"A Lot Like Love"

.

.

By BaekbeeLu present

.

Main Cast : Sehun and Luhan

Other Cast : Find it by yourself

.

AU. Romance. Drama. Fluffy

T+ / M

Multichapter

.

Genderswith. Typo(s). DLDR !

Happy Reading !

..

Summary

Luhan punya suatu rahasia. Gadis itu menyamar menjadi dirinya yang lain hanya untuk mencari seseorang yang benar-benar tulus mencintainya. Hingga Ia di pertemukan dengan Oh Sehun.

Lelaki tampan penguasa perusahaan besar Korea yang tidak pernah lagi mengenal apa itu kata Cinta semenjak seseorang pergi meninggalkannya. Dan mereka pun terjebak dalam rasa ketertarikan, sama-sama menyembunyikan perasaan cinta dalam diam. Luhan punya Rahasia, dan Sehun punya cerita tersembunyi dalam dirinya.

Lantas bagaimana cerita dari kisah cinta keduanya? Akankah mereka menyerah pada perasaan masing-masing?

Luhan meraba sensual dada bidang berotot tegas yang berpeluh menggoda di depan wajahnya "Semuanya sungguh sempurna….." gumamnya. Sehun mencium daun telinganya intim "Semua milikmu sayang, apapun yang kau lihat dalam diriku adalah milikmu, begitu pun sebaliknya. Kau Ratuku, Luhan. Dan, hanya aku-lah satu-satunya Raja penguasa yang berhak di atas dirimu. Seutuhnya….." bisiknya seduktif.

..

..

..

..

..

PROLOG :

Aroma sup yang gurih menggiurkan menyeruak penuh ke seisi dapur. Kuah panasnya mendidih, mengeluarkan bunyi letup-letup menyenangkan yang menggoda lidah. Mengundang rasa lapar semakin tinggi dari aroma kaldu ayamnya. Beberapa sayur seperti wortel, kentang, kol, dan ayam yang telah di potong kecil-kecil itu di masukkan ke dalam panci. Semakin di aduk, hingga di diamkan beberapa saat sampai semuanya matang.

Selagi menunggu, Ia mempersiapkan meja makannya. Mengambil beberapa peralatan makan, piring, dan mangkuk besar untuk sup nya. Menyusun semuanya secantik mungkin disana.

Setelah selesai dengan mejanya, Ia kembali pada supnya lagi. Mengaduknya penuh kasih sayang, dan senyumnya tercetak dengan sangat cantik ketika lidahnya mencicipi rasa dari supnya. Sempurna.

Lalu saat Ia sedang asik menikmati sisa rasa gurih di lidahnya. Wanita itu berjengit kaget, dan memekik tertahan.

"Sehun…"

"Hmm, apa sayang?"

Lelaki yang di panggil Sehun itu hanya bergumam malas dan menjawab dengan suara seraknya yang khas, ekspresi kantuk masih setia menggelayuti di wajah tampannya. Matanya masih terpejam, lengan kekarnya memeluk pinggang mungil itu dengan mesra. Ia membenamkan wajahnya di celuk leher wanitanya yang mengguarkan aroma mawar polos yang manis.

"Oh Sehun mulutmu! Hentikan….." sang wanita memejamkan matanya erat. Ia mengerang tertahan. Ciuman basah yang di daratkan pada celuk lehernya, membuatnya geli setengah mati.

Tak peduli dengan bentuk protes wanitanya, lelaki itu terus memberikan kecupan-kecupan basah pada leher jenjang yang begitu disukainya. Menyalurkan gelenyar nikmat dan panas. Sehun tidak bisa berhenti. Oh, aroma mawar ini membuatnya mabuk hingga gila!

Namun, kecupan itu tidak berlangsung lama. Setelahnya Ia memekik, karena permukaan kulit tangannya yang dirasa perih. Cubitan kecil yang manis sebagai ucapan selamat paginya.

"Lu kenapa kau menyubitku? Ini sakit, sayang"

"Salahmu sendiri! Sudahlah jangan menggangguku. Aku sedang sibuk menyiapkan makanan untuk sarapan kita"

Tapi, Sehun tetaplah Sehun. Lelaki keras kepala yang tidak peduli, Ia hanya melakukan apapun yang disukainya. Termasuk menggoda sang istri yang tengah sibuk dengan kewajibannya di dapur.

Lelaki itu memeluknya lagi. Kali ini dagunya Ia daratkan di pundak wanitanya.

"Kau main meninggalkanku setelah apa yang kita lakukan semalam? Bahkan tidak memberiku morning kiss? Dan tidak mengajakku mandi bersamamu? Kau istri yang nakal, nyonya Oh Luhan. Kau tahu itu" gumamnya menggerutu. Sehun menggerakkan tubuh Luhan ringan.

Luhan mematikan kompornya, dan mendengus malas.

"Aku tidak ingin membangunkanmu karena aku tahu seberapa lelahnya kau semalam. Untung saja tubuh istrimu ini tidak remuk, Oh Sehun. Kalau tidak bagaimana aku bisa membuatkan kalian makanan, hm? Anak-anakmu bisa kelaparan. Kau terlalu liar" ucapnya ketus namun sebenarnya sedang menahan semburat rona merah jahil di wajahnya akibat penuturan suaminya.

Oh, Luhan menjadi semakin salah tingkah ketika menyadari bahwa ucapannya barusan sedikit nakal.

Smirk mematikan muncul. Sehun mengecup daun telinga Luhan intim "Bukan permainanku yang liar, sayang. Kau yang terlalu menggoda hingga aku tidak bisa menahan seluruh gairahku. Morning sexs sepertinya menyenangkan, bagaimana?" bisiknya seduktif

"Jangan lagi, Sehun! Ingat kau punya dua anak yang masih di bawah umur!" Luhan mulai resah, sebenarnya libidonya mulai terangsang.

"Se-sehun…."

"Anak-anak masih tidur, sayang. Sebentar saja" bibir itu mulai menjalankan aksinya. Mengecup rahang sang istri intim, sesekali lidahnya bergerak basah disana.

Luhan mencengkam erat meja kompor yang menjadi penyanggah kekuatannya di saat seluruh syarafnya mulai melemas karena ulah suaminya yang kurang ajar dan sialnya lagi Luhan menyukainya.

Percikan api cinta yang meletup-letup

Sehun memeluk pinggang Luhan semakin erat ketika merasa tubuh istrinya mulai melemas dan menyerah akan sentuhan basahnya. Sehun menyeringai tampan dan membalik tubuh Luhan ringan. Menyanggah punggung istrinya pada sandaran meja, dengan bibir tipisnya yang menyambut bibir ranum Luhan yang manis.

Memberikan Luhan lumatan-lumatan kecil hingga berujung liar dan panas. Mereka saling membelit, menyalurkan kenikmatan yang basah hingga menciptakan kilauan bening benang saliva yang tertukar. Dagu runcing Luhan jatuh lebih banyak.

Luhan mendesah pelan, Ia menepuk-nepuk bahu Sehun keras pertanda Ia butuh oksigen untuk kelangsungan hidupnya.

Sedikit tidak rela, Sehun melepaskannya namun wajahnya masih disana. Melihat kedalam mata rusa sang istri yang sudah berubah sayu dan menyerah. Sehun mengelus pipi Luhan sayang, dan mengecup bibirnya sekilas.

"Kita lanjutkan di kamar mandi, sayang?" lirihnya.

Luhan tidak tahu lagi dimana pikiran rasionalnya berada. Di satu sisi Ia memikirkan tujuan awalnya di dapur. Membuat makanan untuk keluarga kecil mereka, tapi dasar otak mesum suaminya yang tidak bisa di kontrol. Luhan menyerah pada nalurinya yang selalu haus akan sentuhan panas dari Sehun. Dan, Ia tidak pernah bisa punya alasan untuk menolak.

Luhan mengangguk kecil, meletakkan kepalanya dalam dada bidang suaminya. Lengannya memeluk lemah, dan Sehun tahu Ia harus menggendong istrinya yang sudah tidak punya lagi kekuatan di saat alam bawah sadarnya sudah mulai lenyap dan menggelap.

Tapi….

Semua api gairah yang menyala itu padam dalam sekejap. Ketika sebuah suara melengking imut menggema ke seluruh sisi ruangan. Dan, Sehun harus bersabar dengan berakhir mengurus seluruh gairahnya sendiri dalam kamar mandi.

"MAMA ~ "

Si kecil di keluarga Oh merengek

Luhan mengerjap matanya polos, dan meringis lebar pada suaminya. Membelai rahang tegas lelakinya lembut dengan sentuhan jemari lentiknya.

"Sudah kuingatkan kalau kita punya anak kan, Sehun Papa. Simpan gairahmu sampai nanti malam, sayang. Malaikat kecil kita lebih berarti sekarang" katanya ringan dan berlalu dengan santai.

Meninggalkan Sehun yang menghela nafas kecewa dengan menelan pahit semua mimpi indah paginya yang hampir nyata.

.

.

.

.

Malaikat terkecil saat ini di keluarga Oh. Anak perempuan manis yang baru saja genap berumur tiga tahun beberapa hari lalu. Wajahnya cantik dan menggemaskan. Memiliki pembawaan polos yang cerewet dengan sepasang mata rusa juga hidungnya yang bangir, titisan dari sang Ibu Xi Luhan. Tapi, Ia punya bibir tipis menawan dengan senyuman manis yang sama persis seperti sang Ayah Oh Sehun.

Oh Yujie, anak kedua dari pasangan fenomenal Oh Sehun dan Xi Luhan.

Sedangkan si sulung, atau lebih tepatnya anak tertua dari mereka sekarang sudah berumur lima tahun. Anak laki-laki tampan yang hampir dari seluruh kepribadiannya mencetak jelas sang Ayah. Raut datar, sorot mata yang tajam, namun kebaikan dan kehangatan hatinya jelas sekali menurun dari sang Ibu.

Oh Haowen, anak pertama sekaligus penerus utama dari keluarga Oh yang baru.

. . .

Sebenarnya tidak ada yang berbeda dalam suasana kehangatan di keluarga Oh. Setiap hari di dalam mansion besar yang hampir menyerupai istana itu selalu penuh dengan beragam cerita menyenangkan. Suara decak tawa, rengekkan menggemaskan, atau pun keributan yang di lakukan kedua malaikat kecil itu yang membuat kedua orangtuanya pusing kepala.

Salah satunya cerita yang dibuat pada hari ini. Dimana sang Ayah yang terus gencar mengikuti kemana sang Ibu pergi. Mengekor bagai anak ayam yang baru menetas dan akan selalu berada di belakang induknya kemana pun itu.

Sehun memang menuntaskan sendiri gairahnya, ketika Luhan mengabaikan kewajibannya sebagai istri untuk melayani suami dan memilih mengurus bayi berumur tiga tahun mereka yang terbangun dengan wajah sembab air mata dan popok penuh.

Tapi, tetap saja lelaki dewasa itu tidak menyerah. Sehun mengikuti kemana pun Luhan pergi, hingga kerap kali mengundang decak kesal dari Luhan namun Sehun sangat acuh. Mengabaikan semuanya.

Sesungguhnya ada yang sedang cemburu saat ini. Seseorang melipat kedua tangan mungilnya di depan dada dengan wajah tertekuk kesal dan bibir mengerucut imut. Sangat menggemaskan!

"PAPA!" teriaknya menggema keras hingga sedikit membuat sang Ayah dan Ibu yang berada di dapur berjengit kaget.

Yujie berjalan cepat dengan langkah mungilnya yang menghentak-hentak keras lantai keramik, kedua tangannya mengepal erat di kedua sisi tubuhnya. Mata rusanya memincing tajam melihat sang Ayah yang berdiri di samping Ibunya.

Sehun berjongkok, merentangkan kedua tangannya dan memasang senyum tampan "Ah, princess rindu Papa? Sini sayang berikan Papa satu kecupan" Sehun mencondongkan pipinya senang ketika Yujie mulai dekat.

Tapi, gadis kecil itu memalingkan wajah kesal dan lebih memilih mendekati Luhan. Yujie memeluk lutut Luhan dan mengadahkan kepala memasang wajah memohon yang sangat imut "Mama gendong" rengeknya.

Sehun memberengut dan berdiri "Princess tidak ingin memeluk Papa? Kenapa jadi memilih Mama?" dengan gaya merajuk yang membuat Luhan menahan tawa karena geli.

Luhan mengusap rambut panjang putrinya sayang dan mengecup dahinya "Ada apa sayang? Kenapa wajah cantik princess jadi marah seperti ini hm?"

"Mama tidak boleh dekat-dekat dengan Papa!" katanya dengan mata rusa memohon ke arah Luhan dan telunjuk yang mengarah pada Sehun

Sehun mengerenyit dan Luhan bertanya "Kenapa begitu sayang? Kenapa tidak boleh?"

"Kalena Papa mengambil Mama dali Yujie! Yujie tidak suka, dali tadi Papa telus-telusan mendekati Mama. Mama punya Yujiekan?"

"Hei, Mama kan punya Papa juga, Princess" sela Sehun cepat.

Yujie memberengut dan menatap Ayahnya tajam. Tangan mungilnya semakin memeluk Luhan erat. Seolah takut bila saja sang Ayah merebut sang Ibu darinya "Aish, aniyeo! Papa kan punya Halmoni. Mama punyanya Yujie sama Haowen-oppa, benalkan Mama?" dan berbalik menatap Luhan lagi penuh harap.

Luhan tidak bisa lagi menahan tawanya, begitu pula Sehun. Sepasang suami istri itu kompak tertawa gemas setelah mendengar penuturan cemburu dari putri terkecil mereka.

Yujie melihat kedua orangtuanya secara bergantian. Matanya langsung berkaca-kaca dengan bibir berkedut menahan tangis. Hingga akhirnya tangisnya pun kembali menggema.

"HUWEEE ~ "

Sehun mengambil alih Yujie dari gendongan Luhan. Meskipun gadis kecil mereka itu memberontak dalam dekapannya, tetap saja pada kenyataannya hanya pelukan Sehun-lah yang sangat ampuh untuk meredakan tangis gadis kecil itu dalam waktu cepat.

Sehun mencium kedua mata rusa putrinya bergantian dan menghapus jejak air matanya lembut "Aigoo, anak Papa ini cemburu hm? Bagaimana kalau kita main ayunan di taman belakang, princess mau?"

Yujie memalingkan wajahnya kesal dan menyembunyikan wajahnya di celuk leher sang Ayah. Namun, Sehun tidak menyerah untuk membujuk putri kesayangannya itu "Masih marah ya? Nanti Papa belikan boneka hellokitty yang baru. Yang lebih besar dari yang kemarin, bagaimana princess?" katanya sembari mengelus rambut putrinya sayang.

Yujie menggeliat ringan dan menatap Sehun dengan mata sembabnya yang cantik. Bibirnya masih mengerucut imut "Benalkah? Boneka hellokitty balu yang lebih besal?"

Sehun tersenyum manis dan mengangguk. Ia mencium kedua pipi gembil itu bergantian dan menunjukkan jari kelingkingnya di depan Yujie "Iya, sayang. Papa janji, tapi princess harus memaafkan Papa dulu"

Yujie tersenyum senang dengan mata rusanya yang berpancar bening penuh kebahagiaan. Ia mengaitkan jemari kelingking mungilnya pada jemari sang Ayah "Plincess, sayang Papa! " ucapnya riang lalu mencium semua wajah Sehun hingga menimbulkan kekehan geli dari lelaki itu. Sehun mulai berjalan ke arah taman belakang meninggalkan dapur, menyisakan Luhan yang tersenyum haru dan selalu mengucap penuh syukur pada Tuhan untuk kelimpahan kebahagian bagi keluarga kecilnya.

Luhan melanjutkan kembali aksi bersih-bersihnya dengan tenang. Setelah selesai, Ia berniat menyusul Sehun dan Yujie di taman belakang sembari membawa beberapa cemilan kue-kue coklat yang di buatnya sendiri juga sekotak tinggi jus jeruk. Namun, niatnya urung ketika melihat putra sulung mereka belum juga menampakkan diri sesudah sarapan tadi pagi.

Luhan meletakkan nampan penuh cemilannya di atas meja makan, Ia mengedarkan pandangan ke segala sudut rumah. Hanya keheningan yang di dapatinya.

Mungkin dikamar gumam Luhan.

Wanita itu berjalan menaiki beberapa anak tangga di sebelah barat. Lantai dua tepatnya dimana kamar Haowen berada. Luhan meraih knop pintu itu pelan, memutarnya dan sedikit mendorong pintu yang di dominasi dengan warna langit biru itu.

Ia menyembulkan kepalanya sedikit, dan bisa di lihatnya bahwa anak pertamanya itu sedang berdiri pada balkon kamar sembari fokus melihat ke bawah. Luhan berjalan pelan dan mengikuti arah pandang putranya.

Ternyata Haowen sedang asik melihat sang Ayah yang mendorong ayunan untuk adik kecilnya dan mereka tertawa sangat ceria.

"Haowen…." Ucap Luhan pelan dan menepuk bahu putranya lembut.

Haowen berjengit kaget, dan berbalik. Ia terlalu asik melamun sehingga tidak menyadari keberadaan sang Ibu. Anak lelaki itu langsung memeluk Ibunya erat hingga menimbulkan raut kebingungan dari Ibunya.

"Ada apa sayang? Kau sakit?"

Haowen menggeleng pelan dan menatap Luhan "Tidak, Haowen hanya ingin bersama Mama. Habis dari tadi Papa menempel terus dengan Mama, Haowen kan sebel" adunya menggemaskan.

Wanita itu berdecak geli dan terkekeh ringan "Ya ampun, ternyata Haowen juga cemburu dengan Papa hm? Jadi hari ini semua anak Mama sedang merajuk, begitu?"

"Papa selalu menempel pada Mama 'sih ! Hampir setiap hari selalu begitu. Apa itu karena Papa sangat mencintai dan menyayangi Mama?" celoteh Haowen polos.

Luhan tersenyum penuh arti dan membelai wajah Haowen sayang. Ia membawa putranya itu duduk pada sebuah ayunan yang berbentuk setengah lingkaran dengan lilitan rotan putih yang mengerat ketat beralaskan bantal berbusa empuk. Memang sengaja di sediakan untuk sekedar bersantai pada balkon kamar.

Luhan mendudukkan Haowen pada pangkuannya. Ibu dan anak itu saling memandang satu sama lain.

"Menurut Haowen apa Papa sangat mencintai dan menyayangi Mama?"

Anak laki-laki itu mengangguk yakin "Eung. Haowen yakin sekali, bahkan Papa terlihat lebih manja dari pada Yujie kepada Mama. Papa pasti sangat sayang dan cinta sekali dengan Mama kan? Bahkan Haowen pernah melihat Papa menangis sambil memeluk Mama, padahal Mama kan tidak sedang sakit" celoteh Haowen lagi.

Luhan menarik nafas dalam, senyuman penuh arti masih tersemat apik di wajah cantiknya "Tentu, sayang. Semua itu benar, Mama pun sama halnya yang juga mencintai dan menyayangi Papamu. Jika tidak, mana mungkin Haowen dan Yujie lahir ke dunia ini bukan?"

"Tapi, mengapa Papa selalu menangis setiap malam sambil memeluk Mama erat? Apa Mama marah dengan Papa makanya Papa menangis?"

Surai hitam legam putranya, Luhan elus penuh cinta "Tidak, sayang. Mama tidak pernah marah dengan Papa. Ada alasan khusus mengapa Papa terkadang suka menangis ketika memeluk Mama, itu cerita lama sebelum Haowen lahir. Lama sekali…"

Haowen menatap Luhan penuh rasa penasaran "Benarkah? Apa itu kisah cinta Mama dan Papa dulu? Apa boleh Haowen tahu?"

"Haowen sungguh ingin tahu?"

Anak laki-laki itu mengangguk semangat dengan senyuman cerah di wajahnya. Ia memeluk Ibunya lagi dengan erat "Ceritakan, Mama. Ayo ceritakan! Haowen ingin mendengarnya" desak Haowen sangat penasaran.

Luhan menerawang matanya ke bawah, tepat seutuhnya berada pada Sehun yang saat ini sedang melihat ke arahnya sembari melambaikan tangan ceria. Luhan tersenyum manis lalu beralih lagi kepada Haowen. Ia membalikkan tubuh mungil putranya itu pelan sehingga Luhan bisa memeluknya dari belakang.

"Baiklah, Mama akan bercerita. Haowen harus mendengarkannya dengan benar, jangan menyela selama Mama bercerita. Arraseo?"

"Arraseo, Mama"

Luhan menempatkan dagu runcingnya pada puncuk kepala Haowen. Wanita itu memandang penuh pada hamparan luas langit yang berada di depannya. Di penuhi dengan banyaknya gumpalan putih lembut berbentuk aneh yang berarak bebas mengikuti arah angin. Luhan tidak yakin Ia harus menceritakan semuanya, sesungguhnya kisah cintanya dengan Sehun mungkin tidak terlalu rumit. Hanya terkadang ada beberapa kejadian masa lalu yang cukup pahit, dan hal itu masih teringat jelas dalam pikiran wanita cantik beranak dua itu.

Tidak semuanya yang akan Luhan ceritakan kepada Haowen, hanya beberapa kenangan manis mereka. Dan dengan mudahnya, pikiran alam bawah sadarnya mulai berlabuh kembali pada kenangan masa lalunya dengan Sehun.

Luhan menarik nafas panjang dan semakin memeluk Haowen erat. Ia siap, untuk memulai mengingat kembali kisah cintanya dulu.

..

..

..

"Cerita ini dimulai sejak Mama berumur 22 tahun, sayang. Sebenarnya, waktu itu…."

..

..

..

..

..

Beberapa Tahun Silam sebelum Haowen dan Yujie dilahirkan…..

Cerita awal dari kisah cinta Luhan dan Sehun…..

.

.

.

.

.

.

.

.

Prolog End

..

..

To Be Countinue


27 Desember 2016


Annyeong Chingudeul

.

BERIKAN SELAMAT PENUH DESAHAN UNTUK NEW FANFICTION INI READERS-NIM! *TERIAKPAKETOA*

.

Maksud Nad, berikan sambutan hangat kalian mengenai karya terbaruku ini ^^

Nad, akan membawa kalian semua pada masa lalu kisah cinta HunHan. Ceritanya Luhan lagi mendongeng buat Haowen –putranya-

Terinspirasi dari lagu Baek Ah Yeon – A Lot Like Love, sungguh arti dari lagunya membuat Nad tersentuh dan bersemu merah kekeke

.

Jadi, Seberapa banyak tanggapan kalian? Give me your REVIEW pleaseuuuuu *ketcupbasah*

.

Oh ya, Merry Christmas and Happy New Year For 2K17 ^^

*buat yang merayakan*

.

Gumawo Saranghaeyo

.

WE REALLY LOVE HUNHAN, ALWAYS.