Only God Knows

[CHAPTER 1]

Cast : Kim Jongin - 29 tahun

Do Kyungsoo – 23 tahun (Girl)

Inspirated by Film Hindi Rabb Ne Banna Di Jodi

But this story pure from my idea

GS, Ageswitch, Typo, abal, DLDR.

Happy Reading All

"Ikatan didunia ini ada 2 macam. Ikatan yang diciptakan oleh manusia

dan ikatan yang diciptakan oleh Tuhan."

Seoul International Hospital, 10 November 2015

Hening, begitulah suasana kamar inap reguler salah satu pasien dirumah sakit ini. Tak ada yang ingin memecah keheningan tersebut meskipun ada dua manusia yang berada didalamnya. Hanya suara alat monitor detak jantung yang memenuhi ruangan tersebut. Entah apa yang tengah mereka pikirkan, sampai akhirnya pria paruh baya yang tengah terbaring diranjang tersebut berkata.

"Kyung .. Appa mohon." Ucapnya dengan suara berat. "Appa tau kalau ini bukan apa yang kau harapkan, tapi Appa mohon pertimbangkan hal ini." Sang Appa terus melanjutkan apa yang ingin ia katakan meskipun nyatanya sang gadis hanya diam memandangnya dengan tatapan kosong.

"Appa hanya tidak ingin kau salah dalam memilih, Appa merasa waktu Appa sudah berakh-"

"Kenapa Appa selalu berkata begitu!" Gadis itu nyaris berteriak. "Appa selalu berkata seperti itu, selalu mengatakan waktu Appa hanya sebentar lagi. Begitu besarkah keinginan Appa meninggalkan Kyungsoo?" Lirihnya dengan suara yang begitu sendu.

Gadis berusia 23 tahun itu, Do Kyungsoo, putri tunggal seorang pemilik GreenHouse sederhana sekaligus Profesor disalah satu perguruan tinggi di Seoul , Do Minjoon, sebenarnya sungguh mengerti apa yang tengah diucapkan Appanya. Ia tau bahwa ucapan Appanya memang benar adanya. Namun sebagai seorang putri yang begitu menyayangi Appanya, ia berusaha keras menolak fakta yang ada, bahwa Appanya akan segera beristirahat di keabadian karena penyakit yang telah lama menggerogoti tubuhnya, kanker otak.

"Bukan begitu Kyung, sungguh Appa ingin selalu bersamamu tapi tubuh renta Appa butuh istirahat, tubuh ini sudah tidak mampu lagi nak." Tangan Minjoon bergerak untuk menggenggam tangan putrinya. "Appa ingin beristirahat Kyung, Appa lelah. Tapi Appa tidak akan pernah merasa tenang kalau harus meninggalkanmu sendiri. Appa mungkin akan menjadi orang egois dan pemaksa untuk ini. Tapi percayalah Appa hanya ingin yang terbaik untukmu."

Kyungsoo hanya diam dan menunduk, sesekali melirik Appanya.

"Kyung?"

"Tapi Appa. Kyungsoo takut, Kyungsoo ..." Kyungsoo terlihat begitu gugup dan takut. Minjoon tersenyum penuh pengertian melihat ketakutan yang begitu nampak dari putri semata wayangnya tersebut.

"Kyung, dengarkan Appa. Ada saat dimana kita harus mencoba menghadapi ketakutan kita. Dan Appa rasa inilah saat yang tepat. Yah bagaimanapun juga ini memang kesalahan Appa yang tidak bisa memberikan contoh sebagaimana mestinya. Tapi percayalah nak, cinta bukanlah sesuatu yang perlu ditakutkan. Cinta adalah berkah. Memang butuh waktu untuk membuatmu percaya tapi Appa yakin suatu saat nanti engkau akan tau seberapa indah hal itu." Pecah sudah pertahanan terakhir Kyungsoo. Air mata begitu saja mengalir dipipi gembilnya.

"Dan Appa juga percaya pada pilihan Appa Kyung. Pria ini dulu adalah mahasiswa terbaik dan kesayangan Appa dikampus, dia pria baik, tampan, sopan dan sangat cerdas. Appa yakin dia mampu menjagamu dengan baik. Dia sekarang ada diluar Kyung."

"Apa Appa yakin? Kyungsoo takut."

"Apalagi yang engkau takutkan nak?"

"Aku takut tidak bisa menjalaninya Appa, kyungsoo takut. Ini adalah pernikahan, dan apa jadinya sebuah pernikahan jika kami berdua bahkan tidak mengenal. Ditambah lagi aku yang bahkan dengan cinta saja takut. Ini tidak akan berhasil. Hubungan ini tidak akan berhasil"

"Dengarkan Appa nak. Didunia ini ada hubungan yang diciptakan oleh manusia dan hubungan yang diciptakan oleh Tuhan. Appa tidak tau apakah firasat seorang ayah ini benar atau tidak, tapi Appa merasa bahwa kalian sudah ditakdirkan oleh Tuhan, hubungan yang diciptakan oleh Tuhan. Bukankah hubungan yang diciptakan oleh Tuhan akan lebih indah dan kekal dibandingkan hubungan yang diciptakan oleh manusia?" Nafas Minjoon makin memburu.

"Jongin masuklah." Minjoon berusaha mengeraskan suaranya meskipun ia tidak yakin bahwa itu cukup didengar oleh pria yang berada diluar ruangannya. Tak lama masuklah seorang pria tinggi, dengan badan sedikit kurus, rambut yang begitu klinis, dengan pakaian formalnya yang licin dan sebuah kacamata besar bertengger indah dihidungnya kedalam ruangan tersebut. Mata kyungsoo yang awalnya sudah membulat kini makin bulat sempurna ketika pandangannya menangkap sosok tersebut. Kyungsoo mengetahui pria tersebut, bahkan seluruh Korea Selatan pun tau dengan pria ini. Pria berusia 29 tahun yang terkenal sebagai CEO perusahaan besar yang bergerak dalam bidang agribisnis, properti dan pendidikan, berkat kegigihannya dan tangan dinginnya yang mampu membangun perusahaan KJI Corp dari nol hingga sebesar ini.

"Kau pasti sudah tau siapa dia Kyung. Dialah Kim Jongin, calon suamimu." Minjoon tersenyum tulus ketika mengatakan hal tersebut sembari menatap Jongin kemudian berganti menatap Kyungsoo. Kyungsoo melongo.

'Pria yang terkenal dingin, angkuh, misterius dan datar ini akan menjadi suamiku? Apa Appa serius' batin Kyungsoo tak percaya.

"Aku mohon Jongin, gantikan aku untuk menjaga Kyungsoo dengan baik. Aku percaya padamu dan terimakasih sudah bersedia menikahi Kyungsoo setelah ini."

"Tidak perlu seperti itu, Saem. Saya sungguh berterimakasih Minjoon-Saem mau mempercayakan milik anda yang berharga. Dan saya berjanji akan menjaga dan membahagiakan putri anda dengan seluruh kemampuan saya." Jongin tersenyum tulus seraya membungkukkan tubuhnya berterimakasih kepada Minjoon. Kyungsoo terkesiap melihat senyuman Jongin. Selama yang ia tau Jongin adalah sosok yang hemat senyum, sekali tersenyum pun itu hanyalah senyum formal yang terlihat sangat dipaksakan. Kyungsoo sering melihat Jongin di acara kampusnya, bagaimanapun juga Jongin adalah salah satu donatur terbesar dikampusnya, Seoul University.

Perasaan Minjoon seketika tenang mendengar ucapan Jongin yang terdengar begitu tulus. Ia kini bisa dengan tenang meninggalkan sang putri. Minjoon begitu khawatir ketika dulu ia mengetahui bahwa mau tidak mau ia harus meninggalkan putrinya sendirian didunia. Putrinya yang memiliki ketakutan dan trauma mendalam terhadap hubungan yang melibatkan perasaan bernama cinta. Ia tau bahwa keadaan putrinya yang seperti itu adalah kesalahannya dengan sang mendiang istri, ah lebih tepatnya mendiang calon mantan istri.

Saat itu Kyungsoo yang baru menginjak 11 tahun dan Minjoon yang baru saja menjemput Kyungsoo dari sekolahnya, memergoki sang istri tengah bersama dengan seorang pria yang tak lain adalah sahabat Minjoon sendiri dalam keadaan tak mengenakan pakaian apapun.

Kyungsoo hanya mendengar ucapan-ucapan kasar, caci makian, dan umpatan Appa dan Eomma nya dari dalam kamar mereka .

Sampai akhirnya ia mendengar Eommanya mengatakan 'Baiklah lebih baik aku hidup dengan dia saja, aku sudah tidak sudi hidup denganmu, aku lebih mencintai pria ini ! kita bercerai saja dan rawat saja anak itu aku tidak butuh dia!' Minjoon yang mendengar itu langsung menampar istrinya dan langsung mengusirnya beserta sang pria tadi. Saat Eommanya keluar dari kamar, Kyungsoo mencoba mendekati dan menahan Eommanya tapi sang Eomma hanya melewatinya dan mengacuhkannya begitu saja.

Kyungsoo menangis begitu pilu dalam dekapan Minjoon ketika menyaksikan Eommanya memasuki mobil bersama pria tadi. Ia meronta dan berusaha melepaskan diri dari kungkungan Minjoon. Berlari mengejar mobil Eommanya yang tengah keluar dari halaman rumahnya menuju jalan raya hingga .. "EOMMA AWAS!"

BRAKKK!

Mata Kyungsoo dan Minjoon terbelalak menyaksikan mobil yang ditumpangi Eommanya tertabrak oleh sebuah Truck begitu memasuki kawasan jalan raya. Kaki Kyungsoo lemas seketika melihat kejadian itu tepat ketika mobil Eommanya meledak dan terbakar. Pandangannya berkunang-kunang dan mulai kabur, setelah itu hanya gelap yang ia lihat serta sayup-sayup ia dengar suara sirine dan Appanya yang meneriaki namanya.

Sejak saat itu Kyungsoo merasa takut pada setiap hubungan terlebih lagi pada cinta yang ia anggap membawa petaka dalam hidup. Ia beranggapan cinta akan menghancurkan apapun secara perlahan. Saat usianya masih sangat belia ia menyimpulkan sendiri bahwa Appa dan Eommanya menikah atas dasar cinta, mereka menjalani kehidupan rumah tangga dengan sangat baik sampai akhirnya Eommanya menghianati Appanya dengan dalih mencintai pria lain. Pemikiran Kyungsoo inilah yang membuatnya takut akan cinta dan seiring berjalannya waktu ketakutan itu berubah menjadi trauma yang berkepanjangan.

Minjoon tau bahwa Kyungsoo mengalami syok yang begitu berat setelah kejadian tersebut. Coba saja bayangkan, seorang gadis usia 11 tahun yang baru menginjak usia remaja dihadapkan pada peristiwa tersebut pastilah mengalami gunjangan yang hebat didalam dirinya. Ia sudah mencoba menyembuhkan luka batin Kyungsoo tapi itu semua hanyalah usaha sia-sia. Karna itulah ia begitu khawatir akan kondisi putrinya ketika kelak ia akan meninggal. Sampai pada akhirnya ia memutuskan untuk menikahkan putrinya dengan mahasiswanya dulu yang begitu dekat dengannya, yah dialah Kim Jongin. Beruntungnya Kim Jongin dengan begitu yakinnya menyatakan "Iya" atas tawarannya tersebut.

Minjoon kini benar-benar merasa tenang memikirkan bahwa putrinya sudah berada ditangan yang tepat. Ia sungguh berterimakasih pada Kim Jongin. Minjoon menutup kelopak matanya yang terasa mulai memberat. Nafasnya pun mulai menipis. Ia tau bahwa sekarang ini adalah saatnya. Detak jantungnya makin menghilang disetiap detiknya. "Terima kasih, Jongin."

TIIIIITTTTTT

"APPA !" Kyungsoo berteriak histeris dalam ruangan tersebut. Ia mencoba membangunkan Appanya namun nihil yang ia dapat. Berhenti berteriak, menangis dalam diam, dan menatap tubuh Appanya dengan pandangan kosong, hanya itulah yang bisa Kyungsoo lakukan. Kepalanya terasa berat dan pandangannya mulai mengabur ketika dokter dan para perawat masuk kedalam ruangan tersebut. Pandangannya sempat menatap sosok Kim Jongin yang hanya berdiri dalam diam menatap Appanya dengan wajah datar sebelum pandangannya berubah menjadi gelap total.

TBC

Hallo semuanya .. perkenalkan saya author baru yang masih sangat amatir

Apa ini layak buat sekedar dibaca pas waktu luang?

Maaf jika ceritanya kurang muasin, masih banyak kurangnya, banyak salahnya, pasaran atau gak jelas. Ini cuma sekedar ide aneh yang muncul dikepala saya. Mohon pemaklumannya yah ^^

Saran, kritik atau bahkan blame juga boleh kok, asal blame saya aja, jangan blame Kaisoo-nya haha. Oh iya ini Hari Ulang Tahun saya loh makanya dipublish sekarang biar bisa jadi kado buat diri sendiri wkwkw *ngenesbanget huh #miris T_T

Okeh sekian dulu semuanya, ditunggu responnya .. Jja ^^