Title : Thank You and I Love You
Cast : KrisTao/Taoris
Rated : T
Prologue
Author POV
Langit malam hari ini begitu indah, dengan bulan sabit yang bersinar terang dikelilingi bintang-bitang kecil di sekitarnya, membuat sang pemuda yang memandangnya terkagum. Pemuda bersurai sehitam mutiara ini memandang langit dari jendela kamarnya,
"Aku akan merindukan ini" gumamnya pelan
Sang pemuda beralih dari jendela kamarnya dan duduk di pinggir kasur sambil melihat sekeliling ruangan, terdengar helaan hapas halus darinya. Pintu ruangan terbuka perlahan dan menampilkan sosok lelaki bertubuh mungil.
"Tao-er, sudah waktunya" ucapnya
"Ye, Lay-ge" Tao mengambil kopor di sampingnya dan berjalan keluar dari kamar mengikuti Lay di depannya. Mereka berdua turun dan menemui seorang pemuda di ruang tengah.
"Tao-er, kau yakin dengan keputusanmu?"
"Aku yakin, Luhan-ge. Lagipula kalau aku tidak mendapatkannya, aku akan pulang"
"Seoul itu tidak seperti Qingdao, Tao. Bagaimana kalau kau dirampok, lalu diculik, disekap selama berbulan-bulan, dimintai tebusan atau mungkin diperkosa?" ucap Lay mengundang tawa kecil diantara Tao dan Luhan
"Tenanglah Lay-ge, Aku pasti baik-baik saja. Siapapun yang berniat jahat padaku kau tahu kan akhir dari mereka" ucap Tao megepalkan kedua tangannya, terdengar bunyi klakson taksi menghentikan pembicaraan mereka. Luhan dan Lay mengantarkan adik bungsu mereka keluar rumah. Supir taksi itu keluar dan mengangkat koper Tao dan menaruhnya di bagasi
"Walaupun kau bisa wushu, kami tetap mengkhawatirkanmu, sendirian di tempat asing" ucap Luhan melanjutkan percakapan yang sempat tertunda, seakan tidak ada waktu lagi memandang adik bungsunya itu yang sebentar lagi berada jauh darinya
"Terima kasih gege sudah mengkhawatirkanku, tapi aku akan tetap pergi. Jaga diri kalian baik-baik" ucap Tao menenangkan kakak-kakaknya. Mereka berpelukan untuk terakhir kalinya.
"Tao-er, jaga dirimu,ne?"
"Pasti. Aku pergi.."
"Hati-hati, jangan lupa menghubungi kami ketika sudah sampai disana"
Luhan dan Lay melepas kepergian adik bungsu mereka, Tao. Memang berat mengingat mereka sudah bersama-sama sejak kecil. Mereka memang bukan saudara kandung, namun mereka bertiga saling menyayangi, apalagi dengan kesamaan satus mereka yang yatim piatu membuat mereka hanya hidup bertiga.
Tao sampai di bandara dan segera menuju pesawatnya. Tao duduk di bangku dekat jendela, ia memang suka sekali memandang ke luar jendela kapanpun dan dimanapun itu. Beberapa menit lagi ia berangkat, meninggalkan tanah kelahirannya. Tao memejamkan mata membiarkan rasa tenang itu mengaliri pikirannya. Berusaha menenangkan dirinya sendiri bahwa semua akan baik-baik saja.
TBC or END?
Annyeong, saya author baru di FFn, ini FF pertama saya dan saya belum pandai membuat FF
So, Please Review *BbuingBbuing*
