Kedinginan di tengah malam? Hal yang perlu dilakukan hanyalah bergelung di dalam kamar dengan selimut tebal menutupi tubuh. Benar-benar akan menghangatkan dan membuatmu nyaman. Apalagi ditambah dengan seseorang menemani dan memeluk tubuhmu dari belakang. Kadar hangat yang dirasa naik tak terkira.
Ambil contoh, seperti yang kini tengah dirasakan Asano Gakushu.
Tubuh mungilnya yang polos hanya terbalut sebuah selimut merah muda. Kulitnya merona dan nafasnya tersengal.
Apa?
Bukan, dia tidak sedang kedinginan. Ada hal lain yang membuatnya demikian. Semua karena Asano Gakuhou—ayahnya yang kini memeluk pinggangnya dari belakang. Hanya karena itu? Tentu saja bukan. Ada satu hal lainnya. Sebuah vibrator berbentuk telur puyuh kini bersarang di dalam anusnya.
Malam
By: Rakshapurwa
Pair: Gakuhou x Gakushu
Warning: Yaoi, Vulgar, dan OOC
Disclaimer: Assassination Classroom adalah milik Matsui Yuusei
Enjoy
"Hnn—"
Desahan Gakushu lagi-lagi terdengar, tubuhnya pun mulai menggeliat tidak nyaman. Ingin rasanya ia mengucap protes pada sang ayah. Seenaknya saja menginvasi lubang sempitnya dengan sebuah vibrator—yang Gakushu sendiri tak tau dari mana Gakuhou mendapatkannya. Tau-tau sang ayah masuk kekamarnya dan melepas pakaian Gakushu dengan paksa.
Sial. Gakushu mengumpat.
Niat awal ingin tidur cepat, malah berubah di luar rencana. Gakuhou suka sekali meminta jatah tiba-tiba. Padahal baru dua hari kemarin ia bermain dengan lubang sang anak. Masa tiga ronde malam itu tidak cukup?
"A-Ayah...su-sudah—kumohon.."
Tidak didengar. Gakuhou malah semakin horny mendengar anaknya mengatakan kata permohonan. Diputarnya remot vibrator ke arah maksimal. Tak peduli dengan desahan—teriakan—Gakushu yang terlepas bebas. Sadiskah ia? Gakuhou rasa tidak. Ia malah sangat yakin dibalik penolakan itu Gakushu pasti sebenarnya akan meminta lebih.
Meski tak nampak anaknya itu sedikit masochist.
"Malam ini aku tidak akan masuk, tapi biarkan aku bermain sebentar dengan lubangmu." Gakuhou berkata sambil satu jari tangan—dengan seenaknya—memasuki lubang Gakushu. "Anggap saja aku sedang memberi perhatian padamu, kau suka bukan?"
Seprai yang mereka tiduri kini mulai tak beraturan. Tarikan tangan Gakushu pada benda itu penyebabnya. Ia berusaha meredam rasa nikmat, namun tetap saja gagal. Ia tak suka, sungguh. Tapi getaran vibrator beserta gerakan jari Gakuhou membuatnya mulai meragukan pemikirannya.
"Aaah—" Gakushu terus mendesah tiap kali jari itu tanpa sengaja menekan titik kenikmatannya.
Lagi.
Ia mau lagi. Jari dan vibrator itu tak lagi cukup. Ia ingin sesuatu yang lebih besar dan keras. Sesuatu yang dapat menekan kenikmatannya lebih dalam dan kencang.
Seperti penis sang ayah yang sedari tadi menekan-nekan pipi bokongnya, mungkin?
Ya Gakushu ingin itu. Ingin sekali.
Menolehkan kepala dengan mata berkaca-kaca—serta ekspresi memohon dengan sangat, Gakushu pun berkata penuh goda. "A-Ayah...Hnn—ku-kurang..lagi.."
TAMAT
Terima kasih sudah membaca cerita ini dan maaf kalau mengecewakan *bows*
P.S: Karena ulah seseorang, saya keracunan pair ini.
