A/N : Ciaossu :3 Fanfic originalnya bahasa inggris, yang saya terjemahkan dengan banyak bantuan Lui :D Soalnya...beneran, ini fanfic angst terindah(?) yang pernah saya baca ORZ;; Jadi ingin terjemahin ke Indo asdsdfsadfl siapa tahu ada yang belum baca versi inggrisnya, baca yang ini saja XDDbd
Jaa... Selamat Baca XD
.
.
.
.
Membenamkan wajahnya ke pelukan hangat, ia dapat mendengar napas tersengal dari ayahnya. Derap langkah kaki dan bisikan samar dari lelaki yang tengah menggendongnya sambil berlari itu menggema di telinganya. Langkah terasa semakin cepat, sampai kemudian berbelok ke gang kecil, jauh dari jalan raya. Layaknya sedang berada di labirin, ia dibawa berlari ke arah lain ketika menemui jalan buntu. Tidak terlalu mengerti apa yang tengah terjadi, anak lelaki itu menguatkan cengkramannya pada kemeja ayahnya, ia membenamkan kepala lebih dalam ke pakaian hitam sang ayah, membuat kusut dasi mantan prefek itu.
Mendadak, ia merasakan benturan ke kerasnya tanah di bawah, tangan yang melindunginya masih melingkar erat di sekeliling tubuhnya. Memberanikan diri untuk melihat ke atas, anak lelaki dengan rambut hitam yang sama pekatnya dengan milik lelaki yang mendekapnya itu menemukan dirinya memandangi beberapa orang, semuanya menggunakan pakaian serba hitam. Membawa lambang yang sama seperti ayahnya; lambang Vongola.
Ia tidak akan mencoba menenangkan dirinya jika bukan karena fakta bahwa ayahnya terkapar di tanah, kehabisan napas. Dan orang-orang yang mengelilinginya itu membawa pistol hitam, siap untuk menarik pelatuk. Menatap ke wajah yang tidak ia kenal, anak lelaki itu mendekap erat dada ayahnya—bagian tubuh yang melindunginya. Ia tidak sanggup bertanya kenapa sejak awal mereka berada pada situasi seperti ini.
"Vongola Cloud Guardian Decimo, ini adalah perintah langsung dari atasan tertinggi. Dimohon untuk tidak membela diri. Apa kau punya kata-kata terakhir?"
Suara gelap yang serius terujar dari salah satu orang di antara mereka.
Perlahan berdiri, Cloud Guardian itu menyembunyikan anak lelaki tersebut di belakangnya, membuat anak itu menghadap ke dinding jalan buntu gang kecil di mana mereka berada.
Hibari Kyouya menajamkan kedua mata. Sepasang tonfanya menggantung bebas di pinggang; tak tersentuh. "Hanya aku saja?" Suaranya masih tetap tenang namun penuh kewaspadaan.
Keheningan menyelimuti sekitar. Tidak ada pergerakan, dikarenakan nada suara dari lelaki yang memegang Cloud Ring itu serius dan berbahaya. Para anggota Vongola yang mengerumuni guardian terkuat dari Decimo itu merasakan tekanan yang memuncak. Bukan hal yang mudah untuk berada di hadapan pria yang keberadaannya luar biasa itu.
"Oh, tentu saja. Lagipula, pimpinan tertinggi Vongola yang memerintahkan ini, kami hanya mengikuti perintah, kau seharusnya mengetahui hal ini dengan baik, Cloud Guardian Vongola." Ragu untuk melanjutkan, dengan nada segan ia berbisik, "Anak lelaki itu, sayangnya tidak akan ikut denganmu sekarang."
Memicingkan matanya lebih tajam, Cloud Guardian itu berbalik, menghadap ke anak lelaki yang memiliki warna rambut yang sama dengannya. Ia merangkul pelan anak itu, seakan yang dipeluknya adalah benda rapuh. Hibari Kyouya berbisik lembut pada telinga anak itu, suaranya menggambarkan rasa sakit dan kesedihan yang ia emban. "Jaga Hibird untukku." Pelukannya menguat ketika ia melanjutkan, "Jika ia bertanya, beritahukan padanya, maafkan aku, untuk segalanya."
Tidak mengerti apa yang terjadi atau apa yang akan terjadi, anak lelaki itu mengangguk, berpegangan erat pada baju ayahnya, seperti ia tidak akan punya kesempatan untuk melakukan itu lagi.
Dan anak itu kemudian akan mengingat kejadian—yang membuatnya trauma—ini sepanjang hidupnya.
Bayangan menutupi semua wajah pemegang pistol dari anggota Vongola, diiringi terbenamnya matahari. Anak lelaki dengan rambut hitam yang sama pekat dengan Cloud Guardian itu dapat mengingat cairan hangat mengucur di tangan ketika pendengarannya ditulikan oleh suara tembakan.
Ia tidak bisa mengingat ekspresi ayahnya ketika ia terpisahkan dari kehangatan yang sebelumnya menyelimutinya; hanya mengingat cairan merah yang perlahan merembes muncul dari pakaian hitam, mengalir seraya sang ayah menjatuhkan tubuhnya pada anaknya, menghalangi penglihatan sang anak. Wajah pucat anak itu tertutupi dari pemandangan sekitar. Dan suara tembakan pun berhenti saat matahari tak tampak lagi.
Darah.
Tak heran, anak lelaki itu juga rubuh, pingsan karena syok. Tangannya berlumur warna merah dari darah milik ayahnya ketika ia mulai kehilangan kesadarannya. Samar-samar terdengar tawa puas di sekelilingnya, tapi anak itu tidak dapat mencerna apa yang terjadi di sekitar.
.
.
.
- Chapter 1 : Blood Stained Memories -
Original Story by Citrus Sunscreen
Translated by hibalicious and Rokudo Renna
Disclaimer KHR (c) Amano Akira. Let Me Leave Three Words Behind (c) Citrus Sunscreen
Beware of OOC, Yaoi, M-Preg, OC, Chara Death
.
.
.
Membuka matanya, pemuda itu bangkit dari kasur, memandang kosong ke cermin, pada sepasang mata biru kelabu yang memandang balik padanya. Rambut hitamnya berantakan seperti biasa. Mengepalkan tangan, pemuda itu melangkah menuju kamar mandi. Ia mendekatkan tangannya pada air yang terasa sedingin es, bermaksud membersihkan darah yang faktanya tidak berada di sana. Ini sudah seperti kegiatan rutin baginya, tersadar dari ingatan yang tidak menyenangkan hanya untuk mendapati refleksi dirinya menatap balik pada sepasang mata penuh kebencian, dan tangannya yang masih berlumur darah milik ayahnya.
Mengutuk, pemuda itu memakai seragam Namimori dengan tergesa-gesa, dan mencoba untuk merapikan rambut-yang-tak-bisa-rapi miliknya—walaupun tak berhasil. Menyambut Hibird dengan selamat pagi, pemuda itu keluar terburu-buru dari apartemen yang hanya memiliki satu ruangan itu.
Tidak butuh waktu lama untuk menyadari bahwa dirinya diikuti lagi. Seperti biasanya, pemuda itu tidak melihat ke belakang, tidak mempedulikan beberapa orang yang mengikutinya. Ia tahu mereka adalah mafia dari Keluarga yang sama dengan ayahnya, tapi masih tidak ada alasan baginya untuk berkomunikasi dengan mereka.
Melangkah cepat ke sekolah dengan Hibird di pundak, pemuda itu menyadari bahwa dirinya tidak ingin memikirkan hal-hal seperti; Keluarga yang saling membunuh anggotanya sendiri. Ia tidak ingin memikirkan tentang hal yang menguras pikirannya itu. Cairan hangat yang mengalir di tangannya sore itu, tangannya yang berlumur merah darah, dan seorang ayah yang tidak pernah ia lihat lagi. Ia berusaha meyakinkan dirinya untuk tidak mengingat segala ingatan di masa lalu itu. Tapi mau bagaimanapun, mengingat atau tidak mengingat, hal itu semakin lama membawanya ke ingatan masa kecilnya itu.
Kenangan berdarah itu.
Berhasil sampai sebelum gerbang sekolah ditutup, remaja lelaki itu sampai dengan terengah-engah. Napas tersengalnya pendek dan terasa sakit, efek dari berlarinya. Berjalan terhuyung ke halaman sekolah, pemuda itu terlambat masuk kelas. Guru yang tengah mengajar itu memandang sekilas padanya sebelum kembali meneruskan mengajar, mengabaikannya. Pemuda itu kemudian membaringkan kepalanya di atas meja, tidur, melewati kelas pagi. Salah satu rutinitas yang ia lakukan setiap hari.
- oOo -
Di sebuah ruangan yang dihiasi oleh artefak curian dan tembok yang dipahat dengan pahatan bergambar beberapa dewa dari etnik beragam, di sana berdiri beberapa orang, memperhatikan seksama ketuanya.
Tangan pucat itu menepuk pelan kakinya, seperti sedang berpikir keras. Kepalanya ditopang dengan tangan yang satunya. Kaki menghentak pelan ke lantai, mengisi kesunyian di ruangan itu.
"Apakah sudah waktunya untuk mengenalkan ia pada Keluarga di mana ia bertaut?"
Tidak ada satu kata pun terucap, setiap orang di sana tahu—jauh di dalam lubuk hati mereka—jawabannya. Karena tidak ada yang menginginkan rusaknya mood Sang Decimo lagi, tak satu Guardian pun yang bicara; tetap berdiri disana, menunggu sang ketua untuk melanjutkan.
Yah—memang, tidak heran keheningan terasa mencekam dan menyelimuti para Guardian Vongola itu. Setiap orang memiliki pikiran dan pendapat masing-masing tentang anak lelaki yang ditinggalkan oleh Cloud Guardian yang terlupakan.
Bunyi detiknya jam perlahan-lahan muncul, bunyi jam yang berulang-ulang mengeluarkan suara 'tik tok tik tok' terus memberikan irama kepada suasana yang ada, memberikan para pemegang cincin gangguan dan peringatan, bahwa tidak peduli berapa lama mereka berpikir, jumlah waktu yang sama akan terus berlalu. Waktu yang sangat berharga.
Tidak tahan berada di atmosfir yang berat itu, Mist Guardian wanita Vongola melangkah maju sebelum berbicara pelan. "Kita harus mengizinkan ia bergabung. Kita semua tau ia akan mengetahui tentang kita, dan lagi, ia—"
Gadis itu berhenti, takut untuk melanjutkan kalimatnya ketika Mukuro memasuki ruangan. Teratainya bermekaran di setiap sudut dan ujung ruangan megah itu.
Tsuna menatap kedatangannya dan tersenyum ke arah pintu yang terbuka, menyambutnya dengan hangat. Mendengus, Gokudera memalingkan mukanya. Ia terbiasa dengan sambutan yang berlebihan itu, begitupula yang lainnya. Bagaimanapun, mereka sudah bersama selama bertahun-tahun.
"Aku mempunyai permintaan, Sawada Tsunayoshi." pinta Mist Guardian yang satunya lagi itu.
Merasa hawa dingin menjalar ke tulang punggungnya, anak dari Cloud Guardian Vongola itu tiba-tiba berdiri, wajahnya pucat dan sedikit gemetaran, anak laki-laki itu berlari ke luar kelas tanpa pikiran lain, berhenti di tengah koridor untuk menangkap napasnya sambil mengutuk atas kurangya keterampilan atletik dirinya. Dia bisa mendengar pembicaraan dari ruang kelasnya saat ia terus berjalan melintasi koridor, menuju ke atap, kata-kata terakhir ayahnya terngiang-ngiang di kepalanya.
Rasanya seperti, seseorang, seseorang sedang memanggil, memanggil dirinya.
- Tsuzuku -
Yak, seperti yang sudah ditulis di atas, ini adalah fanfic LMLTWB versi Indonesia yang diterjemahkan ke Indonesia :3
Iya, di sini ada OC. Tapi tenang aja, bukan OC buat dipair sama canon :3 OC di sini adalah hasil kawin(?) canon x canon, jadi tenang saja 8Dbd
Yang belum baca versi inggrisnya, silahkan ikuti yang ini XD Mungkin karena malas baca fanfic bahasa luar yang chapternya panjang? OuOd
Yang sudah juga ayo baca lagi. Mwahaha *ditimpuk*
Jaa-Karena tugas saya hanya menterjemahkan, mungkin akan sering diupdate :3
Saa-Review, Milady? XD
v
v
v
