-nama tersebut tak lain: Yukiko Amagi, Kanji Tatsumi, Rise Kujikawa, dan Naoto Shirogane. Tu-tunggu dulu, Rise Kujikawa?! Risette juga terlibat?!! Tak hanya idola saja. Seorang Detective Prince juga terlibat?!! Sakura merasa tak percaya tapi juga kagum bahwa kakaknya pernah berurusan dengan 2 orang popular yang telah lama menghilang itu. Tapi di mana kakaknya berada sekarang? Putrid tunggal keluarga Seta itu merasa ada sesuatu yang mendorongnya untuk mencari tahu mengenai kasus yang pernah terjadi di Inaba dan mencari kakaknya yang hilang.
Hari telah berubah menjadi larut malam, Sakura pun memutuskan untuk kembali tidur.
Keesokan Malamnya…
Kini Sakura dan keluarganya sedang berada di meja makan, sementara ibunya masih menyiapkan hidangan makan malam yang akan ia sajikannantinya. Ayahnya sedang asyik membaca Koran selagi menunggu istri tercintanya menghidangkan masakan yang telah ia nantikan selama berbulan-bulan. Sakura masih sibuk dengan membaca buku tebal yang Igor pinjamkan padanya, membaca kisah petualangan kakaknya bersama teman-temannya. Tak lama, ibunya muncul sambil membawa beberapa hidangan. Tanpa disuruh lagi, Sakura menyimpan buku tebal tersebut kembali ke kamarnya dan mkembantu ibunya membawa hidangan-hidangan yang lain. Sekarang mereka sudah siap menyantap hidangan malam tersebut.
"Itadakimasu!" seru ketiganya bersamaan. Sakura mencoba meraih Sushi yang terletak agak jauh darinya, namun ayahnya mengambilkannya untuknya. ~triiiiing~ Sekejap Sakura seperti mengalami…Déjà vu.
"Uhh…makasih…" katanya pelan. "Ung…Otou-san?" putrid tunggal di keluarga itu mengakhiri kalimatnya dengan nada bertanya.
"Ya?" sambut ayahnya lembut.
"Uh, tak apa. Haha, lupakan saja. Tak penting kok." Kata Sakura segera, tak ingin merusak acara makan malam. "Haah, aku ingin udang goreng itu."
Ibunya menyergah Sakura untuk mengambil udang goreng. "Heiii, habiskan dulu Sushimu itu!"
~triiiiiing~ dan perasaan Déjà vu kembali menyergap Sakura. Ia yakin pernah mendengar kata-kata itu sebelumnya, tapi bukan dari Okaa-san.
"Oh ya, Sakura-chan. Otou-san dan Okaa-san akan pergi ke Amerika besok siang." Kata kepala keluarga Seta mengingatkan.
"Hah?! Secepat itu?!"
"Begitulah. Ada banyak urusan yang mendesak kami untuk pergi lebih awal. Kau…tak apa-apa kan tinggal sendirian?" Tanya Ibunya penuh keprihatinan. Sakura hanya bals mengangguk saja, lalu melanjutkan menyantap hidangan makan malamnya.
"Ungg…Okaa-san….Otou-san…aku ingin…" dan ucapannya berhenti sampai di situ, tak yakin ingin melanjutkannya.
"Ingin apa, sayang?" kata Ibunya sambil membelai rambut panjang halus abu-abunya.
"Aku ingin melanjutkan sekolahku di Okina."
Terlihat sangat jelas sekali reaksi dari ayah dan ibunya yang kaget hebat. Ayahnya yang pada saat itu hampir saja memasukkan udang goreng yang sangat ia rindukan hanya tetap diam dengan mulut terbuka lebar, bersiap menyantap menyantap udang gorengnya tercinta. Ayahnya hanya mengamati pembicaraan antara putrinya dan istrinya saja.
"Uh, kalau selain Okina bagaimana?"
"Tidak mau! Aku maunya di Okina."
"Tapi…"
"Aku sendiri juga punya urusan penting di sana. Jadi…"
"Urusan apa, Sakura-chan?"
DHUERRR!!! Tak mungkin kalau ia mengatakan sejujur-jujurnya mengenai keinginan aslinya untuk mencari mencari kakaknya. Mustahil ia akan diperbolehkan ke Okina bila ia membeberkan alasan seperti itu. Selain itu, susah juga mendapat izin dari orang tuanya, mengingat dia ini perempuan. Lagipula dengar-dengar Okina semakin berbahaya saja, jadi susah sekali untuk menumbuhkan rasa kepercayaan yang kuat pada orang tuanya.
"Ungg…kami mengizinkan, asalkan jangan di Okina ya?" tawar ibunya lagi.
"Kenapa aku tak boleh sekolah di Okina? Apa karena lokasiku bersekolah akan dekat dengan lokasi Onii-chan dulu bersekolah?"
Ibunya pun mulai terdiam.
"Kenapa kalian berdua bertingkah seolah-olah sudah melupakan Onii-chan? Kenapa kalian berdua tak pernah cerita apa-apa padaku mengenai Onii-chan? Apa kalian tidak rindu lagi padanya?"
Ayah dan Ibunya seketika terlihat sangat letih dan juga tua. Wajah mereka berdua tampak sangat kusut karena menyimpan kehilangan lama yang ia alami dulu.
"Kami…takut kehilanganmu. Kami tak ingin mengulangi kesalahan kami untuk kedua kalinya." Kata pria tua renta itu sambil memandangi kursi di sebelahnya yang kosong. "Kami tak ingin kehilangan putri kami sama seperti kami kehilangan Putra kami. Kami menyesal karena kami tak pernah memperhatikannya hingga saat detik-detik terakhir ia menghilang."
"Kabar terakhir yang kami dengar adalah kabar menghilanya Souji-kun pada tanggal 21 Maret 10 tahun yang lalu. Sejak saat itu, Souji-kun tak pernah terdengar lagi maupun terlihat." Ibunya mulai menangis mengingat-ingat kejadian lama yang cukup menyakitkan untuk diingat. Di hati kecil Sakura mulai timbul rasa bersalah.
"Kami…mengizinkanmu bersekolah di Okina." Kata ayahnya tiba-tiba. "Asalkan, setelah lulus nanti kau harus kembali pada kami. Jangan menghilang begitu saja seperti Onii-chan mu ya? Janji?"
Sakura senang sekali bukan kepalang. Ia hanya bisa tersenyum bahagia dan benjawab. "Ya! Janji!"
[To be Continued]
Next Chap: Sakura akhirnya tiba di Okina. Berhubung ia sedang liburan sekolah, ia jadi punya banyak waktu untuk bersantai sebelum masuk sekolah. Hingga pada malam hari ia iseng-iseng menaiki kereta jurusan Inaba. Ia menemukan banyak hal aneh di sana. Termasuk beruang bundar lucu yang ada di hadapannya.
__________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Haiah, akhirnya…saya punya pemikiran bakal buat cerita misteri juga. Entah kenapa saya mulai suka cerita yang berbau mister, horror, dan tragedy. Apaaa…mungkin karena habis baca fanfic yang judulnya Birth Of Tragedy, Persona 4 : count down, sama Persona 4 : Twisted ? uh, bukannya saya meniru loh ya, saya Cuma terinspirasi.
Lagipula saya nggak ahli dalam membuat fanfic humor, kebanyakan orang yang denger saya ngelucu pasti bilangnya saya ini jayus. Maka dari itu, saya pengen banget buat fanfic misteri dan horror. Mungkin jika ada kasus-kasus tak akan sekejam "Higurashi no naku koro ni". Soalnya saya nggak gila mau bikin fanfic pembunuhan dengan char2 yg gila2 kyk di higurashi. Kalo fanfic romance saya udah bikin dua : The last remaining days sama Persona 4 : Memories of You.
Tokoh Seta Sakura di sini berlaku sebagai adik Souji yang berbeda usia sebanyak 10 tahun. Jadi waktu Souji masih umur 17 th adiknya umurnya sama kayak Nanako. Ingat, Seta Sakura ini Cuma bayangan yang muncul di kepala saya aj. Ga asli. Dan sijamin dicari di jagad persona 4 jg g bkl ATLUS mengclaim ada Seta Sakura di persona 4. ngomong-ngomong mengenai tampilan Sakura, yah…sebenarnya saya juga terinspirasi dari gambar yang nggak sengaja saya temukan di google. Gambar Souji versi cewek yang sedang saya pakai sekarang sebagai avatar saya di Fanfic. Karena mukanya nggak mirip2 bgt ama Souji, tapi lebih mirip cwe, saya jadi berpikiran klo dia tuh adiknya Souji. Saya pikir cocok sih. Hehehe… di chap ini memang kesannya membosankan. Tapi di next chap akan saya buar mendebarkan dengan petualangan Sakura di Inaba!!
Hahaha…saya sangat berterima kasih bila para membaca sekalian mau membaca fanfic saya ini. Saya harap ada orang mau kasih saya reviews buat fanfic saya yang nggak karuan ini...T_T....send me some reviews please....???
