Sabtu, 5/11/2022
Sekolah Menengah Pertama Teiko
"SAO?." Tanya pemuda bersurai baby blue pada wanita bersurai coklat caramel yang bawahnya sedikit bergelombang serta poni yang menutupi mata kanannya dan saat ini telah memegang sebuah kaset dengan judul Sword Art Online ditangannya.
"Hai, kemarin aku sudah mencobanya sebagai beta tester, dan ternyata permainannya sangat seru loh." Jawab sang wanita dengan riang, pemuda itu mengambil kaset yang ditunjukan padanya dan membaca beberapa tulisan dibelakangnya.
"VMMORPG ya, sepertinya menarik."
"Desou, ne ne bagaimana kalau Techan mencobanya, sekalian ajak kisedai yang lain juga."
"Kalau aku sih boleh saja, lagipula aku juga penggemar game, tapi aku tidak tau dengan yang lain."
"Kalau begitu kita tanyakan saja saat latihan nanti." Usul sang wanita sambil tersenyum manis yang mendapat jawaban berupa anggukan kepala dari pemuda tersebut. Mereka berdua pergi menuju GYM yang kebetulan letaknya tak begitu jauh dari kelas mereka, sesampainya disana mereka langsung disambut dengan teriakan-teriakan yang memekakkan telinga dan membuat siapapun bisa tuli jika tidak segera keluar dari sana.
"Aominecchi hidoi, kenapa kau melemparku dengan bola basket-ssu."
"Itu salahmu Kise, kau tidak menagkapnya dengan baik."
"Tapi kau terlalu cepat melempar Aominecchi."
"Sudah kubilang kalau kau seharusnya bisa melihat timmingnya Kise."
Ya pertengkaran duo kuning dan biru itu seperti tidak ada habisnya, wanita tadi yang kita sebut saja namanya Kagami Yunna bersama dengan pemuda bersurai baby blue yang bernama Kuroko Tetsuya menghampiri sepupu dari Yunna, pemuda bersurai dark crimson bernama Kagami Taiga yang kebetulan sedang berdiri disamping pemuda bersurai hijau yang bernama Midorima Shintarou di pinggir lapangan.
"Ada apa dengan mereka berdua?." Tanya Yunna pada Kagami dan Midorima.
"Seperti biasa hanya pertengkaran orang bodoh-nanodayo." Jawab Midorima sarkastik sambil membenarkan letak kacamata yang tidak bergeser sama sekali.
"Tadi saat mereka berdua latihan, Aomine memberikan pass pada Kise tapi gagal diterimanya dan membuat bola itu mengenai wajah Kise." Jelas Kagami memandang kearah mereka berdua sweetdrop. Yunna dan Kuroko hanya menjawab dengan "oh" lalu mereka berdua memutuskan untuk tidak memperdulikan mereka. Yuuna pergi ke bench dimana sudah terdapat wanita bersurai pink duduk disana sembari mencatat sesuatu di papan yang dia pegang, sedangkan Kuroko memutuskan untuk pergi ke ruang ganti.
"Yo Satchan." Sapa Yunna pada wanita bersurai pink bernama Momoi Satsuki.
"Ah Yunna-chan, kochi-kochi." Pinta Momoi dengan mata berbinar-binar menyuruhnya duduk disampingnya, Yunna tersenyum melihat tingkah sahabat karibnya itu sebelum akhirnya ikut duduk disamping Momoi.
"Sepertinya Dachan dan Ryochan bertengkar lagi." Komentar Yunna menatap kearah mereka berdua yang masih bertengkar ditengah lapangan.
"Hah aku sudah mencoba melerai mereka tapi percuma, Daichan dan Kichan tidak ada yang mau mengalah." Ucap Momoi sambil menggembungkan pipinya.
"Hehehe tanang saja sebentar lagi juga akan ada Hero yang membuat mereka berdua diam." Ucap Yunna sambil tersenyum manis, seketikah sesuatu meluncur kearah Aomine dan Kise yang masih adu mulut dan untungnya karena reflex mereka yang cepat mereka bisa menghindarinya. Setelah berhasil menghindari benda yang membuat kinerja jantung mereka berdetak lebih cepat dari seharusnya, mereka berdua serempak menoleh pada benda itu dan langsung membuat mereka membatu, ya benda itu adalah sebuah gunting berwarna merah.
"Desou." Ucap Yunna masih tersenyum dan muncullah sesosok iblis berkedok seorang kapten boncel bersurai merah dengan tatapan mengintimidasi kearah Aomine, Kise, Author, dan saya sendiri. #Narator kabur dari serangan gunting merah#
(Author: Sechan tolong jangan sakiti Narator-san, nanti saya tidak punya Narator lagi.)
(Akashi: Habisnya dia berani sekali menghinaku.)
(Narator: Maafkan saya Akashi-sama, saya hanya mendapat suruhan dari Author-sama untuk membacakan cerita.)
(Author: maa maa lebih baik kita lanjutkan saja ceritanya.)
"Daiki, Ryota apa yang sedang kalian ributkan, cepat sana latihan." Titah ib ehem Akashi pada Kise dan Aomine yang langsung diturutinya karena ya siapa sih yang ingin jadi sasaran tembak untuk Akashi. Akashi langsung melihat sekeliling dengan tatapan sama seperti Kise dan Aomine seperti berkata siapa-yang-menyuruh-kalian-berhenti-latihan, mengerti adanya ancaman yang ditunjukan pada mereka, mereka segera latihan kembali sedangkan Akashi mendekat kearah Yunna dan Momoi yang duduk tak jauh dari mereka.
"Lihatkan." Ucap Yunna mengerling pada Momoi yang sekarang memasang wajah sweetdrop.
.
SWORD ART ONLINE © REKI KAWAHARA
CROSSOVER: KUROKO NO BASUKE © FUJIMAKI TADATOSHI
MIRACLE © SHERRYSAKURA99
.
WARNING: OC, OOC (mungkin), Crossover, jika ada yang kurang mengerti jalan ceritanya atau banyak kesalahan Typo mohon di maklumi, cerita mengikuti alur anime Sword Art Online dengan sedikit tambahan dari saya.
Genre: Adventure, Friendship, Humor (mungkin, walau humornya agak garing), Romance, Hurt/Comfort
Rate:T
.
Chapter 1: Dunia Pedang
.
"Swort Art Online?." Tanya sang sepupu Kagami Taiga saat mereka sedang di Maji Burger, tapi bukan hanya mereka berdua saja yang berada disana, para anggota Kisedai yang lain plus Momoi juga berada disana.
"Emm Tachan kan tau sendiri kemarin aku mengikuti beta testernya dan gamenya sangat menarik loh." Ucap Yunna dengan semangat.
"Memang semenarik apa-nanodayo?, tapi bukan berarti aku tertarik loh ya." Tanya Midorima dengan ketsunderannya dan jangan lupakan gaya menaikan kacamatanya yang tidak merosot secentipun.
"Karena ini game VMMORPG pertama jadi kita bisa merasakan bagaimana rasanya berada didunia game, lagipula disana kita bisa melatih skill pedang juga." Jelas Yunna.
"Sepertinya menyenangkan-ssu."
"Karena itu aku ingin kalian semua juga ikut serta, besok kan kita libur dan kebetulan besok juga hari pertama pembukaan gamenya, bagaimana?." Tawar Yunna pada mereka semua.
"Aku ikut-ssu." Ucap Kise sambil mengacungkan tangan antusias.
"Aku juga, sebenarnya dari dulu aku sudah mengincar game itu tapi sayangnya aku tidak masuk dalam beta testernya." Ucap Akashi yang sejak tadi memang tertarik dengan pembicaraan mereka.
"Aku juga, sebagai penggemar game aku pasti tidak akan melewatkannya." Ucap Kuroko juga dengan antusias walau tertutup dengan wajah datarnya.
"Sepertinya menarik, aku ikut." Ucap Aomine tak kalah antusias.
"A-aku juga, tapi bukannya aku tertarik-nandoyo, aku hanya penasaran." Ya kita lupakan saja Midorima dan sifat tsunderenya yang jelas dia juga ikut.
"*Nyam…nyam* kalau Akachin ikut aku juga ikut*nyam*." Ucap titan ungu ehem maksudnya pemuda bersurai ungu yang tingginya sekitar dua meter dengan nada malas bernama Murasakibara Atsusi.
"Kalau Yunna ikut aku juga ikut." Ucap Kagami.
"Aku juga, aku juga." Ucap Momoi ikut-ikutan Kise mengangkat tangannya dengan semangat.
"Yosh sudah ditetapkan kita semua akan ikut, tapi kalian harus menetapkan nama game kalian masing-masing." Ucap Yunna dan mereka mulai memasang pose berpikir.
"Bagaimana kalau Yunnachan saja yang putuskan." Usul Momoi pada akhirnya karena dia tidak menemukan nama yang cocok untuknya.
"Boleh juga, Yunna kau saja yang putuskan nama yang cocok untuk kita semua." Titah sang ib ehem Akashi pada Yunna.
"Hmm baiklah aku sudah punya kita mulai dari Techan, karena Techan punya julukan Phanthom Six Player, maka namamu lebih baik Phantom saja, lalu untuk Tachan bagaimana kalau Tiger saja."
"Ke-kenapa harus Tiger?." Protes Kagami pada Yunna yang langsung mendapat tatapan intimidasi dari Akashi.
"Kau mau membantah Taiga?." Ancam Akashi sambil memainkan gunting merah ditangannya yang seketikah membuat Kagami menggelengkan kepala dengan cepat.
"Bagus, Yunna lanjutkan."
"Hai, untuk Shichan Green lebih cocok untukmu, lalu untuk Dachan, Blue, untuk Ryochan, Sun karena warna rambut Ryochan seperti matahari, lalu Atchan, Violet, untuk Satchan, Pinky, lalu yang terakhir untuk Sechan, aku rasa julukan Emperror lebih cocok untukmu." Usul Yunna memandang kearah mereka semua.
"Baiklah sudah diputuskan nama masing-masing bukan, lalu kita juga harus membuat tanda yang hanya kita sendiri yang mengetahui tanda itu bagaimana?." Usul Akashi pada mereka.
"Itu boleh juga-nanodayo, tapi tanda seperti apa?." Tanya Midorima pada Akashi.
"Aku punya ide, bagaimana kalau begini." Usul Yunna menggerakan kedua tangannya menyerupai seekor burung (tandanya itu mirip dengan tanda peri yang ada di berbie fairy secret).
"Seperti itu juga boleh, lalu kita akan berkumpul dimana?." Tanya Akashi pada Yunna.
"Waktu pertama kali login kalian akan dibawa ke kota permulaan, aku akan menunggu kalian di alun-alun kota, penampilanku tetap seorang wanita bersurai hitam panjang yang bergelombang dibawahnya terus poninya menutupi mata kiriku lalu iris mataku berwarna merah menyalah dan nama gameku adalah Senna." Jelas Yunna pada mereka.
"Tapi kita kan tidak punya console gamennya, dan aku yakin sekarang ini toko game pasti penuh." Ucap Aomine sambil memakan burger miliknya.
"Daijoubu, aku sudah membelikan console gamenya untuk kalian semua." Ucap Yunna membuka tas kertas yang sejak tadi dibawanya dan menyerahkan game Sword Art Online pada mereka semua yang langsung membuat mereka cengo.
"Da-darimana kau mendapatkannya?." Tanya Kagami masih cengo.
"Tentu saja aku membelinya, tapi ada beberapa yang aku menangkan saat menjawab kuis di website dan hadiahnya adalah game ini."
"Su-sugoi Yunnacchi." Komentar Kise.
"Kalau begitu kalian tinggal membeli nervegear saja kan?, lebih baik kita pergi ketokoh game sebelum tutup." Usul Yunna yang mendapat anggukan tanda setuju dari mereka semua. Mereka segera keluar dari Maji Burger menuju salah satu toko game yang mulai berkurang pengunjungnya, bisa ditebak kalau game Swort Art Online sudah terjual habis disana tapi karena mereka tidak mengincar game itu jadi masih tenang-tenang saja. Yunna bertanya pada pemilik Toko apa mereka masih punya stok nervegear dan untung saja pemilik toko masih memilikinya dan jumlahnya pas 8 buah, segera mereka membeli nervegear itu dan pulang kerumah masing-masing.
~Miracle~
Minggu, 06/11/2022
Rumah Keluarga kagami
"Sudah saatnya." Ucap Yunna melihat kearah jam digital yang terletak dimeja samping tempat tidurnya dan menunjukan pukul 12.55. Dia segera memasang nervegearnya lalu menancapkannya di console game yang sudah berisi game Sword Art Online dan menutup matanya ketikah waktu sudah menunjukan pukul 13.00 seraya berucap.
"Link Start." Seketikah terdapat tulisan didepannya.
Touch: ok
Sight: ok
Hearing: ok
Taste: ok
Smell: ok
Language: Japanese
Log in_::
Account: *****
Password: *****
Pembuatan Karakter
Data dari Beta Test masih tersimpan, anda mau menggunakannya?
Senna (F)
Yes
Welcome To Sword Art Online
Yunna menerjapkan matanya pelan mencoba untuk fokus sejenak sebelum akhirnya tersenyum sambil melihat kearah langit.
"Akhirnya aku kembali kedunia ini lagi." Gumannya, sekarang menampilannya sudah berubah mulai dari surainya yang semula berwarna coklat caramel kini berubah menjadi hitam, matanya yang semulah berwarna sama seperti surainya sekarang berubah menjadi merah terang, dia juga mengenakan pakaian serba hitam mulai dari baju sampai roknya dengan pelindung dada berwarna perak dan mengenakan sarung tangan berwarna hitam serta sepatu boot yang juga berwarna hitam, diapun memutuskan untuk duduk di air mancur yang berada tak jauh dari tempatnya berdiri karena disitu tempat mereka akan berkumpul nanti. Sambil menunggu, dia mencoba mengecek apakah ada yang berubah dari inventorynya siapa tau game master mengacak-acaknya atau menghilangkan semua datanya karena pada dasarnya Yunna tak begitu percaya pada orang lain selain anggota Kisedai dan sepupu juga sahabatnya, dan syukurlah sepertinya tidak ada yang berubah dengan inventorynya. Tiba-tiba dia dikejutkan oleh seseorang yang menyapanya.
"Ano apakah kau Senna?." Tanyanya, reflex Yunna mendongkakkan kepalanya keatas dan menemukan pemuda bersurai hitam dengan iris mata berwarna hitam dan dia memakai kaos panjang berwana biru muda serta celana berwarna hitam dan sepatu boot berwarna biru, juga ada pelindung dada berwarna coklat, dan Senna tau siapa dia.
"Ah Te ehem maksudku Phantom, kau datang cepat rupanya." Ucap Senna sambil membentuk kedua tangannya menyerupai bentuk burung didepan dadanya, mengerti maksud Senna, Kuroko melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan Senna.
"Ya, aku tidak ingin membuatmu menunggu lama." Jawab Kuroko sambil tersenyum kearahnya.
"Duduklah, kita tunggu yang lainnya juga." Usul Yunna mempersilahkan Kuroko duduk disampingnya, mereka menunggu yang lain sembari mengobrol panjang hingga akhirnya mereka semua sudah berkumpul termasuk Momoi yang masih memeluk Yunna.
"Sekarang kita mau ngapain Sechin?, dan juga aku lapar." Tanya Murasakibara dengan wajah malas ditambah memelas pada Yunna, sedangkan Yunna hanya tertawa pelan melihat salah satu temannya yang hobi makan seperti sepupunya.
"Pertama-tama kita memilih senjata mana yang cocok untuk kalian karena kalian kan masih pemula, setelah itu aku akan mengajarkan cara menggunakan skill pedang pada kalian." Ucap Yunna.
Mereka pergi menuju ke penjual pedang dan aksesoris yang direkomendasikan oleh Yunna, berikut senjata yang mereka pilih.
Akashi: Long Sword sama seperti Yunna.
Kuroko: Dua Pedang Pendek (Author tidak tau apa namanya #ditimpuk reander#).
Aomine: Kapak besar.
Kise: Sword (pedangnya mirip seperti punya Asuna).
Murasakibara: Palu besar.
Kagami: Sword.
Momoi: Tombak.
Midorima: Sword.
Setelah itu mereka menuju kepadang rumput yang letaknya berada ditimur kota permulaan.
Lantai 1: Kota Permulaan, Area Timur
"Ittai." Ringis Kise saat dia mendapat serangan dari babi liar yang merupakan monster didaerah tersebut, Kise sempat guling-gulingan di tanah membuat Yunna menghela nafas.
"Kau seharusnya tidak merasakan rasa sakit, Sun." Komentar Yunna yang seketikah membuat Kise berhenti dan duduk sambil menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal.
"Hee benar juga aku lupa-ssu." Ucapnya dengan cengiran lebar diwajahnya.
"Dasar kau masih tetap saja bodoh-nanodayo." Komentar Midorima sambil membenarkan letak kacamatanya dan Yunna sendiri heran darimana dia dapat kacamata itu.
"Hidoii Greencchi."
"Sudah aku bilangkan yang terpenting adalah gerakan awalmu." Ucap Yunna pada Kise ketikah dia sudah berdiri dari posisi duduknya terlihat bar HP kise berkurang setengah.
"Aku sudah tau-ssu, tapi dia terus saja bergerak-ssu." Ucap Kise sambil mengerucutkan bibirnya kearah babi tersebut.
"Mungkin kau bisa memberi tahu tekniknya Senna?." Ucap Akashi. Senna mengambil batu yang bearada dibawahnya.
"Jika kau melakukan gerakannya dengan tepat, dan mengaktifkan sword skillmu." Ucap Yunna mengambil kuda-kuda bertarung dan mengaktifkan sword skillnya, membuat batu itu memunculkan sinar berwarna merah dan melemparkannya kearah babi tersebut yang tentu saja mengenainya.
"Setelahnya system akan memastikan jurusmu yang akan terlaksana." Lanjutnya, babi itu mendekat kearah Yunna berusaha menyerangnya tapi dengan cepat Yunna memblok dengan pedang miliknya.
"Aku tidak mengerti-ssu?." Tanya Kise yang sepertinya masih bingung dengan perkataan Yunna.
"Bagaimana ya, beri jeda sebentar lalu saat kau merasakan jurusmu aktif, biarkankan pedangmu bekerja." Jelas Yunna masih sibuk menahan serangan babi itu.
"Aku mengerti, biarkan aku mencobanya Senna-san." Ucap Kuroko yang sudah siap dengan dua pedang pendek di kedua tangannya, Kuroko memasang kuda-kuda dan mengaktifkan sword skillnya. Melihat hal itu Yunna tersenyum kemudian menendang babi itu kearah Kuroko, saat babi itu akan menyerangnya, dengan sigap Kuroko menebas babi itu dengan kedua pedang pendek miliknya yang seketikah membuat babi itu menghilang menjadi keping-kepingan hologram dan terdapat tulisan disana.
Result
Exp: 24
Col: 30
Items: 2
"Kau berhasil Phantomcchi." Ucap Kise sambil memeluk Kuroko.
"Kyaaa Phantom-kun kakoi." Ucap Momoi ikut-ikutan memeluk Kuroko, dan bisa dilihat wajah Kuroko sudah membiru karena kesulitan bernafas.
"A-ano Pinky-san, Sun-kun tolong lepaskan aku, aku sulit bernafas." Pinta Kuroko pada mereka berdua yang langsung dituruti oleh mereka.
"Omedeto Phanthomchan." Ucap Yunna sambil mengepalkan tangannya kearah Kuroko yang dibalas dengan kepalan tangan olehnya yang saling berbenturan.
"Demo, babi barusan sama lemahnya dengan slime di game lain." Lanjut Yunna sambil memasukan kembali pedang miliknya kesarung pedang yang berada dipungungnya.
"Heh majide, aku pikir itu bos level menengah atau semacamnya-ssu." Komentar Kise. Dan muncullah babi-babi lain di daerah itu.
"Mana ada yang seperti itu." Komentar Yunna sweetdrop, seketikah dua pedang milik Kuroko bersinar sebentar tanda sword skillnya telah bertambah.
"Keren." Komentar Kuroko sambil memainkan pedangnya.
"Ngomong-ngomong, Pinkychan dan Bluechan memilih skill pandai besi ya?." Tanya Yunna mengerling kearah Momoi dan Aomine.
"Emm, demo aku masih belum tau bagaimana caranya membuat pedang." Jawab Momoi memasang pose berpikir.
"Daijoubu, aku akan membantumu meningkatkan skillmu itu, tapi untuk sekarang ini lebih baik kalian mencoba mengalahkan babi-babi disini sebagai permulaan." Usul Yunna yang mendapat anggukan tanda setuju dari yang lainnya. Akhirnya mereka mencoba mengalahkan babi-babi yang ada di daerah itu, mereka mengalahkan banyak monster dan paling banyak adalah Akashi, bahkan Yunna saja sampai sweetdrop melihat perkembangan Akashi yang begitu cepat, hingga akhirnya matahari sudah menunjukan semburat merahnya pertanda akan menjelang malam, mereka memutuskan untuk istirahat di samping kolam air mancur.
"Berapa kalipun kulihat, aku masih belum percaya kalau ini dunia game-ssu." Komentar Kise sambil melihat kearah air terjun.
"Aku setuju dengan Sunchan, aku seperti di dunia nyata saja, ya mungkin yang membedahkan didunia nyata tidak ada monster yang menyerang kita, orang yang membuatnya pasti sangat jenius." Komentar Momoi.
"Deshou, sudah aku bilang kalau dunia ini menarik, karena kita bisa merasakan rasanya menjadi seorang player didunia game, dan menggerakan tubuh kita sendiri sesuka hati." Ucap Yunna sambil tersenyum.
"Aku mengerti sekarang kenapa kau begitu antusias waktu ada beta teaster game ini, seharusnya kau juga mengajakku." Komentar Kagami pada Yunna.
"Eh aku pikir Tigerchan tidak tertarik dengan game seperti ini jadi aku tidak mengajakmu."
"Lebih baik sekarang kita pulang, hari sudah sore dan besok kita masih ada latihan." Titah Akashi yang mendapat anggukan tanda setuju dari mereka semua. Yunna menggerakan tangan kanannya dan muncullah menu-menu didepannya dan terkejut mendapati tak ada tombol logout disana.
"Eh tombol logoutnya tidak ada-ssu." Komentar Kise.
"Punyaku juga." Ucap Momoi.
"Aku juga." Ucap Aomine.
"Punyaku juga-nanodayo." Ucap Midorima.
"*nyam*punyaku juga*nyam*." Ucap Murasakibara sambil memakan kripik kentang yang entah dia dapat darimana.
"Punyaku juga tidak ada." Ucap Kagami.
"Punyaku juga, bagaimana denganmu Senna-san." Tanya Kuroko mengerling kearah Yunna yang saat ini sedang mencoba menghubungi game master.
"Punyaku juga tidak ada."
"Ya karena ini baru open beta, bug seperti ini sering terjadikan-ssu?." Ucap Kise sambil tersenyum mungkin lebih mirip seperti nyengir.
"Aku yakin orang-orang di server sedang kebingungan sekarang." Timpal Aomine sambil menyeringai.
"Apa kau sudah menghubungi game masternya Senna?." Tanya Akashi pada Yunna.
"Aku sudah mencobanya, tapi tidak dijawab."
"Apa ada cara lain untuk logout-nanodayo?." Tanya Midorima pada Yunna. Yunna sempat terdiam dan berpikir sejenak sebelum akhirnya menggeleng-gelangkan kepalanya.
"Tidak ada, jika player ingin logout tidak ada cara lain selain lewat menu." Jelas Yunna yang sontak membuat mereka semua keget.
"I-itu tidak mungkin-ssu, pasti ada cara yang lain kan?." Tanya Kise memasang wajah panik.
"Tidak ada Sunchan, bahkan dalam panduan manualpun tak ada cara logout darurat." Jelas Yunna.
"Oi oi, kau pasti bercanda kan?." Komentar Aomine.
"Oh ya bagaimana kalau kita melepaskan nervegear milik kita?." Tanya Momoi.
"Itu tidak mungkin, saat ini kita tidak bisa menggerakkan tubuh kita didunia nyata, nervegear menangkap semua perintah untuk menggerakan tubuh kita kedunia ini." Ucap Akashi.
"Tidak mungkin, jadi kita harus menunggu sampai bugnya diperbaiki?." Tanya Momoi.
"Atau menunggu seseorang melepas nervegear milik kita didunia nyata-nanodayo." Komentar Midorima.
"Ta-tapi aku hanya berdua dengan Senna dan tak ada siapaun disana." Komentar Kagami.
"Aku masih ada otousan, dan aku sudah bilang kalau aku akan bermain game SAO dikamar, jadi aku rasa dia pasti menyadari saat makan malam." Ucap Akashi.
"Kalau aku ada oneechan-ssu, dan aku juga sudah bilang kalau aku akan bermain game ini-ssu." Ucap Kise
"Ibuku juga sudah tau kalau aku akan bermain game ini." Komentar Aomine.
"Orang tuaku juga sudah tau-nanodayo." Komentar Midorima
"Aku juga." Komentar Momoi.
"Aku juga." Timpal Kuroko.
"*nyam* aku juga." Timpal Murasakibara.
"O-oi oi itu artinya hanya aku dan Senna saja nih yang menunggu bugnya selesai diperbaiki?." Ucap Kagami dengan panik.
"Dijoubu Tigerchan, tadi Tatsu niichan bilang kalau dia akan datang keapartemen untuk makan malam, dan aku juga bilang padanya kalau kita berdua sedang bermain SAO, dia pasti menyadarinya nanti." Ucap Yunna yang seketikah membuat Kagami bernafas lega.
"Oh ya ngomong-ngomong apa kalian tidak merasa aneh?." Tanya Kuroko pada mereka semua.
"Apa maksudmu Phantom?." Tanya Akashi.
"Aku rasa ini bukan sekedar bug biasa, kalian tau jika tidak bisa logout masa depan game ini akan terancam." Jawab Kuroko.
"Kalau dipikir-pikir benar juga-nanodayo, apalagi ini hari pertama peluncurannya." Ucap Midorima mensetujui perkataan Kuroko.
"Ya aku juga berpikir sama, seharusnya mereka sudah menyadarinya sejak awal lalu mematikan server dan melogout seluruh pemain, tapi sejak tadi tidak ada pengumuman sama sekali." Komentar Yunna. Tiba-tiba terdengar suara lonceng dari arah alun-alun kota dan seketikah tubuh mereka semua menghilang ditelan cahaya putih. Mereka kembali muncul di alun-alun kota dan terlihat juga beberapa player yang mulai muncul disana.
"Teleport paksa?, tapi kenapa?." Komentar Kuroko.
"Aku tidak tau Phantomchan." Ucap Yunna sambil memandang sekeliling.
'Entah kenapa perasaanku tidak enak.' Batinnya. Lonceng itu berhenti dan tiba-tiba muncul tanda warning diatas langit dengan kotak merah, tanda itu semakin lama semakin banyak memenuhi seluruh langit dan dari tanda itu muncul sesosok berjubah merah yang wajahnya tertutup oleh tudung kepalanya kita sebut saja sebagai game master.
"Game master?, kenapa tidak ada wajahnya?." Tanya Aomine melihat kearah game master yang masih melayang diatas.
"Entahlah, mungkin dia tidak ingin seseorang melihat wajahnya." Jawab Yunna.
"A-aku takut." Ucap Momoi mengeratkan pegangannya pada lengan Yunna.
"Daijoubu Pinkychan, aku disini." Ucap Yunna sambil tersenyum mencoba menenangkan Momoi dan cara itu berhasil membuatnya tenang. Game master merentangkan kedua tangannya seraya berucap.
"Selamat datang diduniaku para player sekalian."
"Duniaku apa maksudnya?." Tanya Kagami.
.
To Be Continue
.
#Curhatan Author#
Author: Kyahahaha kali ini saya mampir ke crossovernya Sword Art Online.
Kirito: Oi ngapain lu mampir kesini, tu cerita lu selesaiin dulu banyak yang ngantri tu.
Author: Hei…hei… udah ada yang selesai tau.
Yunna: Baru juga satu cerita, itupun juga masih ada lanjutannya kan?.
Author: Oh ayolah dukung saya sedikit lah, lagipula nih cerita udah terlalu lama menjamur dilaptop saya minta dipublish tapi saya gak punya kesempatan buat publish.
Akashi: Bilang saja kalau lagi kelebihan ide cerita karena stress.
Author: Betul sekali Sechan, tumben anda perhatian sama saya.
Kuroko: Masakah kau mau lari dari kenyataan Author-san, bukannya sekarang sedang sibuk-sibuknya ya, kenapa malah bikin cerita lagi?.
Author: Su-sudahlah Techan tolong jangan ingatkan tugas saya yang menumpuk *nunjuk tumpukan laporan yang terbengkalai*, saya sudah berusaha keras untuk mengerjakannya tapi apa daya otak saya tak sejalan dengan hati saya, jadilah saya membuat cerita baru lagi, hehehe tapi tenang saja cerita ini insya'allah akan update dan gak akan berhenti ditengah jalan mungkin.
Kagami: Meragukan.
Author: *pura-pura tidak dengar* kalau begitu saya tutup saja, ikuti terus ceritanya dan jangan lupa REVIEW PLEASE…! *puppy eyes*.
.
See You Next Chapter 2: Meeting
