Chapter 1

My Boyfriend Is Vampire

(REMAKE dari sebuah manhwa/komik dengan judul yang sama)

Chanbaek

Kris, Sehun, Kai, and Other

Genre: Drama, Gender Bender, Mysteriy, Romance, School Life, Supernatural.

Rate : M

Hanya meminjam nama untuk mendukung cerita, adapun tokoh aslinya bukan milikku (T-T). Cerita aslinya juga bukan milikku, tapi milik komikusnya, aku hanya meremake dari sebuah manhwa favoritku.

Tak peduli tatapan ngeri orang-orang yang ia lewati sepanjang trotoar, Baekhyun terus berjalan merambati dinding-dinding pertokoan. Leher sampai kepalanya terasa berdengut nyeri hingga mengakibatkan ia berjalan sempoyongan karenanya. Semakin lama kepalanya terasa semakin nyeri mana kala darah yang merembas menodai kemeja putihnya semakin banyak. Iapun berhenti sejenak dengan berpegangan pada dinding, berharap itu sedikit mengurangi nyeri yang ia rasakan. Saat menundukan kepalanya, ia sempat ngeri melihat darahnya sendiri yang kini menetes hingga ke tanah.

"Kyaaaaa!"

Terdengar teriakan histeris seorang yeoja yang baru keluar dari toko saat melihat keadaannya. Tapi Baekhyun tak pedulikan itu, untuk menobang tubuhnya sendiri saja ia sudah kepayahan.

'aku sekarat, Uhh!'

Setelah itu pandangan Baekhyun menjadi buram, iapun tersungkur di tanah dan tak sadarkan diri setelahnya.

"Ehh?" Semua orang yang ada di sana nampak terkejut saat melihat Baekhyun merosot ketanah. Seorang namja terlihat memberanikan diri mendekati tubuh Baekhyun yang meringkuk di tanah dan sudah tak bergerak sama sekali.

"H-hei! hei! hei!" seru namja itu mencoba menggoyangkan tubuh Baekhyun yang tak ada reaksi apapun. Namja itupun segera memeriksa denyut nadi di leher Baekhyun.

"D-dia meninggal!" pekik namja itu seraya menengok kearah ketemannya yang sejak tadi juga ikut menyaksikannya.

"A-apa?" teman namja itu tampak menatap ngeri tubuh Baekhyun yang sudah tak bernyawa.

"Ini pembunuhan, cepat panggil polisi!" perintah namja itu pada temannya. Dengan tangan yang gemetaran teman namja itupun mengambil ponsel di sakunya dan segera menghubungi polisi. Sementara namja itu sendiri nampak melepas kemeja yang melapisi kaus putihnya lalu menutupi tubuh Baekhyun dengan kemeja itu.

"Apa dia benar sudah mati?" tanya seorang namja lain yang ikut mendekati tubuh Baekhyun.

"Aku memeriksa denyut nadinya, dia sudah meninggal," ucap namja si pemilik kemeja denganbegitu yakin.

"Aku sudah menghubugi polisi," ucap teman manja itu seraya melihat tubuh Baekhyun lebih dekat.

Sret

Tanpa mereka sadari kaki Baekhyun yang tadinya menekuk nampak bergerak dan berubah posisi. Angin tiba-tiba bertiup menyingkap kemeja yang semula menutupi tubuh Baekhyun menjadi hanya menutupi kepalanya saja.

Uuuuwiuuuuuuu Wiu wiu wiu wiu

Terdengar sirine mobil polisi yang baru saja tiba.

"Apa benar ada pembunuhan?" tanya seorang polisi pada salah seorang yang ada di tempat kejadian.

"Iya, dia meninggal dengan luka di lehernya," ucap orang itu dengan sedikit ngeri.

"Luka di leher?" tanya polisi yang satunya seraya mengeryitkan alisnya.

"Mungkin ini pembunuhan berantai yang targetnya orang cantik?" ucap orang itu lagi dengan sedikit ragu.

"Emm," polisi itu nampak berpikir sejenak, lalu meninggalkan orang tersebut dan berjalan mendekati tubuh Baekhyun.

"Aku menutupinya dengan kemejaku," ucap namja yang sejak tadi masih berdiri di dekat Baekhyun.

Polisi itu pun berjongkok dan memegang kemeja namja itu untuk memeriksanya sendiri. Dengan perlahan polisi itupun mengangkat kemeja yang digunakan untuk menutupi tubuh Baekhyun. Tapi, belum sempat ia membuka dan melihat wajah Baekhyun, sesuatu terjadi dan mengejutkan polisi itu.

"Aaaa!" pekik polisi itu saat tiba-tiba Baekhyun bangkit dan terduduk.

"Uhk uhk uhk" Baekhyun nampak terbatuk-batuk seraya memegangi dadanya. Rasanya benar-benar sesak kala oksigen mulai memasuki rongga paru-parunya kembali, yang sebelumnya sempat meninggalkannya.

"D-ia hidup! Dia hidup lagi! T-tadi dia sudah meninggal," ucap namja itu panik dengan ketakutan yang terlihat jelas di wajahnya.

"Sepertinya dia masih hidup," ucap polisi itu seraya melirik namja itu.

"A-aku sudah memeriksa denyut nadinya," ucap namja itu panik saat tatapan polisi itu seakan menghakiminya.

"Nak, kenapa kau berdarah? apa kau habis berkelahi?" tanya polisi yang satunya seraya menatap Baekhyun.

"Bukan apa-apa," ucap Baekhyun dengan entengnya seraya berdiri dengan tegak seolah tak terjadi apa-apa padanya.

"Apa maksudmu? lehermu terluka!" ucap polisi itu seraya menunjuk leher Baekhyun.

"Ini karena tadi aku terjatuh," ucap Baekhyun acuh tak acuh seraya membersihkan debu di celananya.

"Apa?" polisi itu tampak tak yakin dengan jawaban Baekhyun.

"T-tunggu!" pekik polisi yang satunya lagi saat tiba-tiba Baekhyun melarikan diri begitu saja tanpa mengatakan apapun.

"Sepertinya dia baik-baik saja," ucap polisi itu seraya melihat punggung Baekhyun yang semakin menjauh.

"Sepertinya dia berkelahi dengan geng di sekitar sini, biarkan saja, ayo kita pergi!" ajak polisi yang satunya lalu bergegas mendekati mobilnya dan berlalu pergi.

"Apa?" namja yang tadi meminjamkan kemejanya nampak masih belum percaya saat melihat Baekhyun berlari dengan gesitnya dan terlihat baik-baik saja. Padahal ia sangat yakin kalau raga Baekhyun tadi sudah tak bernyawa.

"Dia seharusnya sudah benar-benar mati," gumam namja itu seraya melihat punggung Baekhyun yang semakin menjauh dan menghilang di tikungan.

000

Tap Tap Tap

Blam

Baekhyun pun sampai di asramanya dengan nafas yang terengah-engah.

"Apa yang terjadi? Aku merasa tubuhku terbakar dan tercekik sampai sekarat, aku pikir aku sudah sekarat tadi," gumam Baekhyun seraya berjalan mendekati cermin. Ia pun segera menyingkap kerah bajunya guna melihat luka di lehernya.

"Eh? tak ada luka di leherku? lukanya menghilang tanpa bekas," gumam Baekhyun sedikit tak percaya seraya meraba lehernya yang kembali mulus seperti sedia kala.

"Apa kau sudah pulang Baekhyun?" terdengar teriakan penjaga asrama yang sudah Baekhyun hafal suaranya.

"Ah! I-ya," pekik Baekhyun seraya berjengit kaget.

"Teman sekamarmu sedang pergi keluar, matilan lampumu dan tidur pukul 10!" ucap penjaga asrama itu dengan suara lantang.

"Iya Ssaem," teriak Baekhyun seraya menggigit bibir bawahnya. Tak lama kemudian terdengar penjaga asrama itu berjalan menjauhi kamar Baekhyun.

"Huhh! Sekarang yang harus aku lakukan ialah mandi dan mencuci darah di bajuku," gumam Baekhyun seraya berjalan ke kamar mandi.

Sret

Satu demi satu pakaian yang Baekhyun kenakan meluncur di lantai kamar mandi. Ia pun segera memutar kran dan menguyur tubuhnya dengan shower.

"Eh?" tiba-tiba Baekhyun merasakan ada yang ganjal dengan dirinya saat ia menyentuh bagian dadanya yang berbeda dari biasanya. Dadanya menjadi berisi dan bulat seperti milik wanita. Dengan gerakan patah-patah Baekhyun melirik pantulan dirinya pada cermin didepannya. Tak menunggu lama, Baekhyun pun mebulatkan matanya selebar-lebarnya.

"Aaaaa!" teriak Baekhyun saat melihat pantulan dirinya pada cermin di dapannya.

"Ada apa?" tanya penjaga asrama itu yang ternyata kembali lagi saat mendengar teriakan Baekhyun.

"B-bukan apa-apa Ssaem, ada kecoak tadi," ucap Baekhyun seraya menggigit bibir bawahnya.

"Baekhyun, kau tak seperti biasanya, ada apa?" tanya penjaga asrama itu dengan nada khawatir.

"Kecoak itu tiba-tiba melompat, jadi aku agak takut, haha," ucap Baekhyun seraya tertawa garing.

"Cepat selesaikan mandimu dan tidur," ucap penjaga asrama itu sebelum berlalu pergi.

"Iya, selamat malam Ssaem!"

Baekhyun kembali mengamati pantulan dirinya di cermin. Ia memutar tubuhnya guna melihat lebih jelas pantatnya yang kini menjadi lebih bulat dan berisi. Tak hanya itu, pinggangnya menjadi semakin ramping meskipun dulu sudah ramping, ditambah tonjolan di dadanya yang kini membesar.

"Apa-apaan ini? aku menjadi seorang wanita?" pekik Baekhyun seraya menatap ngeri pantulan dirinya di cermin dan menarik rambutnya frustasi.

"Aaaaaaaaa!" teriak Baekhyun memekakkan telinga siapa saja yang mendengarnya.

000

1 bulan sebelumnya.

Baekhyun berjalan seorang diri di taman kota untuk menemui salah satu temannya. Sesampainya di sana iapun mengedarkan pandangannya untuk mencari sosok temannya itu. Tanpa Baekhyun sadari, tak jauh dari tempat Baekhyun berdiri ada tiga namja seusianya yang kini tengah memperhatikannya dari jauh.

"Anak yang itu?" tanya Yongguk teman dari namja yang bernama Daehyun seraya menunjuk kearah Baekhyun.

"I-iya, anak yang itu," jawab Daehyun dengan pipi yang bersemu merah. Terlihat jelas kalau diam-diam Daehyun menyukai Baekhyun.

"Cantik, tapi entah kenapa-," Yongguk menggantungkan ucapannya seraya mengamati Baekhyun lebih detail.

"Agak aneh?" sambung Youngjae yang sejak tadi juga ikut memperhatikan Baekhyun.

"Apa dia memang seorang yeoja?" tanya Yongguk seraya mengeryitkan alisnya dan melirik Daehyun yang ada di sampingnya.

"Hei! kau pikir aku akan jatuh cinta pada seorang namja?" pekik Daehyun tak terima seraya memandang Yongguk kesal.

"Walaupun dia terlihat agak tomboy-" Yongguk kembali menggantungkan ucapannya seraya mengamati fisik Baekhyun dari atas hingga bawah.

"Tapi entah mengapa terlihat lembut," sambung Youngjae seolah-olah tau apa yang tengah difikirkan Yongguk.

Kaing Kaing

Seekor anjing jenis Shih-Tzu tampak berlari arah Baekhyun lalu berhenti berlari dan memandangi wajah Baekhyun dengan ekspresi takut.

"Apa kau tersesat?" tanya Baekhyun seraya berjongkok lalu mengangkat tubuh mungil anjing itu dan membawanya kedekapannya.

"Kyaaaa kau manis sekali," pekik Baekhyun senang seraya mengusak pipinya sendiri pada pipi anjing mungil itu.

Blush

Tanpa Baekhyun sadari eye smile nya itu membuat ketiga namja itu terpesona dengan pipi yang bersemu merah.

"Ya ampun Lulu! ternyata kau ada disini?" terlihat seorang yeoja berlari mendekati Baekhyun.

"Ah! ini," Baekhyun segera memberikan anjing itu kepada pemiliknya dengan sedikit tak rela.

"Terima kasih," ucap yeoja itu seraya tersenyum manis sebelum berlalu pergi.

Daehyun yang menyadari binar kekaguman yang ditunjukan kedua temannya itupun mendengus geli melihatnya.

"Jadi kalian masih mengira kalau dia itu namja?" tanya Daehyun seraya memegang pundak Yongguk.

"Emmmmm," gumam Yongguk serya berfikir sejenak meresapi apa ucapan Daehyun ucapkan, sementara matanya terlihat masih tertuju kearah Baekhyun.

"Siapapun akan jatuh cinta pada yeoja seperti itu," timpal Youngjae seraya berdecak penuh kekaguman.

"Itulah daya tarik seseorang, agak tomboy dan sulit ditebak, tapi mempunyai senyuman yang langka dan indah, sekali kau melihatnya, kau tak akan bisa melupakannya," ucap Daehyun dengan nada bangga.

"Yeah," gumam Yongguk yang akhirnya menyetujui pendapat Daehyun.

"Aku setuju," ucap Youngjae seraya memegang dagunya sendiri seolah dia sedang berfikir.

"Benarkan?" tanya Daehyun seraya tersenyum manis.

"Tunggu apa lagi, katakan padanya sekarang juga," ucap keduanya seraya mendorong punggung Daehyun secara tiba-tiba.

"Ah! a-apa yang kalian lakukan," pekik Daehyun panik saat teman-temannya mendorongnya dengan sengaja.

"Jika kau namja sejati, manfaatkan kesempatan yang ada," ucap Youngjae seraya memberi semangat kepada Daehyun.

Mendengar keributan di tempat yng tak jauh darinya, Baekhyun pun menengok dan mendapati ada tiga namja yang tengah memperdebatkan sesuatu. Lalu tak lama kemudian salah satu dari mereka terlihat berjalan mendekati Baekhyun. Sementara dua di antaranya terlihat seperti menyemangati namja itu. Baekhyun pun mengeryitkan alisnya saat namja itu tau-tau berdiri di depannya.

"H-hei," sapa Daehyun dengan sedikit kikuk saat dia sudah ada di depan Baekhyun.

"Apa?" tanya Baekhyun semakin mengeryitkan alisnya.

"Ada yang ingin dikatakannya padamu," ucap Yongguk seraya menepuk punggung Daehyun guna memberi semangat lalu mundur beberapa langkah setelahnya.

"Sesuatu yang ingin dikatakan?" tanya Baekhyun seraya mengeryitkan alisnya bingung.

"S-sebenarnya-" Daehyun terlihat sangat gugup seraya memainkan jari-jarinya.

"Berjuanglah!" ucap kedua teman Daehyun bermaksud menyemangati.

"A-aku menyukaimu, maukah kau kencan denganku?" ucap Daehyun dengan pipi yang bersemu merah seraya menatap Baekhyun penuh harap.

"APA?" seketika Baekhyun melebarkan bola matanya. Dia benar-benar terkejut mendapati namja asing yang berdiri di depannya kini tengah menyatakan cinta padanya. Apa namja ini buta? hingga tak melihat kalau Baekhyun itu seorang namja juga sama seperti namja itu.

"Apakah kau homo?" tanya Baekhyun seraya mengeryitkan alisnya dengan ekspresi jijik.

"APA?" tentu saja Daehyun terkejut atas pertanyaan yang Baekhyun lontarkan barusan. Yang dibutuhkannya adalah jawaban dari pernyataan cintanya, bukan tuduhan yang terdengar lebih seperti mencemoohnya itu.

"Kau lihat! aku seorang namja sama seperti dirimu, masihkah kau ingin berkencan denganku?" tanya Baekhyun seraya memandang Daehyun dengan ekspresi datar.

"A-apa?" Daehyun seketika syok mendengar apa yang baru saja Baekhyun katakan.

"Maaf mengecewakanmu, tapi aku ini seorang namja, jika kau mengerti cepatlah menyingkir dari hadapanku!" ucap Baekhyun dengan ekspresi jengah.

"Tak mungkin! aku tak percaya," ucap Daehyun seraya menggoyangkan tubuh Baekhyun.

"Terserah mau percaya atau tidak, tapi aku benar-benar seorang namja," ucap Baekhyun acuh tak acuh seraya memutar bola matanya jengah.

"Jangan berbohong, jika kau memang tak ingin kencan denganku katakan saja!" ucap Daehyun dengan ekspresi terluka, terlihat jelas kalau dia tak percaya dengan pengakuan Baekhyun yang ternyata seorang namja.

"Apa?" Baekhyun sedikit terkejut melihat Daehyun yang masih bersikukuh mengiranya seorang yeoja. Sepertinya Daehyun tak sadar kalau saat ini ia telah melukai harga diri Baekhyun sebagai seorang namja.

"Bukannya berlebihan menyebut dirimu sendiri namja dan mengataiku homo, kalau tak suka bilang saja, jangan berkata keterlaluan seperti itu," ucap Daehyun seraya mengepalkan tangannya dan menatap Baekhyun dengan ekspresi kesal.

'UHH!' sudah cukup, kesabaran Baekhyun benar-benar habis saat ini. Ia benar-benar geram pada namja di depannya ini yang tetap mengiranya seorang yeoja. Tangan Baekhyun pun terkepal erat dan siap untuk menghantam wajah Daehyun.

"Aku sudah mencoba bersabar, aku tak dapat menahannya lagi, HIYAAAAAA!" dengan emosi yang sudah memuncak hingga kebubun-ubun pukulan telak mendarat di wajah Daehyun hingga membuatnya tersungkur ke tanah. Masih belum puas dengan itu ia segera menendang wajah Daehyun dengan beringas. Daehyun yang sudah babak pelur pun segera bangkit dan siap melarikan diri dari amukan Baekhyun, namun sayangnya ia terlambat karena Baekhyun sudah mencapainya terlebih dahulu dan menendang punggung Daehyun hingga tersungkur lagi ketanah. Tak mau menyerah Daehyun pun segera bangkit dan berlari mendekati kedua temannya yang nampak bergetar ketakutan seraya berpelukan.

"Dia mengerikan," ucap Daehyun seraya menyeka darah di sudut bibirnya saat sudah berhasil menjauh dari Baekhyun.

"Lihat ini baik-baik!" ucap Baekhyun seraya menanggalkan kaus yang dikenakannya. Baekhyun sengaja melakukan itu agar Daehyun dan dua temannya percaya kalau dia benar-benar seorang namja.

"A-apa-apaan kau?" ucap Daehyun panik saat melihat Baekhyun akan membuka kausnya.

"Apa aku masih terlihat seperti yeoja?" tanya Baekhyun dengan wajah angkuh seraya menunjukan tubuh kerempengnya dengan bangga yang kini tak tertutupi apapun.

Siing

"Ahh!" Yongguk terkejut melihat tubuh rata Baekhyun yang sama sekali tak ada tonjolan besar di bagian dadanya.

"Dia seorang namja?" tanya Youngjae dengan wajah cengok.

"Tak mungkin!" pekik Daehyun dengan ekspresi menyedihkan.

"M-maaf, kami akan pergi," ucap Youngjae sembari merangkak ketakutan.

"Ya kau pergilah dulu," ucap Daehyun dengan ekspresi syok yang belum meninggalkan wajahnya.

"Siapa bilang kalian boleh pergi!" ucap Baekhyun dengan seringaian yang menyeramkan seraya menguatkan kepalan tangannya.

0

0

Dari kejauhan terlihat seorang namja berjalan sembari menengok kesana kemari seperti tengah mencari seseorang.

"Baekhyun si brengsek itu, katanya mau bertemu di sini," gumamnya seraya menengok kesana kemari.

"Eh?" samar-samar dia mendengar suara keributan. Ia pun memicingkan matanya saat menemukan asal suara keributan itu. Tak menunggu lama ia segera berlari menghampiri keributan itu setelah menyadari bahwa yang tengah menendang dan memukul seseorang dengan membabi buta itu adalah seseorang yang sangat dikenalinya.

Buagh Bugh Bagh Bugh

"Aaaakh" rintih Deahyun kesakitan saat Baekhyun terus menendang tubuhnya.

"Kami yang salah, maafkan kami," ucap Yongguk memohon pada Baekhyun untuk berhenti menendangi mereka bertiga.

"Ini baru permulaan," ucap Baekhyun disela aksi brutalnya.

"Ampuni kami!" ucap Youngjae seraya meringis perih memegangi pipinya yang terkena pukulan Baekhyun.

"Hiyaaaa!" Baekhyun siap menginjak perut Daehyun tapi seseorang sudah mencegahnya terlebih dahulu dengan menahan gerakannya.

"Tenangkan dirimu Jjang!" ucap namja yang baru datang itu seraya menahan pergelangan tangan Baekhyun.

(Jjang adalah panggilan informal untuk ketua geng lebih informal dari Hyungnim)

"Apa? lepas kai!" ucap Baekhyun seraya berontak saat namja yang bernama Kim Jongin atau lebih sering disapa Kai itu menahan pergerakannya.

"Apa yang terjadi disini?" tanya Jongin seraya memeluk tubuh Baekhyun dari belakang.

"Namja ini mengira aku seorang yeoja dan menyatakan cinta padaku, mereka bahkan tak percaya saat aku mengatakan kalau aku ini namja," ucap Baekhyun geram seraya berusaha menendang Daehyun yang sudah tersungkur pasrah dibawah kakinya, iapun berusaha berontak dari kukuhan Jongin di belakangnya.

"Haha! tentu saja," ucap Jongin seraya mendengus geli lalu mengapit leher Baekhyun dengan santainya.

"Apa yang kau maksud dengan TENTU SAJA?" tanya Baekhyun seraya menatap geram Jongin yang kini merangkulnya.

"Aku beri tahu ya? saat dirimu tenang dan terkendali, tentu saja kau akan dikira sebagai yeoja, kekeke, pakai bajumu! orang-orang melihat kemari," ucap Jongin seraya terkekeh geli lalu melemparkan baju yang tadi Baekhyun tanggalkan. Dengan sigap Baekhyun pun menangkap bajunya dan segera mengenakannya.

"Bersenang-senanglah!" ucap Jongin seraya melambaikan tangannya kearah tiga namja yang ternyata tengah berusaha melarikan diri.

"Woiiii! mau kemana kalian?" pekik Baekhyun yang baru menyadari kalau ketiga namja itu melarikan diri darinya dengan berlari terbirit-birit.

"Sedikit lagi, maka kita harus memanggil ambulan, bisakah kau membayar biaya perawatannya?" tanya Jongin dengan entengnya seraya meletakkan satu lengannya bertumpu pada bahu Baekhyun.

"Huhh!" Baekhyun hanya menanggapinya dengan dengusan pelan seraya memalingkan wajahnya.

"Sial aku pikir aku tak akan dikira yeoja lagi setelah memasuki tahun kedua, tapi nyatanya tidak," ucap Baekhyun seraya mengacak rambutnya frustasi.

"Walau kau di tahun Kedua, kau masih terlihat seperti yeoja Jjang," ucap Jongin seraya mengerlingkan matanya kearah Baekhyun disertai kekehan geli.

Ctak ctak

"APA?" ucap Baekhyun geram. Muncul perempatan di dahi Baekhyun.

Grep

"Apakah kau masih ingin mengatakan itu lagi?" ucap Baekhyun geram seraya mencengkeram kerah baju Jongin.

"Maaf, aku hanya bercanda," ucap Jongin seraya begidik ngeri melihat tatapan tajam Baekhyun padanya.

"Sial," umpat Baekhyun seraya melepaskan tangannya dari kerah Jongin.

"Huhh, Jjang kemarin beberapa orang kita telah berhasil dikalahkan," ucap Jongin seraya mengelus dadanya lega setelah bebas dari amukan Baekhyun.

"Apa?" pekik Baekhyun terkejut seraya menengok kearah Jongin.

"Iya, belakangan ini mereka telah dikalahkan di dekat gudang yang ada di tengah hutan," ucap Jongin seraya berjalan di samping Baekhyun.

"Di dekat gudang itu lagi?" tanya Baekhyun sedikit geram.

"Ruangannya cukup besar dan tersembunyi, jadi anggota kita sering menggunakannya untuk tempat pertemuan, setelah orang lain menemukan tempat itu, anggota kita yang mendekat akan dipukuli," terang Jongin kemudian.

"Idiot macam apa yang membuat masalah dengan anak sekolah kita?" tanya Baekhyun dengan berangnya.

"Bukan hanya sekolah kita saja, anak-anak dari sekolah lain dekat gudang itu juga, mereka diserang habis-habisan bila mendekat, apalagi saat malam datang," tambah Jongin lagi seraya melirik kearah Baekhyun.

"Anak-anak dari sekolah lain juga?" tanya Baekhyun dengan ekspresi tak percaya.

"Ya, kau tau gudang adalah tempat hangout yang populer bagi kebanyakan orang, itu tempat yang bagus untuk bersantai karena lokasinya di tengah hutan," tambah Jongin kemudian.

"Aku pernah kesana sebelumnya, agak menakutkan tapi tempatnya bersih, jadi itu tak masalah," ucap Baekhyun seraya menghentikan langkahnya dan memandang Jongin.

"Karena yang singgah disana seseorang tak dikenal, bukan hanya teman kita saja, Kang wo-go dan temannya, serta geng lainnya mencoba menjauhi tempat itu bila malam tiba," ucap Jongin seraya membalas tatapan Baekhyun.

"Sebagai Jjang, SMA Kang Woo tak bisa bertahan, jadi aku pikir, pilihan bagus jika kau segera mengambil langkah sigap,"

"Aku, secara langsung?" tanya Baekhyun tak yakin.

"Aku tau kau benci dengan urusan seperti ini, tapi aku pikir itu baik jika kau yang melakukannya," ucap Jongin berusaha meyakinkan Baekhyun.

"Sampai sekarang kita tak tau siapa mereka sebenarnya, SMA Kang Woo mengharapkanmu sebagai Jjang, panutan mereka,"

"Hemmmm, baiklah karena itu perintahmu-"

"Hahaha apa maksudmu dengan ini perintahku? Kau membuat seolah-olah aku ini Jjang, padahal aku ini Bu-Jjang," Jongin pun terkekeh garing seraya menunjuk wajahnya sendiri.

(Bu-Jjang adalah seseorang yang berkuasa setelah Jjang atau bisa disebut wakil dari Jjang atau wakil dari ketua geng)

"Jujur saja aku hanyalah Jjang dari luar, bahkan aku tak mau menjadi Jjang, aku melakukannya karena kalian membelaku, satu-satunya yang memberi perintah itu kau Bu-Jjang," ucap Baekhyun seraya mengangkat bahunya acuh.

"Iya, tapi kau tetap yang terkuat," ucap Jongin yang memang sudah mengakui kehebatan Baekhyun dalam ilmu bela diri.

"Iya, tapi aku tak tertarik sama sekali, terserah kapanpun itu, hubungi aku!" ucap Baekhyun acuh seraya melenggang pergi.

"Ya, dia menjadi Jjang setelah meradang pada semua orang yang menganggapnya seorang yeoja," ucap Jongin seraya tersenyum tipis melihat punggung Baekhyun yang mulai menjauh.

TBC

Nggak kreatif banget ya meremake dari sebuah komik,tapi aku suka ceritanya, aku menulis ini karena ini termasuk manhwa faforitku,

Tapi jangan kira me-remake sebuah komik itu gampang, kita harus bisa membaca situasi dari gambar yang tersedia, belum lagi kalau komik terjemah itu kebanyakkan bahasanya singkat banget dan tak baku. Jadi bila berminat baca mohon tinggalkan review ya? Terima kasih.

-Salam damai inchan88-