FF JunHyeong / YunJun pertama dari Yuta. Terinspirasi dari Drama Thailand SOTUS. Dan juga dari Request Reader yang suka sama Couple iKON ini.

Enjoy!

.

.

.


-oOo- UNDER THE LIGHT -oOo-


.

.

.

PROLOG

Bagaimana jika kau menemukan sesuatu pada seseorang yang tak pernah kau kenal sebelumnya? Sesuatu yang kau yakini akan membawamu pada sebuah kehidupan yang indah. Bahkan lebih dari itu, sangat indah. Hingga kau merasakan tak membutuhkan apapun lagi di Dunia ini selain dirinya.

Dirinya? Ya, seseorang yang nyatanya telah memasuki ruang hatimu melalui celah kecil yang masih berusaha kau tutupi. Anehnya, ia berhasil. Ia berhasil melewati celah kecil itu sehingga ia dapat singgah di hatimu dalam waktu yang cukup lama.

Kau nyaman akan keberadaannya dan jika sedetik saja ia lepas dari pandanganmu, kau akan sangat mengkhawatirkannya. Melihatnya bersama seorang lain, kau akan meremas kedua tanganmu sendiri sekencang-kencangnya dan bertingkah seperti anak kecil.

Namun...

Baik dirimu atau dia, tak ada yang berani untuk mengungkapkan perasaan itu.

Hubungan kalian terganjal hanya karena sebuah status. Lalu, akankah kau membiarkan semua hal ini berjalan dengan datar seiring waktu?

Hey, kau harus bertindak cepat!

Atau kau akan kehilangan segala anganmu.

Junhoe menyunggingkan senyumannya setelah membaca sebuah buku yang baru saja ia pinjam di Perpustakaan Sekolah barunya. Kini ia berjalan kaki kembali menuju ke Kelasnya yang berada di Lantai bawah, karena mengingat dirinya yang baru duduk di tingkat 1.

Semuanya berawal ketika Junhoe -atau yang memiliki nama lengkap Koo Junhoe- baru saja menginjakkan sepasang kaki tingginya di salah satu Sekolah yang akan menjadi tempat baginya menjalani kehidupan di usia 16 hingga 18 tahun.

Ia memiliki alasan kenapa memilih Sekolah ini. Selain jaraknya dekat dengan Rumahnya, Sekolah ini pun adalah salah satu Sekolah yang menjadi dambaan para pelajar khususnya yang berusia sama sepertinya.

Ia terbilang cukup beruntung karena sebagian besar siswa di sini memiliki otak di atas rata-rata. Kalian tahu maksudnya bukan? Yeah, Junhoe memang tak terlalu pintar. Tapi entah kenapa ia lolos dari Tes Jurusan dan berhasil Sekolah di sini. Anggap saja, ia adalah orang yang beruntung. Atau mungkin... takdir?

"Hey! Kau! Apa kau ingin menjadi bintang Model? Kenapa kau mewarnai rambutmu begitu terang?"

Sepasang kaki panjang milik Junhoe berhenti melangkah. Ia melihat ke arah salah seorang Anggota OSIS yang tengah menegur siswa baru yang berjalan melewatinya. Tak heran, Anggota OSIS di Sekolah ini sangat disiplin akan peraturan. Jadi, siapapun siswa yang melanggar aturan, maka akan ditegur dan diberi surat peringatan.

Huft, untung saja Sunbae yang satu ini berwajah manis. Atau jika tidak, demi Tuhan ia akan meninju wajah Sunbae yang sering marah-marah itu.

Eh? Tunggu...

Apa yang baru saja ia pikirkan?

"Hitamkan rambutmu sepulang sekolah. Aku tidak akan memberikanmu surat peringatan jika kau menuruti perintahku barusan."

"Baik Sunbae."

Junhoe mendengus. Kejadian semacam ini sudah sangat sering ia saksikan di dalam Drama yang 'tak sengaja' pernah ia tonton. Dan satu pertanyaan yang melintas di kepalanya secara tiba-tiba yaitu...

Kenapa Sunbae manis ini tak menegurnya? Padahal ia yakini seratus persen bahwa warna rambutnya saat ini adalah blonde.

'Song Yunhyeong'

Junhoe akan selalu mengingat nama Sunbae manis yang tak pernah menunjukkan senyuman padanya hingga detik ini. Walaupun tak ada hal yang spesial lainnya selain wajah manis yang dimiliki oleh Yunhyeong, Junhoe akan tetap mengingat namanya, dimana kelasnya dan bahkan dengan siapa ia berteman.

Mengenai buku yang baru saja ia baca, ia teringat akan sesuatu hal. Yaitu seseorang yang akan menjadi orang yang spesial untuknya. Ia tidak memiliki Kekasih atau bahkan mantan Kekasih. Karena ia memang tak memiliki ketertarikan untuk hal itu. Ia lebih nyaman sendiri dan terfokus dengan apa yang ingin diraihnya.

Namun tiba-tiba ia merasa tertarik oleh isi buku ini dan berniat untuk mencari kebenaran tentang apa yang telah tertulis di dalamnya. Jadi?

'Apakah aku harus mencari seseorang yang dapat memasuki hatiku agar aku bisa menganalisis buku ini?'

"Hey! Kau yang bertubuh tinggi!"

Ahh suara itu...

Junhoe membalikkan tubuhnya menghadap ke arah suara yang lumayan melengking di belakangnya.

"Aku? Ada apa Sunbae?"

"Kau siswa kelas 10-B, hitamkan rambutmu besok."

Benarkah? Benarkah Song Yunhyeong baru saja menegurnya?

"Apa aku tidak salah dengar?" desis Junhoe.

"Hah? Kau bilang apa?"

"Ah tidak. Baiklah... aku akan menghitamkan rambutku besok, Yunhyeong Sunbae."

Junhoe tersenyum dan berlalu meninggalkan Yunhyeong menuju Kelas. Buku yang berada di kedua tangannya, masih setia ia baca. Memperhatikan setiap deretan kata yang tercetak rapih dan menarik di sana. Hingga matanya berhenti bergerak setelah ia melihat tulisan yang sangat menarik perhatiannya.

"Cinta itu muncul dalam waktu yang bahkan tak pernah kau duga."

.

.

.


-oOo- UNDER THE LIGHT -oOo-


.

.

.

Author:

Yuta CBKSHH

Title:

UNDER THE LIGHT (JUNHYEONG)

Main Cast:

Koo Junhoe

Song Yunhyeong

Support cast:

Kim Hanbin

Kim Jinhwan

Other cast (iKON's members)

Rating:

M

Genre:

Romance, Drama, Hurt/Comfort

Length:

CHAPTERED

Disclaimer:

Cerita ini tidak memplagiat cerita dari orang lain atau cerita manapun. PLAGIARISM ISN'T MY STYLE! NO COPAST! NO PLAGIAT! Semoga kalian suka dan bisa menerima cerita ini dengan baik

Warning:

BL-BoysLove / YAOI / SHOUNEN-AI / HUBUNGAN SESAMA JENIS. MATURE CONTENT INSIDE! NC-21! DLDR! DO NOT BASH BUT KRITIK ATAU SARAN SANGAT DI PERBOLEHKAN. ENJOY IT!

Summary:

[YAOI! NC-21] "Kau menantikan saat dimana aku menciummu di bawah terangnya lampu diantara kegelapan? Apa yang salah? Aku hanya perlu menyatakan cintaku bukan?" JunHyeong/YunJun. IKON Fanfiction. RnR!

Backsong:

Mariah Carey - We Belong Together

- HAPPY READING -

.

.

.

"Sepanjang hari kau hanya melamun dan memandang ke arah jendela. Sebenarnya siapa yang sedang kau pikirkan hm?"

Junhoe mengabaikan pertanyaan dari Chanwoo -teman sebangkunya- yang nyatanya telah membuyarkan lamunan indahnya akan sosok yang akhir-akhir ini 'memang' sedang memenuhi kepalanya.

Bagaimana jika kau menemukan sesuatu pada seseorang yang tak pernah kau kenal sebelumnya?

"Seperti apa yang aku temukan pada dirinya?" gumam Junhoe.

"Hey! Kau bicara apa?"

"Ah tidak. Aku baru ingat kalau Yunhyeong Sunbae menyuruhku untuk menghitamkan rambutku hari ini."

"Kau lupa akan perintahnya? Jelas kau memang cari mati, Junhoe!" peringat Chanwoo.

"Mati? Apakah seorang lelaki berwajah manis sepertinya bisa membunuh orang?" tanya Junhoe dengan bodohnya. Chanwoo mendengus.

"Itu perumpamaan. Ternyata kau benar-benar bodoh."

"Haha aku hanya bercanda. Dan umm.. kenapa kau bicara seperti itu? Seolah-olah ia memang telah membunuh orang?" Junhoe masih penasaran.

"Lupakan. Lebih baik kau cepat-cepat pulang ke Rumah sebelum Yunhyeong Sunbae mendapatimu dengan rambutmu yang masih blonde ini. Kecuali jika kau ingin berurusan dengannya," peringat Chanwoo lagi.

"Ya, aku memang ingin sekali berurusan dengannya," ujar Junhoe santai.

Sesuatu yang kau yakini akan membawamu pada sebuah kehidupan yang indah. Bahkan lebih dari itu, sangat indah. Hingga kau merasakan tak membutuhkan apapun lagi di Dunia ini selain dirinya.

"Koo Junhoe... apa kau tahu siapa Yunhyeong Sunbae? Dia adalah-"

"Dia adalah Ketua OSIS Sekolah kita kan? Kau sudah mengatakannya padaku sebanyak 20 kali pagi ini," Junhoe memutar kedua bola matanya.

"Dan kau tetap masih ingin mencari masalahnya dengannya?" Chanwoo menggelengkan kepalanya tak percaya pada temannya ini.

"Aku tidak mencari masalah. Aku... bahkan menemukan sesuatu dari dirinya."

Dirinya? Ya, seseorang yang nyatanya telah memasuki ruang hatimu melalui celah kecil yang masih berusaha kau tutupi.

"Kau menyukainya?"

"Hmm... tidak bisa dikatakan begitu juga."

"Ingat, dia sudah memiliki seorang Kekasih. Kau tahu Hanbin? Ya, dialah Kekasih Yunhyeong Sunbae."

"Tetapi, aku dengar mereka hanya teman dekat."

"Kau tidak akan mengetahui kebenarannya sebelum kau berhubungan langsung dengannya," tegas Chanwoo. Jujur, ia sudah lelah berdebat dengan Junhoe.

"Pasangan Kekasih bisa saja putus. Walaupun Yunhyeong sudah menjadi Kekasih Hanbin Sunbae sekalipun, aku akan tetap konsisten dengan pendirianku," ucap Junhoe percaya diri. "Aku akan menjadikannya sebagai milikku."

"Kau gila. Kau bahkan menyebutkan namanya tanpa embel-embel 'Sunbae'. Aku hanya mengharapkan yang terbaik untukmu."

"Kau memang harus mendukungku, Chanwoo-ah."

Bel tanda pulang sudah berbunyi, itu berarti sudah saatnya seluruh siswa kembali ke Rumah mereka masing-masing. Termasuk Junhoe, namun lelaki tinggi yang tak tahu malu itu justru tengah berdiri di samping pagar Sekolah seperti sedang menunggu kehadiran seseorang. Kepalanya menengok ke kanan dan ke kiri berharap sosok yang dicarinya segera muncul.

"Hanbin, umm... apa kau ada waktu malam ini?"

Yunhyeong menghentikan langkah Hanbin yang melewatinya dengan sebuah pertanyaan yang menurut Hanbin adalah pertanyaan yang sedikit... canggung?

"Ya, aku bebas malam ini. Apa ada sesuatu yang kau butuhkan dariku?" jawab Hanbin.

"Ada yang ingin aku bicarakan denganmu. Ini... masalah rapat OSIS yang kita bahas minggu lalu. Aku akan menunggumu di Restoran Shabu malam ini jam 7," ucap Yunhyeong terburu-buru tak seperti biasanya.

"Baiklah. Jam 7 di Restoran Shabu."

Hanbin tersenyum dan berjalan melalui Yunhyeong. Untuk informasi, mereka adalah teman sekelas yang sama-sama menjadi Anggota OSIS dari tingkat 3. Mereka sering bertemu dan berinteraksi karena kegiatan OSIS yang sudah 3 tahun ini mereka jalani. Itulah alasan kenapa mereka digosipkan sebagai pasangan Kekasih. Selain mereka terlihat sangat cocok, sikap perhatian yang mereka tunjukkan pada masing-masing sangatlah kuat. Tidak ada alasan bagi mereka untuk tidak menjadi pasangan Kekasih bukan?

Junhoe tersenyum kala melihat sosok yang dicarinya berjalan perlahan menuju ke arahnya. Ah tidak, tapi berjalan ke arah pagar Sekolah. Ia berjalan dengan beberapa tumpukan kertas di tangannya, membuat Junhoe ingin segera membantu membawa tumpukan kertas tersebut. Siapa lagi jika bukan Yunhyeong? Sosok yang berhasil membuat rasa penasarannya memuncak.

"Sunbae, ada yang bisa aku bantu?" tawar Junhoe.

Yunhyeong nampak sedikit terlonjak karena kemunculan Junhoe yang tiba-tiba layaknya Hantu. Berakhir dengannya yang hanya menatap sinis ke arah Junhoe. Terlebih ketika ia tersadar bahwa rambut Junhoe masih berwarna blonde. Bocah ini... tak mematuhi perintahnya sebagai Ketua OSIS.

"Kau boleh membantuku setelah kau mengubah warna rambutmu," ketus Yunhyeong.

"Ternyata kau masih mengingatku," Junhoe tertawa kecil.

"Koo Junhoe dari Kelas 10-B. Aku bahkan mengenal semua siswa tingkat 1 di Sekolah ini."

Yunhyeong melanjutkan perjalanannya diikuti oleh Junhoe yang menyamakan langkah kakinya di samping Yunhyeong.

"Tubuhmu kecil, Sunbae. Aku harus membantumu membawa kertas-kertas itu."

Junhoe memperhatikan wajah manis Yunhyeong yang bahkan jauh lebih manis jika dilihat dari jarak sedekat ini. Ia bahkan tak mempercayai detakan jantungnya sendiri ketika pandangan mata mereka bertemu cukup intens.

"Kau, lebih baik jangan bersikap sok ramah terhadapku. Aku sudah terbiasa membawa barang bawaanku sendiri."

"Huft... sulit sekali melakukan pendekatan dengannya," gumam Junhoe.

"Kau bilang apa?"

"Ah tidak. Aku hanya bergumam, apa kau akan menerima ajakanku untuk makan malam atau tidak."

"Makan malam?" Yunhyeong menghentikan langkahnya dan menatap Junhoe tak percaya.

"Ya, makan malam. Apa kau mau makan malam bersamaku?"

Junhoe menunggu-nunggu jawaban dari Sunbae pujaannya ini. Cukup lama Yunhyeong terdiam, hingga ia mengejutkan Junhoe karena ia mendekatkan wajah mereka berdua secara tiba-tiba.

"Tentu saja tidak!" ketus Yunhyeong. Junhoe menghela nafasnya kasar.

"Oh ayolah. Bisakah kau tak menolakku sekali saja?"

Begitulah sikap Junhoe. Ia bahkan tak memikirkan dampak dari sikap memaksanya ini. Terlebih itu pada Yunhyeong yang menjabat sebagai Ketua OSIS di Sekolah barunya tersebut.

"Dan bisakah kau bersikap sopan pada seseorang yang 2 tahun lebih tua darimu?" hentak Yunhyeong. Ia bisa berubah menjadi galak jika moodnya diganggu oleh orang aneh seperti Junhoe.

"Bagaimana kau bisa tahu usiaku? Bisa saja aku seusia denganmu karena aku tinggal kelas 2 tahun?" goda Junhoe.

"Kau... tinggal kelas?"

"Tentu tidak. Aku hanya bercanda. Jadi... apa kau ingin makan malam bersamaku?"

"Tidak."

"Ayolah, kumohon."

"Tidak. Jangan memaksa!"

"Kenapa? Aku tidak akan-"

"Sekali tidak tetap tidak! Aku sibuk malam ini."

"Jika begitu, aku akan menemanimu di tengah kesibukanmu," Junhoe tak ingin menyerah.

"Kau gila!"

Yunhyeong berjalan dengan cepat menyeberangi jalan dan berlari memasuki Bus yang baru saja tiba di Halte. Hingga Junhoe tak mampu lagi mengejarnya karena Bus lebih dulu melaju. Ia mengabaikan teriakan memalukan dari Junhoe dan menyumpal telinganya dengan headset miliknya. Duduk di kursi paling belakang dan memandang lurus ke depan.

Untuk yang pertama kali, ia baru bertemu dengan seorang yang gila seperti Junhoe. Memaksa untuk makan malam dan mengejarnya tanpa tahu malu. Ia yakin bocah itu hanya ingin mempermainkannya saja karena ia tak bodoh untuk menyadari jika banyak siswa yang membencinya karena sikap tegasnya. Mungkin Junhoe adalah salah satu dari siswa yang membencinya. Ya, kemungkinannya cukup besar.

"Orang aneh!" gumam Yunhyeong kesal.

Namun ekspresi kesal itu dengan cepat berubah menjadi senyuman malu ketika ia membayangkan apa yang akan terjadi malam ini. Di saat dirinya bertemu dengan Hanbin berdua saja di luar kesibukan Sekolah.

.

.

.


-oOo- UNDER THE LIGHT -oOo-


.

.

.

"Di sini hanya ada kita berdua, apa yang kau khawatirkan hm?"

Hanbin menahan tubuh mungil Jinhwan yang hendak mencium bibirnya. Saat ini mereka berdua tengah berada di dalam kamar mandi sebuah Club malam karena Jinhwan memaksa Hanbin untuk menjemputnya di sana dengan alasan dirinya yang tengah mabuk berat.

Jinhwan adalah teman sekelas Hanbin dan bisa juga dikatakan sebagai seseorang yang paling dekat dengan Hanbin. Karena pada kenyataannya mereka adalah sepasang Kekasih. Lebih tepatnya, mereka menjalin hubungan sebagai Kekasih yang sudah berjalan selama 2 bulan ini secara diam-diam tanpa diketahui oleh siapapun. Hanbin yang memintanya. Ia tidak ingin terjadi sesuatu pada Jinhwan mengingat banyak siswa yang mengaguminya.

Dan kali ini, Jinhwan benar-benar membuatnya khawatir. Pasalnya Jinhwan bukanlah tipe seorang yang suka mabuk. Jinhwan adalah seorang siswa yang bahkan sangat baik. Itulah yang membuat Hanbin jatuh hati pada sosok Jinhwan dan menjadikannya sebagai Kekasih.

"Kenapa kau mabuk seperti ini? Kau membuatku sangat khawatir."

Hanbin mencengkram kedua bahu sempit Jinhwan dan menariknya keluar dari kamar mandi tersebut. Namun Jinhwan enggan pergi dan justru mendorong tubuh Hanbin hingga mereka memasuki salah satu bilik kamar mandi yang ada di sana. Dengan cekatan, Jinhwan mengunci pintu kamar mandi tersebut dan duduk tepat di atas pangkuan Hanbin.

"Aku... cemburu."

Hanbin memperhatikan raut sedih yang Kekasihnya tunjukkan padanya saat ini. Jinhwan nampak kacau dan berantakan.

"Cemburu? Aku tidak pernah merasa telah-"

"Yunhyeong. Aku cemburu pada Ketua OSIS itu," rengut Jinhwan. Ia menopangkan kepalanya pada dada bidang Hanbin dan memeluk tubuhnya erat.

"Kau selalu bersamanya dan mengabaikanku. Terlebih semua orang mengira bahwa Yunhyeong adalah Kekasihmu, bukannya aku."

Hanbin lebih memilih untuk mendengarkan curahan hati Kekasih mungilnya ini. Ia usap lembut punggung Jinhwan dan mengecupi rambut halus itu.

"Maafkan aku, ok? Dan kau harus percaya jika aku hanya mencintaimu seorang. Bukan Yunhyeong atau siapapun."

Jinhwan tiba-tiba menegakkan tubuhnya dan mengalungkan lengannya di leher Hanbin. Ia tersenyum sumringah sehingga Hanbin dengan leluasa dapat melihat wajah manis Kekasihnya tersebut.

"Benarkah?" tanya Jinhwan memastikan. Hanbin mengangguk.

"Dan sekarang kau harus kembali ke Rumah. Aku tidak ingin terjadi sesuatu pada dirimu."

"Tunggu."

Hanbin menatap kedua mata sipit Jinhwan dengan pandangan bertanya. Namun Jinhwan hanya tersenyum dan mulai menghapus jarak di antara mereka. Hingga Hanbin merasakan ada sepasang benda lembut mendarat tepat di atas bibirnya.

Ya, Jinhwan mencium bibirnya dengan dalam.

Tidak ingin membuat Kekasihnya ini larut dalam kesedihan, akhirnya Hanbin memilih untuk membalas ciuman itu dan mereka berciuman dengan manis. Tanpa nafsu karena Hanbin benar-benar menghargai perasaan Jinhwan.

"Aku mencintaimu," bisik Jinhwan setelah ciuman mereka terlepas.

"Aku lebih mencintaimu."

Sementara di tempat lain, lelaki berparas manis tengah terduduk seorang diri di salah satu kursi Restoran terlihat seperti tengah menunggu kehadiran seseorang. Dengan secangkir Greentea hangat yang menemaninya, ia masih betah untuk terduduk di sana meskipun nyatanya ia telah menghabiskan waktu selama hampir 1 jam.

"Apakah ia melupakan janji?" gumam Yunhyeong sambil melirik ke arah jam tangannya. Ia menghela nafasnya karena Hanbin tak kunjung muncul.

Pesan yang telah ia kirim, tak dibalas dan panggilan yang ia lakukan tak diterima oleh Hanbin. Apakah lebih baik ia pergi dari tempat ini dan kembali ke Rumah?

Perasan gelisah tiba-tiba muncul. Ia sudah mempersiapkan segalanya untuk malam ini agar Hanbin dapat melihatnya. Namun ia rasa ia harus menyimpan perasaannya lebih lama lagi. Ia tidak memiliki banyak kesempatan untuk bisa berdua saja bersama Hanbin dan mengutarakan cintanya.

"Maaf membuatmu menunggu."

Yunhyeong mengangkat kepalanya setelah tersadar dari lamunannya. Raut sedihnya berubah seketika menjadi ceria karena sosok yang saat ini sudah duduk tepat di hadapannya. Hanbin tersenyum merasa bersalah padanya, salah satu hal yang paling ia sukai dari lelaki tampan ini. Meluapkan rasa kecewanya begitu saja.

"Aku tidak menunggu terlalu lama, akupun baru tiba di sini," jawab Yunhyeong. Jelas ia berbohong.

"Syukurlah. Aku terjebak macet saat menuju ke sini."

Yunhyeong tersenyum.

"Ah iya, apa yang ingin kau bicarakan?" tanya Hanbin memperhatikan Yunhyeong yang tak membawa satupun kertas dokumen OSIS yang akan mereka bahas.

"Kau tidak ingin memesan minum dulu? Kau ingin minum apa? Biar aku pesankan untukmu," Yunhyeong hendak berdiri namun satu tangan Hanbin menahannya.

"Aku bisa memesannya sendiri. Kau terlalu banyak melakukan kebaikan padaku, Yunhyeong."

Yunhyeong tersipu. Ia menyembunyikan wajah merah dan degupan jantungnya dari Hanbin. Ia tidak ingin Hanbin memandangnya aneh karena sikap normal yang ia rasakan saat ini.

Tak berapa lama, Hanbin kembali dengan sebuah minuman di tangannya. Ia kembali duduk di hadapan Yunhyeong dan menatap Yunhyeong dengan seksama.

"Bisa kita langsung saja ke inti permasalahan?" tanya Hanbin. Jujur, ia tak terlalu suka berbasa-basi.

"Sebelumnya aku ingin meminta maaf padamu. Sebenarnya aku mengajakmu bertemu hanya ingin menanyakan sesuatu," mulai Yunhyeong. Hanbin tak mengerti dengan ekspresi wajah Yunhyeong saat ini. Seperti ada yang Yunhyeong sembunyikan darinya.

"Bertanya apa?"

"Apakah kau menyukai Jinhwan?"

"Uhukk uhukk!"

Yunhyeong panik melihat Hanbin terbatuk tiba-tiba. Ia rasa pertanyaannya bukanlah pertanyaan yang terlalu mengejutkan. Mengingat ia yang selalu menyaksikan kedekatan Hanbin dengan Jinhwan selama ini.

"Ma-af..."

"Kenapa kau menanyakan hal itu?" tanya Hanbin. Yunhyeong terdiam.

"Jawab pertanyaanku," paksa Hanbin.

"A-aku... hanya ingin memastikan bahwa kau tak memiliki seorang Kekasih," gugup Yunhyeong.

"La... lu?"

"Kim Hanbin. Aku me-"

"Sunbae!"

Kehadiran Junhoe bagaikan terhempas oleh badai tsunami bagi Yunhyeong. Bocah itu... datang di waktu yang sangat tepat! Mengacaukan segalanya. Menghancurkan moment yang sudah dengan susah payah ia ciptakan untuk menyatakan perasaannya pada Hanbin. Bocah dari Kelas 10-B ini benar-benar menyebalkan. Dan bagaimana mungkin ia bisa berada di sini?

"Apakah ini tandanya kita memang berjodoh?" tanya Junhoe tak tahu malu. Dengan santai ia duduk di samping Yunhyeong, lengkap dengan senyuman lebarnya.

"Koo Junhoe. Pergilah dari sini! Kau mengganggu!" bentak Yunhyeong. Ia bahkan mendorong tubuh tinggi Junhoe agar menyingkir dari tempat istimewanya bersama Hanbin.

"Umm... Yunhyeong? Kau akan melanjutkan perkataanmu?" tanya Hanbin menyadarkan Yunhyeong akan keberadaannya.

"Sampai mana pembicaraan kita tadi?" tanya Yunhyeong bingung. Hanbin tertawa kecil.

"Kau bertanya padaku dan kau me-...?"

"Aku me-..."

Yunhyeong melirik ke arah Junhoe dan tergesa-gesa memikirkan jawaban yang tepat agar ia tak mempermalukan dirinya sendiri di hadapan Hoobae menyebalkan ini. Ia tidak ingin harga dirinya jatuh karena menyatakan cintanya lebih dulu pada Hanbin.

"Aku me-... aku melupakan tugasku yang harus dikumpulkan besok. Ah Kim Hanbin, aku harus segera kembali. Kita akan membicarakan hal ini lain kali. Baiklah, aku... pergi."

Yunhyeong berdiri dan berjalan terburu-buru meninggalkan tempat tersebut. Diikuti oleh Junhoe yang 'masih setia' mengejarnya, dan meninggalkan Hanbin yang tengah menganga bingung disana seorang diri.

Perfect!

Satu malam berharga milik Yunhyeong, telah dihancurleburkan oleh Hoobae kurang ajar bernama Junhoe.

"Sunbae! Kenapa kau berlari? Tunggu aku!" teriak Junhoe.

"Sial!" umpat Yunhyeong.

"Sunbae! Sunbae~!"

Yunhyeong menutup kedua telinganya, dan terus berjalan mengabaikan pandangan aneh orang-orang yang menuju ke arahnya, karena seorang lelaki yang sedari tadi terus meneriakinya. Junhoe benar-benar memalukan! Dan juga... kenapa Hoobae bodohnya itu terus mengejarnya seperti ini? Hell, mereka tak memiliki urusan apapun!

Dengan geram, Yunhyeong menghentikan langkahnya dan berbalik menghadap Junhoe. Ia memberikan tatapan meminta penjelasan, dibumbui sedikit rasa kesal. Dan betapa beruntung, Junhoe memahami ekspresi wajah Sunbae manisnya tersebut.

"Bisakah kau berhenti menggangguku?" mulai Yunhyeong. Senyuman lebar Junhoe perlahan meluntur.

"Aku tidak bermaksud untuk mengganggumu, aku hanya-"

"Sudahlah. Sebaiknya kau pergi dari hadapanku."

Nada bicara Yunhyeong tiba-tiba melemah.

"Kau tahu? Kau baru saja menghancurkan semuanya."

Yunhyeong kembali berbalik, dan berjalan menjauhi Junhoe yang mematung. Namun ada yang terlihat aneh dari Yunhyeong...

Ia memperlambat langkah kakinya, dan nampak lesu.

.

.

.

.

.

.

To Be Continued...

.

.

.

.

.

.

NEXT? Review Juseyo~~