Are We Connected?
Part 1 : SasuSaku
Disclaimer: Naruto belongs to Masashi Kishimoto
Standard warning applied
Maaf kalau alur kecepetan yaa..
Ceritanya aku re-publish aja, yg uda aku publish pertama kali aku ha p us, blum ad disclaimernya, hehe gomen..
Don't like, don't read yaa...
Flashlight
Dua minggu lalu, Sasuke mulai menyadari ada sesuatu dari diri Sakura yang membuatnya bungkam. Belakangan ini juga, ia jadi bingung dengan perasaannya. Ia bagai orang linglung, yang setiap berjalan hanya menatap kosong pada jalanan.
Hari ini pun masih sama, ia yang tengah berkumpul dengan teman-temannya, tengah asik memperhatikan sang gadis musim semi. Apa yang temannya katakana pun, ia tak sanggup lagi mendengarnya. Pandangannya hanya terfokus pada Sakura. Entah mengapa, ia merasa tak nyaman melihat sang gadis bersama laki-laki lain. Tunngu dulu, apa Sasuke sedang . . . cemburu . . .?
Normal pov
"Aaarrghh, apa yang aku pikirkan? Mana mungkin aku cemburu!" geramnya pada diri sendiri yang berhasil membuat teman-temannya heran.
"Kau cemburu pada laki-laki merah itu ya ?" tanya sang jenius, Shikamaru pada sang Uchiha bungsu.
"Apa? Aku … aku tidak.." kata-katanya terpotong oleh tawa keras sang sahabat.
"Kau sadar sekarang, eh ?" sahut Naruto setelah berhasil mengendalikan suara tawanya.
"Cihh … diam, baka" sahut Sasuke kesal karena menjadi bahan lelucon di sana.
"Jika kau tidak cepat, Sasori-senpai yang akan mendapatkannya. Aku berani jamin itu!" sahut Naruto lagi. Yahh, dia berharap bisa membuat emosi Sasuke naik saja sih, dan melihat bagaimana reaksi seorang Uchiha Sasuke yang sedang marah itu.
"Diam! Karena aku tahu apa yang harus aku lakukan ataupun tidak, baka Dobe sialan.."akhirnya Sasuke pergi, meninggalkan Naruto yang termenung di sana. Ia tahu, rasa Naruto masih sama pada Sakura, tapi ia tetap tak mau kalah dari Naruto. Apalagi kalau ini menyangkut gadis yang ia suka.
Sambil berjalan, ia merenung, tentang kejadian dua minggu lalu, kata-kata Naruto, dan apa yang ia lihat tadi dengan kedua matanya. Ia bingung harus mulai dari mana, tapi ia yakin kalau rasa nyaman itu bisa ia dapat dari Sakura, gadis musim seminya. Membulatka tekad, akhirnya ia berlari bergegas mencari gadisnya, entah kemana, tapi ia tetap berlari dan berlari, mengikuti kemana langkah kakinya membawa siang itu…
Di bawah pohon maple itu, sang gadis memainkan gitar kesayangannya. Jangan salah, biar penampilannya tomboy, tapi Sakura paling jago kalau memainkan gitar. Ia memulai, alunan indah ia perdengarkan, jari lentiknya dengan lincah memainkan melodi lagu yang paling ia sukai.
'I got all I need when I got you and I'
'I look around me, and see sweet life'
'I'm stuck in the dark but you're my flashlight'
'you getting'me, getting'me through the night'
Sakura mulai bernyanyi, ia memejamkan matanya, yaa ia membayangkan Sasukenya, pujaannya. Ia meresapi setiap lirik yang terucap, ia nyanyikan sepenuh hati untuk Sasukenya. Tanpa ia sadari, seseorang perlahan berjalan mendekatinya, semakin dekat hingga akhirnya ..
Graabb..
Tangan putih itu memeluknya dari samping. Rasa hangat dan nyaman mulai menyelimutinya. Tanpa ia berbalik, ia sudah mengenali tangan siapa itu, aroma itu, ia sangat kenal. Itu Sasuke. Ikatan batin, eh ?
'can't stop my heart when you shinin' in my eyes'
Suara itu mulai mengalun, Sakura tak lagi bisa memainkan permainan solonya. Si pengganggu merusak segalanya, jadi ia hanya mendengarkan sang "pengganggu" melanjutkan lagu yang sempat ia nyanyikan itu.
' can' t lie, it' s a sweet life'
' I' m stuck in the dark but you' re my flashlight'
'you' re gettin' me, gettin' me through the night'
'cause you're my flashlight'
'you're my flashlight, you're my flashlight'
Pelukan itu semakin erat, ya Sakura bisa merasakan itu. Ia mulai berkaca-kaca, siap menangis kapan saja. Perlahan tangan itu membalikkan badannya, dan tanpa babibu lagi, ia segera menabrak tubuh jangkung dihadapannya.
"Sasuke, hiks … kau…" ia tak bisa berkata-kata, tangis itu membuatnya sulit. Rasa sesak di dadanya juga memperburuk keadaannya, astaga… ia merasa sangat malu dengan keadaannya saat itu.
Sasuke mulai mendekatkan bibirnya pada telinga Sakura, sedikit menunduk agar tingginya bisa sejajar dengan Sakura kemudian berbisik lirih..
"Would you be my flashlight?" terkejut, tentu saja. Sasuke secara tak langsung memintanya menjadi kekasihnya, kan? Ia tak percaya, tapi terlalu bahagia untuk tidak mempercayainya. Ohh, jika ini mimpi karena ia tertidur di bawah pohon, ia ingin tetap tertidur saja dan melanjutkan mimpi indahnya bersama Sasuke.
"Yes, I will" jawabnya tegas, namun kemudian ia kembali menangis lagi. Mereka lantas berpelukan. Di bawah pohon maple, cinta mereka bersambut satu sama lain.
"Aku tidak bisa menjanjikan apapun, tapi aku akan membuatmu bahagia semampuku, Sakura" ia berbisik lagi, kali ini lebih lirih, sarat akan kasih sayang. Sakura hanya bisa menganggukkan kepalanya sebaigai jawaban.
Di bawah pohon maple, sebuah gitar, dan lagu flashlight akhirnya menyatukan mereka. Aahh.. Sakura sangat berterima kasih pada siapapun penyanyi lagu itu.
Chapter 1 : End
Hay, minna-san, saya balik lagi. Ini lho sequel 'Disconnected', maaf ya kalau kurang memuaskan. Maklum, newbie jadi masih banyak belajar. Semoga minna-san suka. Oke chapter 1 itu buat SasuSaku, dan chapter 2 buat NaruHina. Semua fanfic terinspirasi dari sebuah lagu. Sampai jumpa di chapter berikutnya yaa..
