Title: Beauty and the Beast: DELUHI fiction
Cast: All members of DELUHI, OC yang cuma muncul sebagai figuran
Paring: AggyXLeda
Genre: Romance, Humor(?)
Rating:T
Disclaimer: Leda, Juri, Aggy, dan Sujk punya orangtua mereka. *heran, orangtua Juri makan apa ya kok bisa punya anak seganteng dia... -.-"
Warning: Yaoi, BL, OOC, gak suka jangan baca
A/N: my first fic on this fandom. Mohon bantuan para senpai sekalian ya. Maaf, kalau mirip fic lain, saya ga bermaksud plagiat.
Chapter one
-oOo-
Seorang lelaki berwajah manis berjalan memasuki kelasnya. Ia memilih untuk duduk di pojok kanan paling belakang kelasnya. Kemudian ia mengeluarkan saputangan berwarna putih miliknya. Pelan-pelan ia mengusapkan saputangan itu ke bibirnya yang mengeluarkan darah, karena sobek.
Tidak sulit baginya untuk mendapatkan luka-luka seperti itu. Leda -demikian ia biasa disapa- hampir setiap hari mendapatkan luka-luka baru. Kemarin ia harus absen tiga hari karena kakinya terkilir akibat keisengan teman-temannya.
Kali lain ketika ia sedang berjalan menuju kelasnya, kakinya disandung oleh seorang senior yang menyebabkan ia terjatuh. Hal itu juga terjadi pagi ini. Namun ia terjatuh di atas tanah. Ia jatuh terjerembab, bibirnya terantuk batu kecil dengan tepian yang lumayan keras.
"Rasakan banci, setidaknya aku membantumu untuk membuat wajahmu lebih terlihat maskulin," kata seorang senior laki-laki diiringi gelak tawanya yang diikuti oleh teman-temannya.
Sebenarnya ia sudah meminta orangtuanya untuk pindah, namun apa boleh buat, orangtuanya tidak menyetujuinya karena sekolah yang ia tempati adalah salah satu sekolah terbaik di kota itu.
Leda kemudian menghela napas. Ia membenci wajahnya. Ia selalu mempertanyakan kenapa ia harus memiliki wajah yang cantik seperti perempuan. Belum lagi kulitnya yang putih bersih nan halus yang tidak perlu ia dapatkan dengan susah payah. Ditambah lagi bentuk kakinya, khususnya bagian paha yang sukses membuat para siswa perempuan sangat iri padanya, apalagi saat memakai pakaian olahraga dengan celana yang lumayan pendek. Tentu saja bentuk kakinya yang jenjang akan lebih mudah terlihat.
Ia selalu diejek dengan sebutan banci atau semacamnya oleh teman-temannya khususnya yang laki-laki. Sementara para siswa perempuan pun juga sama. Mereka selalu membicarakannya dibelakang. Beberapa terang-terangan menyindir dan mengejeknya. Dan sering ia menjadi korban keisengan mereka yang kelewatan.
Ia kemudian meletakkan kepalanya di atas meja. Ia benar-benar sudah muak dengan keadaan di sekolahnya itu.
Kemudian ia merasakan kehadiran seseorang didekatnya.
'Sial, sepertinya aku akan di bully lagi,' batinnya pasrah. Ia memang tidak pernah memberikan perlawanan saat ia di bully. Apa gunanya? Ia hanya satu orang. Sendiri. Sementara yang membully-nya ada banyak, hampir satu sekolah.
Namun kemudian ia mendengar kursi di barisan depannya ditarik. Ia mengangkat kepalanya dan dilihatnya kursi tersebut ternyata ditarik oleh seorang berambut gimbal panjang a.k.a dikepang ala reggae. Leda mengernyitkan dahinya tanda ia kebingungan mengenai orang yang duduk di depannya. Baru kali ini ia melihat orang itu
Ia kemudian menghela napas. 'Satu orang lagi yang akan membully-ku,' batinnya.
-oOo-
Istirahat akan segera berakhir. Laki-laki yang tadi duduk di depan Leda memutuskan untuk pergi ke kamar mandi.
Ketika ia memasuki kamar mandinya, ia mendapati pemandangan yang tidak biasa. Beberapa orang yang sepertinya adalah teman sekelasnya seperti sedang mengelilingi satu orang yang mereka pojokkan ke dinding kamar mandi. Terdengar suara tawa mengejek keluar dari mulut mereka.
Laki-laki yang biasa di sapa Aggy itu kemudian melongokkan kepalanya untuk melihat sekilas siapa yang sekarang sedang mereka bully.
Matanya membelalak lebar mengetahui ternyata itu adalah seorang perempuan. Tapi kenapa ia memakai celana? Itulah yang membuat Aggy sedikit bingung. Namun didorong oleh keinginannya untuk menolong orang itu, ia kemudian mendekati mereka.
"Hei, apa yang sedang kalian lakukan?" katanya sedikit keras. Orang-orang itu pun menatapnya, tidak terkecuali si perempuan yang sedan meringkuk dengan punggung tertempel di dinding.
"Bersenang-senang," kata seorang dari mereka.
Aggy kemudian berdecak keras. Ia kemudian menerobos kerumunan orang-orang itu lalu menarik si perempuan yang memakai celana panjang itu. Mau tidak mau perempuan itu berdiri dan mengikuti Aggy yang menarik tangannya lumayan keras.
"Hei," kata Aggy saat ia berdiri di depan kamar mandi untuk wanita. "Aku tahu aku ini anak baru tapi, kamar mandi untuk perempuan di sini. Jangan salah masuk lagi, ya. Dan pakai rok. Masa kau cantik-cantik pakai celana..."
Perempuan itu mendengus kesal. 'Memangnya aku secantik itu ya?' dongkolnya dalam hati.
"Aku ini laki-laki!" seru orang itu kesal. Kini Aggy hanya bisa mengerjapkan matanya tidak percaya. Tapi suaranya memang terdengar seperti laki-laki.
"Eh? Yang benar?"
"Aku Leda. Memangnya perempuan cocok memakai nama itu?"
Aiih~ ternyata si perempuan itu sebenarnya laki-laki.
"Ah, maaf." kata Aggy akhirnya. "Kau cantik sih, kukira kau perempuan dan kukira mereka mau melakukan sesuatu yang buruk padamu."
"Haha...iya aku tahu," katanya tersipu malu. "Sepertinya aku harus berterima kasih padamu karena kau telah mengeluarkanku dari sana," kata Leda. Kemudian ia memperhatikan orang di hadapannya.
"Kita sekelas ya?" tanya Leda setelah memperhatikan orang itu.
"Entah, aku di kelas XI IPA 1. Kau?"
"Sama! Berarti kita sekelas. Namamu siapa?"
"Aggy."
Leda hanya manggut-manggut mendengarnya menyebutkan namanya.
"Sepertinya kita harus segera ke kelas. Ayo," kata Aggy.
-oOo-
"Alright, the assignment for next week is making a conversation about interviewing someone. That would be an artist, a footballer or anything. You may work in pair, and you'll perform it in front of the class" seru guru Bahasa Inggris itu.
Leda menghela napas mendengar tugas itu. Sudah bisa dipastikan ia tidak akan mendapatkan pasangan untuk tugas itu.
"Hei, mau mengerjakan tugas itu bersamaku?" tawar Aggy tiba-tiba. Leda bengong mendengarnya. Ini keajaiban. Pertama kali dalam kehidupannya di SMA itu ia mendapati seseorang yang mau mengajaknya berkelompok.
"Kau sudah ada pasangan?" tanya Aggy lagi.
"Eh...b-belum. Ya, baiklah. Tapi apa kau yakin?"
"Kenapa tidak? Kita kerjakan hari ini. Apa bisa?" tanya Aggy.
Leda menganggukkan kepalanya. Dan ketika bel sekolah berbunyi, semua siswa segera berhambur keluar sekolah.
-oOo-
Mereka segera berjalan menuju taman. Mereka duduk di bawah pohon mangga yang rindang sambil membahas tugas yang diberikan.
"Tadi kenapa semua orang memandangi kita saat aku mengajakmu? Sudah begitu, ketika kita jalan keluar satu sekolah memperhatikan kita. Ada apa sih?" tanya Aggy disela-sela pembuatan tugas itu.
"Ini pertama kalinya aku mendapat teman," kata Leda dengan wajah sedih.
"Maaf, aku tidak bermaksud menyinggungnya," kata Aggy segera setelah ia memperhatikan raut wajah Leda yang berubah.
"Tidak apa-apa. Tapi kurasa kau harus menjauhiku juga atau kau akan menjadi korban bully mereka, sepertiku."
"Kau itu orang pertama yang mau berbicara denganku di kelas, tahu?" kata Aggy. "Kau itu asyik. Ngapain aku menjauhimu?"
Leda kemudian menatap Aggy sebentar kemudian tersenyum lembut. Ia menengadahkan kepalanya dan dilihatnya buah Mangga yang terlihat menggiurkan, sepertinya buah Mangga itu memang sudah matang.
"wah aku jadi pengen makan mangga," celetuk Leda.
"Sama," kata Aggy kemudian ia berdiri dan mulai memanjat pohon mangga itu.
"Aggy-kun~, memangnya boleh?" seru Leda terkaget-kaget. Ternyata Aggy malah mengambil mangga dari pohon itu.
"Boleh kalau gak ketahuan," jawab Aggy asal.
Ia kemudian melemparkan beberapa mangga ke arah Leda. Dengan sigap, Leda menangkap mangga-mangga yang berjatuhan itu.
"Aiih~ ada monyet berambut gimbal! Hahaha..." tiba-tiba terdengar suara lain yang mendekati mereka diiringi tawa jahil.
"Sujk! Mau mangga gak?" teriak Aggy pada orang yang tadi mengejeknya.
"Mau kalau gratis," sahut Sujk.
Leda kemudian memperhatikan dua orang yang berada di dekatnya. Satu berambut cokelat yang lain berambut pirang dengan sedikit warna hitam.
Dengan sigap, Aggy turun ketika dirasa mangga yang di ambilnya sudah cukup.
"Kau bawa pisau?" tanya Juri, orang yang berambut pirang yang sedang berdiri di dekat Sujk.
"Tentu saja," jawab Aggy. Sujk yang sudah tak sabar ingin memakan mangga itu segera menyambar pisau yang di bawa Aggy dan mengambil satu mangga yang dibawa Leda.
"Gy, pacarmu?" tanya Juri lagi sambil menunjuk Leda. Leda mendengus kesal mendengar pertanyaan dari Juri. "Cantik, kau pintar memilih pacar," komentarnya
Aggy menjitak pelan kepala Juri, "Dia laki-laki, bodoh!"
"Ah, jangan bohong," sahut Sujk sambil memberi mangga yang telah dipotong kepada Leda. Leda kemudian menerimanya. Dan potongan lain tentu saja dimakan olehnya sendiri.
"Manis," komentar Leda.
"Uhuk...uhuk..." Sujk langsung tersedak begitu mendengar suara Leda, suara seorang laki-laki. Sementara Juri hanya menatap Leda dengan mulut terbuka.
Aggy langsung tertawa terbahak-bahak melihat tingkah kedua temannya. Leda hanya merengut kesal karena lagi-lagi ia disangka sebagai perempuan.
"Sabar ya, Leda," ujar Aggy sambil menepuk-nepuk punggung Leda.
Leda langsung memasang tampang sedih mengingat bagaimana penampilannya khususnya wajahnya yang cantik itu.
Melihat ekspresi sedih Leda, Sujk langsung merogoh kantongnya dan memberikan sebuah cokelat yang dibungkus alumunium foil kepada Leda.
Dengan bingung, Leda menerima saja pemberian Sujk.
"Maaf ya, aku benar-benar mengira kau itu perempuan. Serius," kata Sujk sambil mengangkat jari manis dan telunjuknya.
Leda hanya menghela napas karena ia sudah semakin terbiasa dengan kejadian macam ini.
"Siapa namamu?" tanya Juri akhirnya.
"Leda."
-to the next chapter-
Kayaknya belakangan banyak kabar gak enak mengenai band-band visual kei ya...
Kagrra bubar, sudah begitu Isshi, sang vokalis ditemukan meninggal di apartemennya 18 Juli lalu. DELUHI bubar, padahal mereka band favorit saya dan Aggy sang Bassist memutuskan untuk keluar dari dunia entertaiment, setahu saya. Ditambah lagi bassist X-Japan meninggal, commit suicide.
Aiih~ sedih banget...
