Uzumaki Naruto

Disclaimer: Naruto bukan milik siapapun kecuali Mbah Mashasi :-P

Kalau tulisan jelek, typo, amburadul, ide pasaran, memuakkan, dan sebagainya, ya maklumlah, ngetik pakai hp, kalau mau protes ya Flame aja ngga' apa-apa,.

*mulai*

"Naruto"
"Naruto"
"Naruto. . . . . !" suara itu kembali terngiang di kepalaku, aku mencoba menggerak'kan tubuhku 'ugh. . .' badanku rasanya remuk redam, nafasku sesak, seluruh ototku kaku, rasanya ada beberapa tulang dalam tubuhku yang patah. Kucoba menggerakkan kepalaku menuju suara yang memanggilku,
' ugh . . .menggerakkan kepala pun sulit, Siallll. . . . .' seorang lansia berambut putih yang panjangnya mencapai punggung, seperti surai singa. Memakai pelindung dahi dengan kanji Sage. Namanya adalah Jiraiya, dia adalah shisouku (guru) dalam berbagai hal, mulai dari ilmu Ninja, bertahan hidup, sampai dengan urusan Wanita, shisouku-lah yang nomor satu. Yah. . . Walaupun dia sangat mesum tapi aku sangat menghormatinya, walaupun itu tak kutunjuk'an kepada siapapun. Karena sampai saat ini aku masih memanggilnya dengan sebutan "pertapa -genit".

Oh ya perkenalkan, namaku Uzumaki Naruto, tinggi'ku sekitar 178 cm cukup tinggi untuk remaja sepertiku, rambutku berwarna pirang, berkulit putih, aku memiliki tanda lahir yang tampak seperti rubah atau kucing, kesukaan'ku Ramen, dan sekarang aku tinggal bersama shisouku, penjelasan lainnya? Nanti saja hehehe. . . .Aku bertemu dengan shisouku pada saat aku masih seorang bocah ingusan yang tidak mengerti dunia luar dan masih anak SD umur 12 tahun, aku saat itu masih dalam keadaan berduka tepat setelah kematian orang tuaku, yang membawa luka batin yang mendalam di hatiku, aku hampir kehilangan tujuanku untuk hidup, tapi semua itu berubah karena pada saat itu. . . .

(kilas balik)

"hm . . . . .hm . . . .hm. . . ." Naruto berlari sambil terus bersenandung. Hatinya sedang bahagia saat ini. Perasaan Naruto seperti orang yang sedang panen besar saat sedang musim kemarau. Dia mendapat hadiah yang sangat mengejutkan, tepat hari ini 10 Oktober, mereka membuat pesta kejutan ulang tahun yang saat itu sampai-sampai membuat seorang Uzumaki Naruto yang terkenal keonaran dan kejahilannya sampai mangap-mangap seperti ikan. Semua teman dan gurunya disekolah ikut merayakan pesta kejutan itu. Walaupun orang tuanya tidak mengikuti pesta tersebut, tapi Naruto yakin orang tuanya akan memberikan sesuatu yang pasti lebih baik seribu kali dari hadiah-hadiah yang pernah diterimanya. Jadi, setelah pesta itu selesai dia dengan sekuat tenaga berlari ke rumah, sambil nyengir selebar mungkin pada semua orang yang dijumpainya dijalan. Dengan kecepatan seperti orang kesetanan Naruto terus berlari, membawa sebuah harapan yang terus ia pegang dihatinya.

Tepat pada saat Naruto tiba di depan rumah, perasaan tidak menyenangkan merasuki sanubarinya, perasaan mencekam, takut, gelisah, penasaran, gundah, merasuki dirinya sama seperti saat dia melihat film horror, tapi efeknya lebih kuat. Naruto dengan sekuat tenaga menekan rasa takutnya, tapi tidak pernah berhasil 'ada apa ini?' 'apa yang terjadi?' 'jangan-jangan. . . Ayah . . . Ibu. . . !'. Dengan jantung yang berdebar, dan perasaan yang tidak menentu. Naruto membuka pintu rumahnya dengan perlahan.

'DEG-DEG'

Tubuh Naruto membeku, jari-jarinya melemas, kakinya lunglai kebawah hampir tidak sanggup menopang berat tubuhnya. Matanya terpaku pada dua sosok yang sedang tergeletak di lantai, dengan salah satu tangan memegang satu sama lain, yang tidak lain adalah orang tuanya. Ayah Naruto bernama Namikaze Minato seorang pria berperawakan tinggi dengan rambut pirang alami dan pegawai kantoran di sebuah perusahaan dengan kegiatan yang bisa di bilang biasa-biasa saja. Ibunya adalah Uzumaki Kushina seorang wanita yang sangat cantik dengan rambut berwarna merah, seorang ibu rumah tangga seperti pada umumnya, tidak ada sesuatu yang spesial tentang mereka. Tapi keadaan mereka bisa di bilang menyedihkan, dengan dada yang berlubang, seperti tertusuk sebuah pedang yang amat besar, dari lubang tersebut keluar darang yang menggenangi jenazah mereka. Kalau saat ini Naruto bisa menggerakkan tubuhnya dia pasti langsung berlari kearah Ayah dan Ibunya yang tergeletak dilantai dan menangis sekeras yang dia bisa, tapi karena disamping orang tuanya berdiri seseorang yang memakai jubah dengan seringaian yang tidak lepas dari wajahnya, membuat tubuh Naruto menegang kaku, dan semakin gemetar tak terkendali, keringat mengucur dari seluruh badannya yang semakin ketakutan, tatkala sosok itu memperlihatkan kedua matanya yang berwarna merah dengan tiga tomoe yang berputar pelan. " Uzumaki . . . Naruto, bocah yang akan merepotkan tujuanku di masa depan. Sebaiknya kau kubunuh sekarang, sebelum semuanya terlambat" ucap pria itu dengan intonasi yang rendah dan suara yang berat. Bicaranya mirip dengan monster-monster yang sering muncul ditv.

'DEG-DEG'

Jelas sudah semuanya sekarang, pria itulah yang membunuh orang tua Naruto, dan sekarang dia bermaksud membunuh Naruto juga. ' Tidak mungkin. . ! Ayah dan ibu dibunuh olehnya? Kenapa, kenapa? Apa salah mereka, hingga dia tega sekali membunuh orang tuaku?'

~tes. . . tes. . . tes. . .~

dengan sekuat tenaga, mengumpulkan keberanian dan menghilangkan rasa takutnya, Naruto berteriak sekeras yang dia bisa "APA SALAH ORANG TUAKU HINGGA KAU TEGA SEKALI MEMBUNUH MEREKA!?" teriak Naruto sambil menangis "Hm. . .kesalahan orang tuamu? Mereka tidak punya kesalahan apapun. Hanya ada satu hal kenapa mereka harus kubunuh, yaitu, karena mereka telah melahirkanmu! seseorang yang mewarisi mata klan Uchiha dan tubuh seorang Senju ditakdirkan akan membawa perdamaian dimuka bumi. Oleh karena itulah kau harus kubunuh, sebelum semua ramalan itu terwujud, jadi bersiaplah karena sebentar lagi Shinigami akan menjemputmu !"

[ Katon : Goukakyu no Jutsu]

Sebuah bola api sebesar mobil melesat keluar dari mulut orang itu, langsung menuju ke arah Naruto, tapi sebelum bola api itu sempat menyentuh tubuh Naruto, bola api itu lenyap tak berbekas. Sosok itu sedikit terkejut melihat anak ingusan yang ada didepannya masih dalam keadaan utuh tidak gosong seperti yang diharapkannya. 'hm, apa dia yang melakukannya? Apa dia sudah membangkitkannya? Atau ada orang lain yang membantunya? Oh. . . Ternyata begitu. . .'

sosok itu sekarang semakin melebarkan seringainnya, karena melihat Naruto yang sedang menatap tajam dirinya, matanya berubah dari biru cerah seperti langit menjadi ungu dengan pola lingkaran konsentris yang terlihat menakutkan.

'rinnegan? . . . tak kusangka dia bisa langsung mengaktifkan mata itu, apa kematian orang tuanya yang memicu kebangkitan rinnegan miliknya? Mungkin saja . . .'

sosok itu hanya mengendikkan bahu seolah kejadian ini tidaklah menarik baginya. Tapi, yang lebih penting orang itu tahu ia harus segera membunuh Naruto. Tapi, sebelum orang itu sempat menerjang Naruto, dia sudah terlebih dahulu terkurung dalam sebuah kubah yang terbuat dari tanah yang tiba-tiba mencuat dari lantai, "ayo cepat Naruto. . .!" ucap seseorang yang tiba-tiba datang dan menggendong Naruto lalu lenyap begitu saja, meninggalkan asap sebagai efek kepergiannya. Orang yang ingin membunuh Naruto tadi, yang telah keluar dari dalam kubah hanya mendecih jengkel, 'sial. . .aku kecolongan. Tapi, lihat saja Naruto, aku pasti membunuhmu, tapi kita hanya perlu menunggu, ketika waktu berpihak kepadaku. . . .' bersamaan dengan itu sosok itu terbang menembus langit-langit rumah.

'Dengan Naruto'

" LEPASKAN AKU . . . LEPAS . . . ! " teriak Naruto yang masih digendong " tenanglah Naruto. . . tenang . . ." setelah beberapa menit akhirnya Naruto sedikit tenang " tenanglah Naruto, yang bisa kita lakukan sekarang adalah tenang dan berfikir jernih, apa kau mau orang itu menemukan kita, dan membunuhmu . . . ?"
tidak sulit bagi Naruto mengenali siapa yang berbicara didepannya, seseorang yang ada dihadapannya sekarang adalah sensei dari ayah Naruto, dialah yang secara tidak langsung menginspirasi orang tuanya untuk memberikan nama Naruto , namanya adalah Jiraiya sang ninja legendaris yang menguasai Senjutsu atau menurut orang-orang kuno memanggilnya dengan sebutan Sage. Naruto masih terdiam untuk beberapa saat sampai dia menjawab dengan isakan yang masih terdengar jelas, "hiks, . .hiks. . .kenapa? kenapa orang itu membunuh orang tuaku? jika dia hanya ingin membunuhku? kenapa,. . . Kenapa. . . Kenapa tidak aku saja yang mati? KENAPA? " " Naruto. . .maafkan aku . . .maaf karena aku tidak sempat menyelamatkan kedua orang tuamu, maaf. . ." katanya dengan suara lirih " aku, aku seharusnya ada disana untuk melindungi orang tuamu dan untuk merayakan hari ulang tahunmu, seharusnya ini adalah hari yang membahagiakan untukmu bukannya hari untuk berduka cita, bersedih, ataupun merasakan lara. . . Sekali lagi Naruto maafkan aku. . ." "tidak apa. . . Jiji-chan, semuanya sudah terlanjur, kita tidak bisa memutar waktu yang sudah terlanjur bergulir, . ."
"sekarang . . .tidurlah Naruto, kau pasti lelah, besok aku akan menjelaskan semua yang terjadi. Sekarang beristirahatlah. . ." dan dengan itu Naruto terlelap,

*pagi harinya*

" Naruto. . . bangunlah ini sudah pagi,! Aku sudah menyiapkan makanan favoritmu, sebaiknya cepat dimakan sebelum dingin.! "
" sebentar jiji-chan. . ." ucap Naruto sambil mengucek-ucek matanya, sebenarnya Naruto sangat enggan untuk bangun, kejadian kemarin membuatnya sangat lelah, dan telah merusak mentalnya. Kehilangan kedua orang tuanya merupakan hal yang sangat sulit untuk diterima, tapi apa mau dikata nasi sudah menjadi bubur. Naruto harus tetap melangkah maju, kematian orang tuanya haruslah ia relakan, setiap manusia pastilah akan mati entah itu kapan, muda, remaja, dewasa, ataupun tua. Manusia ditakdirkan untuk menemui sang pencipta ketika waktunya tiba. Naruto melangkahkan kakinya menuju ruang makan yang terletak dibagian tengah rumah atau kita bisa menyebutnya sebuah gubuk. Gubuk itu sendiri terlihat sangatlah sederhana, dengan atap jerami dan perlengkapan seadanya, letaknya juga ada di tengah hutan dengan sebuah danau didepannya. Janganlah heran jika mereka sekarang akan tinggal digubuk itu, semuanya sudah diatur oleh Jiraiya agar Naruto bisa melupakan masa kelamnya, dan membujuknya untuk mau menjadi seorang ninja sama seperti dirinya. Naruto duduk didepan Jiraiya sambil memakan ramennya yang kelihatan masih hangat,

"Naru. . ."
ucapan Jiraiya tidak bisa terselesaikan karena Naruto sudah terlebih dahulu memotongnya " jiji-chan aku minta penjelasan tentang kejadian kemarin secara rinci, . . "
keheningan melanda mereka berdua, tapi keheningan itu terpecah ketika jiraiya berdehem mencairkan suasana " ehem. . .baiklah, . . tapi sebelum itu aku ingin menanyakan sesuatu padamu. . ."
"apa itu jiji-chan. . ."tanya Naruto dengan intonasi lemah " Naruto. . .apa kau sudah siap dengan semua kenyataan ini, apa kau siap jika suatu hari kau mendapat tantangan yang berat dan apa kau siap meninggalkan kehidupan normalmu, karena setelah ini tugas yang bisa dibilang amat sangat berat menantimu ?"
" jiji-chan kehidupanku sudah tidak normal sejak kemarin, . . . Apa kau lupa ? "
jawab Naruto dengan sedikit sweatdrop, " oh. . .benar juga, apa karena sudah tua, aku jadi pikun? Hahahaha. . . "
Naruto yang melihat ini hanya facepalm. ' dasar kakek tua ' "Naruto. . ." kali ini nadanya terdengar serius, mendengar ini Naruto juga ikut serius " Naruto, apa kau tahu ninja ? "
" apa maksudmu orang yang berpakaian serba hitam yang sering muncul secara tiba-tiba, seperti di Anime ? "
ucap Naruto dengan tampang polos "jadi itu deskripsimu mengenai Ninja , . .? Kau memang tidak salah sih, tapi juga tidak benar. Kalau begitu aku akan memulai saja. . . Dahulu . . Ada sebuah perang, perang antara Iblis, Malaikat, dan Malaikat yang jatuh, perang itu sendiri sudah terjadi selama lebih dari berabad-abad, memakan banyak sekali korban jiwa dari Iblis, Malikat, maupun Malaikat jatuh, . . . "
"apa man. . ."
"manusia tidak ikut Naruto . . . Karena ini pertarungan antara makhluk spiritual tapi, ada juga manusia yang turut berpartisipasi dalam perang ini, mereka mendapat berkah langsung dari tuhan, mendapat kekuatan yang bahkan potensinya bisa membunuh penciptanya sendiri, namanya adalah "SACRED GEAR" dan pada saat perang itu sudah mencapai puncaknya, datanglah seekor Naga yang lebih dikenal dengan nama 666(trihexa), sang Apocalyptic Beast, Emperor Beast of Apocalypse. Naga itu mengacau pada saat perang dan membunuh yondai Maou yang saat itu memimpin faksi Iblis, mengocar-acirkan faksi Malaikat jatuh hingga tinggal 4/8 dan memporak porandakan pasukan Malaikat , dan akhirnya ketiga faksi lebih memilih beraliansi untuk mengalahkan 666, tapi kekuatan dari 3 faksi masih kurang dari cukup untuk mengalahkan 666, dan katanya Trihexa hampir membunuh Tuhan dalam injil, disaat itulah dia muncul, seseorang yang mampu menguasai kelima elemen beserta sub elemen, mengendalikan alam, Mampu memanggil meteorit dari orbitnya, dan bahkan mengendalikan kehidupan dan kematian. Namanya adalah Ootsutsuki Hogoromo atau lebih kita kenal dengan sebutan Rikudou Sennin (Sage of The Six Path). Dia bertarung dengan Trihexa selama 6 hari 6 malam. Pertarungan keduanya sangatlah merusak, bumi terkoyak, daratan hancur, bahkan sampai menghancurkan sebuah Dimensi. Keduanya seimbang dalam kekuatan tapi Rikudou kalah dalam hal stamina. Dan pada saat-saat terakhir Rikudou Sennin menyegel Trihexa, dia menyegelnya dalam sebuah planet dan membawanya ke Dimensi lain. Setelah itu entitasnya tidak diketahui sama sekali, dia menghilang Lenyap begitu saja seperti yang legenda katakan.
Dia memiliki 2 anak, anak yang pertama mewarisi mata dan teknik Rikudou, dan yang kedua mewarisi tubuh dan kekuatan Rikudou. Dari kedua anak ini akhirnya lahirlah 2 buah klan, anak Rikudou pertama membentuk klan Uchiha, dan anak yang kedua membentuk klan Senju. Kedua klan itu tidak pernah akur Naruto, mereka selalu berbeda pemikiran dan pendapat, dan sampai sekarang mereka masih bermusuhan. Ramalan mengatakan bahwa " Akan ada seorang anak yang akan mengakhiri perang, menebarkan cahaya dan membawa kedamaian sejati, dia adalah murid dari seorang pertapa dari gunung myoboku, " dan aku yakin anak itu adalah kau Naruto, anak yang ditakdirkan membawa perdamaian didunia."

Naruto yang mendengarnya, terkejut bukan main " kenapa harus aku jiji-chan, kenapa tidak orang lain, dan kenapa orang tuaku harus dibunuh ?" Naruto bertanya pada Jiraiya dengan suara yang hampir terdengar menangis, " Naruto, sebenarnya ayahmu adalah keturunan dari klan Senju dan klan Namikaze, dan ibumu adalah keturunan dari klan Uzumaki dan Klan Uchiha. Jadi, jangan terkejut jika kau memang diincar oleh banyak orang, karena kekuatan dan garis keturunan yang ada pada dirimu. Dan Naruto biarkan aku memberitahukanmu satu hal, Aku sebenarnya sudah memimpikan perdamaian sejak masih kecil, asal kau tahu Naruto perang itu tidak menghasilkan apapun, kecuali penderitaan. Jadi Naruto, maukah kau menjadi muridku? Berlatih dibawah bimbinganku? Menerima semua yang aku ajarkan? Dan memenuhi takdirmu? "

" Baiklah jiji-chan, aku akan ikut bersamamu, jadi kumohon bimbinglah aku, dan latihlah aku agar menjadi kuat dan bisa melindungi orang-orang yang kusayangi, aku tidak ingin kejadian itu terulang kembali... BIMBINGLAH AKU JIJI . . ."

*kilas balik selesai*

Nah, itulah yang terjadi. Dan sekarang aku hampir menyelesaikan jurus, yang telah kukembangkan sendiri, tapi dengan bantuan pertapa-genit tentunya. Aku menyebut teknik ini sebagai "Hiraishin ( Flying Thunder God)" memadukan Fuuinjutsu (seni penyegelan) dengan teknik perpindahan Dimensi, dan menggunakan segel sebagai penanda. "apa kau tidak apa-apa Naruto? Teknik ini sepertinya sangatlah sulit untuk diselesaikan ?!"
tampaknya petapa-genit sangatlah mengkhawatirkanku hehehe, "tidak apa petapa-genit, tidak ada yang mustahil didunia ini, ! Aku hanya perlu bersemangat. . . YoshhhhHHHHAAAA"
teriakku dengan semangat walaupun tubuhku terasa remuk, akibat mencoba melakukan teknik ini.
"um, . . Naruto sebenarnya ada sesuatu yang ingin aku bicarakan, !" hah? Ucapannya terdengar serius, Ah! Aku tahu biasanya disaat seperti ini dia akan mengajariku teknik baru YyyyeeeeAAA "Apa itu jiji ? " kataku dengan penasaran "Aku ingin mengajarimu teknik baru, yaitu. . ." tuh kan benar, apa aku bilang.

". . .Senjutsu!"

*SELESAI*

Nah halo para pembaca sekalian, sebenarnya ide ini udah lama ada di fikiran, cuman malas aja buatnya, karena gag ada sumber dayanya, (leptop, modem, dll). Kalau kalian mau review yah silahkan, mau kasih saran monggo, mau flame tak tompo. Tapi kalau urusan Update ojo takok'no. Kayaknya bakalan lama karena ngetik cuman pakai hape, dan nge-Beta itu lama banget. . . Sumpeh deh.

Dah segitu aja sampai jumpa. :D